Beranda / Romansa / Mencari Suami Sewaan / Bab 2. Pertemuan Pertama

Share

Bab 2. Pertemuan Pertama

Penulis: Little_susi22
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-01 12:53:26

Keesokan paginya, Kayana memutuskan untuk melihat kondisi ayahnya setelah mendapat serangan jantung semalam karena mendapat kabar buruk. 

"Selamat pagi Ayah. Apa kau baik-baik saja hari ini?" tanya Kayana.

"Duduklah," perintah Rendra. Kayana menurut.

"Tolong, kabulkan permintaan terakhir, Ayah. Sebelum, Ayah benar-benar pergi," pinta Rendra dengan pandangan sayu.

"Ayah." Kayana sudah tau apa yang akan diucapkan Ayahnya.

"Menikahlah, sebelum Rose menikah nanti."

"Tidak ada permintaan selain itu Ayah?" tanya Kayana dengan berat.

"Ayah hanya ingin melihat kau bahagia."

"Tapi tidak untuk menikah juga Ayah. Selama ini Yana menikmati hidup tanpa siapapun dihidup Yana."

"Coba, berikan alasan yang logis, kenapa sampai sekarang kamu belum pernah mengenalkan satu laki-laki kehadapan ayah?"

"Yana sudah terlambat, Yana pergi. Selamat pagi."

Tidak menjawab pertanyaan sang ayah. Kayana memilih untuk pergi. Dia tidak ingin mengatakan alasan kenapa sampai usianya yang ke 27 tahun belum menikah.

**

Malam ini Kayana tengah kalut dengan apa yang terjadi dengan semua masalah yang datang dihidupkannya, terutama permintaan ayahnya yang ingin dirinya segera menikah. Tapi, bagaimana ia bisa menikah jika calon pun tak punya. Masalah pekerjaan yang membuat dirinya pusing. Ditambah dengan kondisi adiknya yang tengah berbadan semakin mendesak dirinya untuk segera menikah.

"Ahh! Aku butuh refreshing. Apa aku club aja ya," gumam Kayana kemudian ia pun memutuskan untuk keluar malam ini. Setelah memastikan dan berbicara dengan sang ayah yang menginginkan dirinya untuk menikah lebih dahulu sebelum adiknya.  Meskipun kondisinya sudah seperti ini. Tapi keinginan ayahnya untuk menikahkannya terlebih dahulu tidaklah goyah.

Club malam bukanlah tempat biasa Kayana menghabiskan waktu atau tempat ia menjernihkan otaknya. Namun kali ini

Kayana benar-benar kalut. Walaupun ia tampak tidak peduli dengan permintaan ayahnya. Tapi Kayana tetaplah seorang anak yang memikirkan kebahagiaan orang tuanya. Walaupun  terkadang ia egois.

Tapi saat diperjalanan menuju Club malam, tiba-tiba saja mobil Kayana berhenti. Kayana yang merasakan hal itu mencoba memeriksa apa yang terjadi.

"Sial!" umpat Kayana ketika mobilnya berhenti di tempat yang sepi. Kayana memeriksanya, mulai dari ban mobil, hingga kapnya.

"Mogok?"

 Lalu segerombolan pria urakan datang menghampiri Kayana. "Hay manis, kenapa malam-malam begini sendirian? Mau ditemenin gak?"  Para pria jalanan itu tersenyum ke arah Kayana.

"Jangan ganggu," ucap Kayana, kemudian mengambil uang yang ada di dalam dompetnya. Semuanya ia keluarkan dan ia berikan kepada preman itu.

"Ini ambil! Jangan banyak bicara dan banyak tingkah." Kayana pun melempar uang tersebut.

"Hei nona, apa cara ini kamu bersikap," ujar preman jalanan yang berjumlah tiga orang itu.

"Saya akan bersikap bagaimana dengan orang yang saya temui, dan saya sangat hapal orang-orang tidak berguna seperti kalian. Jadi sekarang kalian pergi dan jangan ganggu saya, dan silahkan. Ambil uang itu!" kata Kayana menatap para preman itu dengan tajam.

Para preman itu pun mengambil uang yang Kayana lemparkan.

"Waw, lumayan juga untuk mencicipi satu tubuh  gadis. Tapi sepertinya anda lebih menarik." Seringai preman itu menatap Kayana dengan tatapan melecehkan.

Kayana yang paham dengan kondisinya yang tidak bagus pun mulai waspada.

"Jangan mendekat!" teriak Kayana ketika salah satu preman itu mulai mendekati dirinya. Jangankan disentuh, ditatap seperti makanan oleh preman itu Kayana sudah amat merasa jijik.

"Ouh ayolah, kita tidak cukup jika harus membayar satu wanita sedangkan kami bertiga. Jadi nona, anda bisa menjadi salah satu wanita untuk kami jelajahi."

"Brengsek!" umpat Kayana. Tidak ingin menjadi santapan pria gelandangan. Kayana memutuskan untuk lari. Karena tidak mungkin, ia akan diam terus. Namun, kondisinya. Membuat larinya tidak cepat, Heels yang ia gunakan dan rok span itu menyusahkan langkahnya. Satu -satunya yang Kayana lakukan adalah berteriak minta tolong. Walaupun keadaannya sepi. Kayana berharap, ada orang yang mendengarnya.

"Woy jangan lari!"

Kayana tetap berlari meskipun hasilnya akan sia-sia dan saat ini para preman itu mengejarnya.

"Astaga, kemana aku harus lari dan kemana aku mencari pertolongan," gumam Kayana sesekali melirik ke belakang.

Dengan nafas yang memburu, Kayana  mulai merasa lelah.  Sedangkan para preman itu masih mengejarnya dan beberapa langkah lagi, para preman itu akan sampai dan menangkap dirinya. Kayana yang melihat itu segera melanjutkan larinya. Namun, sayang, sepatu heels yang digunakannya membuatnya susah berlari, sehingga para preman itu berhasil menangkap dirinya.

"Lepasin! Lepasin tangan saya dari tangan kotor kalian!" sentak Kayana.

"Ouh ayolah manis, jangan seperti itu. Dari pada kamu capek lari-lari. Lebih baik capek bermain sama kita iya gak." Para preman itu pun tertawa.

"TOLONGGGG! TOLONGGGG! TOLONGGG!" teriak Kayana sekencangnya.

"Percuma sayang, sekencang apapun kamu berteriak tidak akan ada orang yang mendengarnya  karena daerah ini jauh dari pemukiman warga dan satu lagi, kita akan bersenang-senang." Preman itu pun mencolek dagu Kayana.

Kayana yang merasa diperlakukan tidak baik mencoba menghindar itu semua. Tapi karena kedua tangannya sudah dicekal. Kayana tidak bisa menepis tangan kurang ajar itu menyentuh wajahnya.

"TOLONGGGG! TOLONGG! TOLONGGG!" teriak Kayana kembali. 

Kayana tidak akan berhenti berteriak meminta pertolongan, ia berjanji dalam hatinya. Siapapun yang menolongnya malam ini. Ia, akan memenuhi keinginan sang ayah, bila perlu jika yang menolongnya adalah seorang pria ia akan menikah dengan pria tersebut.

"DIAM!" bentak salah satu preman tersebut. Kemudian preman yang paling besar tubuhnya diantara mereka, menyeret Kayana ke kebun yang berbeda di pinggir jalan tersebut secara paksa dan membekap mulut Kayana agar tidak berteriak.

Perasaan Kayana mulai tidak enak. Jantung Kayana tidak berhenti berdetak kencang.

"Ya ampun, siapapun tolong aku. Aku berjanji jika ada yang menolongnku kali ini. Aku akan membantu orang itu," batin Kayana, dia ketakutan, bahkan air mata Kayana sudah keluar dari tempatnya membentuk sebuah aliran sungai.

"Ah, sepertinya tempat ini cocok," kata preman tersebut. Kedua preman yang memegang tubuh Kayana pun mengangguk dan menyeringai senang.

"Ok siapa dulu nih?" tanya preman yang memegang tangan Kayana disebelah kiri.

"Gue dulu," kata preman yang berbadan paling besar.

Kayana yang sudah sangat lemas tak bertenaga pun mulai memejamkan matanya. Ia tidak siap, jika kehidupan sempurnanya akan hancur malam ini.

Namun, tiba-tiba saja ada suara pukulan yang begitu keras dan suara orang meringis kesakitan.

"Ahh brengsek!" umpat preman yang berbadan paling besar.

Sedangkan, preman yang memegang kedua tangan Kayana pun mulai melepaskan cekalannya dan mulai membantu temannya yang saat ini sedang dipukuli oleh seorang pemuda yang sama seperti mereka, kurus dan berpenampilan berantakan.

"Eh siapa kamu? Main ganggu kita aja. Kalau kamu mau, tunggu giliran," kata preman yang berbadan kurus berkulit hitam dengan warna rambut hijau berkalung rantai.

Pria yang menolong Kayana, tidak banyak bicara langsung saja menyerang kedua preman yang berwarna rambut hijau dan biru itu dengan dua pukulan masing-masing, tanpa menunggu persiapan kedua preman itu.

Berbeda dengan Kayana. Dia yang melihat itu bukan merasa tenang. Akan tetapi makin bertambah ketakutannya, karena melihat orang yang telah menolongnya itu sama. Dari penampilannya yang memakai celana lepis robek-robek, serta kaus yang sangat dekil. Kayana mengira jika orang yang saat ini tengah memukuli ke 

tiga preman itu adalah sama-sama preman tapi berbeda kelompok.

Ingin rasanya Kayana berlari ke jalan. Tapi kakinya terasa lemas dan rasanya sulit untuk di gerakan. Lagipula jika  berlari pun hasilnya akan sama. Ia akan tertangkap.

Setelah pria jangkung namun kurus  berpenampilan preman itu selesai menghajar habis ke-tiga preman itu. Ia pun mulai menghampiri Kayana yang saat ini sudah sangat kacau. Mata yang sebab, baju yang sudah sangat acak-acakan, karena kancing kemeja sudah terlepas dua bagian paling atas memperlihatkan teng-top warna hitamnya. 

Saat pria yang Kayana kira termasuk permen itu mendekat Kayana pun mulai berlari sekencang-kencangnya namun sayang Kayana malah terjatuh karena menginjak tanah yang berlubang.

"Jangan mendekat! Jangan sentuh saya. Saya mohon apapun yang kamu mau, silahkan ambil. Tapi jangan sentuh saya." Kayana pun melepaskan jam tangan mahalnya serta cincin yang di pakainya.

"Ini silahkan kamu ambil tapi biarkan saya pergi," mohon Kayana.

Sedangkan pria yang melihat itu malah membuka jaket levisnya lalu memakaikannya pada tubuh Kayana.

Kayana yang melihat sikap pria yang ia kira preman itu pun menoleh dan menatap pria tersebut."Saya tidak meminta barang yang kamu punya. Saya ikhlas, hanya ingin membantu, mari." Pria jangkung itu pun mengulurkan tangannya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mencari Suami Sewaan    Bab 96. End

    Setelah acara pernikahan dadakan yang di buat Dirza selesai. Kini pengantin baru itu pun bersiap untuk masuk ke dalam kamar mereka untuk beristirahat."DIRZA!" teriak Kayana terkejut. Bagaimana tidak, tiba-tiba saja Dirza menggendongnya tanpa mengatakan apapun."Aku tau kamu pasti lelah," kata Dirza.Kayana yang mendengar itu menundukkan kepalanya kepalanya. Ia ingin protes tapi Dirza sudah menyelanya terlebih dahulu."Jangan banyak protes," ucapnya dan hal itu membuat Kayana diam dan mengalungkan tangannya ke leher Dirza karena takut Dirza tiba-tiba saja menurunkannya.Dan selama diperjalanan menuju kamar mereka. Tanpa henti Kayana menatap Dirza dengan lekat. Begitu banyak perubahan yang terjadi pada diri Dirza terutama wajahnya. Mulai dari wajahnya, rahangnya yang kokoh yang di tumbuhi bulu bulu halus yang membuatnya terlihat lebih seksi. Dan entah kenapa Kayana ingin menyentuhnya. Tetapi rasa gengsinya leb

