Emily Berry tiba-tiba terbangun di sebuah kamar berdesain mewah layaknya istana yang tidak diketahuinya. Sebagai penulis novel romansa-action yang membenci tema perselingkuhan, Emily mendadak malah menjadi istri utama di rumah besar yang menjadi rumah para istri seorang milyader bernama Aiden Shosan. Di tengah empat istri Aiden yang berusaha menggulingkan posisinya sebagai istri utama, Emily berjuang untuk bertahan hidup! Apakah Emily bisa bertahan menahan kegilaan hidup barunya yang mirip dengan novel romansa yang dibencinya tersebut?
Lihat lebih banyak[Hai, Money Angel, Selamat pagi… Perkenalkan, aku Sullivan, editor baru yang menangani proyek Editor Liam.]
Emily sontak mengerutkan dahinya membaca nama editor yang asing di ingatannya.
Namun, belum sempat membalas, sebuah pesan kembali muncul.
[Baiklah, akan kujelaskan secara singkat padamu, Money Angel. Aku adalah editor baru yang bertugas menggantikan pekerjaan Editor Liam karena beliau sudah tidak bekerja lagi di perusahaan kami.]
[Seminggu yang lalu perusahaan menerima kabar duka cita dari pihak keluarga Editor Liam karena beliau dinyatakan meninggal dunia. Untuk itulah, kini aku yang menangani tugasnya sebagai editor pengganti.]
Membaca pesan itu sontak membuat Emily kaget. Ia tidak menyangka Liam yang sering kali membuatnya jengkel dengan banyaknya naskah yang harus direvisi--akan tetapi tetap memberinya masukkan positif saat ia mengalami kebuntuan ide--telah meninggal dunia!
Emily yang awalnya setengah hati menerima outline dari Editor Liam, kini bertambah bimbang saat editor yang bersangkutan malah menghilang untuk selamanya.
[Ah, satu hal lagi, Nona! Kukira aku harus memberi tahumu jika nanti kau menolak tawaran ini, maka naskah ini tidak akan dilanjutkan oleh siapa pun. Itu merupakan isi dari pesan singkat yang disampaikan keluarga Editor Liam padaku. Mungkin saja, ia sangat berharap padamu sampai menuliskan surat tentang itu dan pihak keluarganya mengirimkan foto tulisan tangan Editor Liam secara jelas. Tapi, semua keputusan ada padamu, dan aku akan menerima apapun itu.]
Dengan sigap, Emily langsung membuka lampiran titipan Editor Liam. Semakin membaca ke bawah, semakin kening Emily berkerut.
“Apa-apaan ini? Satu pria memiliki lima istri? Apa masalahnya jika harus setia pada seorang wanita? Akh, kepalaku bisa pecah memikirkan ini!”
Perlahan, pandangannya bergeser dari layar laptop ke sebuah bingkai foto berisikan dirinya yang tersenyum senang saat menerima ciuman pipi dari ayah dan ibunya dari sisi masing-masing.
“Apakah aku sanggup menceritakan tentang tema yang paling kubenci ini, Ibu? Apa aku akan bertahan saat menceritakan tokoh pria yang membagi tubuh dan cintanya pada wanita lain selain istrinya? Itu jelas mengingatkanku pada perselingkuhan ayah dan menyebabkan kalian meninggal saat itu,” gumam Emily.
“Haruskah aku menahan trauma ini di sepanjang aku menuliskan cerita yang mengerikan bagiku ini, Ibu? Aku membenci pria yang membagi cintanya pada wanita lain. Aku menjadi yatim piyatu karena perselingkuhan ayah yang menghianati kita, Ibu…”
Emily menangis sambil tersenyum pahit. Ia mengusap foto wajah ibunya dengan sedih tapi setelah mengingat Editor Liam lagi, Emily segera menghapus air matanya.
“Ahk, sial! Kepalaku sakit gara-gara ini. Entahlah, aku mau tidur saja,” gumamnya kesal. Kepalanya sakit memikirkan hal rumit tentang tema cerita yang dibencinya.
Emily memilih mengabaikan dulu apa yang baru saja merusak moodnya. Ia berbaring di ranjang sambil menatap langit-langit kamarnya dengan mata sayu.
‘Bagaimana bisa aku menjiwai karakter seorang istri yang tinggal bersama banyak madu suaminya. Female lead itu bahkan harus berbagi cinta suaminya pada empat wanita lain?’
‘Astaga… pria setampan apa yang harus kubayangkan dan layak menjadi karakter pria hidung belang yang bahkan tidak memiliki celah untuk dihina itu? Tidak cukupkah pria itu hanya diceritakan sebagai pengoleksi uang? Bisa-bisanya dia memikirkan ide cerita seperti ini. Menjengkelkan sekali!’
Emily terus menggerutu dalam hati di setiap kali kelompak matanya menutup dan terasa berat. Emily terpejam dengan membawa beban pikirannya ke alam bawah sadar.
