Share

Tidak Berdaya

Penulis: Queen Sunrise
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-26 14:08:34

Keesokan harinya

Rosela belum terbangun. Tapi, ia masih meringkuk di lantai dengan tubuhnya yang menggigil kedinginan. Tapi, sekaligus suhu tubuhnya pun begitu tinggi.

"Ibu, Buuu ...."

Rosela meracau dengan bibirnya yang bergetar. Tenggorokannya begitu kering dan rasanya ingin minum segelas air. Tapi, saat ini ia tidak mempunyai tenaga dan tidak berdaya sama sekali untuk bangun.

Di saat yang sama Vadlan terlihat menggeliat di atas ranjang. Sangat jelas, jika semalam ia mendapatkan tidur yang berkualitas dan juga nyaman.

Berbanding terbalik dengan keadaan Rosela saat ini. Di mana gadis tersebut terus saja memanggil 'ibu' dan kini terdengar ke telinga Vadlan.

"Berisik!" desis Vadlan dengan raut wajah merah padam, menahan amarahnya. Tapi, suara Rosela yang terus mengigau di pagi hari itu benar-benar mengganggunya saat ini.

Vadlan langsung turun dari ranjang, lalu menghampiri istrinya itu. Ia bahkan dengan kakinya menggeser tubuh gadis tersebut agar diam.

"Diam atau--" Ucapan Vadlan mengambang ketika ia menyadari tubuh istrinya itu begitu panas.

Vadlan langsung jongkok dan meraba kening Rosela untuk memastikan apakah dugaannya itu benar atau tidak.

Dan ternyata memang benar sesuai dugaan Vadlan, bahwa Rosela sedang demam tinggi. Meskipun begitu ia saat ini dibuat kesal karena istrinya itu benar-benar merepotkan.

"Kenapa kamu seringkih ini hah?" pekiknya, seraya membawa tubuh Rosela yang begitu panas itu ke atas ranjangnya.

"Ibuuu ...."

Lagi-lagi Rosela mengigau dengan memanggil ibunya.

Di saat yang sama pula, emosi Vadlan rasanya ingin meledak mendengar seseorang yang mengigau di depannya.

Vadlan segera keluar dari kamar tersebut dan memanggil Kamelia serta beberapa pelayan lainnya.

"Kamelia, cepat ke sini," teriaknya sembari mengedarkan pandangannya.

"KAMELIA!" ulang Vadlan dengan suara yang lebih keras dari sebelumnya.

Tampak Kamelia yang masih memakai pakaian tidur itu tergopoh-gopoh menuju ke tempat Vadlan berdiri saat ini.

"Iya, Tuan Muda. Ada apa?" Ia bertanya dengan nada khawatir, pasalnya jika Vadlan sudah berteriak pagi-pagi itu berarti ada masalah besar di mansion tersebut.

"Cepat panggilkan dokter ke sini. Salvia sepertinya demam," terang Vadlan yang terdengar seperti sebuah perintah.

"Iya, Tuan muda. Akan saya lakukan segera," jawab Kamelia, seraya bergegas pergi dari hadapan Vadlan menuju ke telpon rumah, untuk menghubungi dokter pribadi keluarga Atmajaya.

Sementara Vadlan kembali ke kamar untuk melihat keadaan istrinya itu. Ia sama sekali tidak menaruh iba atau kasihan pada istrinya yang sedang sakit saat ini. Tapi, jika dibiarkan terus-menerus sakit seperti sekarang ini, maka nantinya akan merepotkan ia sendiri.

Sambil menunggu dokter datang, Vadlan bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Tidak sampai satu jam lamanya.

Vadlan sudah selesai dengan kegiatan mandi paginya itu, berganti pakaian dan duduk di sofa panjang sambil membaca buku. Tidak peduli dengan keadaan Rosela karena sebentar lagi akan diobati oleh dokter.

Dan benar saja dokter yang diminta oleh Vadlan sudah tiba dan diantar oleh Kamelia menuju ke kamar tersebut.

"Silahkan masuk dokter, Tuan muda menunggu anda di dalam," ucap Kamelia mempersilahkan untuk masuk.

"Baik, Nona. Terimakasih."

Kamelia masuk ke kamar utama dengan dokter tersebut.

"Tuan muda, dokternya sudah datang," lapornya.

