Home / Romansa / Mencintai Seorang Climber / bab 94. Partner in Crime (1)

Share

bab 94. Partner in Crime (1)

last update Last Updated: 2025-02-12 13:00:32

Malam telah turun, disebuah cottage mungil di kawasan Lembang, tiga orang wanita sedang bicara dengan wajah tegang. Sejak siang mereka datang dan menghuni cottage itu, setelah sebelumnya saling kontak lewat chat.

Mulanya Wati enggan pergi, saat Lyla menjemputnya di butik. Namun, Lyla membujuk Wati dengan menangis, mengatakan bahwa polisi sudah menyelidiki hingga ke spa. Wati terpaksa minta izin dari kantor, lalu pergi bersama Lyla. Berdua mereka naik mobil Lyla, menjemput Susie dari rumahnya, lalu mencari cottage. Bukan untuk wisata, tapi supaya bisa bicara dengan lebih tenang, tanpa didengar pihak lain.

“Barusan adikku chat, katanya polisi mencariku ke rumah.” ujar Wati dengan jemari tangan bergetar, dingin dan berkeringat. Dia sangat gugup. “Aku nggak mau kita banyak bicara lagi, tanpa ada titik temu! Aku nggak melakukan apapun ….”

Wati teringat pada hari Selasa, sebelum ada kejadian di bridal, Lyla mengajaknya makan siang di sebuah restoran. Lyla membeberkan rencana untuk menarik
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Mencintai Seorang Climber   bab 240. Pertengkaran

    “Suami saya sakit berhari-hari, kenapa kamu tidak memberi tahu saya?” Nada suara Bu Marianne dingin, tegas, dan dia belum melangkah masuk ke rumah itu karena Rino masih berdiri di ambang pintu.“Maafkan saya Bu ... saya ingin merawat Pak Ardi, supaya saat pulang ke rumah Ibu sudah dalam kondisi sembuh.” jawab Elisa. Dia berdiri di dalam rumah, dengan jarak sekitar empat meter dari Bu Marianne dan kedua putranya yang masih berdiri di teras.“Mau sembuh bagaimana, kalau kamu ambil suami saya dari rumah sakit? Padahal dia masih harus dirawat.” Marianne mulai meninggikan nada suara.“Saya ... berencana memindahkan Pak Ardi ke rumah sakit lain ....” Elisa tergagap.“Biar saya yang membawa Pak Ardi ke rumah sakit lain. Tolong kamu menepi, saya mau masuk, mau lihat suami saya.” Bu Marianne hendak melangkah ke dalam rumah, tapi Rino tak mau berpindah tempat, dia tetap berdiri di ambang pintu depan.“Anda tidak bisa seenaknya masuk ke rumah orang lain, tanpa izin!” Ucapan Rino ketus.Bu Marian

  • Mencintai Seorang Climber   bab 239. Rumah Pelakor

    Wanita bernama Elisa yang jadi istri siri itu tidak bisa menggunakan kartu kredit milik Pak Ardi. Sebenarnya dia punya rekening atas nama pribadi, namun wanita itu punya prinsip, jika bisa belanja menggunakan uang orang lain, tidak perlu dia pakai uangnya sendiri. Karena kartu kredit tidak bisa diakses, maka dia beralih ke kartu debit milik Pak Ardi. Kartu debit itu terkoneksi ke rekening pribadi milik Pak Ardi. Namun kartu itu pun gagal diakses. Kartu itu sudah terblokir secara otomatis karena sudah tiga kali Elisa salah memasukkan PIN.Elisa berstatus janda karena suaminya meninggal. Wanita itu punya dua anak yang masih kecil. Mulanya dia bekerja di sebuah restoran besar di Kabupaten Bandung, sebagai staf marketing. Restoran tempat kerjanya punya ruang makan privat, kerap dijadikan tempat pertemuan para pengusaha, untuk bicara bisnis dan disambung makan siang atau makan malam. Beberapa kali Pak Ardi datang ke restoran itu, sebagai pihak yang mengundang rekan bisnis, ataupun diundang

  • Mencintai Seorang Climber   bab 238. Ketika Suami Sakit

    Hanif dan rekannya yang bernama Cahyo masih mengobrol di sebuah kafe. Yang mereka bicarakan adalah perkara yang terjadi pada Marco dan keluarganya.Cahyo bertutur, “Jadi pada mulanya Ibu Marianne meminta tolong pada anaknya agar mencari keberadaan papa mereka, yaitu Pak Ardi. Karena sudah beberapa hari Bu Marianne kehilangan kontak dengan suaminya itu, padahal Bu Marianne sedang mempersiapkan pesta peringatan 35 tahun pernikahan mereka.”Kisah selanjutnya sebagai berikut:Zakki curiga papanya menikah lagi, lantas dia bicarakan hal itu pada Marco. Mereka mendatangi sebuah alamat, yang diyakini sebagai rumah pelakor, tapi Pak Ardi tidak ada di situ. Rumah itu tidak ada penghuninya. Tetangga tidak tahu tentang penghuni rumah itu, karena rumah itu sudah lama kosong, lantas ada yang beli, dan baru dihuni lagi selama tiga bulan. Tetangga belum mengenal penghuni baru. Sementara itu, seorang pegawai di butik Bu Marianne melihat keberadaan Pak Ardi di salah satu rumah sakit, di Kabupaten Ban

  • Mencintai Seorang Climber   bab 237. Ada Pelakor

    “Kamu ingin Marco kembali pada kakakmu?” tanya Hanif. “Begini Mas, karena pada saat menikah, ada situasi yang darurat, mungkin saja waktu itu Bang Marco hanya ingin membuat ayah saya merasa tenang, maka dia bersedia menikah dengan kakak saya. Jika setelah itu dia merasa bahwa pernikahan seperti itu adalah keputusan yang salah, saya tidak akan menyalahkan dia. Sekarang saya adalah wali bagi saudara perempuan saya. Kalau Bang Marco merasa tidak bisa lagi melanjutkan pernikahan, maka saya persilakan dia datang ke hadapan saya untuk bicara bahwa dia tidak ingin melanjutkan pernikahan dengan Maryam. Itu saja. Saya tidak akan marah-marah. Jadi tidak perlu dia sembunyi dan menggantung status Maryam.” Nanang dan Pak Engkus akhirnya pamit. Nanang menemani Pak Engkus kembali ke rumah sakit untuk mempersiapkan keberangkatan ke Cirebon, membawa pulang jenazah kedua anaknya. Sementara itu, Hanif berkonsultasi dengan atasannya di Biro Hukum, tentang masalah yang menimpa Maryam. Status Hanif di b

  • Mencintai Seorang Climber   bab 236. Sang Pengacara

    Nanang kembali ke RS untuk menanyakan apakah sudah ada respons dari Bu Farida. Ternyata permintaan RS belum ditanggapi oleh Bu Farida. Chat dari RS sudah terbaca, namun tiada balasan dari Bu Farida. Pihak RS sudah mengirim staf humas untuk kembali mendatangi alamat Farida, tapi rumah itu masih kosong.Petugas RS bicara pada Nanang, “Kami sudah berusaha. Saran kami, Anda sebagai keluarga pasien Maryam untuk melapor ke polisi. Nanti kami bantu prosesnya.”Nanang merasa pusing sendiri, lelah, tapi tidak bisa mengabaikan karena yang dipertaruhkan adalah keselamatan kakaknya. Apa maksud Bu Farida menahan Maryam tetap bersamanya, padahal dia sudah diberi tahu bahwa dia salah bawa pasien. Yang dia bawa bukan menantunya. Mengenai bayi itu, memang anak Utami. Namun, orang tua kandung Utami menginginkan bayi itu kembali kepada mereka. Kalaupun mau dirawat oleh Bu Farida sebagai nenek si bayi, semestinya ada omongan dulu kepada keluarga Utami.Ayahnya Utami bicara pada Nanang. “Truk yang oleng i

  • Mencintai Seorang Climber   bab 235. Pasien yang Tertukar

    Pria muda itu adalah Nanang, semestinya sejak tadi dia bisa masuk ke bangsal IGD. Namun, karena akan ada kunjungan Kapolda, maka para penjenguk pasien diminta duduk dulu di ruang tunggu. Cukup lama Nanang duduk di salah satu teras, menunggu diperbolehkan masuk ke bangsal IGD. Ternyata dia terlambat.“Pasien atas nama Siti Rahmi Utami dan bayinya sudah dibawa oleh keluarganya.” Itu ucapan petugas di loket rumah sakit, ketika Nanang konfirmasi pasien yang dicarinya.“Kakak saya namanya Maryam Nur Asyifa, dan dia tidak punya bayi! Bagaimana ini? Pasien yang belum jelas identitasnya, malah dibiarkan dibawa pergi oleh orang yang ngaku-ngaku keluarganya?”Seorang petugas rumah sakit bertanya pada Nanang, “Anda sudah melihat ke kamar jenazah?”“Tadi saya dibawa ke kamar jenazah, di sana ada wanita muda korban dari mobil travel itu. Tapi wanita Itu bukan kakak saya! Karena kakak saya itu tingginya 165 cm. Wanita yang di kamar jenazah itu tingginya 157 cm. Kalau misalnya kakak saya yang ada di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status