Share

Bab 31

last update Last Updated: 2025-06-01 13:48:18

Keesokan hari Aruna kembali mendatangi butik Utami.

Utami yang sedang sibuk memeriksa barang yang baru datang mendelegasikan pada Febi lalu mengajak teman dekat saat SMU itu ke ruangannya di lantai dua.

"Duh, sorry banget, Tami, gue jadi ngeganggu lo." Aruna merasa tidak enak hati karena kemunculannya membuat Utami terpaksa menghentikan aktivitasnya.

"Santai, Run, ada Febi sama Risa kok." Utami menyebut nama pekerja butik kemudian duduk di sebelah Aruna. "Kemarin lo jadi ke kantor bokap? Udah ketemu sama cowok itu?"

Kemarin Aruna begitu menggebu-gebu menceritakannya pada Utami mengenai rencana aktivitas barunya.

Ekspresi Aruna seketika berubah antusias. "Jadi dong. Dan gue udah ketemu dia. Tapi astaga ... dia jauh banget dari yang gue pikirin."

"Nggak cakep kayak yang lo bilang?"

"Bukan, bukan itu. Kalo dari fisik sesuai banget sama yang didefinisikan bokap. Masalahnya tuh orang lempeng banget. Mulut gue udah berbuih eh dia ngejawab cuma satu kata doang. Udah gitu pelit senyum minta
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Cessyta Tanod
Berharap ada keajaiban/mukjizat buat Jo & Tami baikan lagi.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Mencintai Musuh Ayahku   Bab 36

    Seiring berjalannya waktu, masa kampanye akhirnya tiba. Para partai politik pendukung capres pilihan mereka berlomba-lomba mempromosikan pilihan mereka tersebut. Mulai dari blusukan mendatangi masyarakat yang sekiranya potensial, lalu menanam citra positif mengenai pasangan capres yang diusung.Begitu pun dengan para kader partai yang mencalonkan diri menjadi calon legislatif. Spanduk dan baliho terpampang hampir sepanjang ruas jalan, termasuk Joandra.Kadang Joandra bertanya-tanya di dalam hati, apa dirinya pantas untuk menjadi wakil rakyat? Apa dirinya bisa amanah setelah terpilih nanti. Namun keraguannya itu sirna ketika ingat hinaan Daniel dan segala olokannya."Keren kali lah Abangku ini."Joandra tertawa ketika Shella main ke kantor partai lalu menunjukkan foto baliho yang dipotretnya saat melewati salah satu ruas jalan."Apanya yang keren, Dek?" tanya Joandra."Ya Abanglah. Kalau nanti Abang terpilih jangan sombong ya, Bang. Jangan lupa dari mana tempat kita berasal." Adiknya i

  • Mencintai Musuh Ayahku   Bab 35

    Utami duduk memberengut di sebelah Daniel yang saat ini sedang menyetir. Utami memang kecewa pada Joandra. Namun dia juga merasa kesal pada Daniel yang bicara sembarangan dan menghina Joandra seenak perutnya.Saat tiba di traffic light menanti lampu hijau menyala, Daniel memandang ke sebelah. Dilihatnya Utami yang sejak awal mereka meninggalkan hotel tadi tidak mengatakan sepatah kata pun. Alih-alih akan berbicara banyak tunangannya itu malah memberengut seperti orang sakit gigi."Kamu kenapa diam aja, Tami?"Utami mendengar dengan jelas pertanyaan Daniel. Tapi dia sengaja tidak merespon laki-laki itu.Sikap yang ditunjukkan Utami tak ayal membuat Daniel kesal. Pria itu mendengkus menahan emosi. "Jadi kamu baper karena ketemu dia? Lagian aku heran kenapa kalian masih sering ketemu.""Aku nggak baper," sangkal Utami membantah tuduhan Daniel."Jangan bohong, Utami. Aku bisa membaca perasaan kamu," ujar Daniel tak percaya. "Aku curiga kenapa kalian selalu ketemu. Apa jangan-jangan kamu d

