Share

Bab 6 Istri Baru

Aku hanya pernah datang ke perusahaanku, Aurous Construction, sekali saja semenjak pindah ke gedung perkantoran Brilliant Tower. Saat baru pindah, Harry yang mengajakku ke sana. Dia menyewa satu lantai penuh untuk perusahaan kami, dan itu rasanya sungguh membanggakan dan penuh dengan pencapaian.

Hari itu dia berdiri di depan jendela ruang kantor sambil memelukku, dan berkata dengan sepenuh hati, “Makasih, ya, sayangku! Kamu sudah ngasih aku modal untuk sukses dan bisa mempunyai kehidupan yang beda dari masa laluku! Percayalah, nggak lama lagi seisi gedung ini bakal kukasih buat kamu!”

Aku hanya tersenyum mengingat kembali masa-masa itu, karena sekarang dia akan merusak semua itu. Begitu aku masuk ke dalam, resepsionis langsung bertanya siapa yang mau aku temui dan ke lantai berapa aku menuju. Ketika aku menyebut nama Harry, dia langsung menatapku dari atas sampai bawah dan berkata, “Maaf, Bu, Pak Harry lagi tidak di tempat. Tadi Pak Harry keluar sama istrinya!”

Kepalaku langsung berdengung keras. Meskipun dari awal aku sudah mempersiapkan diri menerima kenyataan, jawaban yang resepsionis berikan padaku tetap membuatku syok. Sontak tanganku menggenggam erat tasku. Terlepas dari usahaku yang sudah maksimal untuk meredam emosi, suaraku tetap terdengar nyaring, “Apa kamu bilang? Nggak salah?”

Resepsionis itu melihatku keheranan dan membalas, “Nggak, Bu. Ibu nyari Pak Harry dari Aurous Construction yang di lantai sepuluh, ‘kan? Tadi pagi Pak Harry sudah pergi sama istrinya.”

Keyakinan dalam perkataannya itu membuatku sedikit goyah. Aku ingin bertanya balik siapa istrinya itu? Yang mana orangnya? Kalau ada orang lain yang menjadi istrinya, maka aku istrinya siapa? Akan tetapi, aku menelan kembali kata-kata itu dan keluar dari Brilliant Tower. Aku tidak ingin mempermalukan diri di depan orang lain, dan juga berharap bahwa resepsionis itu salah.

Untuk memastikan hal itu, dengan tangan yang gemetar aku menghubungi James, orang yang bekerja di bagian marketing perusahaanku. Ketika James mengangkat, aku bertanya padanya dengan tenang, “James, Harry sudah selesai rapat? Aku tadi telepon tapi nggak diangkat, ada urusan penting, nih!”

James menduduki jabatan yang cukup tinggi, jadi dia pasti tahu apakah hari ini ada jadwal rapat atau tidak. Namun ketika mendengar pertanyaanku, dia malah terkejut, “Eh, Bu Maya! Rapat …? Hari ini perasaan nggak ada rapat! Tapi tadi Pak Harry pergi keluar!”

Aku pun menyahuti ucapannya seadanya dan langsung mengakhiri panggilan. Di momen itu juga aku langsung merasa lemas tak bertenaga, kakiku terasa lembek seperti kapas. Seluruh sisa tenagaku langsung sirna bagaikan balon yang meletus karena tertusuk jarum. Tangan yang memegang ponselku terus gemetar tak terkendali, bahkan keberanian untuk menelepon Harry dan bertanya di mana dia sekarang pun tidak ada.

Apa aku masih harus menanyakannya? Kalaupun kutanya, dia pasti akan berbohong. Au tidak tahu harus bagaimana mempercayai ucapannya. Aku takut mendengar suaranya, dan aku tidak ingin memberikannya kesempatan untuk membohongiku lagi. Dia sudah berani terang-terangan keluar masuk gedung ini bersama dengan wanita lain, membuat semua orang di sini mengira kalau wanita itu adalah istrinya.

Bisa dikatakan bahwa wanita itu pasti dari dulu bisa bebas keluar masuk gedung ini, memasuki perusahaan yang kubangun dengan tanganku sendiri dan menikmati semua hak istimewa yang seharusnya menjadi milikku.

Aku berdiri tanpa arah di ujung jalan, tanpa bisa menemukan sosok Harry di tengah lautan manusia. Makin aku berusaha menangkapnya, makin cepat Harry menghilang bagaikan pasir yang mengalir di tanganku. Aku harus melihat siapa sebenarnya wanita yang disebut-sebut sebagai istrinya Harry.

Aku menggerakkan kakiku yang masih gemetar untuk pulang ke rumah, kemudian pergi ke pasar yang lokasinya tak jauh dari rumahku untuk membeli bahan makanan kesukaan Harry. Tak lupa aku juga membeli buah nangka favorit Adele sebelum aku pulang.

Sambil menyibukkan diri dengan pekerjaan rumah, aku terus berpikir apa langkah berikutnya yang harus kuambil. Aku yang selama ini selalu merasa waktu berlalu begitu cepat jadi merasa hari ini waktu berjalan sangat lambat. Saat jam pulang kantor, aku menghubungi Harry untu bertanya di mana dia sekarang, sekalian memintanya menjemput Adele.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status