Setelah pemakaman Farah, Bastian jauh lebih pendiam dan lebih serius. Kematian ibu angkatnya itu begitu mengguncangnya.Alexa harus selalu mengajaknya bicara karena jika tidak dia duluan yang mengajak bicara, Bastian tidak akan berbicara terlebih dahulu. Mungkin hanya beberapa hal yang sangat penting saja yang membuat dia bicara.Anastasia hampir sama dengan Bastian, namun dia di tahap yang lebih baik. Bahkan Anastasia sudah bisa bekerja dan meng-handle Pommes Frites karena Bastian masih butuh waktu untuk bisa fokus kembali kepada bisnisnya itu.Pagi sampai sore hari, Bastian selalu sendiri. Hanya terkadang Charlie atau Davis yang berkunjung ke kamar Bastian untuk mengajaknya berbicara.Namun saat ini setelah 10 hari kematian Farah, Bastian menuju ke lobby hotel seorang diri.Ketika melihat Bastian keluar dari pintu lift, Charlie yang sedang santai, merokok sambil ngopi, langsung berdiri dan bergegas menghampiri Bastian."Tuan Dominic! Jika ada perlu Tuan bisa menghubungiku saja, aku
Anastasia histeris meratapi kepergian ibu kandungnya.Bayangkan saja betapa hancurnya Anastasia yang baru beberapa bulan saja bersama dengan ibu kandungnya dan kini sudah harus dipisahkan kembali tapi kali ini dipisahkan untuk selama-lamanya.Bastian tidak sanggup untuk melangkah lebih dekat walau dia sadar jika dirinyalah yang seharusnya memeluk tubuh Anastasia untuk menenangkan wanita itu. Tapi setiap kali dirinya ingin melangkah, hatinya selalu bergetar sangat hebat yang membuatnya menangis tersedu-sedu.Antoine yang berada di dalam sana dan melihat apa yang terjadi kepada Anastasia, membuatnya bersimpati. Dia pun kemudian melangkahkan kakinya mendekati Anastasia dan berlutut di samping Anastasia.Tidak peduli dirinya tidak kenal dengan Anastasia dan Anastasia akan menerimanya atau tidak, Antoine langsung menarik tubuh Anastasia dan memeluknya."Tenangkan dirimu. Jangan menangis berlebihan karena itu akan membuat ibumu menjadi berat. Dia akan sedih saat melihatku menangis dan ketik
Suara tembakan dikala sudah dalam posisi menang membuat semua orang terkejut. Bahkan Bastian yang merasakan darah mengenai tubuh dan wajahnya begitu syok dengan kejadian itu.Dia sama sekali tidak merasakan sakit atau merasakan apapun kecuali air yang mengenai kulit tangan dan wajahnya yang ternyata itu adalah darah.Ketika dia menoleh ke arah Farah, dia langsung sangat panik karena ibu angkatnya itu sudah mengeluarkan darah dari dalam mulutnya. Dan ketika dia melihat ke arah bawah, darah mengalir dengan sangat deras dari dari arah punggungnya."Ibu!" Bastian langsung memeluk tubuh ibu angkatnya itu.Farah tidak bisa mengatakan apa-apa. Wajahnya pucat, matanya terbelalak dan mulutnya terbuka dengan sangat besar karena menahan rasa sakit yang teramat sangat."Ibu! Sadar Bu. Kita ke rumah sakit, ya. Ibu bertahan!" Charlie langsung menghampiri Farah dan mengecek kondisi ibu angkatnya Bastian.Ketika dicek nadi di pergelangan tangan dan leher tidak terdeteksi detak nya. Charlie pun memej
Ketika Hans mendobrak pintu tiba-tiba sebuah serangan darat di dadanya hingga membuat dia terpental dan tubuhnya menghantam Bastian yang ada di belakang.Tendangan dari Doni yang berhasil mengenai telak dada Hans hingga membuat dadanya terasa sangat panas sekali.Seorang seperti Hans saja bisa mendapatkan efek yang begitu hebat, apalagi orang biasa mungkin akan langsung mati.Doni bahkan kekuatannya melebihi Bastian. Dan berada 2 sampai 3 langkah di depan Lopez."Mau masuk ke dalam? Lewati dulu aku!" ucap Doni dengan begitu percaya diri.Bastian langsung bangun dan berdiri. Dia kemudian menatap kedua mata Doni dengan tajam."Lebih baik kamu menyingkir jika kamu tidak ingin mati!" ujar Bastian dengan suara rendah yang menggetarkan dada."Kamu ingin membuatku mati? Jangan bermimpi, bocah! Bahkan malaikat maut pun enggan mendekat padaku!" ucap Doni dengan wajahnya yang datar.Bastian melirik ke arah Farah yang sedang duduk dan terikat. Mata dan mulutnya ditutup oleh kain.Mendidih Bastia
Seorang pria berpakaian serba putih dengan rambut gondrong sepunggung, datang menghampiri Hans."Siapa kamu? Untuk apa kamu datang ke sini." tanya pria itu.Hans hanya mengerti beberapa kata saja, namun secara utuh dalam satu kalimat dia tidak mengetahuinya."Mohon maaf aku tidak mengerti maksudmu. Bisakah kamu berbicara dengan bahasa Inggris?" tanya Hans."Ah, ternyata nama kamu emang beneran bule!" gumam pria itu.Lalu dia menatap kedua mata Hans dan berkata dengan menggunakan bahasa Inggris yang pas-pasan, "Apa yang sedang kamu lakukan di sini?""Aku dipanggil oleh bos untuk datang ke sini. Aku ditugaskan untuk menjaga wanita tua itu," kata Hans.Pria itu menganggukkan kepalanya dengan pelan. Namun matanya menatap Hans dari ujung kaki sampai ke ujung kepala.Ada sebuah keraguan di dalam dirinya mengenai pria itu. Pasalnya dia tidak pernah bertemu dengan orang berkewarganegaraan asing di markas ini. Bahkan dia juga tidak pernah melihat Jonah memiliki anak buah seorang warga negara a
Jelas saja Bastian menjadi berang saat dirinya mendengar kalau ibu Panti yang sangat berarti bagi hidupnya sudah diculik.Tidak terbayangkan seberapa besarnya amukan Bastian kepada Jonah dan Willem nantinya ketika mereka saling berhadapan."Kamu tenang saja, Sarah. Kamu dan adik-adik di sana sekarang berdoa untuk keselamatan ibu Panti. Kekuatan doa dari kalian akan membantu Kakak dalam upaya aku untuk menyelamatkan ibu Panti," ujar Bastian dengan suara yang bergetar karena dirinya sedang dipenuhi oleh amarah."Baik Kak, aku dan adik-adik yang lain akan berdoa untuk keselamatan kalian berdua," ucap Sarah.Bastian kemudian mengakhiri panggilan suara itu. Kemudian dia menghubungi Antoine untuk memberitahukan tentang kondisi yang terjadi dan meminta tolong kepadanya untuk melacak keberadaan ibu Panti."Antoine, aku baru saja mendapatkan kabar kalau ibu angkatku sudah diculik oleh segerombolan orang. Tolong kamu cari informasi di mana ibu angkatku saat ini berada," ucap Bastian."Apa? Jona