"Suruh dia periksa ada apa dengan istriku. Dia demam semalaman." Vadlan mengatakan hal itu tanpa menoleh kepada Kamelia dan fokus ke lembaran buku yang ada di tangannya.

"Baik, Tuan muda." Kamelia mengiyakan, lalu beralih kepada dokter yang hendak merawat Seruni.

Dokter tersebut pun mengiyakan, lalu bergerak menuju ke sisi ranjang dan memeriksa keadaan Rosela.

"La-lapar, haus, tolong berikan aku minum ...."

Tiba-tiba saja terdengar suara lirih Rosela dan diiringi suara nyaring dari perutnya yang kosong melompong. Dari semalam tidak ada seorangpun yang memberikannya makanan atau minuman. Mungkin lebih tepatnya karena ia malah melarikan diri sehingga makan malam yang telah disiapkan untuknya pada akhirnya ditarik kembali.

Dokter yang memeriksa Rosela pun menyimpulkan bahwa nona muda yang saat ini demam karena akibat perutnya yang dibiarkan kosong.

"Sebaiknya Nona muda diberikan makanan dulu, Tuan Muda. Saya sudah siapkan obat penurun panasnya," tutur dokter tersebut.

PUK

Tiba-tiba saja Vadlan langsung menutup bukunya dengan keras dan mendengus kesal, akibat mendengar suara lirihan sang istri sebelumnya, juga dengan pernyataan dokter.

"Itu karena perbuatan kamu sendiri, Salvia! Andai kamu semalam tidak membuat ulah mungkin sudah kenyang menikmati makan malam," decaknya menahan kesal.

"Kamelia! Cepat bawakan makanan ke sini. Pastikan menu lengkap," lanjutnya memberikan perintah.

"Baik, Tuan Muda." Kamelia segera bergegas keluar dari kamar tersebut, lalu memerintahkan beberapa pelayan lainnya untuk menyiapkan makanan yang sesuai dengan keinginan Vadlan.

Sementara Rosela saat ini tengah diberikan air minum dan juga dipasangkan selang infus di tangannya agar ada sedikit tenaga untuk makan.

Dua puluh menit kemudian, makanan yang diminta oleh Vadlan sudah siap dan kini berada di atas meja.

"Makan yang benar, aku tidak mau melihat atau mendengar kamu sakit dan membuatku kesusahan!" tegas Vadlan menyorot tajam kepada Rosela.

"I-iya, Tuan. Terima kasih untuk makanannya."

Rosela dengan bibirnya yang terlihat pucat itu turun dari ranjang dengan dibantu oleh dua pelayan wanita lainnya.

Sedangkan Kamelia mengantarkan dokter sebelumnya keluar dari mansion tersebut.

"Kalian boleh keluar sekarang!" titah Vadlan kepada dua pelayan wanita yang membantu Rosela sebelumnya.

Dua pelayan itu keluar dari kamar utama dan hanya menyisakan Vadlan dan Rosela yang tampak tercengang dengan makanan yang ada di depan matanya.

"Tuan, apa ini semuanya untuk saya? Apa saya boleh menghabiskan semua makanan ini?" Ia bertanya dengan antusias.

Vadlan menarik ujung sudut alisnya mendengar Salvia yang ingin menghabiskan makanan yang sebegitu banyaknya di atas meja.

"Terserah! Aku tidak peduli kamu mau habiskan semuanya atau tidak! Yang penting kamu tidak menyisakan remahan makanan di karpet atau di lantai. Lalu satu lagi kamu harus cepat sembuh!" tegasnya yang terdengar begitu serius.

"Iya, Tuan. Kalau begitu selamat makan. Kalau anda mau ikut makan, silahkan--"

"Tidak perlu!" sela Vadlan, sembari memakai kemeja warna putih membalut tubuh atletisnya. Ia harus berangkat bekerja hari itu

"Karena perbuatan kamu semalam. Kamu tidak diperbolehkan kemanapun selain di kamar," tukas Vadlan, seraya keluar dari kamarnya tersebut tanpa mendengar tanggapan dari istrinya itu.

Di saat Vadlan sudah tidak ada dalam pandangannya, Rosela menghela nafasnya panjang. Ia sepertinya mau tidak mau harus membiasakan diri di tempat tersebut. Setidaknya ia masih mempunyai tempat tinggal dan makanan.

Rosela beralih kepada makanan yang ada di depannya saat ini, bahkan air liurnya langsung menetes karena dari penampilannya saja makanan tersebut begitu menggugah selera.

