“Sansan Carell, itu memang kau!” ucap wanita tersebut.
Sans yang mendengar suara ini langsung melihat ke arah suara tersebut, “Maria Selena?” ucap Sans kaget.
Maria Selena melihat Sans dari atas sampai bawah sejenak, lalu berkata dengan nada mengejek, “Apa yang kau lakukan disini?”
Maria Selena adalah sahabatnya Soraya, hubungan mereka berdua sangat baik, sudah seperti adik dan kakak. Tapi Maria Selena juga sama dengan yang lainnya sama-sama sangat memandang rendah Sansan. Bahkan Maria Selena juga ikut membenci Sans hanya karena penampilan.
“Kau pikir aku kesini untuk apa?” Sans tidak tahu apa yang harus ia katakan, jelas-jelas ia ingin membeli mobil.
Maria Selena jelas tidak percaya, “Kamu, beli mobil? Apa kamu punya uang untuk beli mobil?” ucap Maria dengan nada mengejek.
Sans berfikir sejenak sebelum menjawab, “Sebelumnya aku membeli tiket lotre dan memenangkan hadiah, ulang tahun istriku akan segera tiba. Dengan keberuntunganku kali ini, aku akan memberikan hadiah ulang tahun sebuah mobil untuknya, aku ingin memberikannya sebagai sebuah kejutan, aku harap kamu bisa merahasiakannya,” ucap Sans berbohong.
Maria terkejut mendengarnya, “Apa kau berbohong? Aku bukanlah anak kecil yang bisa kau bohongi, apa kau mencuri uang?” ucap Maria dengan tidak percaya.
Sans pun menjawab dengan tenang, “Itu terserah padamu, percaya atau tidak, bukan urusanku. Jika tidak ada yang ingin ditanyakan lagi, aku akan memilih mobil sekarang.”
Maria yang melihat Sans ingin pergi, langsung menghentikannya dan bertanya lagi, “Apakah kau benar-benar datang kesini untuk membelikan Soraya sebuah mobil?”
“Ya, benar,” kata Sans menganggukkan kepalanya.
Maria merasa ragu, lalu menganggukkan kepala, “Baiklah, aku akan pergi bersamamu, aku ingin lihat apakah kau benar-benar ingin membeli mobil atau hanya berbohong.”
Setelah keduanya masuk ke dalam, Sans melihat-lihat show room itu. Karyawan yang ada di setiap tempat di dalam toko ini semuanya sedang menyambut para pelanggan. Di show room itu terdapat banyak sekali pengunjung, tidak ada karyawan yang menyambut mereka berdua karena ramainya pengunjung.
Maria Selena mengikutinya di belakang dengan sepatu hak tingginya, mata yang indah itu terkejut dan tercengang, “Sansan! Apa kau tidak salah? Mau ke mana kamu?” ucap Maria.
Sans melihat ke arah Maria dan menjawab, “Tidak, memang disini tempat aku mencari mobil, bagus bukan?”
Maria kaget sekaligus heran, “Apa kamu tidak lihat harga yang tertera di atas sana? Yang termurah saja mencapai lebih dari 100juta!” ucap Maria menunjukkan harganya.
Menurut Maria, meskipun Sans memiliki uang untuk membeli mobil. Iu akan mustahil untuk membeli mobil itu di show room ini. Karena harganya yang begitu tinggi, bahkan jika ia bekerja selama berpuluh-puluh tahun mungkin baru ia akan mampu untuk membelinya. Membeli mobil bekas dengan harga di bawah 50juta saja sudah menjadi penghasilan yang luar biasa.
“Aku tahu,” kata Sans sambil menganggukkan kepalanya dengan tenang.
Maria terheran dan kemudian berbicara, “Apa kamu punya uang sebanyak itu? Harga mobil termurah disini 100juta, bukan 100ribu. Jangan buat dirimu malu disini bersamaku!”
Sans tahu, jika dia menjelaskan semuanya, Maria tidak akan mempercayainya. Sebaiknya dia membeli mobil itu terlebih dahulu. Maria yang melihat Sans yang seperti ini, merasa kesal sekaligus marah.
Orang ini tidak mungkin benar-benar datang untuk mempermalukan dirinya sendiri kan? Pada saat inilah, akhirnya ada seorang karyawan yang memiliki waktu luang datang menghampiri mereka berdua. Tapi setelah melihat pakaian yang dikenakan oleh Sansan dan Maria. Wajahnya yang tersenyum pun terlihat sedikit berpura-pura.
“Tuan, Nona, apakah kalian datang untuk melihat mobil ini?” maksud dari karyawan dengan kata melihat, adalah melihat yang berarti benar-benar hanya ingin melihat mobil saja.
