Home / Urban / Menantu Sang Mafia / Kau Memanggilku Apa?

Share

Kau Memanggilku Apa?

Author: Kiki Miki
last update Last Updated: 2025-02-19 20:00:37

Crystal seperti biasa bangun setelah jarum jam menunjukkan di atas pukul 08.00 pagi. Rutinitas pagi hariannya begitu ia bangun adalah membuka jendela kamarnya yang berada di lantai dua rumah ini. Lalu seperti hari-hari sebelumnya iapun akan keluar ke balkon dan menikmati udara pagi sekaligus matahari pagi untuk ia sedikit berjemur. Katanya sinar matahari pagi dibawah jam 9 pagi sangat bagus untuk kesehatan kulit dan tulang. Oleh karena itu wanita itu selalu menyempatkan diri untuk berjemur di pagi hari.

Mungkin semua akan terasa biasa, andai pagi ini ia tidak melihat dan merasakan sesuatu yang sedikit berbeda seperti saat ini ia melihat si bo-doh Ethan itu sedang berada di depan kap mobil terbuka milik ayahnya. Ethan terlihat serius sedang memperbaiki mobil itu. Dengan kain lap dan kunci-kunci di tangannya serta hitam oli yang sedikit belepotan di wajahnya membuat ia terlihat tampan dan eksotik. Setidaknya demikianlah penilaian pribadi Crystal sekilas pandang kepadanya.

Apa? Apa tadi, Crys? Dia tampan dan eksotik? Hah! Tidak mungkin! Bantah Crystal dalam hati.

Sambil mengumpat pemikirannya yang seperti itu, Crystal pun meninggalkan balkon sambil tersenyum uring-uringan menuju kamar sebelah, tempat Clarissa putrinya berada.

Senyumnya merekah indah begitu melihat putrinya Clarissa tengah bermain bersama memberikanAnna, pengasuhnya.

"Clarice, apa kau sudah mandi?" tanyanya pada gadis kecil yang memakai gaun harian baby doll dengan motif polkadot itu.

Clarissa mengangguk senang. Gadis kecil itu memang belum terlalu lancar berbicara, dan ia juga adalah tipikal anak perempuan yang pemalu.

"Sudah?" tanya Crystal sambil menggelitiki Clarissa berharap mendapat interaksi lebih dari putrinya itu.

"Sudah," jawab Clarissa dengan suaranya yang imut dan menggemaskan.

"Sudah makan?" tanya Crystal lagi.

Lagi-lagi bocah kecil itu mengangguk.

"Baiklah, Clarice memang anak pintar!" puji Crystal mengapresiasi putrinya yang sudah mandi dan makan bahkan lebih awal darinya.a

Sesaat Crystal yang senyumnya merekah tadi kemudian kembali manyun melihat rambut putrinya yang dikuncir seperti pohon kelapa di atas kepala. Lalu Crystal pun berpaling pada Anna.

"Siapa yang menguncir rambut Clarice seperti ini?" tanya Crystal dengan nada menuduh.

Anna menggigit bibirnya gugup.

"Apa Ethan?" tanya Crystal dengan tak sabar.

Anna mengangguk dengan raut wajah bersalah.

Crystal mendengus kasar mengetahui tebakannya benar.

"Dia juga yang memandikan Clarice?"

Anna kembali mengangguk.

"Yang memberinya makan?" Crystal lanjut bertanya.

Lagi-lagi hanya anggukan yang didapat oleh Crystal, membuat ia mendengus kasar.

Kali ini Anna tahu kalau ia pasti akan didamprat oleh majikannya ini. Anna sendiri heran kenapa Crystal selalu kasar kepada suaminya. Selama ia bekerja sejak Clarissa berumur dua minggu, dia telah melihat dan mengenal dengan baik mendiang suami bosnya itu. Alessandro Besson sepanjang penilaiannya adalah suami dan ayah yang baik. Bahkan kepada orang lain seperti kepada Anna sendiri, dia selalu ramah dan hangat, apalagi kepada anak dan istrinya. Yang mengherankan bagi Anna adalah majikan perempuannya itu Crystal, sebaik apapun Alessandro kepadanya, Crystal seperti tidak pernah menghargainya. Begitupun dengan suaminya yang sekarang, Ethan.

Sungguh kehidupan orang kaya yang tidak dimengerti oleh Anna. Terkadang dia berpikir,

Jika laki-laki baik seperti Alessandro dan Ethan saja bukan tipe lelaki idamannya, maka harus lelaki seperti apa lagi yang bisa menarik hatinya? Anna sungguh tidak mengerti.

