Share

Episode 6 (Kemana Dafa?)

Author: Kindi.da
last update Last Updated: 2022-04-14 13:30:25

Waktu menunjukkan pukul 06.45. Kantor nampak sepi, hanya ada Sandi yang tengah sibuk dengan komputernya. Jaket di tubuhnya pun tak sempat ia lepas. Pria bermata sipit dengan tubuh berisi itu nampak begitu serius dengan pekerjaannya.

"Pagi," sapa seorang yang muncul dari pintu masuk, dia adalah Bia. Wanita itu kali ini berpakaian cantik dengan rambut lurus yang terikat. Memakai sedikit eyeshadow, dengan bibir merah merona. Jeans pendek dengan atasan kaos berwarna putih bersih.

"Pagi, Bella. Cantik banget hari ini," goda Sandi yang melihat Bia berdiri tegap di pintu masuk. Hanya melirik sebentar, Sandi kembali fokus pada komputer. Anehnya, walau begitu cantik, Bia tak mampu menarik perhatian Sandi. Hal itu membuat Bia melipat bibirnya.

"Kenapa?" tanya Sandi menghentikan pekerjaannya lalu fokus pada Bia yang masih berdiri tegap.

"Cantik, kan? Kok kamu kaya biasa aja. Ngomong doang cantik tapi gak diliat," ucap Bia ketus sembari berjalan melewati Sandi, ia pergi menuju mejanya.

Sandi tertawa mendengar ucapan Bia. "Bel, kamu tampil cantik juga bukan buat aku, kenapa jadi ngambek?"

"Kamu aja gak tertarik apalagi Dafa," ucap Bia sambil melipat kedua tangannya. Hal ini telah menjadi kebiasaanya semenjak berpura-pura menjadi Bella.

"Cie, jadi walau lupa ingatan tapi cinta Bella ke Dafa tak akan pernah terlupa nih ya," goda Sandi yang tak henti menertawakan Bia.

"Sabar, Bia, demi membalaskan cinta Bella yang bertepuk sebelah tangan," ucap Bia pelan. Tentu saja agar Sandi tidak mendengar.

"Pagi," di tengah candaan Sandi, pak Irwan datang bersama Yoga.

"Pagi," jawab Sandi dan Bia bersamaan.

"Hai, Bella, cantik banget hari ini," selain Sandi, pak Irwan pun ikut memuji kecantikan Bia.

"Iya, sejak amnesia Bella jadi feminim," balas Yoga yang ikut mengomentari penampilan berbeda dari Bella yang dulu dan sekarang.

Bia tersipu malu, ia hanya memilih tersenyum daripada menjawab pujian teman-temannya. "Oh iya, gimana sama pak Tiar?" tanya Bia yang kini teringat kejadian kemarin.

"Ya, masih sulit. Tapi 80% saya yakin pak Tiar pun terlibat," jawab pak Irwan penuh optimis.

"Bella punya ide, gimana kalau perusahaan pak Tiar di tutup sementara." Bia berdiri dengan penuh semangat, ia menyampaikan sebuah ide yang menurutnya adalah ide bagus.

"Ya gak bisa dong, Bel. Karena ini gak ada hubungannya sama perusahaan e-commerce itu. Kita tidak punya kuasa untuk menutup perusahaan sebelum adanya bukti kalau perusahaan itu terlibat," jelas Sandi.

"Tapi kan pemimpin perusahaannya jadi tersangka sekarang?" balas Bia yang kekeh dengan idenya.

"Untuk menutup perusahaan besar, apalagi e-commerce tentu sulit, Bella. Tapi ide kamu bagus juga, kita akan selidiki juga perusahaan pak Tiar." Kata yang cukup bijak keluar dari mulut pak Irwan.

Bia tersenyum lebar. Ide Bia bukan hanya sekedar ide, namun juga merupakan langkah Bia untuk menguak rahasia yang begitu besar di kehidupannya.

"Dafa mana ya? Tumben jam segini belum datang," ucap Bia sembari melihat jam tangan yang melingkar di tangan kirinya.

"Dafa kalau hari Jum'at libur, Bel," jawab Yoga.

"Ha? Kenapa? Bukannya liburnya hari Minggu?" tanya Bia yang nampak begitu heran.

"Iya, kalau Jum'at dia nemenin ... " belum sempat menyelesaikan bicaranya, Yoga harus terdiam setelah pak Irwan menginjak kakinya.