  • Mencintai Musuh Ayahku   Bab 34

    Joandra mulai terbiasa dengan rutinitasnya yang baru sebagai politisi. Dia tidak perlu waktu lama untuk beradaptasi karena pada dasarnya pekerjaannya sebagai advokat ‘tidak berbeda jauh’ dengan profesi baru yang digelutinya.Hari ini Joandra dan kader partai yang lain baru saja selesai rapat sekaligus pengikraran koalisi antara Partai Nusantara Muda dengan Partai Merah Putih dan Partai Kebangkitan Baru. Karena merasa memiliki visi dan misi yang sama ketiga partai tersebut sepakat untuk berkoalisi mendukung pasangan capres pilihan mereka.Setelah rapat selesai dilanjutkan dengan makan siang di restoran hotel tempat rapat tersebut diselenggarakan."Saya ke toilet sebentar, Om." Joandra meminta izin pada Adnan.Pria itu mengangguk.Toilet yang dituju berada di lantai yang sama dengan restoran tersebut. Beruntung siang itu toilet tersebut tidak terlalu ramai.Joandra baru saja membuka toilet setelah selesai buang air ketika matanya menangkap sosok yang juga sedang keluar dari toilet wanit

  • Mencintai Musuh Ayahku   Bab 33

    Utami memejamkan mata. Sementara saat ini Inka sedang memijit-mijit pelipisnya. Akhir-akhir ini selain terserang mag dia juga semakin sering mengalami sakit kepala. Entah karena kondisinya tidak seprima biasa atau mungkin lantaran dirinya yang terlalu banyak pikiran."Lo itu mikirin apa sih, Ta? Kalau ada masalah ya jangan dipendam sendiri. Bagi-bagi ke gue. Kalaupun gue nggak ada solusinya tapi setidaknya lo jadi agak lega," kata Inka di sela-sela pijitannya di dahi Utami.Utami membuka matanya yang terpejam disusul dengan embusan napas. Lalu gadis itu membalas tatapan sahabatnya."Ka, lo pernah nggak ngerasa buang-buang waktu buat hal yang sia-sia?""Pernah.""Contohnya?""Gue rebahan hanya karena malas padahal waktu itu gue dikejar deadline," jawab Inka yang merupakan seorang penulis lepas. "Seharusnya hari itu gue bisa ngelakuin banyak hal. Tapi karena terlanjur bad mood dari pagi jadinya gue membuang banyak waktu.""Selain itu?" tanya Utami lagi."Hmm ... apa ya?" Inka terlihat s

  • Mencintai Musuh Ayahku   Bab 32

    Berhari-hari joandra memikirkan penawaran Adnan padanya. Mengingat bergabung ke dalam partai politik memerlukan pertimbangan yang matang, maka Joandra tidak ingin gegabah. Salah-salah melangkah akan berakibat jangka panjang pada perkembangan karir dan juga eksistensisnya secara pribadi.Setelah Joandra meneliti dan mempelajari, Partai Nusantara Muda cukup sejalan dengan prinsip dan pikirannya. Mereka mengusung konsep kerakyatan dan membela kaum yang lemah. Tidak satu pun dari visi dan misi partai tersebut bertentangan dengan Joandra. Hanya saja sekali lagi Joandra tidak ingin salah langkah.Setelah tiba di puncak kebimbangan yang tidak sanggup lagi ditanggungnya sendiri, maka Joandra memutuskan untuk menghubungi mamanya. Mungkin mamanya itu bisa berbagi sedikit masukan padanya sebelum dia memutuskan mengambil langkah selanjutnya.Suara mamanya yang lembut mengisi pendengaran Joandra setelah panggilan terhubung.“Iya, Jo?”“Mama lagi sibuk?”“Nggak sibuk kalilah. Kamu sehat, Nak?”“Seh

  • Mencintai Musuh Ayahku   Bab 31

    Keesokan hari Aruna kembali mendatangi butik Utami. Utami yang sedang sibuk memeriksa barang yang baru datang mendelegasikan pada Febi lalu mengajak teman dekat saat SMU itu ke ruangannya di lantai dua."Duh, sorry banget, Tami, gue jadi ngeganggu lo." Aruna merasa tidak enak hati karena kemunculannya membuat Utami terpaksa menghentikan aktivitasnya."Santai, Run, ada Febi sama Risa kok." Utami menyebut nama pekerja butik kemudian duduk di sebelah Aruna. "Kemarin lo jadi ke kantor bokap? Udah ketemu sama cowok itu?"Kemarin Aruna begitu menggebu-gebu menceritakannya pada Utami mengenai rencana aktivitas barunya.Ekspresi Aruna seketika berubah antusias. "Jadi dong. Dan gue udah ketemu dia. Tapi astaga ... dia jauh banget dari yang gue pikirin.""Nggak cakep kayak yang lo bilang?""Bukan, bukan itu. Kalo dari fisik sesuai banget sama yang didefinisikan bokap. Masalahnya tuh orang lempeng banget. Mulut gue udah berbuih eh dia ngejawab cuma satu kata doang. Udah gitu pelit senyum minta

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status