Share

Bab 6. Awal Kebahagiaan

Penulis: Pein
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-02 16:43:05

Iring-iringan mobil mewah membelah jalanan Souland. Tampak semua mobil yang ada didepan iring-iringan tersebut lebih memilih menyingkir. Mereka sadar jika menghalangi mobil-mobil mewah itu urusannya bisa panjang.

Jesica didalam mobil tidak bisa berkata-kata. Ia benar-benar gugup, di perlakukan bagaikan ratu malam ini.

"Apa kamu menyukainya sayang?" tanya Martin lembut.

Jesica mengangguk lirih, wanita itu tidak bicara, ia masih merasa bersalah dengan Martin. Karena sempat memiliki pikiran untuk menceriakan suaminya itu.

Martin menggenggam tangan Istrinya lalu mengecupnya. "Maafkan aku, karena selama ini telah membuat kamu menderita."

Jesica menatap suaminya itu yang tampak berbeda dari biasanya. Malam ini ia terlihat sangat tampan dan berkarisma, tidak seperti penampilannya dulu.

"Martin, apa kau boleh bertanya?"

Martin mengangguk lirih. "Silahkan."

"Sebenarnya kamu ini siapa? Dan kenapa tiba-tiba kamu berubah drastis seperti ini?"

Begitu banyak pertanyaan yang ingin di lontarkan dari bibir wanita tersebut. Ia ingin tahu sebenarnya apa yang terjadi, kenapa suaminya bisa berubah sedrastis itu?.

Martin tersenyum. "Ada banyak hal yang tidak perlu kamu tahu dulu, suatu saat nanti kamu pasti tahu. Siapa suami kamu ini, tapi untuk sekarang kamu tidak perlu tahu siapa aku, yang pasti mulai sekarang aku akan membahagiakanmu," jawabnya lembut.

Jesica menghela napas. "Baiklah kalau itu mau kamu, aku tidak akan bertanya lagi," ucapnya sambil memalingkan wajahnya.

Martin meraih dagu Jesica agar wanita itu menghadapnya, tiba-tiba ia mengecup bibir Jesica, hingga wanita yang sudah menjadi Istrinya itu membelalakkan mata lebar.

"Jangan banyak berpikir, yang penting sekarang. Aku bukanlah orang yang mudah diremehkan seperti dulu," ucapnya lembut sambil mengusap bibir istrinya itu.

Tampak Jesica tersipu, wajahnya merah merona bagaikan tomat yang sudah matang saja.

Martin menggelengkan kepalanya sambil tersenyum simpul, ia begitu gemas dengan Istrinya yang terlampau polos itu.

Jesica buru-buru membuang mukanya, ia benar-benar dibuat luluh oleh Martin. Pria yang selama ini tidak berani menyentuhnya, kini malah terlihat sangat berani padanya. Namun, anehnya Jesica tidak menolak sama sekali.

"Apa yang aku lakukan? Kenapa aku malah senang diperlukan Martin seperti ini? Apakah mungkin aku benar-benar jatuh cinta dengannya?"

Dalam hati Jesica mencoba mencerna apa yang sebenarnya ia rasakan. Sementara Martin tampak biasa saja, baginya perlakuannya pada Jesica merupakan hal yang lumrah.

****

Iring-iringan mobil sampai didepan gerbang kediaman keluarga Vlar.

Sontak saja membuat semua tamu yang baru datang melihat ke arah mobil tersebut, mereka semua tentunya sangat penasaran. Keluarga mana yang datang dengan iring-iringan mobil mewah itu?.

Mata semua orang tertuju ke sebuah mobil, dimana ada dua orang pelayan yang membuka pintu mobil tersebut.

Martin dan Jesica turun dari mobil. Para wanita langsung tercengang ketika melihat Martin yang penampilannya malam itu begitu berbeda. Mereka tidak menyadari kalau orang yang mereka kagumi merupakan orang yang selalu terhina di keluarga Blody.

Para pria juga sama saja, kecantikan Jesica malam itu begitu memancar. Apalagi yang meriasnya orang profesional, membuat wanita itu begitu teihat memukau.

"Astaga, apakah mereka pasangan Dewa, Dewi?"

"Aku setuju, mereka pasangan yang serasi."

