“Nyonya, kurasa kecurigaanmu tentang pihak yang sengaja mengacaukan kesehatan Tuan Muda Noah benar adanya. Dengan izin darimu, aku bisa masuk dengan pengawalan ketat pelayan ruangan Aquamarine dan juga pelayan Nyonya Elsa yang bertanggung jawab berjaga di sana,” Kody melaporkan situasi yang terjadi di sana.“Ya ampun, apa seketat itu penjagaan padamu yang merupakan pelayanku? Aku ibunya Noah, bukan? Kenapa mereka seperti itu pada pelayanku? Ini tidak bisa dibiarkan dengan mudah. Aku akan membicarakan hal ini pada suamiku nanti,” Evelyn menanggapi sambil memijat dahinya yang berkerut. Urusan internal di rumah besar ini begitu membuatnya lelah.“Lalu apa yang kau dapatkan, Kody?” sambungnya bertanya.“Seperti yang anda perintahkan, aku hanya berada di dalam kamar Tuan Muda Noah untuk memperhatikan keadaan di sana. Sepintas kamar Tuan Muda Noah biasa saja, rapi dan bersih. Ruangannya juga dipenuhi aromaterapi bunga Lavender. Semuanya baik-baik saja, Nyonya. Tapi aku tidak mengerti mengap
“Ya, aku setuju dengan semua pemaparanmu, Tuan Luca. Tapi di samping itu, aku semakin penasaran tentang siapa kau sebenarnya? Tolong jangan menghindar untuk menjawab lagi. Ucapanmu, sikapmu, dan pengetahuanmu tidak seperti orang biasa,” Evelyn bertanya tanpa menolehkan tatapan tajamnya pada Luca, “Kenapa aku merasa kau mengenalku dengan baik tapi sikapmu berbeda dari sikap orang-orang di sekelilingku?” sambungnya curiga.“Menurutmu, siapa aku?” Luca menantang dengan senyuman liciknya.“Aku tidak tahu siapa kau, tapi aku tahu kau bukan berasal dari sini dan terkesan seperti…” kalimat Evelyn tergantung.“Sepertimu yang datang dari dunia nyata, Money Angel?”Bak mendengar petir yang menyambar bumi, Evelyn langsung membelalakkan matanya lebar. Ia tersentak kaget ketika Luca menyebut nama lain dari dirinya. Evelyn berdiri dan langsung menggebrak meja kerja Luca.“K-kau? Kenapa kau tahu nama itu? Sebenarnya kau siapa? Katakan padaku!” Evelyn yang syok tidak bisa mengontrol ekspresinya hingg
“Aku tidak melakukan apapun. Kami hanya membahas masalah penyakit pernapasan yang diderita Noah yang mungkin saja memang disengaja oleh pihak lain yang tidak menyukai Evelyn, dan itu membuatnya syok. Dia tidak bisa mengontrol kemarahannya dan pingsan,” Luca memberikan penjelasan dengan pemikirannya sendiri. Ia tidak mungkin mengakui kalau dia yang membuat Evelyn syok. “Benarkah, Tuan? Pantas saja jika nyonyaku seperti ini,” Kody langsung percaya, “Meskipun aku merasa setelah bangun dari tidur panjangnya Nyonya Besar terlihat berbeda dan lebih tenang, tapi tentu saja masalah Tuan Muda Noah yang seperti ini membuatnya marah dan nyonya tidak dapat mengontrol emosinya lagi,” sambungnya yang mulai mengingat tabiat majikannya itu.‘Astaga, aku tidak percaya kalau dia akan percaya apa yang baru saja kukatakan. Aku hanya mengarang cerita, tapi syukurnya itu memang berkaitan dengan keadaan tubuh Evelyn yang sebenarnya. Aku selamat kali ini, kau juga, Emily! Berterima kasih lah pada keadaan in
"Lalu ending seperti apa yang kau berikan? Semua ucapanmu terdengar konyol. Bisa-bisanya karakter di novelnya bangkit dan marah," Emily menggerutu, "Kau kira aku anak ingusan yang mudah kau kelabui?" sambungnya mencibir tapi saat wajahnya berpaling."Hei, hei, hei, aku mendengarmu, ya!" Liam jelas mendengar, "Aku tidak bercanda.""Evelyn yang tubuhnya sedang kau gunakan itu, dia yang membawaku ke sini. Aku juga awalnya bingung, dan saat dia menuntutku, aku langsung menyebut namamu karena memang buku ini kurencanakan untukmu agar ceritanya sempurna,""Tapi yang jelas aku tidak sengaja ingin membuat dirimu kesulitan seperti ini,"Liam terdiam sejenak dan terlihat menghela napas berat."Baiklah, aku mengerti kalau sekarang ini kau maupun aku tidak bisa melakukan apapun. Tapi apa yang membuatnya marah? Seperti yang kupikirkan sendiri, Evelyn marah karena konspirasi pembunuhannya oleh para orang yang ada di sini,""Dia juga mengarahkanku berpikiran untuk melindungi Noah putranya juga suami
