Keesokannya, Keira terbangun dari tidurnya karena merasa geli di tengkuk lehernya. Keira yang merasa aneh pun membalikkan tubuhnya dan alangkah terkejutnya saat dirinya justru disuguhi dengan pemandangan wajah Keinan yang sedang terlalap tidur. Saat Keira melihat Keinan bergerak, Keira langsung pura-pura tidur. Namun, saat Keira justru merasakan tangan Keinan memeluk dirinya layaknya bantal guling. Dengan spontan Keira langsung mendorong Keinan yang masih tidur hingga terjatuh ke lantai.
Gedebuk. Suara Keinan jatuh ke lantai.Keinan langsung terbangun dari tidurnya saat badannya merasakan keras dan dinginnya lantai kamar Keira.“Apa yang kamu lakukan?” tanya Keinan marah kepada Keira.Keira yang ditanya justru sibuk menyilangkan kedua tangannya di dada. “L-lo sendiri apa maskudnya hah?!” Keira menaikkan nada bicaranya.Keinan yang tidak paham jelas mengernyitkan dahinya. Namun, tak lama kemudian Keinan paham jika dirinya ternyata tanpa sadar memeluk Keira yang tertidur bukannya guling. Hal itu karena guling di kasur itu sudah jatuh entah kemana.“Ah, bukannya kita sudah suami istri. Kenapa memang kalau saya seperti itu?”Keira melotot dengan jawaban Keinan yang super santai. Keira langsung berdiri sambil membawa selimut untuk menutupi tubuhnya.Keinan mengernyit heran dengan perilaku Keira.“Awas kalau sampai lo aneh-aneh sama gua!” ancam Keira dan langsung masuk ke kamar mandi sambil membawa selimut itu.Keinan hanya menggaruk kepalanya bingung. ‘Kenapa dia pake selimut segala? Emang mau nutupi apa?’***Setelah kebangunan di pagi hari yang heboh antara sepasang suami istri baru itu. Sekarang mereka sedang sarapan dengan Rendra. Tentu saja, Keira makan dengan lahap karena kemaren dirinya bahkan lupa untuk makan malam karena terlalu lelah.“Yah, saya mau bicara,” ucap Keinan yang otomatis membuat Keira dan Rendra menghentikan aktivitas makannya.“Ada apa Keinan?”“Yah, saya ingin membawa Keira untuk tinggal di rumah saya sendiri. Kami akan belajar untuk menjadi pasangan yang mandiri,” ucap Keinan.Keira yang mendengar hal itu tentu terkejut bukan main. ‘Apa maskudnya nih bapak-bapak? Jangan-jangan dia mau lakuin hal aneh-aneh lagi sama gua kalau tinggal di rumah sendiri!’ pikiran buruk Keira.Rendra terlihat tersenyum dan menganggukkan kepalanya. “Ayah juga tidak bisa melarang kalian. Sekarang Keira sudah menjadi istrimu, tanggung jawab kamu.”Keinan mengangguk sekali dan menatap Keira.“Apa?” tanya Keira tanpa suara.Keinan yang ditanya hanya diam dan memalingkan wajahnya ke makanannya kembali.Ck. Keira mencebik melihat itu.“Keira!” peringat Rendra.Keira yang diperingatkan seperti itu entah kenapa malah semakin membuat mood-nya hancur. Sehingga ia malah bangkit dan kembali masuk ke kamarnya tanpa pamit atau pun menoleh ke belakang.“Keira!” Rendra memanggil nama Keira dengan suara lantangnya. Tapi Keira tidak menoleh sama sekali.“Biar saya yang menyusulnya!” ucap Keinan saat melihat Rendra yang akan bangkit.“Maaf ya, Nak Keinan. Kamu jadi harus melihat ini,” sesal Rendra.“Tidak apa-apa, Ayah. Kalau begitu Keinan pamit, permisi.” Keinan menganggukkan kepalanya pelan dan melangkah menaiki tangga untuk menyusul Keira.Ceklek.“Kenapa lo ke sini?” tanya Keira ketus.Keinan hanya menyilangkan tangannya dan bersandar di daun pintu. “Saya nggak peduli dengan masalah kamu dengan Ayah kamu. Tapi untuk pindah dari rumah ini, saya serius soal itu. Jadi, cepat bereskan semua barang-barangmu dan kita berangkat siang ini!”“Apa?” tanya Keira keras.“Saya tidak terima penolakan!” Setelah mengatakan hal itu Keinan terlihat pergi dari kamar Keira menyisakan Keira yang dongkol.“Saya tidak terima penolakan!” ejek Keira menirukan ucapan Keinan.