Share

Kosan Buluk!

Via langsung menoleh ke arah Zahra begitu juga dengan Rizal, dan wanita itu menghampiri mereka berdua. Kemudian duduk di bibir ranjang.

"Sebenarnya kalian berdua ada hubungan apa?" tanya Zahra penuh selidik sambil menatap wajah sang suami.

"Sebenarnya kami tidak ada hubungan apa-apa Bu, cuma saya salah paham saja. Soalnya pacar saya itu namanya Khairul Rizal juga," jawab Via cepat.

Rizal hanya diam saat Via berbohong sebab tidak ingin hubungan mereka terbongkar. Walaupun, mereka belum menjalin kasih.

"Ya sudah, kamu lebih baik makan dulu ya," ujar Zahra lembut.

Via menganggukan kepalanya. Kemudian dia bergegas pergi dari sana bersama Zahra. Sedangkan Rizal, masih di sana dan merapikan penampilan agar tidak ada yang mengetahui kalau dirinya habis menangis.

Sesampainya di ruang tamu Via disambut hangat oleh orang tua Rizal dan juga keluarga Rizal. Bahkan, keluarga Zahrah juga.

"Oh, jadi Via ini anak muridnya Rizal," ujar Maryam lembut.

"Iya Bu, saya anak murid pak Rizal, baru empat bulan saya pindah ke sekolah tempat pak Rizal pengajar," sahut Via lembut.

"Kamu jangan sungkan-sungkan! Makan terus yang banyak sampai kenyang ya.

Nak," ucap Maryam dengan lembut.

Via menemukan kepalanya, kemudian dia kembali memakan makanan yang sudah disiapkan oleh Maryam, pada saat itu juga Rizal datang dan duduk di samping sang istri.

Rasanya Via sangat sakit melihat pemandangan itu. Namun, dia harus menguatkan dirinya dan mengikhlaskan kalau memang benar Rizal bukan jodohnya, apalagi sekarang pria itu sudah menjadi suami wanita lain.

"Ngomong-ngomong Via ini sangat cantik ya. Apa kamu keturunan bule?" tanya Ratna sambil terus menatap wajah gadis cantik itu.

"Bukan Tante, saya keturunan Sunda dan Aceh," jawab Via dengan malu-malu.

Mereka pun kembali bertanya-tanya tentang Via dan gadis itu menjawab dengan jujur. Sedangkan Rizal terus menatap ke arah gadis itu, rasanya ingin sekali memeluknya dan mengatakan aku sangat cinta padamu. Namun tidak bisa ia lakukan.

Setelah Via kenyang ia masih disuguhkan hidangan penutup oleh Maryam, dan juga Ratna. Membuat dia tidak bisa menolak dan kembali memakan makanan penutup itu.

"Makasih ya Bu, saya kenyang sekali disuguhkan hidangan yang enak-enak dan juga makanan penutup yang lezat," ujar Via dengan sangat manja.

"Sama-sama Nak, ibu senang kamu ada di sini. Lain kali datang ya! Walaupun tidak ada Rizal, karena ibu sudah menganggapmu seperti adiknya Rizal," sahut Mariam dengan lembut.

"Iya Bu, saya bukan hanya menjadi adiknya Pak Rizal. Tapi juga anaknya, karena di adalah guru saya," terang Via.

"Enak saja anak! Saya masih muda, tidak mungkin saya punya anak seumuran dengan kamu!" sahut Rizal ketus seperti biasanya.

Spontan membuat via langsung menatap tajam ke arah pria itu kemudian dia berkata, "Memangnya Bapak pikir saya mau jadi anak Anda? Ih nggak deh!"

Marim tertawa melihat tingkah Rizal nantinya membuat dia mengingat adiknya Rizal yang sudah lama meninggal dunia, ya kalau besar sudah seumur dengan gadis cantik itu.

"Via nanti kalau ibu sudah pindah ke kota, kamu sering main ya ke rumah! mana tahu ada pelajaran dari Pak Rizal yang tidak kamu mengerti," ujar Zahra dengan lembut.

"Buat apa juga dia main ke rumah tidak usah. Menyusahkan saja!" sahut Rizal dengan ketus.

Hal itu membuat via sangat kesal dan di luar dugaan ia menjawab,"Memangnya Bapak pikir saya mau main ke kosan buluk Anda itu? Yang banyak kecoanya!"

"Memangnya Via sudah pernah ke kosannya Rizal?" tanya Maryam pelan.

Sontak saja membuat Via dan Reza saling menatap, kemudian via menutup mulut. Sebab, sudah keceplosan mengungkapkan pernah ke kosan sang guru.

Bersambung.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status