Beranda / Romansa / Mencuri Harta dan Cinta / 3. Keluarga Geraldy

Share

3. Keluarga Geraldy

Penulis: Kirana Quinn
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-13 18:18:04

Sejak kejadian itu sebagian siswa siswi yang tahu dia bukan pencurinya, mulai menaruh simpatik padanya. 700 juta bukan uang yang sedikit walau itu untuk golongan menengah ke atas seperti mereka. Satu persatu yang tadinya mulai menjauh kini berusaha mendekatinya kembali. Selama di Sekolah itu Keysa tak punya teman dekat makanya dia tak perduli sedikit pun terhadap mereka. Toh sebentar lagi pengumuman kelulusan dan dia akan keluar dari sekolah itu.

"Kau akan melanjutkan kemana setelah ini Key ?" Tanya seorang siswi yang bernama Mutia.

"Lom tau, kamu sendiri kemana ? Luar negeri ?"

"Sepertinya dalam negeri saja, toh kualitas sekolah disini tak kalah dengan luar negeri."

Keysa manggut-manggut, setelah berbasa basi dia segera meninggalkan sekolah itu dengan tak lupa menyapa tukang pembersih taman dan satpam. Dengan lambaian tangan mereka Keysa meninggalkan sekolah dengan menggunakan ojek pangkalan. Keysa menuju tempat yang sering didatanginya akhir-akhir ini. Tak ada yang tau, orang tuanya terlalu sibuk dengan pekerjaan, bahkan ibunya yang hanya pemilik butik pakaian-pakaian import saja seakan tak punya waktu untuk sekedar tahu apa yang dilakukan anak keduanya itu.

Sore hari barulah Keysa tiba di rumah. Seorang maid sedang menyiram bunga di halaman depan rumahnya.

"Bi, ayah dan ibu sudah pulang ?" tanyanya dengan gayanya yang berlari-lari kecil, melompat-lompat bagaikan anak kecil, tapi emang dia masih kecil.

"Nyonya baru saja tiba non, tapi tuan belum pulang," jawab maid dengan sopan. Walau Keysa sangat dekat dengan mereka tetapi maid tetap memposisikan diri sebagai pembantu. Walau terkadang jika Keysa sedang bahagia tak segan-segan memeluk mereka dan tertawa bersama.

"Makasih ya bi," Keysa segera masuk dan berlari menuju kamarnya di lantai dua. Ditengoknya kamar kakaknya. "Hmmm rupanya dia juga belum kembali," gumamnya.

Pembantu di rumahnya berjumlah sepuluh orang, bisa dibayangkan seberapa besar rumah mereka dari jumlah maid sebanyak itu. Mereka sangat sedih mendengar Keysa akan dimasukkan ke Pesantren, mereka tahu jika Keysa masuk sekolah itu, maka mereka akan jarang bertemu. Tak akan ada lagi yang memperlakukan mereka layaknya keluarga. Perbedaan kasta akan lebih dominan, mana pembantu mana majikan.

Keysa sampai hari ini belum tau dia akan sekolah dimana, percuma rasanya mendaftar sendiri. Orang tetap akan melihat ayahnya dan bukan dirinya. Hufftt !

Saat malam tiba, semua keluarga berkumpul di ruang makan.

"Panggil Keysa bi," titah Syakila.

Bibi yang bernama Harti tergopoh-gopoh naik ke lantai dua, usianya baru menginjak empat puluhan makanya masih lumayan kuat untuk naik tangga yang jika dihitung sebanyak duapuluh anak tangga. Desain tangga rumah mewah ini, pagar tangga dibalut material kayu berwarna hitam. Gemerlap datang dari material anak tangganya yang berupa tegel marbel berwarna hitam keunguan. Kerlip hiasan yang menggantung dari langit-langit pun membuat tangga rumah mewah ini seperti sedang turun dari atas langit. Bibi Harti menarik nafas pelan dan segera mengetuk kamar Keysa. Tok...tok... "Non Keysa, ditunggu diruang makan !"