“Memangnya dia pikir dia siapa?! Sampai-sampai bisa ngatur gua! Udah Ayah kaya gitu ke gua! Sekarang malah punya suami nggak jelas kaya gitu! Heran deh, kapan hidup gua bakal baik Ya Allah!” Keira mengomel sendiri tanpa tahu jika ternyata Keinan kembali lagi ke kamar Keira untuk mengambil hanphone-nya.“Udah ngomelnya?”“Oh, astaga!” kaget Keira.“S-sejak kapan bapak berdiri di sana?” tanya Keira gugup.Keinan melangkah mendekat ke arah Keira. Sangat dekat sekali, sampai-sampai Keira mampu mencium bau parfum Keinan yang wangi. Keira menutup matanya saat wajah Keinan semakin mendekat ke arahnya. Namun, tidak terjadi apa-apa. Justru Keira merasakan sakit di dahinya akibat Keinan yang menjentik dahi Keira.“Hilangkan pikiran kotormu itu! Saya hanya mengambil hp!” ucap Keinan dan berlalu.“Hah, benar-benar! Memangnya siapa yang berpikir kotor hah?!” teriak Keira.“Oh ya dan satu lagi. Saya itu suami kamu, jadi saya berhak mengatur kamu!” ucap Keinan yang kembali lagi hanya untuk mengatakan hal itu.Keira bahkan sampai melongo melihat itu. “Hah! Mimpi apa gua punya suami kaya gitu Ya Allah!” Keira menutup wajahnya.Setelah mengemasi semua barang-barang yang dianggapnya perlu. Keira dan Keinan akhirnya berangkat untuk pindah ke rumah baru mereka. Lebih tepatnya rumah yang sudah disediakan oleh Keinan. Kepindahan yang dipaksakan oleh Keinan juga.Keira hanya diam selama di perjalanan. Ia tak mau mengeluarkan sepatah katapun. Keira masih dongkol dengan Keinan yang berlaku seenaknya. Sebenarnya tadi Keira sudah akan kabur lewat jendela saat Keinan keluar. Tapi ternyata Keinan telah berdiri di dekat jendela yang dibuar Keira kabur. Ditambah, Keinan mengancam Keira jika Keira tidak ikut dirinya pindah. Maka dirinya hanya akan terus-terusan hidup dengan Ayahnya yang bahkan tidak pernah akur dengan dirinya. Keira kalah, karena nyatanya ia memang sudah muak hidup dengan Ayahnya. Entahlah, sudah sejak lama Keira sebenarnya ingin keluar dari rumah itu. Tapi Keira menahannya, lebih tepatnya karena itu juga mustahil. Karena jarak kampus dari rumah Keira saja dekat. Bagaimana caranya Keira keluar dari rumah itu. Alasan akan ngekos dan hidup mandiri itu pasti akan langsung ditolak mentah-mentah dengan Ayahnya.***“Baca ini!” ucap Keinan yang memberikan sebuah kertas dengan ketikan rapi yang tertulis di sana.Keira menerima kertas itu dan membacanya.“Apa ini?”“Kesepakatan.”“Kesepakatan?”“Baca ini!” ucap Keinan yang memberikan sebuah kertas dengan ketikan rapi yang tertulis di sana.Keira menerima kertas dan membaca kertas itu.“Apa ini?”“Kesepakatan.”“Kesepakatan?”“Iya, kesepakatan. Kamu terlihat tidak nyaman dengan hubungan ini. Oleh karena itu, mari kita buat kesepakatan ini agar kita sama-sama nyaman.”Keira mengernyitkan dahi. Keira membaca poin-poin dari isi kesepakatan itu. Diantaranya adalah untuk tidur pisah kamar dan Keira yang harus menuruti apa keinginan Keinan.“Kenapa poin gua harus nurut ke lo dua kali?” tanya Keira.“Saya tahu kamu suka memberontak. Kalau saya tidak menulis dua kali nanti kamu beralasan lupa.”Keira hanya mampu menatap tidak percaya dengan penjelasan Keinan.“Sudah, patuhi saja! Oh, iya ingat itu bukan kesepakatan lebih tepatnya itu adalah surat pemberitahuan dari saya!” tegas Keinan dan bangkit berdiri.“Pak, tunggu! Saya juga mau ajuin satu poin penting.”Keinan menaikkan alisnya pertanda menyilakan kepada Keira.“Kita jangan sal
