Share

Siyal

Suara seorang perempuan tiba-tiba mengalihkan perhatian mereka.

Syams kemudian mendorong tubuh Lastri supaya menjauh. Meski bagaimana pun, dia sudah menikah dan tidak ingin ada yang salah paham.

“Kamu sudah bangun?” tanya Syams.

“Sudah, tetapi aku masih ngantuk. Ayo kita ke kamar lagi. Lanjut ronde kedua,” ucap Starla sambil memberikan cium jauh kepada Syams.

Lastri terlihat kesal melihat Syams mendekati Starla. Kulit putih Starla yang meninggalkan jejak kemerahan semakin membuat Lastri jengkel. Dia mengepalkan tangan dan berkali-kali menarik napas dalam-dalam, dadanya naik turun seolah kehilangan oksigen di sekitarnya.

“Terpaksa tapi banyak cupang! Dasar munafik kamu, Syams.” Lastri mengentak-entakkan kakinya kesal kemudian pergi dari rumah Syams.

Syams sekarang sudah berdiri di depan Starla. Sebenarnya dia takut melihat istrinya, takut tergoda. Namun, bukankah mereka sudah halal?

“Ngapain lihat-lihat?” tanya Starla ketus.

“Lihat istri sendiri kan halal. Apa aku lihat Lastri aja?”

“Mau kucongkel matamu? Aku memang bukan istri yang kamu harapkan, tetapi aku tidak akan membiarkan wanita lain masuk ke dalam pernikahan ini.”

Syams terkekeh. “Kamu cemburu? Lastri itu temanku. Kami sahabatan sudah sejak duduk di bangku TK.”

“Dasar nggak peka. Dia itu suka sama kamu, Syams. Mana ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan?”

Entah mengapa Syams sangat gemas melihat ekspresi istrinya itu. Starla terlihat cemburu saat mengatakannya. Apakah Starla sudah jatuh hati dengan Syams?

“Jangan ngambek gitu, dong! Ke kamar, yuk!” ucap Syams sambil menoel dagu Starla.

“Ngapain? Jangan pegang-pegang!”

“Katanya mau nambah ronde kedua?” Syams menaik-turunkan alisnya.

“Jangan harap!” Starla kemudian berlari ke kamar dan menguncinya dari dalam.

“Siyal! Dia ngerjain aku,” ujar Syams kesal kemudian menendang udara kosong di depannya. Sayang, kakinya menatap kusen pintu hingga membuat jempol kakinya berdarah.

Di dalam kamar, Painem dan Starla tak henti-hentinya tertawa. Mereka sengaja membuat Lastri kesal pada Syams. Painem tidak menyukai Lastri karena selalu memanfaatkan anaknya. Lasti selalu meminta Syams mengantarkan ke mana-mana, padahal bukan sopirnya. Syams sendiri tidak akan menolaknya karena sungkan sudah bersahabat dari kecil. Tanpa dia tahu bahwa sahabat perempuannya menyukainya.

“Emak minta maaf karena perbuatan Syams padamu, tetapi emak pastikan kalian akan menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warohmah until jannah. Emak tidak akan membiarkan ada wanita lain yang mendekati Syams.

Kamu tahu, Starla? Syams memang miskin, tetapi dia baik hati dan tidak sombong. Wajahnya juga lumayan manis meski sedikit hitam. Banyak sekali gadis yang menyukainya, tetapi semuanya takut pada Emak. Dulu Bapak memberikan nama ‘Syams’ karena dia lahir pada siang hari, tepat di saat lagi panas-panasnya. Syams artinya matahari. Kami berharap Syams menjadi anak yang bermanfaat layaknya sinar mentari yang selalu menyinari bumi.”

Starla terdiam menyimak apa yang ibu mertuanya katakan. Dia merasa bersalah karena telah membohongi orang satu kampung, terutama Syams dan emaknya. Painem terlihat sangat menyayanginya meski baru pertama kali bertemu. Bagaimana jika Painem mengetahui yang sebenarnya? Starla belum siap keluar dari rumah ini untuk sekarang. Dia baru saja dibuang keluarganya. Mau tinggal di mana jika Syams menceraikannya?

“Mungkin saat ini Syams belum bisa menerimamu seutuhnya, tetapi Emak akan membantu membuat Syams jatuh hati dan bertekuk lutut padamu,” ujar Painem yakin.

“Makasih, Mak.” Starla memeluk ibu mertuanya dengan erat. Dia semakin bimbang dengan pilihannya sekarang. Haruskah dia membuat Syams mencintainya dan tinggal di desa selamanya?