Karena tak ingin bibi Harti bolak balik naik tangga untuk memanggilnya, akhirnya dia segera keluar dengan pakaian tidur. Gaya Keysa tidak seperti kakaknya yang harus menjaga penampilan yang menunjukkan jika dia anak orang kaya. Perbedaan menyolok diantara mereka ketika berada di dalam rumah, Keysa dengan gayanya yang sangat sederhana, terkesan badung namun ramah, berbanding terbalik dengan Adinda penurut namun sombong.

Keysa segera bergabung bersama kedua orang tuanya dan duduk disamping Adinda. Tak sedikitpun dia melirik Adinda, kedua bersaudara itu bahkan jarang bertegur sapa sekalipun berpapasan. Sebenarnya Keysa menghargai kakaknya, namun melihat perlakuan buruk kakaknya kepada para pembantu membuatnya muak.

Keempat keluarga itu makan tanpa berbicara sepatah katapun. Diliriknya Bibi Herti bersama bibi Hanah diujung dapur sedang berdiri menunggu mereka selesai makan, diangkatnya kedua keningnya kepada mereka yang kebetulan melihatnya. Kedua maid itu hanya menunduk dan menggelengkan kepalanya. Keysa tau kedua pembantu itu pasti belum makan, semua pembantu di rumah itu akan makan setelah majikannya selesai makan. Salah seorang diantara mereka belum makan, maka para maid itu harus menunggu sampai semuanya selesai makan.

Pernah sepuluh pembantu rumah tangga itu makan di jam dua belas malam karena Adinda belum turun makan, tanggung katanya, masih kenyang. Keysa yang mengetahu hal itu segera berteriak sekencang-kencangnya, sehigga kedua orang tuanya yang hendak bersiap-siap tidur terpaksa keluar dari kamar karena mendengar teriakannya.Adinda yang sedang belajar dikamarnya turut keluar ketika diteriaki Kesya.

"Kak Dinda, apa kau itu manusia ? Jika kau mau mati jangan menyeret orang lain turut mati bersamamu !" Teriak Keysa dari lantai bawah.

Para maid yang berkumpul didapur ketakutan sehingga mereka berjejer bersembuyi dipintu dapur.

Syakila turun dari lantai dua. "Sudah larut malam, kenapa teriak-teriak ?"

"Lihat anak kesayangan ibu tuh, kalo dia gak mau makan bilang kek, jangan biarkan orang lain menunggunya. Jika dia gak makan sampai pagi, apa maid-maid ini gak makan juga sampai pagi ?" Keysa mendengus kesal ketika ibunya menghampirinya dan berusaha menenangkan anak badungnya ini.

"Lho, emang Dinda belum makan ?" Syakila melongokkan kepalanya ke lantai dua. Dan dengan ayunan tangannya menyuruh Dinda turun.

Sejak saat itu aturan makan di rumah itu dirubah, lewat dari jam sembilan malam, tak perduli majikan sudah makan atau belum, para maid diijinkan untuk makan.

Keysa berangan-angan jika dia kelak menjadi nyonya rumah maka tak akan ada perbedaan antara pembantu dan majikan. Pembantu boleh makan kapan saja, tapi tentunya dipisahkan saja makanan majikan. Tak boleh ada menu yang berbeda, majikan makan ayam maka pembantupun makan ayam. Begitu kira-kira angan-angan Keysa saat ini.

Ketika mereka semua telah selesai menyantap makanan di atas meja, Geraldy meminta tak ada satupun yang bergerak dari tempat duduk.

"Bersihkan meja makan, dan jangan ada yang meninggalkan tempat ini, ayah mau membicarakan sesuatu yang penting."

Tak ada yang bergerak, Bibi harti dan Bibi Hanah segera membersihkan meja makan. Setelah yakin semuanya bersih mereka menuju ke dapur dan memanggil para maid yang lain untuk makan malam.

"Ayah telah mendaftarkan Keysa ke Pondok Pesantren Modern AlKahfi, tak ada penolakan. Semua sudah dipersiapkan, Setelah pengumuman kelulusan Keysa segera masuk pondok."