Keira terlihat melamun sekarang padahal di depannya sudah terdapat makanan yang ia pesan. “Ra, lo kenapa?” tanya Winda.Saat ini Keira, Winda, dan Lala sedang berada di kantin universitas.“Hah!” Keira menekuk wajahnya dan membenamkan wajahnya di meja kantin.“Lo kenapa sih?” tanya Lala heran.“Gua mau mati aja!” ucap Keira lebay.“Eh … ya jangan dong! Kalau lo mati kita susah dapet uang taruhan balapan lagi!” peringat Lala.Keira menatap Lala dengan mematikan. “Eh-ehm maksud gua kalau lo mati kita bakal sedih dong!” ucap Lala.“Udah, nggak usah dengerin si Lala. Lo kenapa? Ada masalah?” tanya Winda.“Lo emang sahabat yang paling ngerti gua, Win!” Keira langsung memeluk Winda tanpa malu.“Lo kenapa sih?” tanya Winda yang heran dengan tingkah sang sahabat.Keira tentu tidak mungkin memeluk Winda sampai begini jika tidak ada masalah. Keira bukan tipe perempuan yang suka main skinsip.“Nggak papa kok!” ucap Keira yang sudah kembali biasa.‘Gua lupa, nggak ada satu pun dari mereka yang
Saat ini Keira sedang duduk sambil mengenggam segelas teh hangat yang dibuatkan Keinan kepadanya. Keira memandang Keinan yang sedang sibuk memeriksa sesuatu di dalam laptopnya. Padahal sekarang sudah menunjukkan pukul setengah empat pagi lebih. Sebentar lagi sudah akan jam empat, tapi Keinan bukannya tidur lagi malah sibuk dengan laptopnya.Keira mencuri-curi pandang kepada Keinan.“Kenapa?” tanya Keinan yang sadar jika Keira sejak tadi mencuri pandang padanya.“B-bapak nggak tidur?” tanya Keira kikuk.Keinan menukikkan alisnya, “Bapak?”Keira memandang Keinan bingung.Keinan mengembuskan napas, “Mas, Keira,” desis Keinan.“O-oh iya, Mas, maksudnya Mas nggak tidur?” Keira menampilkan wajah malu bercampur kaget.‘Duh, sial malu-maluin gua!’ umpat Keira dalam hati.“Saya terbiasa untuk bangun pagi Keira. Memeriksa perkerjaan mahasiswa saya sebelum berangkat ke universitas.”“Tapi kan hari ini hari minggu, Pak?”“Pak?”“M-maksudnya Mas.”Keinan geleng-geleng kepala.“Biasakan untuk panggi
“Gimana rasanya?” tanya Keinan penasaran."Ehm, rasanya ...."Alih-alih menjawab langsung, Keira justru menelan nasi goreng di mulutnya sampai habis dan memberi jeda sebentar. Menatap wajah Keinan yang sangat menunggu komentarnya itu membuat Keira merasa tertarik untuk menjahili Keinan.“Aku belum pernah ngerasain rasa nasi goreng yang kaya gini sih,” ucap Keira datar dengan wajah dibuat bingung dan melirik Keinan untuk tahu ekspresi Keinan.Keira menaikkan sudut bibirnya saat melihat Keinan menunduk dan terlihat kecewa dengan komentarnya.“Rasanya benar-benar fantastis! Sampai-sampai aku nggak bisa komentar lagi! Kalau ada nasi goreng terenak di dunia, pasti ini!” ucap Keira kemudian dengan menggebu-nggebu sambil menunjuk nasi goreng.Keinan tersenyum mendengar kalimat pujian dari Keira.Keira yang melihat senyum Keinan itu merasa jika Keinan imut seperti anak kucing sehingga Keira tanpa sadar mengelus kepala Keinan pelan. Sampai saat Keira menyadarinya, wajah Keinan sudah memerah mal
Keinan yang sudah akan beranjak pergi kembali berbalik dan justru melangkah mendekati Keira.'A-apa ini?' batin Keira.Keira yang gugup dan sekaligus terkejut justru menutup matanya. Hingga Keira merasakan sebuah benda kenyal dan sedikit basah menyentuh pipinya. Keira langsung melotot kaget dan bercampur heran ke arah Keinan.Keinan masih belum menjauhkan wajahnya setelah mengecup pipi Keira. Keinan justru tersenyum manis di hadapan Keira sambil menyampirkan anak rambut Keira yang terjatuh menutupi wajah cantik Keira."Saya sudah bilang kan kalau saya akan mencium kamu jika kamu memanggil saya 'Pak' lagi? Saya tahu kamu suka, tapi tolong jangan disengaja, oke?" Ucap Keinan dengan nada rendah menggoda dan diakhiri kedipan mata saat mengucap kata 'oke'.Setelahnya Keinan berlalu begitu saja seakan-akan tidak ada yang terjadi antara dirinya dan Keira. Sedangkan Keira masih termangu dalam keterkagetannya. Keira bisa merasakan degup jantungnya yang cepat sekali. Rasanya sampai mau meledak.