"Selamat makan. Nyam, nyam, nyam ...."

Rosela menikmati makanan pertamanya di tempat tersebut dan itu seperti makanan terlezat yang baru pertama kali dimakannya.

"Mm, ini enak banget ... Hmm, jadi ingat sama ibu di kampung. Apa ibu udah makan atau belum ya? Hmmm, aku berdoa ibu baik-baik saja di sana ... Aamiin."

Di saat Rosela menikmati makanannya di kamar, di sisi lain Vadlan pun tengah menikmati sarapannya di ruang makan bersama Kamelia.

"Tuan muda, ada yang mau saya katakan." Kamelia mengatakannya dengan nada ragu.

"Katakan ada apa?" balas Vadlan dengan suara datar.

Kamelia melipat bibirnya untuk sesaat, sambil salah satu tangan memegangi perutnya.

"Sebenarnya saya ...."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mendadak Jadi Istri CEO    Bab 30

    "Saya pikir anda baik-baik saja untuk sekedar bisa mandi sendiri," ucapnya yang sebisa mungkin untuk menyangkal keinginan Vadlan.Namun, Vadlan malah tersenyum samar mendengar bagaimana Rosela yang terkesan tidak ingin menuruti keinginannya."Kenapa kamu tidak mau bukan?""Bu-bukannya gak mau, Tuan," jawab Rosela buru-buru. Ia sudah bisa menebak dari nada suara Vadlan bahwa pria itu sebenarnya saat ini sedang marah kepadanya."Kalau begitu apalagi. Cepat bangun dan bantu aku ke lantai atas," tukas Vadlan memberikan perintah kepada Rosela."Baik, Tuan." Rosela segera beranjak dari pangkuan Vadlan, dalam membantu pria tersebut untuk bangun hingga berjalan dengan hati-hati menuju anakan tangga.Baru saja keduanya bangun, terdengar suara pintu depan. Kemudian ada suara derap langkah kaki menuju ke ruang tengah.Itu adalah Kamelia yang mana wanita tersebut baru saja mendengar tentang Vadlan yang mengalami kecelakaan mobil. Ia langsung ke tempat itu dengan berlari untuk memastikan keadaan V

  • Mendadak Jadi Istri CEO    Bab 29

    "Duh, kenapa bisa jatuh. Ini mungkin gelas mahal! Aku pasti dimarahi nanti."Dengan nada suara yang panik, Rosela segera membersihkan pecahan gelas kaca yang berserakan di lantai."Aw."Rosela meringis kesakitan karena ujung jarinya tidak sengaja mengenai pecahan kaca gelas kaca yang sedang dibersihkannya saat ini.Namun, dia tidak mempedulikan rasa sakit yang ada di jarinya itu dan secepat mungkin membersihkan pecahan kaca itu dan membuangnya ke tempat sampah."Apa gak ada kotak P3K ya di sini," gumam Rosela yang hendak mencari plester untuk menutupi ujung jarinya yang terluka. Ia mencari di setiap sudut tempat tersebut tidak ditemukannya kotak peralatan untuk pertolongan pertama.Rosella pada akhirnya membiarkan luka yang ada di tangannya itu, kemudian kembali duduk menata televisi seperti sebelumnya. Memang cukup membosankan, tapi hal itu lebih baik karena dirinya sama sekali tidak melakukan pekerjaan berat selama di tempat itu. Padahal ia di sana bisa makan dan tidur dengan nyaman

  • Mendadak Jadi Istri CEO    Bab 28

    Ketukan di pintu membuat Vadlan teralihkan dan melepas semua pikiran atau bayangan tentang Salvia alias Rosela."Ini saya, Tuan." Terdengar suara Baswara dari balik pintu."Masuk," sahut Vadlan yang masih duduk di kursi kerjanya.Detik selanjutnya, Baswara masuk ke ruangan tersebut dan menyimpan selembar kertas di atas meja kerja Vadlan."Ini bahan untuk konferensi pers nanti, Tuan muda. Sesuai dengan permintaan alasan sebelumnya. Anda harus periksa terlebih dahulu, mungkin ada yang kurang dan harus ditambahkan atau mungkin ada yang harus dibuang," papar Baswara. Di mana lembaran kertas tersebut berisikan tentang pernyataan Vadlan nantinya bahwa ia sudah menikah dengan anak dari TJ group dan dalam waktu dekat akan mengakuisi dua perusahaan tersebut.Vadlan membaca lembaran kertas tersebut dalam hitungan menit dan ia sudah bisa menilai bagaimana isi dari bahan nanti yang akan ia bacakan."Ya, cukup seperti ini, kamu bisa kembali ke tempat kamu, Bas," tukas Vadlan memberikan perintah."

