Suara seorang perempuan tiba-tiba mengalihkan perhatian mereka.
Syams kemudian mendorong tubuh Lastri supaya menjauh. Meski bagaimana pun, dia sudah menikah dan tidak ingin ada yang salah paham.“Kamu sudah bangun?” tanya Syams.“Sudah, tetapi aku masih ngantuk. Ayo kita ke kamar lagi. Lanjut ronde kedua,” ucap Starla sambil memberikan cium jauh kepada Syams.Lastri terlihat kesal melihat Syams mendekati Starla. Kulit putih Starla yang meninggalkan jejak kemerahan semakin membuat Lastri jengkel. Dia mengepalkan tangan dan berkali-kali menarik napas dalam-dalam, dadanya naik turun seolah kehilangan oksigen di sekitarnya.“Terpaksa tapi banyak cupang! Dasar munafik kamu, Syams.” Lastri mengentak-entakkan kakinya kesal kemudian pergi dari rumah Syams.Syams sekarang sudah berdiri di depan Starla. Sebenarnya dia takut melihat istrinya, takut tergoda. Namun, bukankah mereka sudah halal?“Ngapain lihat-lihat?” tanya Starla ketus.“Lihat istri sendiri kan halal. Apa aku lihat Lastri aja?”“Mau kucongkel matamu? Aku memang bukan istri yang kamu harapkan, tetapi aku tidak akan membiarkan wanita lain masuk ke dalam pernikahan ini.”Syams terkekeh. “Kamu cemburu? Lastri itu temanku. Kami sahabatan sudah sejak duduk di bangku TK.”“Dasar nggak peka. Dia itu suka sama kamu, Syams. Mana ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan?”Entah mengapa Syams sangat gemas melihat ekspresi istrinya itu. Starla terlihat cemburu saat mengatakannya. Apakah Starla sudah jatuh hati dengan Syams?“Jangan ngambek gitu, dong! Ke kamar, yuk!” ucap Syams sambil menoel dagu Starla.“Ngapain? Jangan pegang-pegang!”“Katanya mau nambah ronde kedua?” Syams menaik-turunkan alisnya.“Jangan harap!” Starla kemudian berlari ke kamar dan menguncinya dari dalam.“Siyal! Dia ngerjain aku,” ujar Syams kesal kemudian menendang udara kosong di depannya. Sayang, kakinya menatap kusen pintu hingga membuat jempol kakinya berdarah.Di dalam kamar, Painem dan Starla tak henti-hentinya tertawa. Mereka sengaja membuat Lastri kesal pada Syams. Painem tidak menyukai Lastri karena selalu memanfaatkan anaknya. Lasti selalu meminta Syams mengantarkan ke mana-mana, padahal bukan sopirnya. Syams sendiri tidak akan menolaknya karena sungkan sudah bersahabat dari kecil. Tanpa dia tahu bahwa sahabat perempuannya menyukainya.“Emak minta maaf karena perbuatan Syams padamu, tetapi emak pastikan kalian akan menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warohmah until jannah. Emak tidak akan membiarkan ada wanita lain yang mendekati Syams.Kamu tahu, Starla? Syams memang miskin, tetapi dia baik hati dan tidak sombong. Wajahnya juga lumayan manis meski sedikit hitam. Banyak sekali gadis yang menyukainya, tetapi semuanya takut pada Emak. Dulu Bapak memberikan nama ‘Syams’ karena dia lahir pada siang hari, tepat di saat lagi panas-panasnya. Syams artinya matahari. Kami berharap Syams menjadi anak yang bermanfaat layaknya sinar mentari yang selalu menyinari bumi.”Starla terdiam menyimak apa yang ibu mertuanya katakan. Dia merasa bersalah karena telah membohongi orang satu kampung, terutama Syams dan emaknya. Painem terlihat sangat menyayanginya meski baru pertama kali bertemu. Bagaimana jika Painem mengetahui yang sebenarnya? Starla belum siap keluar dari rumah ini untuk sekarang. Dia baru saja dibuang keluarganya. Mau tinggal di mana jika Syams menceraikannya?