Keira menjatuhkan Sarah dan menduduki Sarah bersiap untuk memukul wajah Sarah. Namun, seseorang berhasil menahan pergelengan tangan Keira.“Apa?!” ucap Keira dengan nada tinggi yang diakhiri pelototan saat tahu siapa yang menahan tangannya.Orang itu manarik Keira berdiri dan memisahkan Keira dengan Sarah.“P-pak!” ucap Sarah dengan kikuk karena saat ini dihadapannya ada seorang dosen ganteng yang sedang menatap tajam dirinya.Sarah tentu tahu siapa Keinan yang merupakan seorang dosen muda ganteng yang memang menjadi topik terpanas di kampus ini. Meskipun sebenarnya Sarah belum pernah diajar secara langsung dengan Keinan.“Kalian berdua ikut saya ke ruangan saya!” ucap Keinan dingin dan berlalu begitu saja.Seperti kerbau yang dicolok hidungnya, Keira dan Sarah langsung mengikuti langkah Keinan.Sekarang mereka berakhir di ruangan segi empat yang tidak terlalu besar milik Keinan Sanjaya.“Jadi, sebenarnya kenapa kalian sampai berkelahi seperti anak kacil begitu?” tanya Keinan sambil me
Keinan dan Keira sekarang sudah tiba di rumah tepat saat waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam. Keinan sempat menghentikan mobilnya di masjid saat azan maghrib tiba. Sehingga hari itu akhirnya Keira kembali shalat lagi. Meskipun ya memang masih bolong-bolong. Keira shalat jika ingat saja.Sekarang Keinan sejak tadi hanya diam di depan Keira padahal Keira sudah siap dengan hukumannya. Maksudnya bukan Keira siap untuk dicium tapi dirinya sudah menyiapkan mentalnya untuk dibuat jantungnya berpacu cepat lagi.Keira mencuri-curi pandang ke arah Keinan yang sedang sibuk mengerjakan sesuatu di laptopnya.‘Ini bapak-bapak sebenarnya jadi mau hukum gua nggak sih? Ada istri secantik ini malah dianggurin sama dia. Mana aku malah diduakan sama laptopnya,’ batin Keira melirik tajam ke arah laptop Keinan.Keinan yang sejak tadi merasakan tidak enak dengan pandangan menghunus Keira pun menyudahi aktivitasnya.“Kamu kenapa Ra?” tanya Keinan.“Ya Bapak yang kenapa lah? Maksudnya Mas yang kenapa?” tany
Keira saat ini sudah berdiri di depan pintu ruangan Keinan. Entah kenapa, Keira justru merasa ragu untuk mengetuk pintu itu. Pasalnya, Keinan terlihat disengaja saat memberikan tugas tadi malam. Keira curiga jika ini adalah akal-akalan Keinan saja untuk membuat hukuman tambahan bagi Keira.Keira menghembuskan napas lesu. Sebelum dirinya memutuskan untuk mengetuk pintu ruangan itu.Tok tok tok.“Masuk!” Terdengar suara Keinan menyahut.Keira menghembuskan napas lagi mempersiapkan dirinya untuk bertemu dengan Keinan.“Siang Pak!” sapa Keira saat masuk di ruangan Keinan.Keinan mendongak dan melihat sosok Keira yang datang dengan senyum terpaksa. Keinan semakin ingin mengerjai Keira saat ini.“Duduklah!” perintah Keinan yang langsung dilaksanakan dengan Keira.Setelah Keira duduk, Keinan justru hanya mendiamkan Keira dan mengecek tumpukan kertas-kertas di mejanya. Keinan menghiraukan keberadaan Keira.‘Sialan nih bapak-bapak! Sengaja banget buat gua nunggu dia kaya gini,’ dumel Keira da