Emily hanya mengangkat kedua pundaknya saja untuk merespon apa yang dikatakan oleh Aurier.Bagi dirinya yang terpenting adalah sudah memberikan saran. Mau dengar atau tidak itu urusan Aurier, dia tidak bisa memaksakannya."Apa kamu punya saran hadiah yang bisa kuberikan kepada Alexa? Mumpung masih siang, jadi bisa nyari secepatnya sebelum dia pulang ke rumah," tanya Aurier."Memangnya kenapa kalau dia sampai pulang ke rumah, Pak? 'Kan bisa memberikannya ke rumah Bu Alexa?" tanya Emily, heran.Aurier tersenyum seraya menggelengkan kepalanya. Lalu dia berkata, "Aku pikir kamu pandai dalam membaca situasi. Selama ini aku menilaimu seperti itu, tapi nyatanya dalam hal ini kamu nggak bisa membaca dengan baik. Apa kamu juga ada masalah dalam percintaan?"Emily memang tidak memiliki kekasih semenjak dia menjadi asisten pribadi Aurier 2 tahun yang lalu. Karena pada saat itu, ketika wawancara untuk mendapatkan posisi sebagai asisten pribadi, salah satu syaratnya adalah mengharuskan dirinya unt
Mendengar Alexa protes, Bastian malah menjadi terpancing emosinya. Dia pun kemudian berkata, "Aku bukan melarangmu tapi seenggaknya kamu harus ngabarin aku dulu. Kamu itu wanita nggak bisa disamakan dengan aku. Jika ada sesuatu yang terjadi kepadamu, kamu bisa apa? Melawan juga nggak akan mungkin bisa!"Alexa mengangguk-anggukkan kepalanya seraya berkata, "Siapa bilang aku nggak bisa melindungi diriku sendiri? Aku buktikan nanti kalau aku juga bisa melindungi diriku sendiri!"Bastian menghela napas panjang untuk menenangkan dirinya sendiri. Lalu dia berkata, "Bukan begitu maksudku! Coba kamu pikirkan lagi, apa salah aku khawatir sama kamu? Jangan terlalu egois dan keras kepala. Ada saatnya kamu harus mengerti dengan menggunakan hati!""Ya habisnya kamu curang! Aku nggak pernah marah dan ngelarang kamu untuk ketemu sama seorang wanita, makan malam bersama dengan dia atau pergi malam hari, entah pergi kemana! Tapi kenapa giliran aku, kamu malah marah? Nggak adil banget!" Alexa masih mem
Pertanyaan yang dikeluarkan oleh Alexa benar-benar di luar dugaan Bastian. Tadinya dia mengira kalau Alexa akan menceritakan tentang Aurier, namun ternyata salah."Kamu bertanya apakah aku cinta sama kamu dan sejauh mana aku berkorban?" tanya Bastian balik.Alexa menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan dari Bastian."Cinta, siapa yang bisa memperlihatkan cinta dengan kata-kata? Aku rasa cinta nggak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Cinta itu jauh lebih rumit dari ilmu fisika. Cinta itu menyoal tentang perasaan, bagaimana orang bisa menunjukkan perasaannya hanya dengan kata-kata? Cinta itu hanya bisa dirasakan dan dilihat dari tindakan. Apa kamu pikir selama ini apa yang aku lakukan untukmu itu bukan cinta?" tanya Bastian seraya mengangkat kedua bahunya dan telapak tangan kirinya yang terbalik menengadah Alexa terdiam. Dia tidak bisa menjawab pertanyaan dari Bastian.Jujur. Dia tidak pernah memperhatikan suaminya dengan sungguh-sungguh dan dengan serius.Apa yang dilakukan
Baik Amy maupun Bastian langsung menoleh ke arah sumber suara dan mereka terkejut ketika Alexa berada di ambang pintu. Ternyata suara itu memang benar suara Alexa."Alexa? Kamu datang ke sini nggak ngabarin aku dulu?" tanya Bastian seraya menghampiri istrinya itu.Alexa tidak menjawab pertanyaan dari Bastian. Dia masih sangat penasaran kenapa mamanya dan Bastian ada di kamar berdua dan terlihat begitu dekat"Jawab dulu pertanyaan aku! Kalian ngapain ada di dalam kamar berduaan?" Alexa bertanya dengan suara yang tinggi dan tatapan yang penuh curiga.Bastian tentu saja bingung untuk menjawab pertanyaan itu. Dia tidak pandai berkelit dan berbohong. Jika dia berbohong, dari raut wajahnya terlihat jelas.Namun Amy adalah wanita yang pandai dalam berbohong dan berkelit. Dia sudah biasa melakukannya bahkan sampai memfitnah orang pun mudah baginya."Kenapa kamu bertanya seperti itu? Bukankah kamu tahu alasan Mama ke sini? Semalam 'kan, Mama udah bilang sama kamu kalau Mama mau bertemu dengan
Amy yang merindukan disentuh oleh lelaki hingga membuatnya di setiap malam terus menggunakan mainan berbentuk tongkat ajaib milik pria, pikiran sehatnya sudah hilang.Dia tidak mau melepaskan kesempatan untuk bisa merasakan kenikmatan yang sebenarnya. Apalagi saat menyadari kalau pemilik Bastian lebih besar dibanding milik James."Aku setuju!" jawab Amy dengan suara yang bergetar dengan diikuti desahannya.Bastian tersenyum. Kemudian dia menurunkan kembali wajahnya di leher Amy dengan tangan yang menyentuh dada wanita itu.Saat Amy sedang merasakan kenikmatan yang sangat tinggi, Bastian menghentikan tindakannya dan menjauhkan tubuhnya."Katamu, kamu setuju, 'kan? Kalau begitu kamu robek dulu surat permohonan cerai itu. Setelahnya itu kita melanjutkan permainan ini. Aku akan membuatmu terbang melayang!" ucap Bastian. Lalu pria itu pun berjalan ke kasur dan duduk di pinggirnya.Amy yang sudah tidak bisa membendung gejolak gairahnya, dengan cepat langsung mengambil surat permohonan cerai
Siapa yang tidak terkejut dan marah jika tiba-tiba ada seseorang yang secara mendadak, tidak ada angin, tidak ada badai, melempar sebuah berkas ke wajah?Begitu pula Bastian. Dia terkejut ketika mendapati dirinya dilempar dengan sebuah berkas."Ma! Bisa sopan sedikit gak, sih! Kalau datang ke tempat orang tuh, ya, ngomong baik-baik. Jelasin ada keperluan apa, ini malah ngelempar kertas ke muka orang. Coba kalau orang lain yang Mama gituin, pasti Mama udah dipukul sama orang itu!" Bastian begitu kesal kepada mertuanya namun masih ditahan olehnya agar tidak meledak."Nggak perlu bersikap sopan sama orang kayak kamu! Memangnya kamu itu siapa? Konglomerat yang harus dihormati?" kaya Amy dengar ekspresi wajah yang begitu menyebalkan.Bagi wanita paruh baya itu, hanya konglomerat saja yang layak untuk dihormati. Jika orang-orang yang dinilai olehnya berada di bawah level dirinya, jangan harap mendapatkan rasa hormat darinya, jika penghinaan, dia akan melakukannya dengan sangat baik Bastian