"Andai saja aku bisa ada diposisi mereka."

Martin memberikan tangannya ke Jessica, agar wanita itu merangkul dirinya. Awalnya Jesica ragu, tapi setelah Martin tersenyum kepadanya, wanita itu reflek langsung merangkul lengannya.

Mereka berdua masuk kedalam kediaman keluarga Vlar, dengan Ivan dan Adrian yang mengekori dari belakang.

"Jesica, Kamu Jesica bukan?" tiba-tiba terdengar suara wanita yang menegur Jesica.

Reflek Martin dan Jesica menoleh. Jesica membelalakan mata lebar ketika melihat sahabatnya yang ternyata datang menegurnya.

"Sela, Kamu juga datang?" seru Jesica senang.

"Astaga, kamu sangat cantik malam ini Jes," puji Sela kepada sahabatnya itu.

"Kamu juga cantik Sel," balasnya.

Sela menatap Pria yang sedang dirangkul Jesica, ia melihatnya dari atas sampai bawah. Sela merasa tidak asing dengan pria tersebut, tapi ia tidak tahu pernah bertemu dimana.

"Jes, kamu bawa pria lain? Mana suami kamu?" tanya Sela berbisik.

Jesica mengerutkan keningnya lalu menjawab. "Kamu bercanda? Dia suamiku."

Sela terkejut, sekali lagi ia menatap Martin dengan seksama. Sela menutup mulutnya tidak percaya, pantas saja ia merasa seperti pernah melihat pria yang bersama sahabatnya itu.

Martin tersenyum simpul. "Selamat malam Nona, saya Martin Luther," sapanya ramah.

"Eh, saya Sela Amanda, maaf saya tidak mengenali anda," jawab wanita itu merasa bersalah.

"Tidak apa, aku sudah biasa tidak dianggap," ucap Martin masih sambil tersenyum.

Jesica mencubit pinggang Martin, sehingga pria itu reflek menoleh kearah Istrinya. Tampak wajah Jesica yang cemberut.

Martin tersenyum getir, ia tahu kalau istrinya pasti merasa bersalah jika sedikit mengungkit masa lalu suram yang telah di laluinya.

"Sel, kamu datang sama siapa?" tanya Jesica sambil mencari orang yang bersama Sela.

"Aku datang sendiri, nanti aku kenalkan kamu dengan kekasihku, ayo masuk dulu!" ajak Sela ramah.

Jesica mengangguk. Mereka bertiga masuk kedalam kediaman keluarga Vlar.

Martin memberikan kode pada kedua bawahannya itu agar menyiapkan apa yang ia sudah perintahkan sebelumnya.

Adrian mengangguk mengerti, ia bergegas masuk kedalam untuk memberitahu keluarga Vlar kalau tuannya sudah datang.

***

Didalam aula mansion keluarga Vlar. Acara sudah akan dimulai, pembawa acara mulai naik keatas panggung untuk memanggil para pengisi acara satu persatu.

Ketika acara baru mau dimulai, Pak tua Vlar tiba-tiba naik keatas panggung dengan wajah begitu sumringah. Ia juga meminta microfon yang dipegang pembawa acara.

"Selamat malam semuanya! Maaf karena aku harus menunda acaranya terlebih dahulu, karena malam ini sangat bahagia buatku, bukan hanya bertambahnya usiaku saja, tapi Tuan Luther juga hadir di sini!"

Seketika semua orang terkejut, tentu mereka semua tahu marga Luther. Mereka mengira kalau orang tersebut dari Newland, mengingat keluarga Luther sekarang hanya ada di Newland.

Pak tua Vlar berbicara lagi. "Tuan Luther, terimakasih banyak karena sudah mau datang ke acara saya," ucapnya sangat sopan.

Semua orang mencari sosok Tuan Luther yang dibicarakan Pak tua Vlar. Mereka semua tidak menyadari kalau orang yang dimaksud pak tua Vlar adalah menantu terhina keluarga Blody.

Ivan membukakan jalan untuk Martin, semua orang tentu saja terkejut ketika melihat Martin dan Jesica.

"Astaga, bukankah itu Jesica?"

"Kamu benar itu Jesica, tapi dia bersama siapa?"

