Share

Bab 2: Hari Pernikahan

Suara deruman sepeda motor terdengar bersaut-sautan malam itu. Keira terlihat sedang menggembor-nggemorkan motornya. Hingga sebuah bendera diayunankan dan kedua motor metic itu melesat dengan cepat. Tentu saja hasilnya Keira yang menang yang saat itu.

“Huuu!” Teriak heboh semua orang di sana.

Keira turun dari motornya dengan gaya kerennya dan melepas helmnya. Tak lupa ia menghempaskan rambut panjang lurusnya. Siapa pun yang melihatnya pasti juga akan terpesona dengan Keira.

“Wah, gila lo keren banget!” sapa Winda, teman sekaligus sahabat Keira.

“Iya dong, Keira emang selalu keren!” ucap Lala, teman Keira yang juga sedikit konyol.

“Gue tahu kalau gue keren kok!” ucap Keira lalu menghampiri seorang cewek lain di seberangnya.

Terlihat cewek itu melemparkan segepok uang ke Keira. “Kali ini gua biarin lo menang, tapi lain kali gua nggak bakal diem saja!” ucap cewek itu sombong. Sebut saja Sarah.

Keira hanya mengayun-ayunkan uangnya dan ber-smrik ria. Setelah mendapatkan uang taruhan itu, Keira pun bersiap untuk pergi.

“Lo mau kemana, Ra?” tanya Winda.

“Gua harus pulang. Biasa bokap gua pasti marah gara-gara gua kabur tadi!” ucap Keira sebelum melesatkan motornya dengan kecepatan penuh di jalanan Yogyakarta malam itu.

Keira suka bersepeda motor sambil kebut-kebutan. Alasannya hanya satu, karena saat Keira merasakan hembusan angin yang kencang itu. Semua masalah yang ada di otak Keira seperti ikut terhempas juga.

Setelah sampai di depan rumahnya, Keira memarkirkan motornya dengan hati-hati. Bahkan, saat memasuki rumah pun Keira terlihat mengendap-endap seperti maling. Rumahnya sudah gelap, jadi kemungkinan Ayahnya sudah tidur. Itu yang ada di pikiran Keira saat ini.

Namun, dugaan itu langsung terpatahkan saat Keira melihat sebuah bayangan hitam yang nampak sedang berdiri sambil berpangku tangan.

“Dari mana saja kamu?” suara rendah tapi dingin menyapa pendengeran Keira.

Keira menyengir bodoh dan semua lampu yang ada di ruangan itu menyala.

“Ayah sampai bingung, Ya Allah. Kok bisa anak Ayah yang dulu nurut sama Ayah jadi kaya gini sih?!” keluh Rendra.

Keira yang biasanya dingin entah kenapa justru senang melihat Ayahnya mengeluh seperti itu. Entahlah, menurut Keira mendengar Ayahnya yang mengeluh tentangnya itu adalah sebuah bentuk perhatian dari Ayahnya yang Keira inginkan. Selama ini Ayahnya selalu diam saat Keira mabuk, saat Keira membolos, bahkan saat Keira balapan. Baru beberapa hari ini saja Ayahnya memarahinya dan bahkan sampai menamparnya kemaren.

“Ayah mau bicara sama kamu!” ucap Rendra dan mengisyaratkan kepada Keira untuk duduk.

Keira yang sebenarnya merasa capek pun dengan raut terpaksa tetap duduk menuruti keininan Ayahnya.

“Satu minggu dari sekarang kamu akan menikah dengan Keinan!”

Keira kaget bukan main, bukankah dengan kaburnya dari acara perjodohan itu harusnya perjodohan itu batal. Kenapa sekarang Ayahnya malah mengumumkan akan ada pernikahan satu minggu lagi?

“Ayah gila ya! Bagaimana bisa aku menikah dengan orang yang bahkan aku nggak kenal sama sekali! Aku nggak mau Ayah!” sentak Keira.

“Kamu berani ngatain Ayah gila?” selidik Rendra.

‘Sepertinya didikanku memang salah sejak awal kepada Keira,' batin Rendra.

