Home / Romansa / Mendadak Dinikahi Dosen / Bab 2: Hari Pernikahan

Share

Bab 2: Hari Pernikahan

Author: Bintang Fajar
last update Huling Na-update: 2022-05-23 17:58:24

Suara deruman sepeda motor terdengar bersaut-sautan malam itu. Keira terlihat sedang menggembor-nggemorkan motornya. Hingga sebuah bendera diayunankan dan kedua motor metic itu melesat dengan cepat. Tentu saja hasilnya Keira yang menang yang saat itu.

“Huuu!” Teriak heboh semua orang di sana.

Keira turun dari motornya dengan gaya kerennya dan melepas helmnya. Tak lupa ia menghempaskan rambut panjang lurusnya. Siapa pun yang melihatnya pasti juga akan terpesona dengan Keira.

“Wah, gila lo keren banget!” sapa Winda, teman sekaligus sahabat Keira.

“Iya dong, Keira emang selalu keren!” ucap Lala, teman Keira yang juga sedikit konyol.

“Gue tahu kalau gue keren kok!” ucap Keira lalu menghampiri seorang cewek lain di seberangnya.

Terlihat cewek itu melemparkan segepok uang ke Keira. “Kali ini gua biarin lo menang, tapi lain kali gua nggak bakal diem saja!” ucap cewek itu sombong. Sebut saja Sarah.

Keira hanya mengayun-ayunkan uangnya dan ber-smrik ria. Setelah mendapatkan uang taruhan itu, Keira pun bersiap untuk pergi.

“Lo mau kemana, Ra?” tanya Winda.

“Gua harus pulang. Biasa bokap gua pasti marah gara-gara gua kabur tadi!” ucap Keira sebelum melesatkan motornya dengan kecepatan penuh di jalanan Yogyakarta malam itu.

Keira suka bersepeda motor sambil kebut-kebutan. Alasannya hanya satu, karena saat Keira merasakan hembusan angin yang kencang itu. Semua masalah yang ada di otak Keira seperti ikut terhempas juga.

Setelah sampai di depan rumahnya, Keira memarkirkan motornya dengan hati-hati. Bahkan, saat memasuki rumah pun Keira terlihat mengendap-endap seperti maling. Rumahnya sudah gelap, jadi kemungkinan Ayahnya sudah tidur. Itu yang ada di pikiran Keira saat ini.

Namun, dugaan itu langsung terpatahkan saat Keira melihat sebuah bayangan hitam yang nampak sedang berdiri sambil berpangku tangan.

“Dari mana saja kamu?” suara rendah tapi dingin menyapa pendengeran Keira.

Keira menyengir bodoh dan semua lampu yang ada di ruangan itu menyala.

“Ayah sampai bingung, Ya Allah. Kok bisa anak Ayah yang dulu nurut sama Ayah jadi kaya gini sih?!” keluh Rendra.

Keira yang biasanya dingin entah kenapa justru senang melihat Ayahnya mengeluh seperti itu. Entahlah, menurut Keira mendengar Ayahnya yang mengeluh tentangnya itu adalah sebuah bentuk perhatian dari Ayahnya yang Keira inginkan. Selama ini Ayahnya selalu diam saat Keira mabuk, saat Keira membolos, bahkan saat Keira balapan. Baru beberapa hari ini saja Ayahnya memarahinya dan bahkan sampai menamparnya kemaren.

“Ayah mau bicara sama kamu!” ucap Rendra dan mengisyaratkan kepada Keira untuk duduk.

Keira yang sebenarnya merasa capek pun dengan raut terpaksa tetap duduk menuruti keininan Ayahnya.

“Satu minggu dari sekarang kamu akan menikah dengan Keinan!”

Keira kaget bukan main, bukankah dengan kaburnya dari acara perjodohan itu harusnya perjodohan itu batal. Kenapa sekarang Ayahnya malah mengumumkan akan ada pernikahan satu minggu lagi?

“Ayah gila ya! Bagaimana bisa aku menikah dengan orang yang bahkan aku nggak kenal sama sekali! Aku nggak mau Ayah!” sentak Keira.