  • Mendadak Jadi Istri CEO    Bab 27

    Rosela yang memang masih belum mahir melakukan ciuman, hampir tidak bisa bernafas karena pria tersebut memenuhi seluruh isi rongga mulutnya. Bahkan di akhir malah menggigit bibirnya itu yang membuatnya kesakitan.Menit selanjutnya Vadlan menjeda kegiatan tersebut."Bernafas, Salvia! Apa kamu ingin mati hah?" sentak Vadlan yang terdengar tidak puas mengingat Salvia belum pandai melakukan pertukaran saliva tersebut dengannya. Ada sedikit kesal, tapi sekaligus gemas di sana."Ma-maafkan saya, Tuan. Saya--" Rosela sama sekali tidak diberi kesempatan untuk mengucapkan kata-kata, ketika Vadlan kembali melakukan hal yang sama seperti sebelumnya.Namun kali ini, Rosela sedikit lebih pandai dari sebelumnya dan bisa bernapas dengan benar serta mulai bisa mengimbangi apa yang dilakukan oleh Vadlan saat ini.Usai puas melakukan permainan bibir itu, barulah Vadlan menghentikan kegiatannya tersebut dan diakhiri dengan tersenyum tipis."Lumayan untuk hari ini," tukasnya mengatakan hal itu kepada Ros

  • Mendadak Jadi Istri CEO    Bab 26

    "Apa yang kamu lakukan di sini, Kamelia? Lalu kenapa dengan Salvia"Vadlan dengan tatapan penuh menyelidiki menetap ke arah Kamelia. Ia bisa melihat Rosela yang duduk dengan menundukkan wajahnya, seperti telah terjadi sesuatu diantara kedua wanita tersebut. Selain itu juga di lantai tampak ada beberapa pakaian dalam yang berserakan.Kamelia mengerjapkan matanya sambil meneguk ludahnya dengan kasar. Untuk sesaat tangan dan kakinya gemetar. Ia tidak menyangka Vadlan akan kembali ke rumah belakang itu tanpa diketahuinya. Tapi, di situasi seperti ini ia harus bersikap setenang mungkin.Sementara Rosela juga tidak berani mengatakan apapun. Entah itu Kamelia ataupun Vadlan dua orang tersebut sama sekali tidak bisa dipercayainya. Salah-salah jika ia mengadu kepada Vadlan mungkin saja pria tersebut malah tidak akan percaya kepadanya, terlebih lagi karena Kamelia sudah lebih dulu berada di tempat itu dibandingkan dengan dirinya. Maka pasti yang akan dipercaya Vadlan adalah wanita bernama Kamel

  • Mendadak Jadi Istri CEO    Bab 25

    "Apa yang kamu lakukan di sana, Kamelia?!"Vadlan yang sudah selesai dengan Rosela dan masih dalam keadaan tak berbusana itu, tampak menatap tajam ke arah Kamelia yang ketahuan mengintip dirinya dan sang istri tengah memadu kasih.Sedangkan Rosela yang benar-benar kelelahan, terbaring lemas di atas sofa dengan tubuh polosnya.Sementara Kamelia mengerjapkan matanya karena siapa sangka Vadlan mengetahui keberadaannya. Di saat yang sama matanya tak lepas menatap ke arah milik Vadlan yang masih tegak berdiri. Padahal tadi pria tersebut jelas-jelas tampak sudah melakukan pelepasan dengan Salvia, tapi sepertinya menginginkan lagi.'Apa mungkin Salvia mendapatkannya berkali-kali? Padahal aku hanya selalu mendapatkan sekali aja, itu pun kadang-kadang aku gak sampai. Tapi, di udah duluan,' pekiknya di dalam hati yang merasa iri dengan Salvia."Kamelia!" ulang Vadlan karena tidak kunjung mendengar jawaban dari Kamelia."Ma-maafkan saya yang lancang ini, Tuan muda," jawab Kamelia buru-buru. "Say

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status