"Nemenin neneknya," balas Sandi dengan wajah yang cukup panik.

Bia mengerutkan dahi, "nenek? Berarti nenek aku juga dong?"

"Bukan, nenek angkat. Kamu gak tau, gak kenal," balas Sandi yang masih terlihat panik.

"Eee ... yuk, lanjut kerja." Pak Irwan membuat Sandi bernafas lega. Terlihat dari raut wajah mereka menyembunyikan sesuatu dari Bia. Sementara Yoga nampak kebingungan, ia pun kembali ke meja menghindari berucap sesuatu yang salah.

Bia hanya mengangguk lalu tersenyum kaku. Ia sedikit kecewa lantaran usahanya tampil cantik namun tak bertemu dengan Dafa. Misinya kali ini belum berhasil.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mencintai Kekasih Saudari Kembarku   Episode 20 (Rasa apakah ini?)

    Bia terdiam mendengar ucapan Dafa. Ia teringat bahwa besok adalah hari Jum'at, hari dimana Dafa akan berlibur dan menemani kekasihnya."Nemenin Selly?" Meski telah mengetahuinya, Bia tetap ingin memastikan bahwa pria di dekatnya itu akan meninggalkannya sendirian dirumah untuk bersama sang kekasih.Dafa mengangkat tubuhnya. Kini ia duduk berhadapan dengan Bia. "Gak takut sendirian?""Kan udah pernah," jawab Bia ketus, nampak tidak rela jika Dafa harus meninggalkannya sendirian.Dafa mengangguk pelan, "apa mau ikut?" tanyanya."Gila! Ngapain ngikutin orang yang mau pacaran. Mau jadi nyamuk? Ogah." Dafa berhasil memancing emosi Bia. Namun, hanya beberapa saat, Bia kembali berbicara pelan. Kali ini, nampak begitu serius. "Tapi kenapa sih, harus nemenin Selly tiap hari Jum'at? Emang dia tinggal dimana? Orang tuanya kemana?" tanya Bia mencaritahu lebih dalam tentang Selly.Dafa terdiam. Ia menyenderkan bahunya pada sofa. Seakan begitu berat untuk menjawab pertanyaan Bia. "Rumit." Satu kata

  • Mencintai Kekasih Saudari Kembarku   Episode 19 (Kini rumah terasa hangat)

    Bia membuat semua orang terkejut. Emosinya tak mampu lagi ia redam. Walau Bia memiliki pemikiran yang sama dengan Sandi, namun hatinya tetap sakit. Ia tak mampu menerima jika orang yang paling menyayanginya adalah sosok wanita tua yang jahat."Kenapa bukan?" tanya Dafa sambil memutar kursi mengarahkannya pada meja Bia. Bia memandang Dafa dengan mata yang sedikit memerah."Kayanya kita jangan berprasangka dulu deh," ucap Yoga menengahi.Sandi mengangguk, "ya, semoga aja bukan."Bia perlahan mengontrol emosinya. Matanya pun jernih kembali. Menarik nafas lalu mengeluarkannya secara perlahan.***"Bia yang awalnya menjalankan peran dengan sangat baik, kenapa sekarang mendadak ceroboh?" tanya Dafa. Di dalam ruangan hanya tersisa Dafa dan Bia. Sementara Sandi dan Yoga pergi untuk makan siang.Bia melirik ke arah Dafa yang memandanginya sedari tadi, "menurut kamu apa mungkin Oma pelakunya?" tanyanya."Mungkin," jawab D

  • Mencintai Kekasih Saudari Kembarku   Episode 18 (Dafa akan membantunya)

    Ruangan begitu hening. Desir angin malam masuk melewati celah jendela, tak terasa menyentuh kulit Bia. Sekujur tubuh Bia menjadi kaku, ia bahkan tak berani untuk sekedar mengedipkan mata.Dafa berjalan mendekati Bia. "Bianca Lariza. Nama panggilannya Bia. Keponakan dari almarhum pak Tiar. Cucu dari Dahlia Rani, pemilik perusahaan kopi yang cukup besar. Berpura-pura menjadi Bella. Sementara Bella dimakamkan atas nama Bia. Apa tujuannya?"Dafa berhenti tepat di hadapan Bia. Sementara itu Bia masih terdiam kaku, ia tak memiliki keberanian untuk menatap langsung mata pria yang telah mengetahui rahasianya itu."Kenapa diam padahal punya sejuta pertanyaan di kepala?" tanya Dafa menekan Bia agar berbicara padanya.Bia menghela nafas. Diamnya tak akan merubah kenyataan bahwa Dafa telah mengetahui siapa dirinya. "Udah tau, kenapa selama ini diam aja?" tanya Bia perlahan melirik ke arah Dafa. Dafa tersenyum, "penasaran aja, sejauh mana Bia bisa be

