Share

Bab 3: Kepindahan

Penulis: Bintang Fajar
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-23 18:07:21

Keesokannya, Keira terbangun dari tidurnya karena merasa geli di tengkuk lehernya. Keira yang merasa aneh pun membalikkan tubuhnya dan alangkah terkejutnya saat dirinya justru disuguhi dengan pemandangan wajah Keinan yang sedang terlalap tidur. Saat Keira melihat Keinan bergerak, Keira langsung pura-pura tidur. Namun, saat Keira justru merasakan tangan Keinan memeluk dirinya layaknya bantal guling. Dengan spontan Keira langsung mendorong Keinan yang masih tidur hingga terjatuh ke lantai.

Gedebuk. Suara Keinan jatuh ke lantai.

Keinan langsung terbangun dari tidurnya saat badannya merasakan keras dan dinginnya lantai kamar Keira.

“Apa yang kamu lakukan?” tanya Keinan marah kepada Keira.

Keira yang ditanya justru sibuk menyilangkan kedua tangannya di dada. “L-lo sendiri apa maskudnya hah?!” Keira menaikkan nada bicaranya.

Keinan yang tidak paham jelas mengernyitkan dahinya. Namun, tak lama kemudian Keinan paham jika dirinya ternyata tanpa sadar memeluk Keira yang tertidur bukannya guling. Hal itu karena guling di kasur itu sudah jatuh entah kemana.

“Ah, bukannya kita sudah suami istri. Kenapa memang kalau saya seperti itu?”

Keira melotot dengan jawaban Keinan yang super santai. Keira langsung berdiri sambil membawa selimut untuk menutupi tubuhnya.

Keinan mengernyit heran dengan perilaku Keira.

“Awas kalau sampai lo aneh-aneh sama gua!” ancam Keira dan langsung masuk ke kamar mandi sambil membawa selimut itu.

Keinan hanya menggaruk kepalanya bingung. ‘Kenapa dia pake selimut segala? Emang mau nutupi apa?’

***

Setelah kebangunan di pagi hari yang heboh antara sepasang suami istri baru itu. Sekarang mereka sedang sarapan dengan Rendra. Tentu saja, Keira makan dengan lahap karena kemaren dirinya bahkan lupa untuk makan malam karena terlalu lelah.

“Yah, saya mau bicara,” ucap Keinan yang otomatis membuat Keira dan Rendra menghentikan aktivitas makannya.

“Ada apa Keinan?”

“Yah, saya ingin membawa Keira untuk tinggal di rumah saya sendiri. Kami akan belajar untuk menjadi pasangan yang mandiri,” ucap Keinan.

Keira yang mendengar hal itu tentu terkejut bukan main. ‘Apa maskudnya nih bapak-bapak? Jangan-jangan dia mau lakuin hal aneh-aneh lagi sama gua kalau tinggal di rumah sendiri!’ pikiran buruk Keira.

Rendra terlihat tersenyum dan menganggukkan kepalanya. “Ayah juga tidak bisa melarang kalian. Sekarang Keira sudah menjadi istrimu, tanggung jawab kamu.”

Keinan mengangguk sekali dan menatap Keira.

“Apa?” tanya Keira tanpa suara.

Keinan yang ditanya hanya diam dan memalingkan wajahnya ke makanannya kembali.

Ck. Keira mencebik melihat itu.

“Keira!” peringat Rendra.

Keira yang diperingatkan seperti itu entah kenapa malah semakin membuat mood-nya hancur. Sehingga ia malah bangkit dan kembali masuk ke kamarnya tanpa pamit atau pun menoleh ke belakang.

“Keira!” Rendra memanggil nama Keira dengan suara lantangnya. Tapi Keira tidak menoleh sama sekali.

“Biar saya yang menyusulnya!” ucap Keinan saat melihat Rendra yang akan bangkit.

“Maaf ya, Nak Keinan. Kamu jadi harus melihat ini,” sesal Rendra.

