Share

Racun

"Bolehkah jika Mutia minta ijin bicara sama Ibrahim sebentar, Ma?"

"Oh, boleh dong. Boleh banget kan ya, Pa."

"Iya, pastinya."

Aku pun mengajak Ibrahim ke pelataran belangak rumah. Tempat di mana menurutku hanya ada ketenangan, gemericik air jatuh ke kolam. Pemandangan langit turut membersamai.

"Ini maksudnya apa, Him?"

Ibrahim berdehem dengan posisi wajah mendongak, kedua tangannya ia lipat di dada.

"Jika kamu tidak berkenan, jawab saja apa adanya. Aku akan terima semua jawabanmu."

"Kalau kamu sendiri gimana? Apa kamu terima?"

"Aku rasa, kamu sudah tahu jawabannya."

"Apa?"

Ibrahim menoleh ke arahku, ia menatapku dengan sangat serius. Hingga, aku pun reflek salah tingkah.

"Kamu tanya? Saat aku sudah beberapa kali menyatakan perasaanku dan kamu masih bertanya apa? Baiklah, dengan ini aku sudah memahami dan mendapatkan jawabanmu."

Apakah pria itu juga bisa marah? Dia mendadak membalikkan badan, lalu meninggalkanku sendiri?

"Him, argh."

Aku mendengus pelan, dia benar-benar ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fatmah SY
Lain kali kalau ada dikasih makanan 9ak tau oran9x jan9an dimakan....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status