Share

Bab 5 Bukti Kuat

Seusai makan, tanpa berlama-lama Jasmine langsung berkata kepada Harry, “Kak, antar aku pulang, dong!”

Aku mengusap mataku dan melirik Jasmine sekilas. Dia bertingkah seolah tidak melihatku dan menarik-narik lengan Harry dengan manja. Di saat itu Harry malah menatapku dengan wajah pasrah seperti sedang meminta tolong. Karena aku tak kunjung berbicara, dia pun berkata, “Kamu tunggu sebentar. Aku mau cuci piring dulu, baru antar kamu pulang.”

Jujur, aku benar-benar sudah muak dengan tingkah laku Jasmine dan tidak ingin lama-lama melihatnya. Lantas aku pun berkata, “Kamu antar saja dia! Biar aku yang cuci piring!”

“Papa mau ke mana? Aku juga mau ikut!” ujar Adele seraya berdiri dari kursinya dan meminta untuk digendong.

Harry langsung mengulurkan tangannya menggendong Adele khawatir dia akan terjatuh. “Papa cuma keluar sebentar! Kamu main di rumah saja sama Mama, ya.”

“Bocah, ngapain kamu ikut-ikut?” tutur Jasmine yang jelas tidak suka dengan keberadaan Adele.

“Sayang, Papa mau ngantar Tante pulang dulu. Sebentar lagi juga pulang, kamu temani Mama saja, ya?” kataku.

Dengan bola matanya yang berkilauan itu, Adele mengangguk dan berkata, “Oke! Papa cepat pulang,ya!”

“Oke!” sahut Harry mengangguk sambil mencium Adele. Lalu dia mengambil kunci mobil dan mengantar Jasmine. Sambil merangkul lengan Harry, Jasmine menoleh ke belakang dan melemparkan senyuman mencurigakan, tapi aku malas menanggapinya.

Harry pulang cukup larut dari yang kuperkirakan, tapi aku tidak bertanya terlalu banyak tentang itu. Dia adalah anak yang berbakti kepada orang tua, jadi kupikir mungkin dia hanya menemani kedua orang tuanya mengobrol sebentar.

Keesokan harinya pagi-pagi Harry sudah bangun karena pekerjaannya sedang sibuk. Dia bilang pukul sembilan pagi ada rapat penting, jadi dia sekalian mengantar Adele pergi ke TK. Harus kukatakan Harry memang orang yang sangat telaten. Segala hal dia pikirkan sampai ke detail, membuatku tidak bisa menemukan celah. Seperti yang Fanny katakan kemarin, dia begitu memanjakan aku. Di mata orang lain dia pasti dianggap sebagai suami idaman.

Aku merapikan beberapa baju yang dia kenakan kemarin dan hendak membawanya ke laundry. Namun ketika aku meraba bagian saku, aku meraba sesuatu yang membuatku terperangah. Aku langsung tersadar sepenuhnya, dan aku kini memiliki bukti atas kecurigaanku selama ini. Aku menemukan sebuah kondom dengan kemasan yang sangat indah. Aku menggunakan KB spiral semenjak melahirkan Adele. Jadi di antara aku dan Harry, tidak ada seorang pun yang menggunakan alat semacam itu. Dalam keadaan yang cukup histeris, aku melempar benda najis itu jauh-jauh. Rupanya dugaanku selama ini benar, Harrry selingkuh!

Harry telah mengecewakan kepercayaanku padanya. Selama ini aku selalu berusaha semampuku dalam kondisi apa pun. Namun ketika aku baru saja melewati hari-hari yang damai, dia malah mengkhianatiku. Aku hanya bisa terkulai lemas di lantai sambil memegangi kepalaku. Di benakku terus terbayang adegan di mana Harry sedang melakukan hubungan intim dengan wanita itu, yang mana membuat hatiku terasa sangat sakit. Semua masa muda dan cintaku, semuanya … kuberikan tanpa sisa kepada Harry dan keluarganya, tapi dia malah mengkhianatiku.

Aku menyerukan namaku berulang kali dan meyakinkan diri sendiri untuk tetap tenang. Aku tidakbisa kehilangan semua yang telah kubangun selama ini di tengah kekalutan ini. Pertama-tama aku harus memberikan jawaban yang jelas kepada diriku sendiri. Aku pun merapikan bajunya dan sebisa mungkin mengendalikan perasaanku. Seraya mengepalkan tangan dengan erat, aku mengingatkan diri sendiri agar tidak memberikan apa yang telah kubangun selama ini semudah itu.

Setelah menarik napas panjang dan merapikan diri, aku memanggil mobil untuk mengantarku ke perusahaanku sendiri.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status