"Ya ampun, ternyata Jesica benar-benar membuang suami tidak bergunanya dan mencari pria lain? Aku benar-benar tidak menyangka."

Gosip mulai tercipta, Jesica juga mendengar hal tersebut. Membuat dirinya merasa tidak nyaman sama sekali.

Martin menyadari kalau Istrinya merasa tidak nyaman karena dibicarakan yang tidak-tidak oleh mereka semua. Belum ada yang menyadari kalau orang yang bersama Jesica merupakan Martin. Orang yang selama ini selalu menjadi bahan olok-olokkan semua orang di kota Bros.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Patra Gantu
cerita mulai memanas
goodnovel comment avatar
Tukang Copy
makin berkurang makin seru wkwkw
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Menantu Terhina Ternyata MafiaĀ Ā Ā Sebuah Akhir

    Setelah Adama sampai di Narika, pria itu langsung melakukan penangkapan terhadap Patricia. Mengatasnamakan keamanan Narika atas transaksi ilegal yang dilakukan wanita itu, membuat Patricia pun tidak bisa berkilah lagi.Patricia berhasil ditangkap oleh Adama di bantu keamanan Narika, menggunakan bukti-bukti transaksi ilegal yang dilakukan wanita itu.Bahkan beberapa orang yang bekerjasama dengannya juga ikut terseret masuk kedalam jeruji besi.Di ruang interogasi, terlihat Adama sedang duduk dihadapan Patricia yang sudah mengenakan pakaian tahanan."Katakan padaku, apa saja yang kamu ketahui tentang Martin Luther?" tanya Adama.Patricia hanya diam, menatap tajam Adama, tanpa berbicara sepatah kata pun.Adama menghela napas panjang. "Kakakmu bukanlah orang yang baik, seharusnya kamu hidup lebih baik darinya, tidak perlu meneruskan usahanya, tetap sembunyi di Vlasir."Patricia masih tetap diam, ia tidak berbicara sama sekali, hanya memperhatikan Adama dengan seksama.Adama memijat pangkal

  • Menantu Terhina Ternyata MafiaĀ Ā Ā Bab 114

    Adama sebenarnya tidak ingin melibatkan Martin terlebih dahulu. Akan tetapi Patricia berhubungan dengan Leonardo dan yang lebih penting wanita itu sedang mengincar Jessica, sehingga ia pikir kalau Martin harus tahu tentang masalah tersebut."Kamu tidak perlu datang ke Narika, aku cuma memberitahumu. Setelah bukti-bukti terkumpul, akan aku seret wanita itu kehadapan kamu," ucap Adama mencoba menenangkan Martin.Martin menghela napas. "Selama ini aku sudah merepotkan kalian, tidak enak jika diriku tetap diam dan masalah ini juga berhubungan dengan Istriku, Adama.""Ck, kau baru saja kembali, anak dan Istrimu masih merindukan kamu, serahkan semuanya pada kami," ujar Adama.Adama mengangguk pelan sembari tersenyum agar Martin percaya padanya dan tidak memikirkan masalah tersebut.Martin memijat pangkal hidungnya, lantas buka suara. "Baiklah ... selesaikan dengan cepat Adama, aku tidak ingin Istriku kenapa-napa.""Siap Bos!" jawab Adama sembari hormat.Martin terkekeh geli melihat tingkah A

  • Menantu Terhina Ternyata MafiaĀ Ā Ā Bab 113

    "Kenapa bengong, tidak mau?" tegur si gadis.Matias seketika langsung tersadar, mengambil kopi kaleng pemberian gadis tersebut. "Terima kasih."Gadis itu mengangguk pelan, ia duduk disebelah Ivan sambil menenggak minuman kaleng yang ada ditangannya.Matias terlihat gugup, ia mencuri-curi pandang ke arah di gadis sambil mengusap-usap minuman kaleng yang dipegangnya."Seila Rosemary Weil, itu namaku," ucap si gadis tiba-tiba."Eh ... a-aku Mati ....""Matias Luther, aku sudah tahu," sela Seila ketika Matias belum selesai berbicara.Matias hanya tersenyum kecut, ia tidak bisa berkata-kata lagi, karena saking gugupnya. Ini pertama kalinya ia mengobrol dengan gadis tapi segugup itu, padahal kalau disekolah ia tidak pernah seperti itu.Seila menoleh menatap Matias, ia memperhatikan Matias yang sedang menundukkan kepalanya sambil menggenggam minuman kaleng yang ia berikan."Kamu tidak suka kopi?" tanya Seila."Su-suka!" jawab Matias langsung membuka kopi kaleng ditangannya dan menenggaknya."