“Mungkin saat ini Syams belum bisa menerimamu seutuhnya, tetapi Emak akan membantu membuat Syams jatuh hati dan bertekuk lutut padamu,” ujar Painem yakin.“Makasih, Mak.” Starla memeluk ibu mertuanya dengan erat. Dia semakin bimbang dengan pilihannya sekarang. Haruskah dia membuat Syams mencintainya dan tinggal di desa selamanya?“Emak keluar dulu. Kalau Syams berbuat yang aneh-aneh kamu bilang saja pada emak.”“Iya, Mak.”Starla menarik napas panjang setelah kepergian ibu mertuanya. Sebenarnya dia tidak tega berbohong, tetapi dia lebih baik tinggal di sini karena lelaki itu pasti akan mencarinya.“Brengsek! Gara-gara lelaki itu aku harus tinggal di tempat seperti ini. Mama dan Papa juga sudah sangat membenciku. Mereka tidak akan memedulikanku lagi.” Starla menjambak rambutnya frustasi.Dia mengingat kejadian semalam saat orang tuanya hendak menjodohkannya dengan anak dari teman ayahnya. Seorang CEO muda di sebuah hotel bintang lima. Namun, pacar Starla tidak terima. Dia diajak kabur oleh pacarnya dan pergi ke sebuah tempat hiburan malam. Dia dicekoki minuman beralkohol hingga mabuk. Setelah itu dia tidak ingat apa-apa. Dia terbangun dalam keadaan setengah sadar ketika Raja menciumi tubuhnya. Dia hendak melawan, tetapi tubuhnya terasa sangat lemah hingga akhirnya Syams datang.Starla berteriak meminta tolong, tetapi tiba-tiba Raja membekap mulutnya hingga dia kembali pingsan. Saat terbangun, dia terkejut melihat Syams berada di mobilnya sedangkan Raja sudah kabur.“Aku harus segera mandi.” Starla merasa jijik melihat bekas kemerahan di beberapa bagian tubuhnya. Dia tidak menyangka jika orang yang dicintainya ternyata hanya menyukai tubuhnya.“Bodoh! Aku bodoh banget karena tidak pernah mendengarkan Mama dan Papa.” Starla menangis dan mengerang. Sekarang hanya Syams dan Painem yang dia miliki. Dia harus bertahan di sini bagaimana pun caranya.“Kamu nangis?” tanya Syams yang entah sejak kapan masuk ke kamar.Starla langsung menghapus air matanya. “Tidak. Aku tadi kelilipan. Rumahmu banyak debunya.”Syams mendongak ke atas dan memang benar apa yang dikatakan istrinya. Ada beberapa sarang laba-laba bahkan sarang tawon di genteng. Syams menggaruk kepalanya yang tidak gatal.“Besok aku bersihkan. Jadi nambah?” tanya Syams sambil menatap Starla dengan penuh minat.“Nanti malam aja,” jawab Starla kemudian berlari sambil membawa handuk ke kamar mandi.Starla memang belum mandi dari pagi. Ketika akad nikah, dia hanya berganti pakaian saja supaya terlihat lebih sopan. Sekarang dia harus mandi karena bau parfum Raja masih melekat di tubuhnya. Rasanya dia ingin muntah.Sesampainya di kamar mandi, dia mengguyur tubuhnya dengan gayung. Dinginnya air di kamar mandi semakin membuat hatinya membeku. Tangannya mengepal memegang sabun. Berkali-kali dia bersihkan tubuhnya, tetapi bekas bibir Raja tidak hilang juga.“Starla! Kamu mandi atau pingsan? Jangan lama-lama di dalam. Bayar airnya mahal.” Syams menggedor-gedor pintu kamar mandi karena sudah hampir satu jam istrinya tidak keluar.Air di kamar mandi masih terdengar mengalir dengan deras, tetapi tidak terdengar suara Starla sama sekali. Hal itu membuat Syams dan emaknya khawatir.