*****
Emily membuka mata saat suara seorang wanita terdengar memanggil nama orang lain yang sepertinya pernah ia dengar sebelumnya.
“Nyonya Evelyn, bangunlah. Kau harus segera bersiap, Nyonya besar…” suara itu terdengar lagi tapi mata Emily tak kunjung membuka. Kepalanya terasa begitu sakit.
“Nyonya Evelyn, kumohon bangunlah atau kau akan terkena masalah jika Tuan Besar marah,” panggilan itu terdengar lagi, dan karena Emily tidak merasa bukan dirinya yang dipanggil, jadi ia tetap mengabaikan suara itu.
‘Nyonya Besar siapa? Tuan Besar apa? Memangnya aku di mana? Memanggil orang seperti itu sama saja dengan body shaming namanya.’ dalam hatinya ia menertawakan suara wanita yang didengarkannya sejak tadi.
Namun ketenangan Emily dalam pejaman matanya terusik saat tubuhnya seperti disentuh dan sedikit diguncang bersamaan dengan suara wanita yang seperti berada di sampingnya.
“Nyonya Besar, bangunlah. Kau harus menghadiri pertemuan para istri Tuan Besar di ruangan Ruby!” kali ini suara wanita itu terdengar lebih mendesak.
Emily yang mulai merasa aneh mencoba membuka mata. Perlahan cahaya mulai terlihat meskipun samar.
‘Di mana aku? Itu bukan langit kamarku,’ Emily bergumam heram dalam hati ketika pandangannya yang mulai jelas melihat langit-langit ruangan tempatnya berada begitu asing dan terkesan mewah.
Ruangan penuh nuansa emas yang gemerlap memanjakan matanya. Ia tidak pernah melihat suasana gemerlapan seperti itu sebelumnya.
“Nyonya Besar, apa kau mendengarku? Kau sudah bangun, kan? Kalau begitu mari ikut aku, pelayan sudah siap untuk memandikanmu, Nyonya Besar!” ucapan wanita yang sejak tadi memanggil langsung membuat mata malas Emily terbuka lebar. Ia tidak lagi menyusuri keindahan ruangan di tempatnya berada melainkan langsung menoleh pada orng yang ada di dekatnya.
“Memandikanku?!” satu kalimat spontan keluar dari bibir Emily bersamaan dengan gerakan tubuhnya yang refleks duduk karena kaget.
‘Sebenarnya aku ada di mana?’
"Lalu ending seperti apa yang kau berikan? Semua ucapanmu terdengar konyol. Bisa-bisanya karakter di novelnya bangkit dan marah," Emily menggerutu, "Kau kira aku anak ingusan yang mudah kau kelabui?" sambungnya mencibir tapi saat wajahnya berpaling."Hei, hei, hei, aku mendengarmu, ya!" Liam jelas mendengar, "Aku tidak bercanda.""Evelyn yang tubuhnya sedang kau gunakan itu, dia yang membawaku ke sini. Aku juga awalnya bingung, dan saat dia menuntutku, aku langsung menyebut namamu karena memang buku ini kurencanakan untukmu agar ceritanya sempurna,""Tapi yang jelas aku tidak sengaja ingin membuat dirimu kesulitan seperti ini,"Liam terdiam sejenak dan terlihat menghela napas berat."Baiklah, aku mengerti kalau sekarang ini kau maupun aku tidak bisa melakukan apapun. Tapi apa yang membuatnya marah? Seperti yang kupikirkan sendiri, Evelyn marah karena konspirasi pembunuhannya oleh para orang yang ada di sini,""Dia juga mengarahkanku berpikiran untuk melindungi Noah putranya juga suami
“Aku tidak melakukan apapun. Kami hanya membahas masalah penyakit pernapasan yang diderita Noah yang mungkin saja memang disengaja oleh pihak lain yang tidak menyukai Evelyn, dan itu membuatnya syok. Dia tidak bisa mengontrol kemarahannya dan pingsan,” Luca memberikan penjelasan dengan pemikirannya sendiri. Ia tidak mungkin mengakui kalau dia yang membuat Evelyn syok. “Benarkah, Tuan? Pantas saja jika nyonyaku seperti ini,” Kody langsung percaya, “Meskipun aku merasa setelah bangun dari tidur panjangnya Nyonya Besar terlihat berbeda dan lebih tenang, tapi tentu saja masalah Tuan Muda Noah yang seperti ini membuatnya marah dan nyonya tidak dapat mengontrol emosinya lagi,” sambungnya yang mulai mengingat tabiat majikannya itu.‘Astaga, aku tidak percaya kalau dia akan percaya apa yang baru saja kukatakan. Aku hanya mengarang cerita, tapi syukurnya itu memang berkaitan dengan keadaan tubuh Evelyn yang sebenarnya. Aku selamat kali ini, kau juga, Emily! Berterima kasih lah pada keadaan in
