Lelah dengan semua yang telah terjadi. Akhirnya Dirza pun memutuskan akhir kisahnya. Ia tidak ingin terlalu banyak drama atau bertele-tele dalam mengatasi masalahnya saat ini. Ia lelah. Bukan hanya dirinya, tapi author yang sudah lelah jika harus memperpanjang kisahnya yang sebenarnya tidak akan pernah selesai ini.
Mungkin jika orang yang mengetahui kisah tentangnya akan menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi, tanpa mau mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu tentang semua tindakan yang di ambilnya. Sama seperti Kayana yang percaya atas apa yang ia lihat dan dengar tanpa mau mengetahui kebenarannya.
"Lily sudah siap?" tamya Dirza.
"Siap Daddy!" ucap Lily sambil mengacungkan ibu jarinya.
Kini keduanya telah siap dengan rencana Dirza yang telah ia susun kemarin. Setelah permintaan Lily yang menginginkan mommy baru untuknya. Dan juga Lily menginginkan Kayana
"Maaf nona anda tidak bisa menyewa salah satu kamar di hotel ini," ucap sang resepsionis. "Tunggu apa maksudnya. Buakankah ini adalah hotel untuk umum. Lalu kenapa tidak bisa menyewa salah satu kamar yang ada di hotel ini," balas Kayana. "Maaf, tapi anda ada dalam daftar blacklist orang-orang yang tidak boleh menyewa hotel yang ada di Bali," jelas resepsionis tersebut memperlihatkan nama-nama yang telah di blacklist. Kayana yang melihat itu mengerjapkan matanya tidak percaya atas apa yang di lihatnya. Apa maksudnya kenapa ia berada dalam daftar burunoan memang hal kriminal apa yang telah dilakukannya. Sungguh Kayana tidak terima akan hal ini. Ia bukan kriminal atau lainnya. "Maaf mbak saya bukan kriminal atau buronan dan saya ke sini untuk liburan bukan jual diri. Tapi terimakasih atas informasinya, semoga anda bisa bertahan bekerja di hotel ini sampai besok pagi . Lagipula di sini masi
Hari ini semesta sedang tidak berpihak kepada Kayana. Bagaimana tidak. Di saat Hati Kayana merasakan sesak setelah mengetahui kebenarannya. Saat ini langit terlihat cerah meskipun dimalam hari. Karena sinar rembulan dan bintang yang bertebaran di sana sebagai penghias langit sehingga malam ini menjadi begitu indah. Di tambah dengan angin malam yang halus mampu membuat menciptakan kedamaian di hari ini. Dan siapapun yang melihatnya seketika semua beban yang di tanggungnya hilang. Akan tetapi malam yang indah ini tidak mampu membuat hati Kayana merasa lebih baik.Malah Kayana berpikir jika saat ini semesta sedang menertawakan dirinya tentang penyesalannya. Dan mendukung Dirza dengan kebahagiaan yang akan dimulainya besok."kamu kenapa?" tanya Meisya. Ketika melihat Kayana yang sedang melamun sendiri di halaman rumahnya.Kayana yang menyadari bahwa ada Meisya menghampirinya pun masih diam enggan
Perasaan Kayana saat ini sangat tegang. Apalagi ketika mereka akan melewati pintu aula. Kayana takut jika beberapa bodyguard Dirza ada yang mengenalinya. Setelah apa yang terjadi semalam tidak menutup kemungkinan Kecil jika pengawal Dirza mengenali dirinya."Tunggu!"Deg'Seketika langkah Kayana berhenti. Ketika penjaga pintu aula menahannya."Ada apa?" tanya Meisya."Maaf sebelumnya tapi kami harus mengecek kalian terlebih dahulu.""Apa yang kalian katakan. Mana mungkin calon pengantin harus diperiksa terlebih dahulu. Apa kalian ingin kehilangan kedua mata kalian karena melihat calon pengantin boss kalian terlebih dahulu sebelum boss kalian." kata Meisya membuat para bodyguard itu menelan ludah mereka kasar."Maafkan kami nona," ucapnya tertunduk malu. Kemudian para bodyguard itu pun membiarkan keduanya lewat begitu saja hingga akhirnya
Setelah acara pernikahan dadakan yang di buat Dirza selesai. Kini pengantin baru itu pun bersiap untuk masuk ke dalam kamar mereka untuk beristirahat."DIRZA!" teriak Kayana terkejut. Bagaimana tidak, tiba-tiba saja Dirza menggendongnya tanpa mengatakan apapun."Aku tau kamu pasti lelah," kata Dirza.Kayana yang mendengar itu menundukkan kepalanya kepalanya. Ia ingin protes tapi Dirza sudah menyelanya terlebih dahulu."Jangan banyak protes," ucapnya dan hal itu membuat Kayana diam dan mengalungkan tangannya ke leher Dirza karena takut Dirza tiba-tiba saja menurunkannya.Dan selama diperjalanan menuju kamar mereka. Tanpa henti Kayana menatap Dirza dengan lekat. Begitu banyak perubahan yang terjadi pada diri Dirza terutama wajahnya. Mulai dari wajahnya, rahangnya yang kokoh yang di tumbuhi bulu bulu halus yang membuatnya terlihat lebih seksi. Dan entah kenapa Kayana ingin menyentuhnya. Tetapi rasa gengsinya leb