  • Mencintai Kekasih Saudari Kembarku   Episode 17 (Dafa memanggilnya Bia)

    Perlahan genggaman tangan itu melonggar. Bia mengambil kesempatan itu untuk melepaskan tangannya. Ia pergi meninggalkan Dafa yang masih tercengang mendengar perkataannya. Tanpa sadar, air mata Bia terjatuh seiring dengan tetesan darah di tangannya. Tangan yang semula berada di genggaman Dafa itu kini terluka akibat jam tangan di pergelangan tangan Bia yang ikut tergenggam oleh Dafa.Di luar, Bia berpapasan dengan Sandi dan Yoga yang kini tengah kembali dengan membawa botol minuman bersamanya."Kamu kenapa, Bel?" tanya Sandi ketika melihat Bia berjalan sambil menangis. Bia tidak memperhatikan Sandi, ia berlari meninggalkan kantor."Tangannya berdarah," ucap Yoga saat melihat tangan Bia."Serius? Ayo masuk," balas Sandi dan segera memasuki ruangan.Sandi dan Yoga kembali ke meja masing-masing. Ruangan begitu hening. Baik Sandi maupun Yoga tak berani bersuara. Mereka hanya menatap satu sama lain. Sementara Dafa masih berdiri di dekat tembok

  • Mencintai Kekasih Saudari Kembarku   Episode 16 (Bertemu pacar Dafa)

    Bia berjalan memasuki kantor dengan wajah tertunduk lesu. Sedari tadi ia berpikir siapa orang di dalam rumah Oma yang berhubungan dengan Bella?"Makan dulu, Daf, keburu dingin." Suara seorang wanita terdengar begitu asing di telinga Bia. Bia pun mengangkat wajahnya. Ia melihat seorang wanita berada di sebelah Dafa. Duduk berdekatan tanpa sekat. Wanita itu membawakan sarapan untuk Dafa.Sementara itu, Yoga dan Sandi saling berpandangan. Mereka merasa canggung dengan situasi saat ini."Hai, Bel," menyadari kehadiran Bia, wanita dengan kulit putih itu mulai menyapa dengan senyuman.Dafa tampak membeku, ia tidak bergerak sedikit pun. Suasana yang memang cukup canggung, terutama untuk Dafa.Bia membalas senyuman wanita di dekat Dafa itu, "Hai," balasnya. Bia berjalan mendekati meja Dafa. Ia menarik kursi plastik di meja Sandi dan memindahkannya tepat di sebelah Dafa. Hal itu membuat Dafa semakin merasa sesak.Melihat Bia duduk dekat d

  • Mencintai Kekasih Saudari Kembarku   Episode 15 (Siapa yang menghubungi Bella?)

    Dafa beranjak dari sofa lalu pergi meninggalkan Bia yang masih ternganga mendengar perkataan pria berwajah dingin itu."Dia udah tau?" tanya Bia pada dirinya sendiri. Ia begitu bingung dengan kata yang terucap dari mulut Dafa. Apakah Dafa benar mengetahui bahwa wanita yang tinggal serumah dengannya bukan Bella melainkan Bia? Ataukah perkataan itu hanya persepsi Dafa semata?Bia memasuki kamar dengan wajah cemas. Ia tak ingin rahasianya terbongkar begitu cepat. Sudah larut malam dan Bia belum bisa tidur lagi. Matanya pun kembali segar, perkataan Dafa kini terngiang-ngiang di telinganya. Setelah cukup lama gelisah, gadis cerdik itu pun bereaksi. Bia menggeledah seluruh isi kamar Bella yang tak sempat ia cek sebelumnya. Entah apa yang dicarinya.Bia menemukan tumpukan struk di dalam laci meja rias. Ia melihat satu persatu isi struk belanja milik Bella."Mie instan? Kopi? Dari ratusan struk cuma isi mie instan sama kopi doang?" keluh Bia ketika meliha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status