“Kamu berani ngatain Ayah gila?” selidik Rendra.

‘Sepertinya didikanku memang salah sejak awal kepada Keira,' batin Rendra.

Keira hanya menutup rapat mulutnya dan cemberut.

“Ayah nggak mau tahu, seminggu dari sekarang pernikahan akan tetap terjadi!” ucap Rendra dan langsung pergi dari sana.

Tepat satu minggu dari kejadian itu, Keira sekarang sedang berdiri dan menyambut para tamu yang berdatangan di pesta pernikahannya. Ya, pernikahan itu tetap terjadi. Keira menikah dengan orang asing. Keira bahkan tidak tahu siapa nama dari seorang laki-laki yang berdiri di sampingnya saat ini.

Keira memandang laki-laki di sampingnya dalam diam.

‘Dia memang ganteng sih. Tapi masa aku tiba-tiba nikah sama orang yang bahkan aku nggak kenal sama sekali!’ keluh Keira dalam hati.

“Wah! Gua nggak nyangka bro! Lo akhirnya nikah juga! Malah nikah yang paling awal lagi. Padahal lo nggak pernah deket sama cewek!” ucap seorang laki-laki yang terlihat seumuran dengan suami Keira.

“Ini istri lo? Cakep juga,” ucap laki-laki itu yang diketahui bernama Robi.

Keinan yang melihat tatapn Robi ke arah Keira seketika berdiri di hadapan Keira sehingga badan mungil Keira tertutupi dengan badan besar dari Keinan.

“Wah wah wah! Santai bro!” ucap Robi takut dan langsung turun dari panggung pelaminan.

Keinan berbalik dan menatap Keira sedikit menunduk.

‘Apa?’ batin Keira.

Keinan terlihat melepas jasnya dan menyampirkan jas itu ke bahu Keira yang memang terbuka.

Keira hanya mengernyitkan dahinya melihat ini. ‘Ini bapak-bapak ngapain coba?’

Setelah acara akad yang berlanjut dengan pesta pernikahan itu selesai. Kini Keira tinggal sendiri di kamarnya atau bisa dibilang di kamar pengantin. Sambil memijit tumitnya yang rasanya seperti mau lepas dari tubuhnya. Keira bahkan merasa semua kakinya kebas bukan main. Ini semua tentu gara-gara sepatu hak tinggi yang dipakai Keira.

‘Sepatu sialan!’ umpat Keira dalam hati.

Ceklek. Suara pintu terbuka menampilkan sesosok laki-laki tampan yang masih menggunakan baju pengantin. Ya, laki-laki itu adalah Keinan Sanjaya atau sekarang sudah resmi menjadi suami dari Keira.

“Tunggu dulu, bapak ngapain masuk ke sini?” tanya Keira.

“Saya mau mandi!” ucap Keinan pelan dan langsung masuk ke kamar mandi.

Keira yang masih bingung kenapa Keinan masuk ke kamarnya itu bahkan sampai tidak menyadari jika Keinan sekarang sudah keluar hanya menggunakan handuk yang menutupi daerah pribadinya.

“P-pak! Bapak kok nggak pakai baju?” tanya Keira gugup.

Baru kali ini Keira melihat tubuh seorang laki-laki dewasa yang ternyata cukup menggiurkan. Bahkan, Keira tidak menutupi wajahnya dan berpura-pura malu. Karena Keira justru terlihat dengan wajah mesumnya memandangi tubuh topless Keinan. Matanya bahkan terlihat melotot.

“Singkirkan pikiran kotor kamu! Saya nggak tertarik dengan kamu!” ucap Keinan dingin dan membawa pakaiannya masuk kembali ke kamar mandi untuk memakai pakainnya.

Keira hanya melongo mendengar perkataan Keinan. “Memangnya gua tertarik sama bapak-bapak gitu? Gua juga nggak tertarik!” ucap Keira sebal dan langsung menjatuhkan tubuhnya ke kasur.