[Hai, Money Angel, Selamat pagi… Perkenalkan, aku Sullivan, editor baru yang menangani proyek Editor Liam.]Emily sontak mengerutkan dahinya membaca nama editor yang asing di ingatannya.Namun, belum sempat membalas, sebuah pesan kembali muncul. [Baiklah, akan kujelaskan secara singkat padamu, Money Angel. Aku adalah editor baru yang bertugas menggantikan pekerjaan Editor Liam karena beliau sudah tidak bekerja lagi di perusahaan kami.] [Seminggu yang lalu perusahaan menerima kabar duka cita dari pihak keluarga Editor Liam karena beliau dinyatakan meninggal dunia. Untuk itulah, kini aku yang menangani tugasnya sebagai editor pengganti.] Membaca pesan itu sontak membuat Emily kaget. Ia tidak menyangka Liam yang sering kali membuatnya jengkel dengan banyaknya naskah yang harus direvisi--akan tetapi tetap memberinya masukkan positif saat ia mengalami kebuntuan ide--telah meninggal dunia! Emily yang awalnya setengah hati menerima outline dari Editor Liam, kini bertambah bimbang saat ed
Ketika ia berpaling ke samping, Emily langsung melihat beberapa orang wanita yang sepertinya pelayan menunduk setengah badan sambil mengucapkan salam padanya.“Selamat pagi, Nyonya Besar!!!”‘Astaga, aku lupa!’ Emily berucap dalam hati saat kesadarannya yang sudah terkumpul penuh menyadari kalau sudah tiga kali pagi termasuk pagi ini, ia mengawali harinya yang aneh.Emily menghela napas pelan sebelum membuka suaranya.“Hmm, baiklah. Angkat wajah kalian dan ayo kita bersiap!” Emily memberi perintah dan langsung saja para wanita perpakaian pelayan itu menuntun Emily menuju tempat pemandian di mana ia harus mandi dengan pengawalan ketat.Lalu apa yang sebenarnya Emily alami saat ini? Bukankah terakhir kalinya ia menutup mata setelah mengalami kecelakaan?Ya, saat ini pun Emily memejamkan matanya ketika tubuhnya merasakan ketenangan air panas di sebuah kolam bertabur bunga yang dicampurkan dengan parfume yang sangat harum dan menenangkan.Dalam pejaman matanya ia kembali memikirkan apa ya
‘Aku tidak boleh bingung dan canggung. Aku adalah pemimpin para wanita cantik di hadapanku. Akulah istri sekaligus wanita nomor satu Tuan Besar. Kau bisa menjadi Evelyn, Emily. Semangat!’“Apa kabar, Nyonya Besar. Semoga kau selalu sehat selamanya!” para wanita cantik yang merupakan istri tuan rumah itu menundukkan kepala mereka singkat dan mendoakan yang terbaik saat menyapa Evelyn.Evelyn menarik dan mengembuskan napas berat sebelum tersenyum. Ini kali pertama Evelyn hadir di dengan situasi yang luar biasa berbeda dari kehidupan nyatanya.“Terima kasih, kalian boleh duduk!” Evelyn menerima sambutan untuknya, “Apa kabar semuanya? Kalian semua terlihat cantik pagi ini!” sambungnya menyapa, dan apa yang terjadi? Semua istri muda saling melemparkan tatapan bertanya satu sama lain.‘Ah, apa ini? Kenapa mereka terlihat bingung? Apa yang salah dari ucapanku?’ Evelyn mulai bingung.Evelyn berdehem untuk membuat pandangan para istri muda fokus kembali.“Elsa, kudengar kau mahir membuat teh y
“Kenapa terus menyebut nama Tuan Besar Aiden? Memangnya apa yang harus kulakukan dengan Tuan Besar itu?” Evelyn berucap sambil menguap, “Ah, ternyata aku tidak hanya bermimpi,” Evelyn menggerutu ketika menyadari kalau tadi ia bermimpi tentang Evelyn si Nyonya Besar.Hanya sebentar saja Evelyn menoleh pada Maya yang ada di sampingnya, “Kau dengan wanita itu sama saja, Maya… Biarkan aku tidur, aku mengantuk. Ini waktunya tidur siang, bukan?” sambungnya malas dan kembali menyandarkan kepalanya di sandaran kursi tempatnya duduk dan tidur sejak tadi.Maya yang mendengar ucapan aneh majikannya langsung kebingungan. Maya tidak berani menjawab ucapan Evelyn yang ingin tidur.Namun, suara teriakan pria yang mengabarkan kedatangan Aiden di depan sana langsung membuat Evelyn terperanjat.“Nyonya Besar, Tuan Besar sudah datang!” pemberitahuan tentang kedatangan Aiden langsung membuat Evelyn berdiri seketika dan menoleh pada Maya.“Kenapa kau tidak memberitahuku kalau Tuan Besar datang? Astaga, ak