  • Mencari Suami Sewaan    Bab 96. Hari bahagia

    Perasaan Kayana saat ini sangat tegang. Apalagi ketika mereka akan melewati pintu aula. Kayana takut jika beberapa bodyguard Dirza ada yang mengenalinya. Setelah apa yang terjadi semalam tidak menutup kemungkinan Kecil jika pengawal Dirza mengenali dirinya."Tunggu!"Deg'Seketika langkah Kayana berhenti. Ketika penjaga pintu aula menahannya."Ada apa?" tanya Meisya."Maaf sebelumnya tapi kami harus mengecek kalian terlebih dahulu.""Apa yang kalian katakan. Mana mungkin calon pengantin harus diperiksa terlebih dahulu. Apa kalian ingin kehilangan kedua mata kalian karena melihat calon pengantin boss kalian terlebih dahulu sebelum boss kalian." kata Meisya membuat para bodyguard itu menelan ludah mereka kasar."Maafkan kami nona," ucapnya tertunduk malu. Kemudian para bodyguard itu pun membiarkan keduanya lewat begitu saja hingga akhirnya

  • Mencari Suami Sewaan    Bab 95. Tentang Dirza

    Hari ini semesta sedang tidak berpihak kepada Kayana. Bagaimana tidak. Di saat Hati Kayana merasakan sesak setelah mengetahui kebenarannya. Saat ini langit terlihat cerah meskipun dimalam hari. Karena sinar rembulan dan bintang yang bertebaran di sana sebagai penghias langit sehingga malam ini menjadi begitu indah. Di tambah dengan angin malam yang halus mampu membuat menciptakan kedamaian di hari ini. Dan siapapun yang melihatnya seketika semua beban yang di tanggungnya hilang. Akan tetapi malam yang indah ini tidak mampu membuat hati Kayana merasa lebih baik.Malah Kayana berpikir jika saat ini semesta sedang menertawakan dirinya tentang penyesalannya. Dan mendukung Dirza dengan kebahagiaan yang akan dimulainya besok."kamu kenapa?" tanya Meisya. Ketika melihat Kayana yang sedang melamun sendiri di halaman rumahnya.Kayana yang menyadari bahwa ada Meisya menghampirinya pun masih diam enggan

  • Mencari Suami Sewaan    Bab 94. Menikah lagi

    "Maaf nona anda tidak bisa menyewa salah satu kamar di hotel ini," ucap sang resepsionis. "Tunggu apa maksudnya. Buakankah ini adalah hotel untuk umum. Lalu kenapa tidak bisa menyewa salah satu kamar yang ada di hotel ini," balas Kayana. "Maaf, tapi anda ada dalam daftar blacklist orang-orang yang tidak boleh menyewa hotel yang ada di Bali," jelas resepsionis tersebut memperlihatkan nama-nama yang telah di blacklist. Kayana yang melihat itu mengerjapkan matanya tidak percaya atas apa yang di lihatnya. Apa maksudnya kenapa ia berada dalam daftar burunoan memang hal kriminal apa yang telah dilakukannya. Sungguh Kayana tidak terima akan hal ini. Ia bukan kriminal atau lainnya. "Maaf mbak saya bukan kriminal atau buronan dan saya ke sini untuk liburan bukan jual diri. Tapi terimakasih atas informasinya, semoga anda bisa bertahan bekerja di hotel ini sampai besok pagi . Lagipula di sini masi

  • Mencari Suami Sewaan    Bab 93. Rencana Dirza dan Lily

    Lelah dengan semua yang telah terjadi. Akhirnya Dirza pun memutuskan akhir kisahnya. Ia tidak ingin terlalu banyak drama atau bertele-tele dalam mengatasi masalahnya saat ini. Ia lelah. Bukan hanya dirinya, tapi author yang sudah lelah jika harus memperpanjang kisahnya yang sebenarnya tidak akan pernah selesai ini.Mungkin jika orang yang mengetahui kisah tentangnya akan menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi, tanpa mau mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu tentang semua tindakan yang di ambilnya. Sama seperti Kayana yang percaya atas apa yang ia lihat dan dengar tanpa mau mengetahui kebenarannya."Lily sudah siap?" tamya Dirza."Siap Daddy!" ucap Lily sambil mengacungkan ibu jarinya.Kini keduanya telah siap dengan rencana Dirza yang telah ia susun kemarin. Setelah permintaan Lily yang menginginkan mommy baru untuknya. Dan juga Lily menginginkan Kayana