Keira yang lelah karena persiapan dari pagi sebelum akad itu pun langsung memasuki alam mimpinya. Keira bahkan tidak bangun saat tangan seseorang mengoleskan salep pereda pegal ke kaki Keira.

Keinan menatap Keira dalam diam dan menyusul Keira tidur. Tentu saja disamping Keira tidur.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Mendadak Dinikahi Dosen   Bab 48: Pasien Ayah

    Keinan dan Keira masih diam di tempat masing-masing. Setelah kejadian ciuman tadi, mereka berakhir untuk kembali ke rumah dan mengganti baju yang telah basah karena air hujan.Suara dering telepon memecah keheningan di antara keduanya. Namun, tidak ada yang bergerak untuk menjawab atau pun sekedar mengetahui siapa gerangan yang menelepon di larut malam seperti ini.“Mas angkat dulu teleponnya,” tutur Keira pelan kepada Keinan.“Ha? Ah, iya,” jawab Keinan canggung.Keinan langsung mencari letak ponselnya dan mengerutkan dahi ketika sebuah panggilan ia dapatkan dari om kerabat jauhnya.“Halo Om, ada apa?” tanya Keinan to the point.“Apa?” sentak Keinan.“Baik, aku akan segera ke sana,” jelas Keinan dan langsung menutup panggilan serta langsung bersiap-siap akan melangkah pergi.“Mau ke mana Mas?” tanya Keira yang justru bingung karena secara tiba-tiba suaminya berganti pakaian dan memakai jaket seperti orang yang akan berpergian.“Mas ada urusan, kamu tunggu Mas pulang di sini saja ya,”

  • Mendadak Dinikahi Dosen   Bab 47: Keinan dan Keira

    Di sisi lain, Keinan melangkah tak tentu arah di sepanjang pinggir jalan. Dirinya bahkan tidak mengenakan alas kaki sama sekali. Keinan sudah terlihat seperti orang gila yang berjalan di pinggir jalan tanpa tahu arah.Hingga akhirnya dirinya melihat bayangan sosok Keira dari kejauhan. Keinan langsung menghampiri sosok itu dan memeluknya erat-erat dari belakang. “Sayang, akhirnya,” ucap Keinan lirih.Namun, saat dirinya mencium wangi parfum yang berbeda dari Keira. Keinan melepaskan pelukan itu dan melihat sosok yang dipeluknya. Dirinya begitu terkejut saat mengetahui jika orang itu bukanlah Keira istrinya.Orang itu memandang Keinan dengan pandangan risih dan berlalu begitu saja.Lain halnya dengan Keinan yang justru terpaku di tempat dan tersenyum kemudian. Dirinya menertawakan dirinya sendiri yang sudah kehilangan kewarasannya. “Hahaha sepertinya aku sudah gila!” ucap Keinan keras sambil menengadah ke atas langit. Di atas langit dirinya melihat awan malam yang begitu mendung siap

  • Mendadak Dinikahi Dosen   Bab 46: Keinan Sadar

    Entah sudah berapa lama kesadaran Keinan terenggut. Karena kini waktunya sudah berbeda, bahkan hari sudah berganti menjelang larut malam. Namun Keinan masih belum siuman juga.Ibu Nina yang terlihat paling merenung di dalam kepedihan melihat anak pertamanya terbaring di ranjang di rumah sakit dengan kondisi masih belum sadar. Sedangkan Raka sudah disuruh pulang karena esoknya anak itu masih tetap harus sekolah. Sehingga Hendra menyuruh Raka untuk pulang dan istirahat.Kini hanya tinggal sepasang suami istri itu saja di dalam lorong rumah sakit yang sepi. Sebenarnya mereka ingin menemani Keinan di dalam kamar inapnya. Akan tetapi, dokter mengatakan jika lebih baik menunggu Keinan sadar terlebih dahulu untuk memasuki kamar inapnya.Hal ini karena menurut sang dokter, Keinan membutuhkan waktu istirahat yang sangat banyak. Kehilangan kesadaran yang menjadi penyebab Keinan sampai pingsan adalah karena kurangnya waktu tidur dan asupan makanan yang menjadi nutrisi tubuhnya.Sehingga saat se