“Tidak apa-apa, Ayah. Kalau begitu Keinan pamit, permisi.” Keinan menganggukkan kepalanya pelan dan melangkah menaiki tangga untuk menyusul Keira.

Ceklek.

“Kenapa lo ke sini?” tanya Keira ketus.

Keinan hanya menyilangkan tangannya dan bersandar di daun pintu. “Saya nggak peduli dengan masalah kamu dengan Ayah kamu. Tapi untuk pindah dari rumah ini, saya serius soal itu. Jadi, cepat bereskan semua barang-barangmu dan kita berangkat siang ini!”

“Apa?” tanya Keira keras.

“Saya tidak terima penolakan!” Setelah mengatakan hal itu Keinan terlihat pergi dari kamar Keira menyisakan Keira yang dongkol.

“Saya tidak terima penolakan!” ejek Keira menirukan ucapan Keinan.

“Memangnya dia pikir dia siapa?! Sampai-sampai bisa ngatur gua! Udah Ayah kaya gitu ke gua! Sekarang malah punya suami nggak jelas kaya gitu! Heran deh, kapan hidup gua bakal baik Ya Allah!” Keira mengomel sendiri tanpa tahu jika ternyata Keinan kembali lagi ke kamar Keira untuk mengambil hanphone-nya.

“Udah ngomelnya?”

“Oh, astaga!” kaget Keira.

“S-sejak kapan bapak berdiri di sana?” tanya Keira gugup.

Keinan melangkah mendekat ke arah Keira. Sangat dekat sekali, sampai-sampai Keira mampu mencium bau parfum Keinan yang wangi. Keira menutup matanya saat wajah Keinan semakin mendekat ke arahnya. Namun, tidak terjadi apa-apa. Justru Keira merasakan sakit di dahinya akibat Keinan yang menjentik dahi Keira.

“Hilangkan pikiran kotormu itu! Saya hanya mengambil hp!” ucap Keinan dan berlalu.

“Hah, benar-benar! Memangnya siapa yang berpikir kotor hah?!” teriak Keira.

“Oh ya dan satu lagi. Saya itu suami kamu, jadi saya berhak mengatur kamu!” ucap Keinan yang kembali lagi hanya untuk mengatakan hal itu.

Keira bahkan sampai melongo melihat itu. “Hah! Mimpi apa gua punya suami kaya gitu Ya Allah!” Keira menutup wajahnya.

Setelah mengemasi semua barang-barang yang dianggapnya perlu. Keira dan Keinan akhirnya berangkat untuk pindah ke rumah baru mereka. Lebih tepatnya rumah yang sudah disediakan oleh Keinan. Kepindahan yang dipaksakan oleh Keinan juga.

Keira hanya diam selama di perjalanan. Ia tak mau mengeluarkan sepatah katapun. Keira masih dongkol dengan Keinan yang berlaku seenaknya. Sebenarnya tadi Keira sudah akan kabur lewat jendela saat Keinan keluar. Tapi ternyata Keinan telah berdiri di dekat jendela yang dibuar Keira kabur. Ditambah, Keinan mengancam Keira jika Keira tidak ikut dirinya pindah. Maka dirinya hanya akan terus-terusan hidup dengan Ayahnya yang bahkan tidak pernah akur dengan dirinya. Keira kalah, karena nyatanya ia memang sudah muak hidup dengan Ayahnya. Entahlah, sudah sejak lama Keira sebenarnya ingin keluar dari rumah itu. Tapi Keira menahannya, lebih tepatnya karena itu juga mustahil. Karena jarak kampus dari rumah Keira saja dekat. Bagaimana caranya Keira keluar dari rumah itu. Alasan akan ngekos dan hidup mandiri itu pasti akan langsung ditolak mentah-mentah dengan Ayahnya.

***

“Baca ini!” ucap Keinan yang memberikan sebuah kertas dengan ketikan rapi yang tertulis di sana.

