Share

Mendadak Jadi Istri Suami Kontrakku Yang Dingin
Mendadak Jadi Istri Suami Kontrakku Yang Dingin
Author: Myafa

Bab 1 Meminjam Uang

Author: Myafa
last update Last Updated: 2025-06-11 12:01:15

“Aku mau meminjam uang.”

Alana menatap pria di hadapannya dengan penuh harap.

Di seberang meja, Davendra, mantan kekasihnya, tidak bereaksi. Pria itu hanya menyesap kopinya dengan gerakan perlahan dan terukur, seolah waktu adalah milik Dave sepenuhnya.

Satu jam yang lalu, Alana menelepon Dave, menekan rasa malunya dalam-dalam untuk meminta pertemuan ini.

Ia tidak punya pilihan lain lagi selain meminta tolong pada Dave. Semua teman-temannya sudah didatangi, tetapi tidak ada satu pun yang bisa membantunya.

Dave adalah satu-satunya yang diharapkannya dapat membantu.

Demi ayahnya yang sedang terbaring di rumah sakit, Alana rela menelan harga dirinya untuk berhadapan dengan seseorang yang dulu pernah ia lukai.

Pria di hadapannya kini bukanlah Dave yang dulu ia kenal. Remaja hangat dengan senyum tulus itu telah lenyap, digantikan oleh sosok pria dewasa dengan tatapan mata yang dingin.

“Apa aku tidak salah dengar? Seorang Alana Shanara meminjam uang pada seorang pria sepertiku?” Satu sudut bibir Dave terangkat tipis.

Alana menelan salivanya, tenggorokannya terasa kering. Ia menarik napas dalam-dalam, menguatkan dirinya dan tetap berusaha tenang.

Ia mengambil napas dan menghembuskannya pelan sebelum berkata, “Iya, Dave. Aku sangat butuh uang untuk biaya rumah sakit ayahku. Aku sudah berusaha meminjam ke mana-mana, tapi tidak ada yang bisa membantuku. Jadi … tolong bantu aku.”

Tatapan Dave datar dan dalam. Tidak ada ekspresi terkejut. Ia hanya menatap lurus pada Alana sambil meletakkan cangkirnya tanpa suara. “Berapa?” tanyanya.

Ketika ada secercah harapan, mata Alana berbinar. Kali ini Alana tidak akan melepaskan kesempatan itu.

“Seratus juta,” ucapnya lirih.

Dave mengangkat sebelah alisnya. Hanya itu reaksinya, namun cukup membuat harapan Alana kembali goyah. “Kamu sadar itu jumlah yang besar?”

Reaksi itu membuat Alana takut. “Aku tahu itu jumlah yang besar, Dave.” Ia menundukkan pandangannya, menatap jemarinya yang saling meremas di pangkuan.

Biaya itu cukup fantastis karena untuk rawat inap selama ini dan biaya operasi yang akan diadakan sang ayah dua hari lagi.

Wajah Dave kembali netral. Tatapan yang lekat dan dalam tertuju pada Alana “Apa jaminan yang bisa kamu berikan padaku?” tanyanya.

Alana menegakkan wajahnya. Menatap Dave dalam. Ia membeku beberapa detik.

Jaminan? Jaminan apa yang pria ini maksud? Ia tak punya apa-apa lagi.

“Aku tidak punya jaminan apa pun …” ucapan Alana tergantung sedetik, saat melihat perubahan di raut wajah Dave. “Tapi, aku akan membayarnya dengan mencicil!” seru Alana cepat, tak ingin Dave langsung menolaknya.

Dave bersandar di kursinya. “Jika dicicil, berapa lama?” tanyanya menelisik.

Alana termangu. Saat ini ia berencana melamar pekerjaan sebagai desainer. Jika dilihat dari lowongan pekerjaan yang dilihatnya tempo hari, gaji yang diberikan adalah lima juta.

Jika ia memberikan seluruh gajinya untuk membayar hutang, artinya ia butuh waktu dua puluh tahun.