  • Mendadak Dinikahi Dosen   Bab 45: Selama Kepergian

    Keinan masih memandangi surat itu dengan hati yang berkecamuk. Benaknya begitu dipenuhi dengan berbagai pertanyaan. Ternyata bukan hanya sebuah surat yang dititipkan oleh Keira kepada Hendra. Tetapi juga sebuah kotak yang Keinan juga tidak dapat menebaknya.Setelah menguatkan hati dan menghela napas panjang. Keinan pun perlahan membuka sepucuk surat itu dengan tangan yang mulai dingin.Perlahan Keinan membaca deretan kalimat yang dirangkai Keira membuat hati Keinan sesak bukan main. Bahkan, air mata lolos di pipinya mengalir secara deras. Sebagai akibat Keinan yang tidak kuasa membendung bening kristal itu.“Bukan seperti itu sayang. Aku mencintaimu,” ucap Keinan pelan dengan sesenggukan memeluk surat itu.Berharap jika yang dipeluknya itu adalah Keira dan Keinan berbicara di depan Keira secara langsung.Keinan dengan perlahan membuka kotak berukuran kecil itu hingga tangisnya kembali pecah. Kali ini lebih keras dari pada tadi.Berbagai perasaan berkecamuk di dalam hatinya. Rasa sedi

  • Mendadak Dinikahi Dosen   Bab 44: Kehilangan

    Keinan merasa lega karena sudah melakukan klarifikasi tapi entah kenapa justru seperti ada hal yang hilang darinya, tapi entah apa.Keinan benar-benar merasa tidak tenang sama sekali di hatinya. “Ada apa sebenarnya?” batinnya.Setelah klarifikasi yang berakhir lancar Keinan langsung melajukan mobilnya menuju ke kediaman keluarga Sanjaya. Dirinya berpikir untuk beristirahat sebentar setelah beberapa hari lupa bagaimana caranya mendapatkan kualitas tidur yang bagus.Keinan memasuki ruangan keluarga dengan padangan yang sudah sangat kuyu. Belum lagi pakaiannya yang sudah berantakan karena Keinan yang sudah melepas beberapa atribut yang dia pakai saat melakukan klarifikasi tadi.“Kamu mau minum, Nak?” tawar Nana kepada anaknya yang juga ikut prihatin dengan kondisi anaknya.Meskipun dirinya memahami betul jika itu merupakan salah dari Keinan. Akan tetapi, tetap saja sebagai seorang ibu yang menyayangi anaknya. Nina tetap tidak tega melihat anaknya terlihat begitu letih dan lebih kurus dar

  • Mendadak Dinikahi Dosen   Bab 43: Pergi

    Berita tentang skandal Keina dan Meina semakin meraja lela. Bagaimana tidak jika skandal itu melibatkan seorang pewaris Sanjaya Group dengan seorang artis papan atas yang bahkan mampu menempus bintang Hollywood. Desas-desus yang semakin beredar semakin membuat Nina khawatir dengan nasib pernikahan anaknya. Apalagi dari kabar terakhir yang ia dengan dari anaknya bahwa Keira masih belum mau ditemui. Keira juga terus-terusan libur dan mengambil surat dispensasi. “Ayah, apakah kita tidak seharusnya melakukan sesuatu?” tanya Nina dengan sorot mata kekhawatiran.Hendra menatap pancaran mata istrinya untuk menyelami maksud dari bunga permatanya itu. Hingga akhirnya Hendra mengangguk dan langsung bangkit menghubungi seseorang.Sedangkan di sisi lainnya, Keira yang sudah mengetahui dirinya hamil dan sedang menghadapi masalah di dalam rumah tangganya tidak menyurutkan dirinya untuk tetap mendapatkan nilai sempurna dalam ujian perkuliahan.Kebetulannya, saat dimana Keira memergoki Keinan dan M

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status