"Anna! Aku sudah pernah bilang padamu, Jangan pernah biarkan Ethan mendekati Clarice! Apa telingamu itu tidak berfungsi dengan baik? Atau itu mengalami disfungsi sehingga tidak dapat mencerna perkataan orang lain?" kesel Crystal.

"Maafkan saya, Nona! Saya sudah melarang, tetap itu Tuan Ethan bersikeras ingin memandikan dan memberi Clarissa makan," kata Ana mencoba membela diri.

"Kalau dipekerjakan untuk mengurus Clarissa. Jika pada akhirnya orang lain yang mengerjakan lalu disini gunamu apa?" Dengan sinis Crystal terang-terangan menyalahkan Anna.

Anna sangat tahu kalau pada akhirnya, ia tetaplah harus menjadi orang yang mengalah.

"Baiklah, maafkan saya, Nona Crystal! Itu tidak akan terjadi lagi!" ucapnya sambil berjanji.

"Baiklah, kali ini aku memaafkanmu. Clarice, kau mau ke bawah bersama Mama tidak?" ajak Crystal pada putrinya itu.

Clarissa dengan senang mengangguk. lalu Crystal pun membawa Clarissa untuk turun ke bawah. Akhir-akhir ini gara-gara sibuk mengurusi masalah pernikahan tidak pentingnya dengan Ethan, ia sampai melewatkan quality time dengan putrinya sendiri. Maka hari ini ia berencana menghabiskan waktu dengan Clarissa.

"Baiklah, kita akan bermain di halaman depan Clarice, sekalian kita berjemur mumpung ada matahari pagi ini," ajak Crystal pada putrinya.

Lagi-lagi Clarissa hanya tersenyum mengangguk. Ia senang bisa menghabiskan waktu dengan ibunya.

"Anna, kamu ambil beberapa mainan Clarice dan bawa ke depan!" perintah Crystal pada Anna.

"Baik, Nona Crystal," jawab babysitter itu dengan patuh.

Hanya dalam hitungan menit, ketiganya sudah berada di halaman depan rumah mewah Benigno. Crystal pun menggelar alas untuk mereka duduk di bawah pohon pinus, plus mengikat hammock ayunan gantung di kedua sisi pohon pinus. Lalu ia pun segera naik ke ayunan itu.

"Hai, Clarissa!!!" seru Ethan saat menyadari kalau ada Clarissa dan Crystal sedang bersantai menikmati matahari pagi di halaman rumah.

"Papa!!" Clarissa pun menyahut sambil melambaikan tangannya kepada Ethan. Terlihat ia sangat senang, disapa oleh ayah sambungnya itu.

Hah? Papa katanya?

Crystal memandang sebal pada Ethan. Bagaimana bisa pria itu dengan gampang mendapatkan hati putrinya.

"Clarice!" panggil Crystal pada Clarissa untuk mengalihkan perhatiannya dari Ethan.

Clarissa menoleh pada ibunya.

"Susun balok mainannya sampai membentuk kastil. Anna, tolong kamu bantu!" perintah Crystal pada Anna.

Usai mengatakan itu, Crystal pun kembali memejamkan matanya di bawah perlindungan kaca mata hitamnya agar ia tidak silau. Sementara itu Clarissa dengan Anna kembali memainkan mainan leggo atau susunan balok milik Clarissa.

Crystal hampir ketiduran, saat ia mendengar ocehan Ethan ya g rupanya kini mendatangi mereka.

"Kau baru saja bangun, itu pun kesiangan, lalu kemudian kau ingin kembali tidur? Ckckck! Benar-benar wanita pemalas!" cercanya.

Crystal dengan kesal langsung duduk dan menyampirkan kacamatanya di atas kepala. Dan lihat, lelaki tidak tahu diri ini! Dia bahkan telah menggendong Clarissa.

"Clarissa, kau mau berjalan-jalan dengan Papa pakai mobil itu?" tanya Ethan pada Clarissa sambil menunjuk ke mobil bak terbuka milik Benigno yang baru dia perbaiki tadi.

Clarissa yang lugu dengan mudahnya menganggukkan kepalanya sambil tersenym diajak oleh Ethan untuk jalan-jalan dengan mobil itu.

"Tidak! Kau tidak boleh membawanya!" larang Crystal kesal. Kali ini ia bahkan sampai melompat dari ayunan.

"Aku tidak akan membawanya jauh-jauh. Hanya disekitar sini saja, Crys. Jangan berlebihan!"

"Berlebihan katamu? Kau tahu seberapa banyak musuh Benigno Mensina di luar sana? Bagaimana kalau mereka mengikutimu dan mencelakai Clarice?"

"Aku ayahnya, aku akan melindunginya!" jawab Ethan mantap.

"Hah? Ayahnya? Hanya karena kau berhasil menikahiku dengan cara curang, tidak berarti kau adalah ayahnya Clarice! Jangan bermimpi!" teriaknya marah.

Ethan memutar bola matanya dengan malas.

"Menikahimu dengan cara curang? Oh, ayolah! Kaulah yang menikahiku dengan cara curang. Jelas-jelas hak asuh Clarissa jatuh padaku. Dan seperti kau bilang di luar sana ada banyak musuh dari ayahmu. Lantas siapa yang menawarkan pernikahan ini agar tidak kehilangan hak asuh atas Clarissa. Itu ...kau!" Ethan menekan jari telunjuknya di kening Crystal.

"Itu karena aku tidak punya pilihan lain, bede bah!" maki Crystal.

"Apa pun itu, Ja lang!" balas Ethan sambil berbalik badan, membawa Clarissa dalam gendongannya.

"A-apa?! Kau berani memanggilku apa?!" teriak Crystal marah.

****

Jangan lupa bantu masukin ke rak ya gengs ...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menantu Sang Mafia   Kau Ingin Memberiku Hadiah?

    Crystal masih terpaku melihat kedua orang yang tidak ia kenal siapa itu sedang berkelahi di hadapannya. Berbeda dengan Bertha yang segera cepat tanggap terhadap situasi tak menguntungkan itu. Ia segera buru-buru mendudukkan Clarissa di kursi, tepat di sebelah Crystal. Lalu iya pun mendorong kursi roda itu menjauh dari area itu."Ayo, Nyonya! Kita pergi saja dari sini. Di sini sangat berbahaya!" kata Bertha mencoba memperingatkan wanita yang dia lihat sembuh kembangnya dari sejak kecil itu."Si-siapa mereka, Bertha?" tanya Crystal dengan menggumam."Emm ... entahlah, aku tidak tahu, Nyonya Crystal. Kalau aku berpendapat sebaiknya kita pergi saja dari sini. Di sini terlalu berbahaya," kata Bertha.Wanita itu tanpa berpikir panjang lagi segera memutar balik kursi roda Crystal yang diduduki oleh sepasang ibu dan anak itu menuju ke arah rumah mereka yang berjarak sekitar 50 meter dari tempat itu."Tapi Bertha ... bagaimana dengan mereka?" tunjuk Crystal ke arah kedua orang asing yang sedan

  • Menantu Sang Mafia   Es Krim Dan Gelato

    "Mamaaaa!!!" seru Clarissa dari sisi jalan yang berseberangan dengan di mana Crystal sedang berada di kursi rodanya seperti saat ini.Crystal melambaikan tangannya untuk membalas seruan Clarissa dari samping mobil penjual es krim ituSebenarnya jalanan komplek itu tidak terlalu lebar. Seperti halnya jalanan komplek di perumahan-perumahan lain. Hanya saja Crystal memang lebih memilih untuk tidak ikut menyeberang dengan Bertha dan Clarissa yang sedang ingin membeli es krim di penjual es krim dengan mobil khusus itu. Crystal untuk menunggu di seberang jalan sambil tetap sibuk dengan ponselnya untuk mencari tahu apakah Ethan sudah aktif atau tidak.Beberapa kali Crystal menempelkan ponsel itu di telinganya dan beberapa kali pula dia harus memasang raut kecewa karena hingga saat itu pun, Ethan tetaplah tidak bisa dihubungi. Sangat menyebalkan![Nomor yang anda tuju sed ....]Crystal melepas ponsel yang menempel di telinganya dan merengut kesal."Ah, Ethan sialaaaaan! Sebenarnya apa maumu s

  • Menantu Sang Mafia   Siapa Kedua Orang Itu?

    Brrrruuuuum!!!! Crystal yang sudah berada di tengah jalan tersentak dan spontan berhenti menekan tuas pada kursi rodanya. Hanya berkisar beberapa meter saja sebuah motor sport dengan cc besar saat ini sedang melaju kencang ke arahnya. Dalam hitungan detik saja, Crystal tersadar kalau dia sedang berada dalam bahaya. Refleks tangannya meraih tuas kursi roda itu agar bergerak maju, namun sepertinya meski kursi roda itu berhasil bergerak pun namun kalau dilihat dari kecepatan motor sport yang sedang melaju ke arahnya itu, rasanya tetap saja akan sulit baginya untuk lolos dari kecelakaan jika motor besar itu menabraknya. Mungkin Crystal memang tak sempat untuk berpikir panjang tentang sebuah alasan mengapa pengendara motor itu bisa tiba-tiba saja berada di jalanan komplek perumahan yang sepi dengan mengendarai sepeda motor yang melaju kencang. Entah dari mana datangnya sepeda motor itu? Crystal bener-bener tak mengerti. Tetapi satu yang pasti, pengendara sepeda motor itu pastilah senga

  • Menantu Sang Mafia   Pengintai

    Crystal merasa bosan saat ini. Sejak kemarin Ethan tak lagi bisa dihubungi setelah mereka saling bertelepon dan melakukan panggilan video. Crystal setelah berulang-ulang mencoba menghubungi nomor pria itu. Namun sangat disayangkan karena hingga detik ini nomor ponsel begitu belum aktif juga.[Il numero che hai composto è inattivo e fuori portata. Si prega di lasciare un messaggio dopo il seguente tono... ]BIP!!![Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan. Mohon tinggalkan pesan setelah nada berikut ...]BIP!!Crystal menjauhkan ponselnya dari telinga sambil menggerutu. Sungguh saat ini dia merasa kesal setengah mati. "Ethan!! Sebenarnya ada apa denganmu? Kenapa kau tidak mengaktifkan ponselmu!" maki Crystal sambil mengomel pada ponsel yang ada di genggaman nya satunya.Clarissa yang sedang memakan serealnya disuap oleh Bertha hanya bisa melihat sang mama dengan wajah tertarik ingin mengetahui kemana papa Ethan-nya. Tetapi untuk menanyakannya langsung rasa

  • Menantu Sang Mafia   Sampai Titik Darah Penghabisan

    "Justru itulah alasan aku mengundang kalian datang ke sini. Kita harus berdiskusi untuk mencari tahu bagaimana cara agar bisa membebaskan mereka dari sana," kata Ethan.Mereka para member Aquila Nera yang ada di sana pun mengangguk-anggukkan kepala tanda sepakat dengan kata-kata dari Ethan itu, meski pun dalam hati dan pikiran mereka masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang ingin mereka lontarkan. Tapi mereka sadar diri kalau ini bukanlah saat yang tepat untuk terlalu banyak bertanya."Kalau begitu kita bisa mulai sekarang berdiskusi tentang apa yang harus kita lakukan untuk bisa mengeluarkan sekitar empat puluhan orang dari Ventra Della Terra?" tanya Ethan meminta pendapat para anak buahnya.Para anak buah Aquila Nera itu pun mengangguk."Lalu kalau begitu, apakah kira-kira kalian memiliki ide?" tanya Ethan pada mereka.Ethan menatap satu persatu orang-orang yang mengelilingi meja bundar meeting room Hotel Savona Catania itu."Baiklah, sebelum kalian mengeluarkan pendapat kalian masi

  • Menantu Sang Mafia   Tangan Kanan Capo?

    "Julia?" gumam seseorang saat mendengar nama itu disebut oleh Ethan."Julia? Julia kita? Tangan kanannya Capo?" Yang lain pun ikut menimpali."Ehem ..." dehem Ethan saat mendengar reaksi terkejut dari para anggota Aquila Nera.Tangan kanannya Capo? Kata-kata itu entah bagaimana bisa membuat Ethan merasa tertohok. Posisi Julia selama ini memang selalu menjadi orang kepercayaan dari Ethan. Hampir semua dari member Aquila Nera tahu kalau sebelumnya kado orang itu pernah menjalin hubungan asmara namun kandas dikarenakan Ethan yang telah menjabat menjadi seorang Capo dei Capi. Dan situasi itu juga yang pada akhirnya membuat Ethan menjadi tidak enak hati karenanya. Ya, tentu saja. Para member Aquila Nera ini meski tidak berani mengungkapkan secara jujur apa yang ada di hati mereka terkait hubungan asmara Ethan dan Julia, namun Ethan tahu kalau dalam hati mereka masing-masing, pastilah saat ini mereka sedang menyalahkan dirinya yang lalai karena telah memelihara musuh dalam selimut."Ak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status