Keira hanya menutup rapat mulutnya dan cemberut.

“Ayah nggak mau tahu, seminggu dari sekarang pernikahan akan tetap terjadi!” ucap Rendra dan langsung pergi dari sana.

Tepat satu minggu dari kejadian itu, Keira sekarang sedang berdiri dan menyambut para tamu yang berdatangan di pesta pernikahannya. Ya, pernikahan itu tetap terjadi. Keira menikah dengan orang asing. Keira bahkan tidak tahu siapa nama dari seorang laki-laki yang berdiri di sampingnya saat ini.

Keira memandang laki-laki di sampingnya dalam diam.

‘Dia memang ganteng sih. Tapi masa aku tiba-tiba nikah sama orang yang bahkan aku nggak kenal sama sekali!’ keluh Keira dalam hati.

“Wah! Gua nggak nyangka bro! Lo akhirnya nikah juga! Malah nikah yang paling awal lagi. Padahal lo nggak pernah deket sama cewek!” ucap seorang laki-laki yang terlihat seumuran dengan suami Keira.

“Ini istri lo? Cakep juga,” ucap laki-laki itu yang diketahui bernama Robi.

Keinan yang melihat tatapn Robi ke arah Keira seketika berdiri di hadapan Keira sehingga badan mungil Keira tertutupi dengan badan besar dari Keinan.

“Wah wah wah! Santai bro!” ucap Robi takut dan langsung turun dari panggung pelaminan.

Keinan berbalik dan menatap Keira sedikit menunduk.

‘Apa?’ batin Keira.

Keinan terlihat melepas jasnya dan menyampirkan jas itu ke bahu Keira yang memang terbuka.

Keira hanya mengernyitkan dahinya melihat ini. ‘Ini bapak-bapak ngapain coba?’

Setelah acara akad yang berlanjut dengan pesta pernikahan itu selesai. Kini Keira tinggal sendiri di kamarnya atau bisa dibilang di kamar pengantin. Sambil memijit tumitnya yang rasanya seperti mau lepas dari tubuhnya. Keira bahkan merasa semua kakinya kebas bukan main. Ini semua tentu gara-gara sepatu hak tinggi yang dipakai Keira.

‘Sepatu sialan!’ umpat Keira dalam hati.

Ceklek. Suara pintu terbuka menampilkan sesosok laki-laki tampan yang masih menggunakan baju pengantin. Ya, laki-laki itu adalah Keinan Sanjaya atau sekarang sudah resmi menjadi suami dari Keira.

“Tunggu dulu, bapak ngapain masuk ke sini?” tanya Keira.

“Saya mau mandi!” ucap Keinan pelan dan langsung masuk ke kamar mandi.

Keira yang masih bingung kenapa Keinan masuk ke kamarnya itu bahkan sampai tidak menyadari jika Keinan sekarang sudah keluar hanya menggunakan handuk yang menutupi daerah pribadinya.

“P-pak! Bapak kok nggak pakai baju?” tanya Keira gugup.

Baru kali ini Keira melihat tubuh seorang laki-laki dewasa yang ternyata cukup menggiurkan. Bahkan, Keira tidak menutupi wajahnya dan berpura-pura malu. Karena Keira justru terlihat dengan wajah mesumnya memandangi tubuh topless Keinan. Matanya bahkan terlihat melotot.

“Singkirkan pikiran kotor kamu! Saya nggak tertarik dengan kamu!” ucap Keinan dingin dan membawa pakaiannya masuk kembali ke kamar mandi untuk memakai pakainnya.

Keira hanya melongo mendengar perkataan Keinan. “Memangnya gua tertarik sama bapak-bapak gitu? Gua juga nggak tertarik!” ucap Keira sebal dan langsung menjatuhkan tubuhnya ke kasur.

Keira yang lelah karena persiapan dari pagi sebelum akad itu pun langsung memasuki alam mimpinya. Keira bahkan tidak bangun saat tangan seseorang mengoleskan salep pereda pegal ke kaki Keira.

Keinan menatap Keira dalam diam dan menyusul Keira tidur. Tentu saja disamping Keira tidur.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status