“Ya, aku setuju dengan semua pemaparanmu, Tuan Luca. Tapi di samping itu, aku semakin penasaran tentang siapa kau sebenarnya? Tolong jangan menghindar untuk menjawab lagi. Ucapanmu, sikapmu, dan pengetahuanmu tidak seperti orang biasa,” Evelyn bertanya tanpa menolehkan tatapan tajamnya pada Luca, “Kenapa aku merasa kau mengenalku dengan baik tapi sikapmu berbeda dari sikap orang-orang di sekelilingku?” sambungnya curiga.“Menurutmu, siapa aku?” Luca menantang dengan senyuman liciknya.“Aku tidak tahu siapa kau, tapi aku tahu kau bukan berasal dari sini dan terkesan seperti…” kalimat Evelyn tergantung.“Sepertimu yang datang dari dunia nyata, Money Angel?”Bak mendengar petir yang menyambar bumi, Evelyn langsung membelalakkan matanya lebar. Ia tersentak kaget ketika Luca menyebut nama lain dari dirinya. Evelyn berdiri dan langsung menggebrak meja kerja Luca.“K-kau? Kenapa kau tahu nama itu? Sebenarnya kau siapa? Katakan padaku!” Evelyn yang syok tidak bisa mengontrol ekspresinya hingg
“Nyonya, kurasa kecurigaanmu tentang pihak yang sengaja mengacaukan kesehatan Tuan Muda Noah benar adanya. Dengan izin darimu, aku bisa masuk dengan pengawalan ketat pelayan ruangan Aquamarine dan juga pelayan Nyonya Elsa yang bertanggung jawab berjaga di sana,” Kody melaporkan situasi yang terjadi di sana.“Ya ampun, apa seketat itu penjagaan padamu yang merupakan pelayanku? Aku ibunya Noah, bukan? Kenapa mereka seperti itu pada pelayanku? Ini tidak bisa dibiarkan dengan mudah. Aku akan membicarakan hal ini pada suamiku nanti,” Evelyn menanggapi sambil memijat dahinya yang berkerut. Urusan internal di rumah besar ini begitu membuatnya lelah.“Lalu apa yang kau dapatkan, Kody?” sambungnya bertanya.“Seperti yang anda perintahkan, aku hanya berada di dalam kamar Tuan Muda Noah untuk memperhatikan keadaan di sana. Sepintas kamar Tuan Muda Noah biasa saja, rapi dan bersih. Ruangannya juga dipenuhi aromaterapi bunga Lavender. Semuanya baik-baik saja, Nyonya. Tapi aku tidak mengerti mengap
"Hei, kenapa kau menyalahkan dirimu sendiri, Noah? Rasa sakit bukanlah kesalahan. Tidak ada manusia yang mau sakit," Luca menghibur Noah lagi, "dan menurutku ibumu tidak sekejam itu menghukum putranya yang sakit. Aku benar, kan, Nyonya Evelyn?" lanjut Luca bertanya pada Evelyn dengan nada yang terdengar lebih akrab.Evelyn mengangguk, “Ya, Tuan Luca benar, Nak. Aku tidak akan menghukummu karena kau sakit. Untuk itu ceritakan saja semua bagian yang sakit di tubuhmu. Biarkan aku mendengar keluhanmu dan akan memanggil dokter keluarga nanti ketika kita pulang nanti.” jawabnya.Setelah itu Evelyn dan Luca mendengarkan apa yang Noah rasakan dalam tubuhnya. Setelah bercerita, Noah diizinkan bermain di taman bersama Kody dan Maya serta pengasuh Noah. Setelah itu barulah Evelyn langsung bicara serius dengan Luca."Tuan Luca, tahukah Anda apa yang salah dengan tubuhnya dan tidak nyaman bagi Noah?" Evelyn langsung menanyakan inti pembicaraan, “Kedatanganku ke sini dengan membawa Noah juga berkai
Evelyn bisa melihat senyum tipis seorang pria jangkung dengan penampilan lusuh dan penuh kotoran di celana pendeknya itu."Ehem...maafkan keterkejutanku tadi, Tuan. Aku tidak menyangka melihat anda dalam keadaan seperti ini," Evelyn mulai terlihat tenang, "Lalu siapa anda? Kenapa anda di sini?" dia terus bertanya sambil keluar perlahan dari mobil bersama Noah.Maya mendekat dan membisikkan sesuatu kepada Evelyn, "Nyonya Besar, pria ini adalah kakak ipar Tuan Aiden,” bisik Maya, Evelyn pun mengangguk menyetujui kata-kata Maya padanya."Jadi, Anda adalah Tuan...""Nama aku Luca Witt, aku putera sulung Keluarga Witt, Nyonya Evelyn!" pria di depan Evelyn memperkenalkan dirinya sambil tersenyum. Tapi… cara dia memperkenalkan dirinya langsung membuat Evelyn terkesiap.Evelyn tersentak karena sedikit terkejut dengan sikap Luca yang dianggap begitu santai terhadap wanita yang menjadi saingan adiknya sendiri."Silakan duduk, Nyonya Evelyn dan Noah. Aku akan membersihkan tubuhku sebentar!" ucap
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen