Share

Bab 32

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-02 19:18:50

Berhari-hari joandra memikirkan penawaran Adnan padanya. Mengingat bergabung ke dalam partai politik memerlukan pertimbangan yang matang, maka Joandra tidak ingin gegabah. Salah-salah melangkah akan berakibat jangka panjang pada perkembangan karir dan juga eksistensisnya secara pribadi.

Setelah Joandra meneliti dan mempelajari, Partai Nusantara Muda cukup sejalan dengan prinsip dan pikirannya. Mereka mengusung konsep kerakyatan dan membela kaum yang lemah. Tidak satu pun dari visi dan misi partai tersebut bertentangan dengan Joandra. Hanya saja sekali lagi Joandra tidak ingin salah langkah.

Setelah tiba di puncak kebimbangan yang tidak sanggup lagi ditanggungnya sendiri, maka Joandra memutuskan untuk menghubungi mamanya. Mungkin mamanya itu bisa berbagi sedikit masukan padanya sebelum dia memutuskan mengambil langkah selanjutnya.

Suara mamanya yang lembut mengisi pendengaran Joandra setelah panggilan terhubung.

“Iya, Jo?”

“Mama lagi sibuk?”

“Nggak sibuk kalilah. Kamu sehat, Nak?”

“Seh
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ivana Oktaviana
mamam noh restu ortu, ni juga si Aruna ngapain si nyerocos muluk mirip emak2 komplek sumpah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Mencintai Musuh Ayahku   Bab 35

    Utami duduk memberengut di sebelah Daniel yang saat ini sedang menyetir. Utami memang kecewa pada Joandra. Namun dia juga merasa kesal pada Daniel yang bicara sembarangan dan menghina Joandra seenak perutnya.Saat tiba di traffic light menanti lampu hijau menyala, Daniel memandang ke sebelah. Dilihatnya Utami yang sejak awal mereka meninggalkan hotel tadi tidak mengatakan sepatah kata pun. Alih-alih akan berbicara banyak tunangannya itu malah memberengut seperti orang sakit gigi."Kamu kenapa diam aja, Tami?"Utami mendengar dengan jelas pertanyaan Daniel. Tapi dia sengaja tidak merespon laki-laki itu.Sikap yang ditunjukkan Utami tak ayal membuat Daniel kesal. Pria itu mendengkus menahan emosi. "Jadi kamu baper karena ketemu dia? Lagian aku heran kenapa kalian masih sering ketemu.""Aku nggak baper," sangkal Utami membantah tuduhan Daniel."Jangan bohong, Utami. Aku bisa membaca perasaan kamu," ujar Daniel tak percaya. "Aku curiga kenapa kalian selalu ketemu. Apa jangan-jangan kamu d

  • Mencintai Musuh Ayahku   Bab 34

    Joandra mulai terbiasa dengan rutinitasnya yang baru sebagai politisi. Dia tidak perlu waktu lama untuk beradaptasi karena pada dasarnya pekerjaannya sebagai advokat ‘tidak berbeda jauh’ dengan profesi baru yang digelutinya.Hari ini Joandra dan kader partai yang lain baru saja selesai rapat sekaligus pengikraran koalisi antara Partai Nusantara Muda dengan Partai Merah Putih dan Partai Kebangkitan Baru. Karena merasa memiliki visi dan misi yang sama ketiga partai tersebut sepakat untuk berkoalisi mendukung pasangan capres pilihan mereka.Setelah rapat selesai dilanjutkan dengan makan siang di restoran hotel tempat rapat tersebut diselenggarakan."Saya ke toilet sebentar, Om." Joandra meminta izin pada Adnan.Pria itu mengangguk.Toilet yang dituju berada di lantai yang sama dengan restoran tersebut. Beruntung siang itu toilet tersebut tidak terlalu ramai.Joandra baru saja membuka toilet setelah selesai buang air ketika matanya menangkap sosok yang juga sedang keluar dari toilet wanit