Namun, ia tidak mungkin memberikan seluruh gajinya. Ia juga butuh untuk hidup sehari-hari dan memberikan uang pada ayahnya.

Pikiran Alana berkecamuk.

Jika dia memberikan setengah gajinya. Artinya ia akan membayar hutang itu selama empat puluh tahun. Itu jauh lebih lama dibanding memberikan seluruh gajinya.

Empat puluh tahun adalah waktu yang begitu lama. Tidak mungkin ia sanggup selama itu.

Dave seolah bisa membaca keraguan Alana. “Aku bukan orang kaya yang bisa menunggu lama. Jadi, bagaimana caramu membayarnya?” Tatapan pria itu tajam, namun suaranya begitu tenang.

Sejenak keheningan menyergap.

Sebelum Alana bisa menjawab, Dave mencondongkan tubuhnya ke arah Alana. Tangannya dilipat di atas meja.

Merasakan dominasi pria di depannya yang begitu kuat, membuat tubuh Alana menegang. Ketakutan seketika menyergapnya.

Jarak yang begitu dekat membuat Alana terpaku. Aroma tubuh pria itu yang menyeruak, membuatnya sulit bernapas.

Dan wajahnya yang begitu dekat, Alana sadar Dave masih begitu tampan. Sama seperti dulu. Hanya saja kali ini auranya begitu dingin. Tatapannya begitu menakutkan.

“Ada cara lain agar kamu bisa mendapatkan uang untuk biaya rumah sakit ayahmu.”

Mata Alana berbinar. Harapan yang nyaris pupus tadi kembali berkembang. “Bagaimana caranya aku mendapatkan uang untuk biaya rumah sakit ayahku?” tanyanya.

“Menikah denganku.”

“Apa?!” Alana membelalak ketika mendengar apa yang diinginkan oleh pria di depannya. Tubuhnya menegang, nyaris kehilangan kendali.

Dave hanya diam, mengamati keterkejutan Alana dengan tatapan yang tenang dan dingin.

“Apa … kamu sedang bercanda?” tanya Alana menelisik.

“Apa aku terlihat seperti sedang bercanda?” Dave menarik senyum menyeringai dengan dingin.

“Kenapa kamu mengajak aku menikah?” Alana berusaha untuk tetap tenang, walaupun saat ini perasaannya campur aduk.

Dave tetap tenang. Menjauhkan tubuhnya dan menyandarkan tubuhnya ke kursi. Pandangannya lurus pada Alana. Ia tampak santai. Seolah topik pernikahan yang baru saja dibahasnya ini bukan hal besar.

“Bukankah ada harga yang harus dibayar?”

Alana masih tidak habis pikir dengan permintaan Dave. “Iya, tapi apa harus dengan pernikahan?” tanyanya.

Dave hanya mengangguk singkat dan satu alisnya terangkat tipis.

Wah, Alana tidak bisa percaya dengan yang dia lihat. Dave gila. Dan Alana sudah tidak bisa menahan emosinya lagi. “Kamu pikir pernikahan itu permainan?!”

Dave lagi-lagi tampak santai dengan kedua bahunya terangkat pelan.

“Aku tidak mau menikah denganmu!” kata Alana menatap Dave dengan tajam.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (10)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
duuuh,alana.jika dirimu menolak permintaan dave.kemana lagi dirimu bisa mendapatkan uang untuk pengobatan ayahmu
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
wah..wah.. sepertinya q mencium bau-bau balas dendam dave dengan alana.sepertinya dave masih sakit hati diputusin cintanya oleh alana
goodnovel comment avatar
Myafa
baca ulang ya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Mendadak Jadi Istri Suami Kontrakku Yang Dingin   Bab 130 Tamat