“Emak keluar dulu. Kalau Syams berbuat yang aneh-aneh kamu bilang saja pada emak.”

“Iya, Mak.”

Starla menarik napas panjang setelah kepergian ibu mertuanya. Sebenarnya dia tidak tega berbohong, tetapi dia lebih baik tinggal di sini karena lelaki itu pasti akan mencarinya.

“Brengsek! Gara-gara lelaki itu aku harus tinggal di tempat seperti ini. Mama dan Papa juga sudah sangat membenciku. Mereka tidak akan memedulikanku lagi.” Starla menjambak rambutnya frustasi.

Dia mengingat kejadian semalam saat orang tuanya hendak menjodohkannya dengan anak dari teman ayahnya. Seorang CEO muda di sebuah hotel bintang lima. Namun, pacar Starla tidak terima. Dia diajak kabur oleh pacarnya dan pergi ke sebuah tempat hiburan malam. Dia dicekoki minuman beralkohol hingga mabuk. Setelah itu dia tidak ingat apa-apa. Dia terbangun dalam keadaan setengah sadar ketika Raja menciumi tubuhnya. Dia hendak melawan, tetapi tubuhnya terasa sangat lemah hingga akhirnya Syams datang.

Starla berteriak meminta tolong, tetapi tiba-tiba Raja membekap mulutnya hingga dia kembali pingsan. Saat terbangun, dia terkejut melihat Syams berada di mobilnya sedangkan Raja sudah kabur.

“Aku harus segera mandi.” Starla merasa jijik melihat bekas kemerahan di beberapa bagian tubuhnya. Dia tidak menyangka jika orang yang dicintainya ternyata hanya menyukai tubuhnya.

“Bodoh! Aku bodoh banget karena tidak pernah mendengarkan Mama dan Papa.” Starla menangis dan mengerang. Sekarang hanya Syams dan Painem yang dia miliki. Dia harus bertahan di sini bagaimana pun caranya.

“Kamu nangis?” tanya Syams yang entah sejak kapan masuk ke kamar.

Starla langsung menghapus air matanya. “Tidak. Aku tadi kelilipan. Rumahmu banyak debunya.”

Syams mendongak ke atas dan memang benar apa yang dikatakan istrinya. Ada beberapa sarang laba-laba bahkan sarang tawon di genteng. Syams menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Besok aku bersihkan. Jadi nambah?” tanya Syams sambil menatap Starla dengan penuh minat.

“Nanti malam aja,” jawab Starla kemudian berlari sambil membawa handuk ke kamar mandi.

Starla memang belum mandi dari pagi. Ketika akad nikah, dia hanya berganti pakaian saja supaya terlihat lebih sopan. Sekarang dia harus mandi karena bau parfum Raja masih melekat di tubuhnya. Rasanya dia ingin muntah.

Sesampainya di kamar mandi, dia mengguyur tubuhnya dengan gayung. Dinginnya air di kamar mandi semakin membuat hatinya membeku. Tangannya mengepal memegang sabun. Berkali-kali dia bersihkan tubuhnya, tetapi bekas bibir Raja tidak hilang juga.

“Starla! Kamu mandi atau pingsan? Jangan lama-lama di dalam. Bayar airnya mahal.” Syams menggedor-gedor pintu kamar mandi karena sudah hampir satu jam istrinya tidak keluar.

Air di kamar mandi masih terdengar mengalir dengan deras, tetapi tidak terdengar suara Starla sama sekali. Hal itu membuat Syams dan emaknya khawatir.

“Dobrak saja, Syams. Emak khawatir Starla bunuh diri karena kamu memperkosanya,” ucap Painem khawatir.

“Ya Allah, Mak. Sebenarnya anakmu itu aku apa Starla? Kenapa emak lebih mempercayainya?”

“Dia itu wanita, Syams. Dia akan hamil karena sudah kamu perkosa. Laki-laki tidak akan hamil, bahkan tidak akan rugi karena hilang keperjakaannya. Berbeda dengan wanita jika sudah kehilangan keperawanan, tidak akan ada lagi yang bisa menerimanya.”

‘Benar juga yang dikatakan Emak. Aku harus dobrak pintunya,' batin Syams.

“Minggir, Mak!”

Syams sudah membuat ancang-ancang untuk mendobrak pintu kamar mandi, tetapi tiba-tiba pintu terbuka hingga membuat tubuh Syams oleng dan jatuh nyungsep ke dalam ember.

Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kiki Sulandari
waduuuh....Niat Syams mau menolong Starla,eh....kok malah kepalanya nyungsep ke ember......... Nasib....nasib.............
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status