Share

Bab 5

       "Kamu, seperti anak bodoh! Hari ini, sampah brengsek itu membuat seluruh keluarga kita malu, dan kamu masih berencana ingin menjual rumah ini?" teriak Tasya dengan ekspresi wajah yang penuh amarah.

       Soraya melihat ibunya dengan tatapan dingin, “Aku tidak bodoh, bu! Sekarang hanya dengan menjual rumah ini, kita bisa mengembalikan uang itu. Jika tidak, kita akan membayarnya dengan apa?” ucap Soraya dengan kesal.

       Manusia memiliki hati bukan? Selama Sans tinggal bersama keluarga Lindsay, Sans bekerja keras tanpa mengeluh. Melakukan segala cara apapun untuk hidupnya.

       Bahkan pernah sekali demi istrinya, ia dipukuli orang hingga hidungnya berdarah dan wajahnya bengkak. Tapi dia tetap saja masih tersenyum dan berkata dia tidak apa-apa. Itu merupakan kejadian yang tidak akan pernah bisa Soraya lupakan.

       Terlebih lagi, dia jelas merasakan perubahaan Sans dalam dua tahun terakhir ini. Dari awal dia ingin sekali berbuat yang lebih baik untuk suaminya. Saat ini, jika adiknya sampai meninggal, ia tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Sansan Carell.

       “Hah? Uang itu dia yang memaksa untuk pinjam, biarkan sampah brengsek itu yang membayarnya! Mengapa kita harus menjual rumah kita untuk mengembalikan uang itu?” kata Tasya yang semakin lama semakin kesal.

       “Ibu, tenanglah sedikit. Wans melakukan itu pasti karena dia memiliki niat yang buruk, aku tidak ingin dia masuk ke dalam perangkapnya Wans,” ucap Soraya menjelaskan.

       Adiknya Sans kecelakaan mobil saat berangkat ke pesta. Mereka tidak memiliki uang sedikitpun, tidak ada cara lain selain meminjam uang itu. Tapi Wans jelas-jelas dengan sengaja ingin mempermalukan dan menyulitkan Sansan. Tidak ada niatan sedikitpun dari Wans untuk membantu Sansan.

       “Huh! Wans memang punya niat yang buruk, tapi apa urusannya dengan kita? Semua ini adalah salah si brengsek itu! Ia yang memulai semua ini dan ia juga yang harus bertanggung jawab. Aku tidak setuju sedikitpun rumah ini jika dijual!” ucap Tasya dengan amarah.

       “Ibu!” Soraya melototi ibunya sendiri, dan tidak percaya bahwa ibunya sangat egois. Sansan yang berada di luar pintu tercengang mendengarnya, tidak disangka ternyata istrinya membela dirinya dibelakangnya.

       Soraya dengan sabar membujuk lagi, “Ibu, suatu saat kita bisa membeli rumah yang lebih besar. Tapi, jika kita tidak mampu membayar hutang itu, bunganya akan semakin besar setiap minggu,” ucap Soraya menjelaskan.

       “Mudah sekali kau berbicara, apa kamu juga tidak melihat bagaimana kondisi kita saat ini? Ayahmu juga hanyalah sampah yang tidak berguna, tidak ada status sama sekali di Keluarga Lindsay,” Tasya melotot ke arah Ken Lindsay yaitu ayah dari Soraya, “Belum lagi si Sansan Carell sampah tidak berguna itu. Apakah ia akan mampu untuk membeli rumah bagi kita?” tanya Tasya penuh emosi. Ken Lindsay hanya diam tidak mengatakan apapun.

       Soraya mengepalkan tangannya dengan erat, ia ingin berbicara lagi, tapi ibunya kembali berkata, “Soraya! Kamu dan sampah tidak berguna itu awalnya hanya menikah dengan kontrak, dan tidak memiliki perasaan sama sekali bukan? Untuk apa kamu memperdulikannya? Bagaimanapun, jika sudah sampai pada waktu kesepakatan, kalian langsung bercerai, dia sedikitpun tidak ada hubungan apapun denganmu!” ucap Tasya.

       “Ya, kita ini memang menikah kontrak, tapi Bu apakah kau pernah berpikir? Kita hidup bersama selama dua tahun ini, dan kita juga selalu bersama kemanapun, bagaimana mungkin aku tidak memiliki perasaan padanya, Bu?” ucap Soraya sangat kesal, “Dan satu lagi, Bu. Mau bagaimanapun, ia tetap suami sahku diatas kertas!” lanjutnya.

Commentaires (4)
goodnovel comment avatar
Sugeng
Ceritanya seperti buku tuan lenovo
goodnovel comment avatar
Kurniawan akagami
alurnya sama kaya charlie wade hanya nama tokohnya saja yang dirubah
goodnovel comment avatar
Philip Laksmana
hanya mengganti nama tokoh, saja alur cerita persis sama dengan si karismatik charlie wade
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status