  • Mencintai Musuh Ayahku   Bab 33

    Utami memejamkan mata. Sementara saat ini Inka sedang memijit-mijit pelipisnya. Akhir-akhir ini selain terserang mag dia juga semakin sering mengalami sakit kepala. Entah karena kondisinya tidak seprima biasa atau mungkin lantaran dirinya yang terlalu banyak pikiran."Lo itu mikirin apa sih, Ta? Kalau ada masalah ya jangan dipendam sendiri. Bagi-bagi ke gue. Kalaupun gue nggak ada solusinya tapi setidaknya lo jadi agak lega," kata Inka di sela-sela pijitannya di dahi Utami.Utami membuka matanya yang terpejam disusul dengan embusan napas. Lalu gadis itu membalas tatapan sahabatnya."Ka, lo pernah nggak ngerasa buang-buang waktu buat hal yang sia-sia?""Pernah.""Contohnya?""Gue rebahan hanya karena malas padahal waktu itu gue dikejar deadline," jawab Inka yang merupakan seorang penulis lepas. "Seharusnya hari itu gue bisa ngelakuin banyak hal. Tapi karena terlanjur bad mood dari pagi jadinya gue membuang banyak waktu.""Selain itu?" tanya Utami lagi."Hmm ... apa ya?" Inka terlihat s

  • Mencintai Musuh Ayahku   Bab 32

    Berhari-hari joandra memikirkan penawaran Adnan padanya. Mengingat bergabung ke dalam partai politik memerlukan pertimbangan yang matang, maka Joandra tidak ingin gegabah. Salah-salah melangkah akan berakibat jangka panjang pada perkembangan karir dan juga eksistensisnya secara pribadi.Setelah Joandra meneliti dan mempelajari, Partai Nusantara Muda cukup sejalan dengan prinsip dan pikirannya. Mereka mengusung konsep kerakyatan dan membela kaum yang lemah. Tidak satu pun dari visi dan misi partai tersebut bertentangan dengan Joandra. Hanya saja sekali lagi Joandra tidak ingin salah langkah.Setelah tiba di puncak kebimbangan yang tidak sanggup lagi ditanggungnya sendiri, maka Joandra memutuskan untuk menghubungi mamanya. Mungkin mamanya itu bisa berbagi sedikit masukan padanya sebelum dia memutuskan mengambil langkah selanjutnya.Suara mamanya yang lembut mengisi pendengaran Joandra setelah panggilan terhubung.“Iya, Jo?”“Mama lagi sibuk?”“Nggak sibuk kalilah. Kamu sehat, Nak?”“Seh

  • Mencintai Musuh Ayahku   Bab 31

    Keesokan hari Aruna kembali mendatangi butik Utami. Utami yang sedang sibuk memeriksa barang yang baru datang mendelegasikan pada Febi lalu mengajak teman dekat saat SMU itu ke ruangannya di lantai dua."Duh, sorry banget, Tami, gue jadi ngeganggu lo." Aruna merasa tidak enak hati karena kemunculannya membuat Utami terpaksa menghentikan aktivitasnya."Santai, Run, ada Febi sama Risa kok." Utami menyebut nama pekerja butik kemudian duduk di sebelah Aruna. "Kemarin lo jadi ke kantor bokap? Udah ketemu sama cowok itu?"Kemarin Aruna begitu menggebu-gebu menceritakannya pada Utami mengenai rencana aktivitas barunya.Ekspresi Aruna seketika berubah antusias. "Jadi dong. Dan gue udah ketemu dia. Tapi astaga ... dia jauh banget dari yang gue pikirin.""Nggak cakep kayak yang lo bilang?""Bukan, bukan itu. Kalo dari fisik sesuai banget sama yang didefinisikan bokap. Masalahnya tuh orang lempeng banget. Mulut gue udah berbuih eh dia ngejawab cuma satu kata doang. Udah gitu pelit senyum minta

  • Mencintai Musuh Ayahku   Bab 30

    Dua pasang mata milik Joandra dan Adnan serentak tertuju ke arah pintu masuk. Tampak di sana seorang gadis muda mengenakan jeans dan blouse berwarna biru laut. Gadis itu kemudian menarik langkah menghampiri keduanya.“Kamu datang tepat waktu, Run. Joandra juga belum terlalu lama di sini. Ayo kenalan dulu. Ini Joandra yang sebelumnya pernah Papa ceritakan. Jo, ini Aruna, anak Om.” Tanpa membuang waktu Adnan mengenalkan sepasang anak muda itu satu sama lain.Aruna berinisiatif mengenalkan dirinya terlebih dulu. Gadis itu mengulurkan tangan kemudian menyebutkan nama. Tak lupa memberi senyum manis.“Aku Aruna.”Joandra menyambut tangan Aruna dan balas menyebutkan namanya. “Joandra,” dengan begitu datar dan tanpa senyum.Aruna menjabat tangan Joandra begitu lama. Gadis itu terpukau oleh kerupawanan lelaki di hadapannya. Sampai akhirnya Joandra menarik tangannya duluan yang membuat Aruna jadi malu sendiri. Semua yang didefinisikan papanya mengenai lelaki itu ternyata tidak salah.Aruna mena

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status