    Suasana di ruang bersalin penuh ketegangan. Dave berulang kali merasa hatinya perih melihat Alana berjuang keras. Perjuangan sang istri benar-benar besar sekali. Dave tidak akan melupakan hal besar ini. “Dorong terus, Bu. Kepalanya sudah mulai kelihatan.” Dokter kembali memberikan intruksi. “Sayang, sedikit lagi, kamu pasti bisa.” Dave mendaratkan kecupan di dahi sang istri. Alana menggenggam tangannya lebih erat, seakan menarik kekuatan dari suaminya.Hingga akhirnya, saat yang ditunggu tiba. Dengan dorongan terakhir yang penuh tenaga, suara tangis nyaring pecah memenuhi ruangan.Dave terperangah. Matanya langsung berkaca-kaca. Bayi mungil itu diangkat oleh dokter, tubuhnya masih basah, wajahnya merah, tapi tangisnya begitu lantang.“Anak Bapak dan Ibu laki-laki,” ucap dokter sambil tersenyum lelah namun bahagia.Air mata jatuh di pipi Dave tanpa bisa ditahan. Ia menatap Alana, yang terbaring lemah namun tersenyum lega.“Anak kita laki-laki.” Dave memeluk Alana erat. Tangis Alana

  • Mendadak Jadi Istri Suami Kontrakku Yang Dingin   Bab 129 Kontraksi

    Tidak terasa usia kandungan Alana sudah sembilan bulan. Kehamilan Alana tanpa drama sama sekali. Semua berjalan dengan baik. Selama kehamilan pun ia tidak ngidam apa pun. Justru Dave yang ngidam dan menginginkan sesuatu selama kehamilan Alana. Menginjak usia kandungan sembilan bulan, persiapan sudah disiapkan Dave dengan baik. Mulai dengan kamar bayi, perlengkapan bayi, sampai sudah memesan kamar VVIP untuk persalinan nanti. “Apa ada yang kurang?” Dave melihat ke sekeliling kamar anak. Melihat kebutuhan anaknya yang dibutuhkan. “Sepertinya tidak. Aku sudah mencatat semua yang dibutuhkan, dan semua sudah kita beli.” Alana menjawab sambil melipat baju-baju bayi yang akan dibawa jika tiba-tiba nanti ia akan melahirkan. “Baiklah jika begitu.” Dave menghampiri Alana yang duduk di ranjang. Kamar bayi berisi satu ranjang besar untuk tidur Alana dan Dave saat nanti menjaga anak mereka. Kemudian satu box bayi khusus yang dipesan Dave untuk anak mereka. Dave membelai perut Alana. “Sayang

  • Mendadak Jadi Istri Suami Kontrakku Yang Dingin   Bab 128 Asam

    Sejak Alana menebak ngidam yang dilakukan Dave, beberapa kali Dave mengingikan makanan sesuatu secara tiba-tiba. Seperti malam ini, tiba-tiba saja ia terbangun di tengah malam. Tiba-tiba saja ia menginginkan makanan yang segar. “Sayang, aku ingin makan buah yang asam.” Alana membulatkan matanya. Sekarang sudah jam sebelas malam. Tentu saja ia bingung mencari makanan yang diinginkan suaminya itu malam-malam. Ia tahu persis jika di rumah tidak ada buah asam. Di rumah lebih banyak buah yang manis. “Ayo kita ke dapur. Siapa tahu ada buah asam.” Alana menyibak selimutnya. Bangkit dari tempat tidur. Dave ikut menyibak selimut. Kemudian turun dari tempat tidur. Mereka berdua keluar dari kamar dan turun ke lantai bawah. Saat menuruni anak tangga, mereka melihat lampu di lantai bawah masih menyala. Mereka yakin jika ada yang masih belum tidur.“Kak Dave, Kak Alana.” Areksa terkejut ketika melihat Dave dan Alana. “Kamu belum tidur, Reksa?” tanya Alana. “Belum, masih belum mengantuk.”

