Share

49. Ranjang Panas

Antonio masih mendekap tubuh Jesika dengan begitu erat. Tidak ada suara sama sekali, melainkan hanya nafas yang berderu yang Jesika dengar. Antonio memeluk dengan wajah terbenam di dada Jesika. pipi itu menempel tanpa penghalang yang artinya menyentuh kulit Jesika.

Jesika hanya duduk terdiam di tepi ranjang, bersandar pada dinding ranjang. Dia sudah menelan saliva beberapa kali merasakan jantungnya berdegup lebih cepat. Mungkin sedang melompat-lompat.

“Jantungmu berdegup cepat sekali?”

“Eum, ha?” Jesika mendadak tergagap. Dia mana tahu kalau Antonio akan bertanya hal seperti itu.

Antonio kembali menempelkan pipinya pada dada Jesika yang terhalang kain tipis piama. Sejenak dia terdiam, seperti tengah mendengar lebih jelas.

“Kenapa jantungmu berdegup cepat sekali?”

Dasar bodoh! Kenapa harus tanya seperti itu? apa pria ini tidak mengerti bagaimana aku sedang gugup?

Jesika meringis kikuk lalu menggigit bibirny. Rasanya semakin menegang sekarang. Jesika ingin segera menyingkir, tapi kedua
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status