“Dobrak saja, Syams. Emak khawatir Starla bunuh diri karena kamu memperkosanya,” ucap Painem khawatir.“Ya Allah, Mak. Sebenarnya anakmu itu aku apa Starla? Kenapa emak lebih mempercayainya?”“Dia itu wanita, Syams. Dia akan hamil karena sudah kamu perkosa. Laki-laki tidak akan hamil, bahkan tidak akan rugi karena hilang keperjakaannya. Berbeda dengan wanita jika sudah kehilangan keperawanan, tidak akan ada lagi yang bisa menerimanya.”‘Benar juga yang dikatakan Emak. Aku harus dobrak pintunya,' batin Syams.“Minggir, Mak!”Syams sudah membuat ancang-ancang untuk mendobrak pintu kamar mandi, tetapi tiba-tiba pintu terbuka hingga membuat tubuh Syams oleng dan jatuh nyungsep ke dalam ember.Posisi Syams dan Starla sedang berada di depan panggung. Semua orang yang hadir di acara itu tentu melihat bagaimana pertemuan mereka setelah lama tidak bersua. Dua orang yang menikah dan berpisah karena terpaksa akan keadaan, kini kembali bertemu. “Starla kangen sama Emak.” Starla beralih memeluk Painem kemudian saling menanyakan kabar. Mereka tidak mengikuti acara sampai selesai karena langsung pamitan pulang. Starla dengan senang hati mau pulang ke rumah suaminya. Dia sama seperti Syams, tidak berani menghubungi suaminya padahal setiap hari selalu stalking sosial medianya. Hari ini pun dia tidak akan datang jika bukan karena Eksa. “Kenalkan, ini Eksa. Sepupu sekaligus sopir pribadi.” Lelaki dengan perawakan tinggi itu mengulurkan tangan hendak menyalami Syams, tetapi diabaikan. Syams masih cemburu melihat istrinya dekat dengan lelaki lain. Starla menyenggol lengan suaminya supaya mau berjabat tangan dengan sepupunya. “Eksa!” ucap lelaki itu dengan nada sensual ketika bersalaman
Kehilangan adalah salah satu hal yang menyakitkan bagi beberapa orang, termasuk Syams dan Starla. Namun, dari sanalah mereka berproses menjadi dewasa. “Hari ini kafenya tutup, Syams?” tanya Emak. “Iya, Mak. Kita ‘kan mau ke nikahan Raja sama Fatimah,” ucap Syams sambil tersenyum. Dia sedang menyisir rambutnya, sesekali bergaya di depan kaca. Hampir satu tahun Syams merintis usaha kuliner di dekat telaga. Dia awalnya mendirikan sebuah warung makan sederhana. Ruko yang dia beli dari temannya, Udin. Awalnya memang hanya ruko kecil, tetapi lama kelamaan dia memiliki banyak pelanggan hingga mampu membuka cabang di beberapa titik lokasi. Sekarang dia memiliki sebuah kafe utama yang dijadikan sebagai kantor dan empat warung yang merupakan cabangnya. Syams selalu membuat dirinya sibuk supaya lepas dari rasa bersalah terhadap istrinya. Dia terpuruk beberapa saat setelah Starla pergi sampai akhirnya mendapatkan kabar dari mertuanya jika Starla melanjutkan kuliah. Istrinya juga sama sepertiny
Malam itu Syams tidak bisa tidur karena ucapan mertuanya. Bagaimana mungkin dia melepaskan Starla begitu saja? Banyak waktu yang mereka habiskan bersama, tidak mungkin semudah itu dia merelakan kepergian Starla. Bahkan ketika keadaan istrinya belum kembali pulih. Syams sampai menjatuhkan harga dirinya sebagai lelaki. Dia memohon dan bersujud ketika orang tua Starla hendak membawa anaknya pergi. “Jangan bawa Starla pergi, Pa. Papa harus mendengarkan penjelasanku lebih dulu. Baru setelah itu Papa boleh pergi.”Antonio mengembuskan napas berat. Mereka berdua keluar dari ruang tengah. Antonio tidak mau Starla mendengar penjelasan Syams. Dia takut anaknya terluka lagi jika bersama suaminya. “Papa sudah mendengar semua ceritaku dan tidak ada yang kututupi sama sekali. Papa harus percaya jika semua yang terjadi ini hanya jebakan Raja dan Fatimah. Aku bahkan melihat pengakuan mereka di depan mata kepalaku sendiri.”“Maafkan Papa, Syams. Relakan