Keira menerima kertas itu dan membacanya.

“Apa ini?”

“Kesepakatan.”

“Kesepakatan?”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mendadak Dinikahi Dosen   Bab 48: Pasien Ayah

    Keinan dan Keira masih diam di tempat masing-masing. Setelah kejadian ciuman tadi, mereka berakhir untuk kembali ke rumah dan mengganti baju yang telah basah karena air hujan.Suara dering telepon memecah keheningan di antara keduanya. Namun, tidak ada yang bergerak untuk menjawab atau pun sekedar mengetahui siapa gerangan yang menelepon di larut malam seperti ini.“Mas angkat dulu teleponnya,” tutur Keira pelan kepada Keinan.“Ha? Ah, iya,” jawab Keinan canggung.Keinan langsung mencari letak ponselnya dan mengerutkan dahi ketika sebuah panggilan ia dapatkan dari om kerabat jauhnya.“Halo Om, ada apa?” tanya Keinan to the point.“Apa?” sentak Keinan.“Baik, aku akan segera ke sana,” jelas Keinan dan langsung menutup panggilan serta langsung bersiap-siap akan melangkah pergi.“Mau ke mana Mas?” tanya Keira yang justru bingung karena secara tiba-tiba suaminya berganti pakaian dan memakai jaket seperti orang yang akan berpergian.“Mas ada urusan, kamu tunggu Mas pulang di sini saja ya,”

  • Mendadak Dinikahi Dosen   Bab 47: Keinan dan Keira

    Di sisi lain, Keinan melangkah tak tentu arah di sepanjang pinggir jalan. Dirinya bahkan tidak mengenakan alas kaki sama sekali. Keinan sudah terlihat seperti orang gila yang berjalan di pinggir jalan tanpa tahu arah.Hingga akhirnya dirinya melihat bayangan sosok Keira dari kejauhan. Keinan langsung menghampiri sosok itu dan memeluknya erat-erat dari belakang. “Sayang, akhirnya,” ucap Keinan lirih.Namun, saat dirinya mencium wangi parfum yang berbeda dari Keira. Keinan melepaskan pelukan itu dan melihat sosok yang dipeluknya. Dirinya begitu terkejut saat mengetahui jika orang itu bukanlah Keira istrinya.Orang itu memandang Keinan dengan pandangan risih dan berlalu begitu saja.Lain halnya dengan Keinan yang justru terpaku di tempat dan tersenyum kemudian. Dirinya menertawakan dirinya sendiri yang sudah kehilangan kewarasannya. “Hahaha sepertinya aku sudah gila!” ucap Keinan keras sambil menengadah ke atas langit. Di atas langit dirinya melihat awan malam yang begitu mendung siap

  • Mendadak Dinikahi Dosen   Bab 46: Keinan Sadar

    Entah sudah berapa lama kesadaran Keinan terenggut. Karena kini waktunya sudah berbeda, bahkan hari sudah berganti menjelang larut malam. Namun Keinan masih belum siuman juga.Ibu Nina yang terlihat paling merenung di dalam kepedihan melihat anak pertamanya terbaring di ranjang di rumah sakit dengan kondisi masih belum sadar. Sedangkan Raka sudah disuruh pulang karena esoknya anak itu masih tetap harus sekolah. Sehingga Hendra menyuruh Raka untuk pulang dan istirahat.Kini hanya tinggal sepasang suami istri itu saja di dalam lorong rumah sakit yang sepi. Sebenarnya mereka ingin menemani Keinan di dalam kamar inapnya. Akan tetapi, dokter mengatakan jika lebih baik menunggu Keinan sadar terlebih dahulu untuk memasuki kamar inapnya.Hal ini karena menurut sang dokter, Keinan membutuhkan waktu istirahat yang sangat banyak. Kehilangan kesadaran yang menjadi penyebab Keinan sampai pingsan adalah karena kurangnya waktu tidur dan asupan makanan yang menjadi nutrisi tubuhnya.Sehingga saat se