  • Mencari Suami Sewaan    Bab 92. Pilihan Kayana

    "Nona!" panggil sang asisten kepada Kayana yang saat ini tengah tertunduk sedih. Saat ini pandangannya kosong seolah-olah tidak ada kehidupan di dalamnya.Sehingga sang asisten yang melihat tingkah bossnya pun merasa khawatir. Tidak biasanya sang atasan berprilaku seperti itu. Kecuali saat lima tahun yang lalu. Saat menerima kenyataan jika sang ayahandanya telah meninggal. Dan ia baru mengetahuinya ketika ia baru saja bangun dari komanya. Dan itu adalah menjadi pukulan terbesar dalam hidupnya. Ia kehilangan orang yang sangat ia cintai dan juga mencintai dirinya. Hingga keinginan untuk mengakhiri hidup pun selalu muncul dalam dirinya untuk mengikuti keluarganya yang telah tiada. Jika saja dia tidak mengingatkan bahwa ada orang yang harus ia jaga dan lihat masa depannya yaitu putrinya."Nona!" sang asisten mencoba kembali memanggil Kayana. Sambil menepuk bahunya dan rupanya itu berhasil membuat Kayana sadar dari lamunannya.

  • Mencari Suami Sewaan    Bab 91. Tidak sama

    "Kita pergi sekarang," titah Kayana kepada asistennya yang selama ini menemaninya. Dalam menjalankan rencananya. Yaitu misi balas dedam atas kematian keluarganya."Tapi nona ini bukan waktunya," selanya."Kita tidak bisa terus mengulur waktu. Dan lagi ini adalah kesempatan kita untuk membalasnya.""Baiklah saya percaya dengan anda nona."Setelah Kayana menyusun rencananya matang-matang kini ia pun bergegas pergi ke tempat yang menjadi tujuannya yaitu kantor Athara group.***BrukkkSuara dobrakan keras menghentikan kegiatan kedua insan yang saling bertautan mesra."Apa yang kalian lakukan tidak sopan sekali!" bentaknya. Kemudian ia pun mengalihkan perhatiannya."KAU!" ucapnya terkejut. Ketika melihat seseorang yang berani mengganggunya."Apa kabar?" tanyanya deng

  • Mencari Suami Sewaan    Bab 90. Kembali

    Aku titip Lily sebentar," kata Dirza. "Mau kemana?" tanya Surya. "Aku akan memastikannya." "Itu tidak mungkin." "Lily tidak pernah berbohong." Setelah mengatakan itu Dirza pun pergi. Dan sesampainya di tempat kejadian. Dirza pun tidak melihat siapapun disana. Kecuali orang-orang yang sedang berlalu lalang. "Kayana....," Lirih Dirza. Kini pandangannya lurus kedepan. Berharap apa yang Lily lihat tadi, dirinya pun melihatnya. Tapi setelah beberapa menit Dirza berdiri. Ia tidak melihat siapa pun. Huhh Helaan nafas berat Dirza terdengar pelan. Kemudian dirinya pun memutuskan untuk kembali masuk ke kantornya. Dan mencoba mengabaikan apa yang Lily ucapkan. "Lily. Emang bener yang nolongin Lily itu tante cantik ini?" tanya Surya memastikan. Memperlihatkan foto Kaya

  • Mencari Suami Sewaan    Bab 89. Tidak mungkin

    "Daddy!" panggil Lily. Saat ini keduanya tengah berada di sebuah pemakaman umum. Dirza sudah mengatakan akan membawa Lily ke suatu tempat dan tempat inilah yang akan Dirza tunjukkan."Daddy!""Sini sayang. Ini mommy." tunjuk Dirza pada pemakaman yang terawat rapih."Mommy." Lily pun menatap makam Kayana dengan lekat."Dan ini Kakek Lily." Dirza pun menuju makam di sebelahnya."Hmm." Lily yang di perlihatkan makam sang mommy pun mengerutkan keningnya."Kenapa Mommy dan kakek di sini. Kenapa gak sama kita Daddy.""Karena ini rumah mommy dan Kakek di sini.""Kalau rumah mommy di sini mana pintunya Daddy. Lily pengen masuk terus ketemu sama Mommy.""Gak bisa sayang. Rumah Mommy dan rumah kita itu berbeda.""Kenapa beda?""Karena....

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status