  • Menantu Terhina Ternyata MafiaĀ Ā Ā Bab 112

    Orang yang datang tersebut ternyata anak dan cucu Profesor Erikson, mereka memang sering menjemput pria tua itu, jika Martin tidak mengundangnya.Anak dan Cucu Profesor Erikson terkejut saat melihat wajah Martin yang terlihat buruk rupa, bahkan gadis yang usianya sama dengan Matias sampai bersembunyi di balik tubuh sang Ayah, padahal tadi sangat bersemangat."Ayah, siapa mereka?" tanya anak profesor Erikson penasaran."Orang yang selalu Ayah bicarakan, dialah yang selama ini meminta bantuan Ayah. Martin, kenalkan mereka anak dan cucuku," ucap Profesor Erikson."Astaga, jadi benar ada orang yang terluka parah masih hidup," celetuk cucu profesor Erikson.Ayah gadis itu langsung memelototi sang anak, sehingga si gadis langsung menutup mulutnya sambil sedikit membungkukkan badan.Martin mengulas sebuah senyum, ia mengulurkan tangannya. "Maaf selama ini telah merepotkan Ayah anda, saya Martin Luther, mereka anak dan Istriku."Anak Profesor Erikson menyambut uluran tangan Martin, balas terse

  • Menantu Terhina Ternyata MafiaĀ Ā Ā Bab 111

    Martin, Istri dan anaknya pulang ke Mansion, kedatangan mereka di sambut Celine, Adama dan Norman yang memang sudah menunggu mereka.Adama dan Norman memang langsung terbang ke Souland setelah mendengar Martin telah kembali."Martin!" Adama langsung menghambur memeluknya.Martin balas memeluk sambil tersenyum. Norman yang melihat wajah Martin separuh buruk rupa membuatnya sedih, ia tidak pernah menyangka kalau keponakannya menjadi seperti itu.Adama melepaskan pelukannya. "Kondisi kamu, kenapa seperti ini?""Aku tidak apa, asalkan kalian sudah mengenaliku itu lebih dari cukup," jawab Martin lembut.Adama menghela napas, melihat kondisi saudaranya seperti itu, jelas saja membuatnya sedih, ia yakin kalau Martin telah melewati masa sulit."Lama tidak bertemu Paman," sapa Martin, memeluk Norman yang sudah terlihat semakin tua.Norman balas memeluk Martin, sedikit menepuk-nepuk punggungnya. "Syukurlah kamu baik-baik saja."Martin melepaskan pelukannya, ia tersenyum menatap Norman dan Adama,

  • Menantu Terhina Ternyata MafiaĀ Ā Ā Bab 110

    Matias tidak mempermasalahkan Ibunya mengencani siapa pun, tetapi yang membuat ia bingung kenapa tiba-tiba, ditambah pria yang dikencani buruk rupa.Melihat Matias yang menatapnya dengan seksama. Martin menyadari kalau putranya tersebut mengenali dirinya saat pertama kali bertemu di gunung Soul."Kita bertemu lagi," ucap Martin sambil tersenyum."Astaga ... jadi benar itu kau Paman!" Matias terlihat terkejut, kemudian bertanya, "Paman mengenal Ibuku?""Tunggu dulu, kalian sudah saling kenal?" sela Jessica diantara Suami dan Putranya.Martin menggelengkan kepalanya. "Tidak, tapi kami pernah bertemu satu kali, saat anak kita bolos sekolah ke gunung Soul.""Astaga ...." Jessica menutup mulutnya tidak percaya, ternyata ada sebuah kebetulan seperti itu bukan hanya di film-film saja.Matias mengernyitkan dahi ketika Paman buruk rupa itu menganggapnya sebagai anak. Ia menatap sang Ibu yang tampak sangat tergila-gila dengan sosok tersebut, terlihat dari sorot matanya.Pemuda itu ingin bertanya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status