  • Mendadak Jadi Istri Suami Kontrakku Yang Dingin   Bab 127 Ngidam

    Semua orang terkejut mendengar kabar itu. Mereka masih berusaha mempercayai apa yang baru saja dikatakan oleh Dave. “Alana, kamu benar-benar hamil?” Alvin menatap putrinya. Memastikan apa yang dikatakan menantunya baru saja. “Iya, Yah. Aku hamil.” Alana mengangguk sambil tersenyum. “Akhirnya aku akan punya cicit.” Mahesa tertawa meluapkan kebahagiaanya. Alana hanya tersenyum melihat kakek Dave itu begitu bahagia. “Kak Alana, selamat atas kehamilanmu.” Areksa menatap Alana, ikut memberikan selamat juga. “Terima kasih, Areksa.” Alana tersenyum. “Selamat, Alana. Jaga dirimu baik-baik.” Suara Arini terdengar menyahut setelah pembicaraan Alana dan Areksa. “Iya, Ma. Aku akan menjaga diri baik-baik.” Alana mengangguk pasti. “Selamat Alana. Jika butuh apa-apa. Kamu bisa bilang padaku.” Viona ikut menimpali obrolan ibu dan anak itu. “Terima kasih, Bu Viona.” Alaa kembali mengangguk. Semua keluarga begitu bahagia dengan kabar kehamilan Alana. Tawa bahagia terdengar di ruang makan.

  • Mendadak Jadi Istri Suami Kontrakku Yang Dingin   Bab 126 Hamil

    Sejenak Alana diam. Berusaha untuk mencerna apa yang dikatakan oleh dokter padanya. Ia berusaha meyakini jika yang baru saja didengarnya tidaklah salah. Jika ternyata ia positif hamil. “Sayang.” Dave meraih tangan Alana dan mendaratkan kecupan di punggung tangan istrinya itu. Apa yang dilakukan Dave itu membuat Alana tersadar. Ia menatap sang suami dengan lekat. “Apa aku benar-benar hamil?” tanyanya memastikan. Tatapannya masih begitu terasa kosong. “Iya, Sayang. Kamu hamil.” Dave tersenyum. Suaranya terdengar meyakinkan. Matanya langsung berkaca-kaca mendengar apa yang baru saja dikatakan suaminya. Ia sangat terharu mengetahui jika dirinya hamil. Dave mengeratkan genggaman tangannya. Menguatkan istrinya agar tidak menangis. Sesaat kemudian, ia beralih pada dokter yang berada di depan mereka. “Berapa usia kandungan anak kami, Dok?” tanyanya. “Untuk informasi lebih lanjut, akan dijelaskan oleh dokter kandungan, Pak. Saya akan merujuk Bu Alana pada dokter kandungan di rumah sak

  • Mendadak Jadi Istri Suami Kontrakku Yang Dingin   Bab 125 Pusing, Mual

    Menjelang sore, ketika keramaian mulai mereda, Alana baru bisa duduk manis di ruangannya. Melihat sisa keramaian dari CCTV. “Aku masih merasa seperti mimpi.” Alana menatap Dave. “Semua bukan mimpi, Sayang. Semua ini nyata.” Dave mencubit pipi Alana lembut. Alana langsung tertawa. “Iya, ini bukan mimpi.” “Setelah ini, kamu harus berusaha lebih keras lagi. Tunjukan pada dunia karyamu.” Dave membelai lembut wajah Alana. Alana mengangguk. Ia akan membuktikan dengan karyanya. Ia ingin dunia tahu karyanya. ****Beberapa bulan setelah butik resmi dibuka, Alana semakin sibuk. Hampir setiap hari Alana ke butik. Ia berada di sana sejak pagi sampai sore. Mendesain baju, mengawasi penjualan, dan berinteraksi dengan pelanggan. Dave akan menjemput sang istri setelah ia pulang kerja. Kemudian mereka akan pulang bersama. Bertambahnya kegiatan belakangan ini, membuat tubuh Alana sedikit kelelahan. Setiap bagun pagi, ia merasa mual menyerang. “Huek … huek ….” Seperti pagi ini, ia buru-buru ba

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status