Share

Bab 3: Kepindahan

Keesokannya, Keira terbangun dari tidurnya karena merasa geli di tengkuk lehernya. Keira yang merasa aneh pun membalikkan tubuhnya dan alangkah terkejutnya saat dirinya justru disuguhi dengan pemandangan wajah Keinan yang sedang terlalap tidur. Saat Keira melihat Keinan bergerak, Keira langsung pura-pura tidur. Namun, saat Keira justru merasakan tangan Keinan memeluk dirinya layaknya bantal guling. Dengan spontan Keira langsung mendorong Keinan yang masih tidur hingga terjatuh ke lantai.

Gedebuk. Suara Keinan jatuh ke lantai.

Keinan langsung terbangun dari tidurnya saat badannya merasakan keras dan dinginnya lantai kamar Keira.

“Apa yang kamu lakukan?” tanya Keinan marah kepada Keira.

Keira yang ditanya justru sibuk menyilangkan kedua tangannya di dada. “L-lo sendiri apa maskudnya hah?!” Keira menaikkan nada bicaranya.

Keinan yang tidak paham jelas mengernyitkan dahinya. Namun, tak lama kemudian Keinan paham jika dirinya ternyata tanpa sadar memeluk Keira yang tertidur bukannya guling. Hal itu karena guling di kasur itu sudah jatuh entah kemana.

“Ah, bukannya kita sudah suami istri. Kenapa memang kalau saya seperti itu?”

Keira melotot dengan jawaban Keinan yang super santai. Keira langsung berdiri sambil membawa selimut untuk menutupi tubuhnya.

Keinan mengernyit heran dengan perilaku Keira.

“Awas kalau sampai lo aneh-aneh sama gua!” ancam Keira dan langsung masuk ke kamar mandi sambil membawa selimut itu.

Keinan hanya menggaruk kepalanya bingung. ‘Kenapa dia pake selimut segala? Emang mau nutupi apa?’

***

Setelah kebangunan di pagi hari yang heboh antara sepasang suami istri baru itu. Sekarang mereka sedang sarapan dengan Rendra. Tentu saja, Keira makan dengan lahap karena kemaren dirinya bahkan lupa untuk makan malam karena terlalu lelah.

“Yah, saya mau bicara,” ucap Keinan yang otomatis membuat Keira dan Rendra menghentikan aktivitas makannya.

“Ada apa Keinan?”

“Yah, saya ingin membawa Keira untuk tinggal di rumah saya sendiri. Kami akan belajar untuk menjadi pasangan yang mandiri,” ucap Keinan.

Keira yang mendengar hal itu tentu terkejut bukan main. ‘Apa maskudnya nih bapak-bapak? Jangan-jangan dia mau lakuin hal aneh-aneh lagi sama gua kalau tinggal di rumah sendiri!’ pikiran buruk Keira.

Rendra terlihat tersenyum dan menganggukkan kepalanya. “Ayah juga tidak bisa melarang kalian. Sekarang Keira sudah menjadi istrimu, tanggung jawab kamu.”

Keinan mengangguk sekali dan menatap Keira.

“Apa?” tanya Keira tanpa suara.

Keinan yang ditanya hanya diam dan memalingkan wajahnya ke makanannya kembali.

Ck. Keira mencebik melihat itu.

“Keira!” peringat Rendra.

Keira yang diperingatkan seperti itu entah kenapa malah semakin membuat mood-nya hancur. Sehingga ia malah bangkit dan kembali masuk ke kamarnya tanpa pamit atau pun menoleh ke belakang.

“Keira!” Rendra memanggil nama Keira dengan suara lantangnya. Tapi Keira tidak menoleh sama sekali.

“Biar saya yang menyusulnya!” ucap Keinan saat melihat Rendra yang akan bangkit.

“Maaf ya, Nak Keinan. Kamu jadi harus melihat ini,” sesal Rendra.