“Starla keguguran, Pa.”Hening. Syams tidak mendengar suara Antonio lagi. “Pa! Papa masih mendengarkanku?”Syams mulai panik karena tidak ada jawaban. Dia takut papa mertuanya jantungan dan meninggal di tempat seperti di film televisi. “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Di rumah sakit mana?” tanya Antonio. “RSU, Pa, tapi ....” Belum sempat Syams melanjutkan ucapannya, telepon sudah dimatikan. Syams segera menghubungi tetangga supaya bisa menyampaikan kabar ini kepada Painem. Setelah itu dia masuk ke tempat di mana Starla dirawat. Dia mengambil tangan Starla dan mengecupnya perlahan. “Maafkan aku, Starla. Aku belum bisa membahagiakanmu. Aku berjanji setelah ini tidak akan ada air mata yang menetes di pipimu.” Starla bangun setelah 3 jam tertidur. Syams beberapa kali menangis melihat istrinya terbaring lemah di brankar. Dia bingung harus mengatakan apa jika istrinya sudah bangun. Usia kandungan
“Maafkan aku, Syams!”Hanya kata maaf yang mampu terucap dari bibirnya. Dia lekas pergi meninggalkan Syams karena tidak kuasa melihat lelaki pujaannya menangis. Hal yang paling membuat sakit adalah melihat orang yang dicintainya terluka, entah fisik maupun hatinya.Dia berjalan tanpa arah hingga sampailah di sebuah taman rumah sakit. Di sana ada beberapa orang yang sedang berbincang dengan keluarganya. Mungkin mereka sedang menunggu atau menjenguk keluarga yang sakit. Dia melihat sebuah bangku kosong di bawah pohon beringin. Langkahnya terhenti di sana kemudian dia duduk. Lama dia termenung, dia putuskan menghubungi Marlan dan mengajaknya pulang. Sepertinya dia sudah tidak dibutuhkan lagi di sini. Dia menunggu di parkiran dengan resah. Entah mengapa perasannya tiba-tiba menjadi tidak nyaman. Dia ingin segera pulang menemui Lala. Namun, belum sampai Marlan datang, dia dikejutkan dengan suara seseorang yang sangat familiar di telinganya.“K
“Mau di kamar atau di sofa?” tanya Raja kemudian mendorong tubuh Fatimah hingga terduduk di sofa. “Aku sedang hamil. Aku tidak mau melakukannya denganmu.” “Kamu sudah melakukannya dengan Syams? Atau dengan siapa lagi? Aku tahu kamu janda gatel.” Sebuah tamparan langsung mendarat di pipi Raja. “Pantas saja Starla tidak mau denganmu. Dasar laki-laki brengsek!” Hendak pergi, tetapi Fatimah tidak bisa keluar karena Raja menahannya, pun pintunya terkunci. Akhirnya siang itu mereka melakukannya lagi. Sore hari Fatimah baru pulang dengan banyak memar di tubuhnya. Raja melakukannya dengan kasar tanpa perasaan. Hal itu semakin membuat hati Fatimah sakit. Raja menganggapnya seperti pelacur. Padahal Fatimah hanya melakukannya dengan Raja. Selama ini dia hanya menginginkan Syams, tetapi karena sudah terlanjur berbohong hamil, dia meminta Raja menghamilinya. Siapa sangka jika Raja berpikir bahwa dia tidur dengan banyak lelaki? “Ma