Dinda terlihat senyum-senyum simpul, setidaknya tak ada lagi teriakan adik badungnya itu di dalam rumah. Keysa apalagi, dia tersenyum simpul walau dia tau bagaimana ketatnya peraturan pondok itu, orang tua boleh berkunjung sebulan sekali, kepulangan santri setahun sekali.Aktivitas selama setahun dilingkungan pondok saja, jika keluar didampingi ustad dan ustajah itupun jika ada acara yang mengatasnamakan sekolah. Santri yang ketahuan keluar tanpa izin akan mendapat sanksi, namun Keysa belum mendapat informasi kira-kira sanksi apa yang selalu diberikan kepada para santri yang melanggar peraturan itu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mencuri Harta dan Cinta   93. Penyesalan Adinda

    Bau disinfektan menyengat hidung, Adinda berdiri mematung di belakang ayahnya tanpa disadari oleh tuan Geraldy. Ayahnya terus sesenggukan menggenggam tangan nyonya Syakila. Dengan perasaan tak menentu Adinda memegang bahu ayahnya."Ayah! Apa yang terjadi?"Geraldy mendengar suara Adinda terkejut, dia tak menoleh namun dia menyentuh tangan anaknya yang menempel di bahunya."Seperti yang kau lihat nak!" jawab tuan Geraldy dengan suara serak menahan tangis." Maafkan aku ayah, ibu begini karena aku, aku salah dan khilaf!" Adinda memeluk bahu ayahnya dari belakang.Geraldy terdiam, apa lagi ini. Adinda menyembunyikan apa lagi? Geraldy meraih tissue dan menghapus air matanya. Dia diam dan berharap Adinda melanjutkan kata-katanya. Lalu Geraldy menarik sebuah kursi kosong ke sebelahnya dan menyuruh Adinda duduk di dekatnya."Maafkan aku ayah!" ucap Adinda lirih."Ada apa nak?" tanya Geraldy pelan.Sesaat Adinda menarik nafas dalam lalu menghempaskannya dengan pelan. Dia ikut menggenggam tang

  • Mencuri Harta dan Cinta   92. Pembunuh berdarah Dingin.

    Tuan Sunshine berbicara di ruangan direktur, direktur yang tak lain adalah Dr. Yuta meninggalkan mereka berdua dan segera melihat kembali kondisi nyonya Syakila."Ini terkait dengan Syakila!" kata Geraldy memulai obrolan."Sebelum kau bicara lebih jauh, lihatlah isi ponsel istrimu mungkin kau bisa menemukan petunjuk mengapa istrimu mencoba minum obat tidur dalam dosis yang tinggi!"Geraldy menerima ponsel istrinya namun dia tak membukanya."Tak membukanya sekalipun, aku tahu penyebabnya. Mungkin dia merasa menyesal karena mantan kekasihnya yang membunuh anaknya sendiri!" kata Geraldy dengan penuh penyesalan.Tuan Sunshine merasa tidak enak hati, ini adalah aib keluarga Geraldy jadi dia tak ingin mendengarnya."Sebaiknya selesaikan dengan baik, setiap manusia pasti berbuat kesalahan tapi tolong simpanlah ini dalam hatimu, jangan biarkan orang lain tahu aibmu sendiri!" Nasehat tuan Sunshine.Geraldy terdiam sangat lama air matanya jatuh bercucuran. Dia merasa sangat malu, karena dia men

  • Mencuri Harta dan Cinta   91. Mencoba Bunuh Diri

    Syakila.semakin terngiang ungkapan penyesalan Geraldy baru-baru ini yang mengatakan jika sebenarnya Keysa itu adalah Natasya. Jika Rehan mengatakan pelaku pembunuhan itu adalah Bagas, artinya Bagas telah membunuh darah dagingnya sendiri. Sejak kelahiran Keysa Bagas tak terlihat lagi batang hidungnya, bahkan ponselnya tak aktif lagi.Akhirnya Syakila ikut mengganti nomor ponselnya, dia sudah merasa sangat bersalah terhadap suaminya. Lalu kini dia bagaikan seorang pesakitan, seakan dia telah menerima hukuman akibat perbuatannya yang telah mengkhianati Geraldy.Sampai Adinda hendak berangkat ke kampus, Syakila tak juga bergerak dari tempat duduknya."Ibu, ada apa?" tanya Adinda bingung.Air mata yang menggenang di pipi ibunya membuatnya mendekati ibunya."Apakah karena Keysa?" tanya Adinda dengan penuh dendam."Ti..tidak sayang, terimalah Keysa sebagai adikmu, mungkin dengan cara itu ibumu ini bisa melupakan semua rasa bersalah ini," Isak nyonya Syakila."Memangnya apa salah Ibu?""Sudah

  • Mencuri Harta dan Cinta   90. Luka Lama

    Melihat gelagat yang tidak bagus di wajah tuan Geraldy dan nyonya Syakila, akhirnya Rehan dan Keysa pamit pulang."Hati-hati nak!" pesan tuan Geraldy yang mengantar mereka sampai depan pintu gerbang.Taun Geraldy melihat beberapa motor mengiringi kepergian mobil Rehan. Dia menarik nafas dalam, syukurlah Keysa kini di jaga oleh orang yang tepat. Gumamnya dalam hati.Tuan Geraldy kembali masuk ke dalam rumah dia mengambil tas kantornya dan tak pamit lagi pada nyonya Syakila Yang sedang duduk diam di ruang tamu. Nyonya Syakila merasa sangat gugup dengan sebuah nama yang baru saja disebutkan Rehan. Nyonya Syakila dan Bagas adalah sepasang kekasih semasa kuliah, karena saat itu orang tuanya tak merestui hubungan mereka akhirnya Syakila dinikahkan dengan Geraldy. Awal pernikahan mereka berjalan aman-aman saja, Bagas menghilang entah kemana, namun setahun kemudian ketika Syakila telah melahirkan seorang putri yang di beri nama Adinda dia muncul kembali. Hubungan mereka berlanjut secara sem

  • Mencuri Harta dan Cinta   89. Adik tiri Emil

    Pagi menjelang, Keysa buru-buru turun ke dapur membantu maid menyiapkan sarapan pagi. Ditinggalkannya suaminya yang masih tertidur pulas. Untunglah semalam Rehan tak mengganggu tidurnya."Nyonya sudah bangun?" sapa maid."Iya bi, hari ini menunya apa biar aku saja yang memasaknya," Keysa menawarkan diri."Nasi goreng seafood!" jawab maid.Keysa mengambil bahan-bahan dari dalam kulkas, lalu dia mulai memasak menu kesukaan suaminya. Selain nasi goreng dia juga menyiapkan menu yang lain berupa roti panggang, salad buah dan telur dadar. Tak lupa pula dia menyiapkan jus wortel.Rehan terbangun dan tak menemukan Keysa di sampingnya segera bangun dari tempat tidur dan melangkahkan kakinya keluar menuju kamar mandi, setelah menggosok giginya dan mencuci wajahnya dengan sabun lalu keluar. Dia menuju ke dapur seperti dugaannya nampak Keysa sedang menyiapkan menu sarapan pagi.Nyonya Sekar dan tuan Sunshine keluar bersamaan dari dalam kamar. "Ayo kita sarapan, Panggi mama dan papa."Kedua menan

  • Mencuri Harta dan Cinta   88. Hasil penelusuran 1

    Pembicaraan berlanjut setelah makan malam, makanan penutup di bawa ke ruang keluarga. Kali ini Rehan duduk di samping Keysa. Mendengarkan pembicaraan menyangkut pembunuhan orang tuanya tentunya sangat tidak mengenakan hati. Makanya Rehan harus memberikan dukungan moril untuk Keysa."Sepertinya kalian kelihatan tidak sabar mendengar cerita papa," ucap tuan Sunshine.Rehan dan Keysa hanya tertawa tanpa suara. Mereka tak bisa memungkirinya."Apakah ada kemungkinan lain?" tanya Rehan."Sebenarnya ini adalah rahasia besar yang tidak bisa di ketahui oleh kalian berdua, takutnya kalian tidak bisa bijak mendengarnya. Tapi ini baru berupa spekulasi. Papa dan detektif yang menyimpulkannya, benar tidaknya hanya Tuhan dan mereka yang bersangkutan yang tahu.Rehan menatap ayahnya dengan penuh tanya."Sejak kapan papa penuh teka-teki seperti ini?" protes Rehan."Ini aib orang nak!""Lho, tujuan papa kan hanya ingin membuka kebenaran agar kita tahu siapa pembunuhnya, dengan begitu kita akan bisa leb

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status