MasukLunad melemparkan sorot mata agak terkejut pada Ardika dan berkata, "Bocah, aku akui aku telah meremehkanmu lagi."Bagaimanapun juga, level wakil ketua Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan lebih tinggi dibandingkan kedudukan Lunad.Namun, saat ini hanya terlihat ekspresi agak terkejut di wajah Lunad, sama sekali tidak terlihat ekspresi malu sekaligus marah karena telah dipermalukan oleh Ardika, atau ekspresi ketakutan terhadap Cahdani.Ardika tersenyum tipis dan berkata, "Masih ada banyak hal yang kamu remehkan."Setelah mendengus dengan meremehkan, pandangan Lunad tertuju pada Cahdani yang berjalan masuk dengan membawa anggotanya.Tanpa beranjak dari sofa sama sekali, Lunad berkata sambil tersenyum palsu, "Ternyata Pak Cahdani dari Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan, ya. Kamu membawa begitu banyak orang datang ke Klinik Torem untuk berobat, ya?""Sayang sekali, kamu datang terlambat selangkah, Klinik Torem sudah dihancurkan oleh Dendo dan anak buahnya ...."Dendo hanya t
"Kak Ardika."Tanpa butuh waktu lama, panggilan telepon sudah terhubung, terdengar suara Cahdani dari ujung telepon."Di Klinik Torem. Lunad dari Aula Hukum cabang Gotawa sudah datang."Setelah mengucapkan beberapa patah kata itu, Ardika langsung mengakhiri panggilan teleponnya.Sebelumnya dia baru saja sedang membicarakan soal Jemi memiliki tokoh hebat Organisasi Snakei cabang Gotawa sebagai pendukungnya dengan Cahdani.Namun, dia juga tidak menyangka Jemi telah mengundang orang dari cabang Gotawa kemari secepat ini. Sangat jelas lawannya itu berencana untuk menyerang terlebih dahulu.Akan tetapi, Ardika juga sama sekali tidak takut. Setelah menyimpan kembali ponselnya, dia juga langsung duduk di sofa."Di hadapan Pak Lunad, kamu juga berani duduk?""Cari mati, hah?!"Seorang murid Aula Hukum langsung mengangkat sarung pedangnya, bersiap untuk mengeluarkan pedang.Sorot mata Ardika langsung berubah menjadi dingin, tiba-tiba saja ujung kakinya menjinjit ke arah depan.Dengan iringan bu
"Arogan?"Lunad melambaikan tangannya kepada para murid yang berdiri di belakangnya. Sorot matanya yang sedingin dan setajam bilah pisau tertuju pada Ardika. Dia berkata, "Ya, kamu benar. Aula Hukum Organisasi Snakei memang searogan itu.""Aula Hukum Organisasi Snakei juga berhak untuk bersikap arogan seperti ini!""Kami memiliki hak istimewa untuk bertindak dulu baru melapor.""Menurutmu, bolehkah aku arogan?"Semua murid Aula Hukum menatap Ardika dengan tatapan seperti melihat badut.Entah dari mana asalnya orang kampungan ini, berani-beraninya dia mempertanyakan Aula Hukum Organisasi Snakei seperti itu!Ketidaktahuan seperti ini benar-benar terlihat sangat konyol.Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalaupun kamu memiliki hak istimewa, itu juga bertujuan untuk mempermudahmu dalam bekerja, bukan untuk kamu manfaatkan sebagai dalih bertindak semena-mena.""Haha ...."Begitu mendengar ucapan ini, Lunad seperti mendengar lelucon yang sangat lucu. Dia langsung mengangkat kepalanya dan
"Pak Jemi pernah menyelamatkan tokoh penting Organisasi Snakei cabang Gotawa. Kali ini, kedua kaki Tuan Muda Ellias dipatahkan. Pak Jemi langsung mengundang Pak Lunad untuk turun tangan menegakkan keadilan bagi putranya!""Dasar buta! Kamu bukan hanya nggak mengenali Pak Lunad, kamu bahkan berani menghinanya! Apa kamu cari mati?!"Dendo melontarkan kata-kata arogan terhadap Gabriel. Sekarang, sudah ada anggota Organisasi Snakei cabang Gotawa yang turun tangan untuk membantunya. Tentu saja dia tidak perlu takut pada Gabriel lagi.Mungkin saja sekarang Gabriel yang harus takut padanya."Apa?""Aula Hukum Organisasi Snakei cabang Gotawa!"Gabriel sama sekali tidak bisa mendengar kalimat terakhir yang diucapkan oleh Dendo lagi, wajahnya sudah berubah menjadi pucat pasi.Saat ini, ekspresi satu per satu dari para anak buahnya itu juga berubah drastis. Mereka mulai menunjukkan ekspresi ketakutan.Dengan menyebutkan Organisasi Snakei cabang Gotawa saja, sudah cukup untuk mengintimidasi mereka
Satu demi satu kejadian ini, sudah membuktikan Ardika bukanlah orang yang sederhana.Tentu saja yang paling Gabriel anggap serius adalah, hubungan antara Ardika dengan Jace, Wali Kota Ibu Kota Provinsi.Ibarat orang dengan kekuasaan lebih besar, juga tidak bisa menandingi orang yang berkuasa atas lokasi setempat.Terlepas dari seberapa hebat tokoh penting tingkat provinsi, tidak ada hubungannya dengannya, juga tidak akan berinteraksi dengannya.Namun, Jace selaku orang nomor satu di ibu kota provinsi, adalah orang yang bisa menentukan nasibnya hanya dengan satu kalimat!Dalam sekejap, Gabriel sudah mengerti seharusnya dirinya memihak pada siapa dalam masalah ini.Walaupun Jemi, salah satu dari empat raja preman dunia preman ibu kota provinsi sangat hebat, tetapi pria itu tidak bisa menentukan nasibnya.Sebaliknya, anak buah Jemi yang akan sering berinteraksi dengannya. Setiap menjelang tahun baru atau ada festival-festival penting, mereka bahkan harus mengantarkan hadiah untuknya, agar
Saat ini, Dendo yang sedang duduk di sofa kembali menyilangkan kakinya. Dia bahkan menyalakan rokoknya, lalu mengembuskan asap rokoknya dan berkata, "Hehe, ternyata Pak Gabriel dari kantor polisi cabang Palba, ya. Kita ini sudah kenalan lama.""Hari ini aku sedang bertugas di sini, jangan dipersulit, ya?"Pemimpin dari sekelompok anggota kepolisian itu adalah Gabriel Irawan, ketua kantor polisi cabang Palba.Saat ini, begitu mendengar ucapan Dendo, dia langsung mengerutkan keningnya dan berkata dengan dingin, "Dendo, apa seperti ini cara kalian menjalankan tugas?""Jangan keterlaluan kamu!"Dendo tertawa, lalu berkata dengan santai, "Hari ini Ellias, putra Pak Jemi dipukuli oleh seorang bocah yang nggak jelas asalnya dari mana. Jadi, Pak Jemi menugaskanku ke sini.""Seharusnya kamu juga tahu, Tuan Muda Ellias sangat disayangi dan dimanjakan oleh Pak Jemi. Sekarang kedua kakinya malah dipatahkan orang.""Kalau orang yang memukulnya nggak membayar harga atas perbuatannya itu, mungkin mas