“Tidak apa-apa, Ayah. Kalau begitu Keinan pamit, permisi.” Keinan menganggukkan kepalanya pelan dan melangkah menaiki tangga untuk menyusul Keira.

Ceklek.

“Kenapa lo ke sini?” tanya Keira ketus.

Keinan hanya menyilangkan tangannya dan bersandar di daun pintu. “Saya nggak peduli dengan masalah kamu dengan Ayah kamu. Tapi untuk pindah dari rumah ini, saya serius soal itu. Jadi, cepat bereskan semua barang-barangmu dan kita berangkat siang ini!”

“Apa?” tanya Keira keras.

“Saya tidak terima penolakan!” Setelah mengatakan hal itu Keinan terlihat pergi dari kamar Keira menyisakan Keira yang dongkol.

“Saya tidak terima penolakan!” ejek Keira menirukan ucapan Keinan.

“Memangnya dia pikir dia siapa?! Sampai-sampai bisa ngatur gua! Udah Ayah kaya gitu ke gua! Sekarang malah punya suami nggak jelas kaya gitu! Heran deh, kapan hidup gua bakal baik Ya Allah!” Keira mengomel sendiri tanpa tahu jika ternyata Keinan kembali lagi ke kamar Keira untuk mengambil hanphone-nya.

“Udah ngomelnya?”

“Oh, astaga!” kaget Keira.

“S-sejak kapan bapak berdiri di sana?” tanya Keira gugup.

Keinan melangkah mendekat ke arah Keira. Sangat dekat sekali, sampai-sampai Keira mampu mencium bau parfum Keinan yang wangi. Keira menutup matanya saat wajah Keinan semakin mendekat ke arahnya. Namun, tidak terjadi apa-apa. Justru Keira merasakan sakit di dahinya akibat Keinan yang menjentik dahi Keira.

“Hilangkan pikiran kotormu itu! Saya hanya mengambil hp!” ucap Keinan dan berlalu.

“Hah, benar-benar! Memangnya siapa yang berpikir kotor hah?!” teriak Keira.

“Oh ya dan satu lagi. Saya itu suami kamu, jadi saya berhak mengatur kamu!” ucap Keinan yang kembali lagi hanya untuk mengatakan hal itu.

Keira bahkan sampai melongo melihat itu. “Hah! Mimpi apa gua punya suami kaya gitu Ya Allah!” Keira menutup wajahnya.

Setelah mengemasi semua barang-barang yang dianggapnya perlu. Keira dan Keinan akhirnya berangkat untuk pindah ke rumah baru mereka. Lebih tepatnya rumah yang sudah disediakan oleh Keinan. Kepindahan yang dipaksakan oleh Keinan juga.

Keira hanya diam selama di perjalanan. Ia tak mau mengeluarkan sepatah katapun. Keira masih dongkol dengan Keinan yang berlaku seenaknya. Sebenarnya tadi Keira sudah akan kabur lewat jendela saat Keinan keluar. Tapi ternyata Keinan telah berdiri di dekat jendela yang dibuar Keira kabur. Ditambah, Keinan mengancam Keira jika Keira tidak ikut dirinya pindah. Maka dirinya hanya akan terus-terusan hidup dengan Ayahnya yang bahkan tidak pernah akur dengan dirinya. Keira kalah, karena nyatanya ia memang sudah muak hidup dengan Ayahnya. Entahlah, sudah sejak lama Keira sebenarnya ingin keluar dari rumah itu. Tapi Keira menahannya, lebih tepatnya karena itu juga mustahil. Karena jarak kampus dari rumah Keira saja dekat. Bagaimana caranya Keira keluar dari rumah itu. Alasan akan ngekos dan hidup mandiri itu pasti akan langsung ditolak mentah-mentah dengan Ayahnya.

***

“Baca ini!” ucap Keinan yang memberikan sebuah kertas dengan ketikan rapi yang tertulis di sana.

Keira menerima kertas itu dan membacanya.

“Apa ini?”

“Kesepakatan.”

“Kesepakatan?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status