  • Mendadak Dinikahi Dosen   Bab 45: Selama Kepergian

    Keinan masih memandangi surat itu dengan hati yang berkecamuk. Benaknya begitu dipenuhi dengan berbagai pertanyaan. Ternyata bukan hanya sebuah surat yang dititipkan oleh Keira kepada Hendra. Tetapi juga sebuah kotak yang Keinan juga tidak dapat menebaknya.Setelah menguatkan hati dan menghela napas panjang. Keinan pun perlahan membuka sepucuk surat itu dengan tangan yang mulai dingin.Perlahan Keinan membaca deretan kalimat yang dirangkai Keira membuat hati Keinan sesak bukan main. Bahkan, air mata lolos di pipinya mengalir secara deras. Sebagai akibat Keinan yang tidak kuasa membendung bening kristal itu.“Bukan seperti itu sayang. Aku mencintaimu,” ucap Keinan pelan dengan sesenggukan memeluk surat itu.Berharap jika yang dipeluknya itu adalah Keira dan Keinan berbicara di depan Keira secara langsung.Keinan dengan perlahan membuka kotak berukuran kecil itu hingga tangisnya kembali pecah. Kali ini lebih keras dari pada tadi.Berbagai perasaan berkecamuk di dalam hatinya. Rasa sedi

  • Mendadak Dinikahi Dosen   Bab 44: Kehilangan

    Keinan merasa lega karena sudah melakukan klarifikasi tapi entah kenapa justru seperti ada hal yang hilang darinya, tapi entah apa.Keinan benar-benar merasa tidak tenang sama sekali di hatinya. “Ada apa sebenarnya?” batinnya.Setelah klarifikasi yang berakhir lancar Keinan langsung melajukan mobilnya menuju ke kediaman keluarga Sanjaya. Dirinya berpikir untuk beristirahat sebentar setelah beberapa hari lupa bagaimana caranya mendapatkan kualitas tidur yang bagus.Keinan memasuki ruangan keluarga dengan padangan yang sudah sangat kuyu. Belum lagi pakaiannya yang sudah berantakan karena Keinan yang sudah melepas beberapa atribut yang dia pakai saat melakukan klarifikasi tadi.“Kamu mau minum, Nak?” tawar Nana kepada anaknya yang juga ikut prihatin dengan kondisi anaknya.Meskipun dirinya memahami betul jika itu merupakan salah dari Keinan. Akan tetapi, tetap saja sebagai seorang ibu yang menyayangi anaknya. Nina tetap tidak tega melihat anaknya terlihat begitu letih dan lebih kurus dar

  • Mendadak Dinikahi Dosen   Bab 43: Pergi

    Berita tentang skandal Keina dan Meina semakin meraja lela. Bagaimana tidak jika skandal itu melibatkan seorang pewaris Sanjaya Group dengan seorang artis papan atas yang bahkan mampu menempus bintang Hollywood. Desas-desus yang semakin beredar semakin membuat Nina khawatir dengan nasib pernikahan anaknya. Apalagi dari kabar terakhir yang ia dengan dari anaknya bahwa Keira masih belum mau ditemui. Keira juga terus-terusan libur dan mengambil surat dispensasi. “Ayah, apakah kita tidak seharusnya melakukan sesuatu?” tanya Nina dengan sorot mata kekhawatiran.Hendra menatap pancaran mata istrinya untuk menyelami maksud dari bunga permatanya itu. Hingga akhirnya Hendra mengangguk dan langsung bangkit menghubungi seseorang.Sedangkan di sisi lainnya, Keira yang sudah mengetahui dirinya hamil dan sedang menghadapi masalah di dalam rumah tangganya tidak menyurutkan dirinya untuk tetap mendapatkan nilai sempurna dalam ujian perkuliahan.Kebetulannya, saat dimana Keira memergoki Keinan dan M

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status