Seorang wanita muda baru saja memasuki rumah dan disambut dengan langkah cepat oleh wanita tengah baya. Tanpa adanya aba-aba tamparan keras mendarat tepat di pipinya yang seketika memerah. memegangi pipi, merasa ngilu dan panas. "Ibu!" Rose menatap wajah sang ibu, meminta penjelasan atas kejadian barusan. Ia berpaling, menatap sang ayah. Ada kemarahan serta kekecewaan di setiap kerutan-kerutan di wajah pria tua itu. "Rose, jelaskan apa maksud dari ini semua?" tanya Rendra sembari membuang tes kehamilan bergaris merah dua ke lantai. Ia tidak ingin sampai kelewatan dan melayangkan tangan seperti istrinya. "Ayah, Rose bisa jelaskan," ucap Rose dengan tubuh bergetar. "Cepat!" "Itu bukan punya Rose, Ayah. Itu ... itu milik teman Rose." Rose harus menciptakan kebohongan di tengah kericuhan. Terpaksa, tidak ada pilihan. "Jika ini milik temanmu lalu kenapa ada di kamarmu?" tanya Rendra sambil menujuk tes kehamilan yang di temukan istrinya di tempat sampah. "Apa kamu mau membohongi Ayah
Keesokan paginya, Kayana memutuskan untuk melihat kondisi ayahnya setelah mendapat serangan jantung semalam karena mendapat kabar buruk. "Selamat pagi Ayah. Apa kau baik-baik saja hari ini?" tanya Kayana."Duduklah," perintah Rendra. Kayana menurut."Tolong, kabulkan permintaan terakhir, Ayah. Sebelum, Ayah benar-benar pergi," pinta Rendra dengan pandangan sayu."Ayah." Kayana sudah tau apa yang akan diucapkan Ayahnya."Menikahlah, sebelum Rose menikah nanti.""Tidak ada permintaan selain itu Ayah?" tanya Kayana dengan berat."Ayah hanya ingin melihat kau bahagia.""Tapi tidak untuk menikah juga Ayah. Selama ini Yana menikmati hidup tanpa siapapun dihidup Yana.""Coba, berikan alasan yang logis, kenapa sampai sekarang kamu belum pernah mengenalkan satu laki-laki kehadapan ayah?""Yana sudah terlambat, Yana pergi. Selamat pagi."Tidak menjawab pertanyaan sang ayah. Kayana memilih untuk pergi. Dia tidak ingin mengatakan alasan kenapa sampai usianya yang ke 27 tahun belum menikah.**Ma
**Setelah insiden Kayana hampir dibegal. Ia pun lebih memilih untuk pulang ke rumah. Niatnya ingin menenangkan diri ke club malam ia urungkan. Namun, kejadian dimana dirinya hampir dibegal itu telah sampai ke telinga Rendra, membuat Kayana lagi-lagi ditekan untuk segera menikah agar ada yang melindungi dirinya."Kayana, Ayah ingin bicara sama kamu," pinta Rendra.Kayana baru saja pulang kantor, jam menunjukkan pukul sembilan malam. Tentu hal ini menjadi salah satu alasan, kenapa Rendra selalu meminta Kayana menikah."Jika yang dibicarakan masih hal yang sama maka, Ayah. Juga akan mendapatkan jawaban yang sama juga.""Keluarga, Rizal. Kekasih Rose sudah datang tadi pagi, mereka berniat melamar Rose dan Mempercepat pernikahan mereka. Dan jangan pikir Ayah tidak tau apa yang telah terjadi kemarin malam.""Itu adalah kabar yang gembira. Dan aku juga baik-baik aja. Ayah, tidak perlu memikirkan kejadian malam itu.""Tapi, Ayah. Tetap pada keputusan Ayah. Ayah tidak akan menikahkan Rose den
Gila, satu kata yang pantas diucapkan untuk apa yang dilakukannya. Tapi Kayana tidak punya pilihan lain selain ini. Setelah pagi tadi ia kembali bertengkar dengan adiknya yang membuat jantung ayahnya kembali kambuh dan hal itu masih teringat jelas dalam ingatannya."Kapan Ayah akan menerima lamaran Rizal?" tanya Rose saat di meja makan."Kamu tidak akan menikah sebelum Kakakmu menikah.""Ayah gila! Ayah, tidak memikirkan reputasi dan martabat keluarga kita. Apa kata orang jika mengetahui kalau aku menikah dengan keadaan perut besar!" marah Rose, karena ayahnya selalu saja memikirkan kakaknya dibandingkan dirinya."Jangan berbicara dengan nada seperti itu Rose," tegur Rendra."Ayah, terimalah lamaran Rizal, biarkan Rose menikah terlebih dahulu, karena aku tidak akan pernah menikah sampai kapanpun," ucap Kayana."Apa yang kau katakan, jangankan kau tidak menikah. Dilangkahi oleh Rose, pun tidak akan ayah biarkan, jika memang kau tidak memiliki calon untuk dikenakan pada Ayah. Maka, Ayah