Sans tidak menoleh, dan langsung menganggukkan kepala, “Ya, aku tidak terlalu paham mengenai ini, mobil mana yang memiliki kinerja keselamatan yang paling bagus?” ucap Sans kepada karyawan itu. Wajah karyawan itu langsung berubah menjadi serius, ia kemudian tersenyum melayani Sans dengan baik, “Model seri BMW ini adalah yang terbaik, memiliki sistem bantuan keselamatan yang canggih, dan juga adalah mobil pesanan yang dibuat secara khusus, mobil model ini adalah satu-satunya yang ada di toko ini saat ini,” jawab karyawan tersebut. Maria yang melihat mobil itu, kedua matanya segera membelalak. 500juta! Apakah orang ini sudah gila! Sansan tidak bereaksi sedikit pin, dan sambil menganggukkan kepala dia berkata, "Baiklah, apakah boleh membuka pintunya, dan biarkan aku duduk lalu mencobanya?" Wajah karyawan itu menjadi lebih serius lagi, "Tuan, apa anda yakin
Pria paruh baya itu tersenyum, tangannya memegang pinggang wanita seksi itu, “Baiklah, aku akan membelinya untukmu, Sayangku,” ucap pria itu. “Siapa itu, ke sini sebentar,” ucap pria paruh baya memanggil karyawan yang bersama Sans. Karyawan itu menengok dan segera berjalan menghampirinya sambil tersenyum, “Halo, Tuan, apa ada yang bisa saya bantu?” ucap karyawan tersebut. “Aku ingin mencoba mobil ini,” kata pria paruh baya itu sambil melihat Sans dengan sekilas, “Dan suruh kedua orang sampah ini pergi, manusia kampungan seperti mereka tidak pantas berada disini,” lanjutnya. Wanita yang bersama pria itu menganggukkan kepala, dan berkata dengan merengek, “Ya, benar sekali. Kenapa manusia kampungan seperti mereka bisa masuk kesini?” Wajah karyawan itu tampak malu, lalu berbalik dan berka
Steve yang dari tadi memperhatikan Sans hanya diam saja, dia jelas sangat tahu keadaan Sans saat ini, “Sans, apa kau serius? Memiliki uang 500 ribu saja sudah untung untukmu,” ucap Steve pelan. “Haha……” wanita genit itu tertawa terbahak-bahak, om-om itu pun ikut mengejeknya, “Hei, Bajingan! Apa kau sudah gila? Jangan membuat lelucon seperti itu, sebaiknya kau cepat pergi dari sini. Kau hanya merusak pemandangan disini,” ucap om-om tersebut. Sans melirik ke arah karyawan itu, “Baiklah, kau ingat ucapanmu barusan. Jika aku bisa membayarnya saat ini, rubah margamu menjadi margaku,” ucap Sans kepada karyawan itu, “Gunakan kartu ini, dan aku bayar semuanya,” lanjutnya. Karyawan itu melihat-lihat kartu yang diberikan Sans kepadanya, “Tuan, tolong. Jangan membuat lelucon lebih banyak lagi, apa kau yakin di dalam kartu ini terdapat uang Satu Milyar? Kartu hitam
Karyawan itu melamun sejenak, “Be...belum pak.” “Hah?” Sans terkejut mendengar ucapan karyawan itu, “Apa yang terjadi? Mengapa belum dibayar?” Saat karyawan itu ingin menjelaskan, tiba-tiba wanita om-om itu tertawa terbahak-bahak, “Hahaha... Apa kalian mendengar itu? Orang ini hanya penipu, kartu hitam miliknya hanyalah mainan belaka,” ucap wanita itu dengan percaya diri. Steve tersenyum dengan kemenangan, “Sok kaya didepan banyak orang, ya.” Ucapnya. Om-om itu tersenyum dan bernafas dengan lega, “Ternyata memang benar itu mainan ya, mana mungkin orang sepertimu memiliki kartu VIP itu! Kartu itu hanya diproduksi 20 buah dinegara ini.” “Apa kau anak kecil? Kau datang membawa kartu mainan, mau membodohi semua orang disini? Kau punya otak tidak? Orang kampung tetaplah orang kampung, mana
Kemudian dia berkata dengan serius, “Ternyata kau punya uang! Kalau begitu kenapa kamu masih menyuruhku untuk mengembalikan uangmu sialan?” ucap Steve dengan kesal. Sans tidak menggubris ucapan Steve, lalu ia berkata kepada karyawan, “Oh iya, apakah aku harus melakukan sesuatu untuk mobil ini?” “Ah ya, anda masih harus menandatangani kontrak dengan kami, Tuan,” ucap sang karyawan. Sans menganggukkan kepala, dan memberikan kembali kartunya kepada karyawan itu, “Bawa dan gunakan kartu ini,” ucap Sans. Karyawan itu merasa takut dan gemetar, “Tapi, Tuan. Manajer saya bilang bahwa mobil ini diberikan kepada anda secara gratis,” ucap karyawan itu. “Aku tidak akan menerima hadiah apapun, tanpa sebuah alasan yang jelas.”, jawab Sans dengan tenang, karena Sans tidak tau dengan manajer ini, bag
“Aku tidak mendengarnya, lebih keras lagi,” kata Maria dengan bangga sambil melihat wanita itu. Wanita itu menggigit bibirnya, dan mencoba yang terbaik, “Maafkan aku!” Maria merasa puas, lalu Sans melihat ke arah Steve dan berkata, “Dan kamu.” Steve merasa terkejut ketika Sans memanggilnya, karena ia juga ikut mengejek Sans. Om-om itu tidak memberi kesempatan berbicara kepada Steve, “Cepat minta maaf kepada Tuan Sans,” ucap om-om itu. Wajah Steve memerah, ia tidak mengatakan apa pun. Steve merasa bahwa ia dan Sans sudah merasa tidak ada hubungan apapun dengannya. Meskipun dia sudah meminjam uang 40 juta, tapi atas dasar apa dia harus meminta maaf padanya? Pria paruh baya yang melihat semua ini langsung mendorong Steve maju ke depan, “Aku menyuruhmu untuk minta maaf! Dengar tidak? Masi
Maria langsung menunjuk ke arah sebuah kalung, “Aku mau ini.” Karyawan itu mengeluarkannya dengan ekspresi yang tidak menyenangkan, Maria mengambilnya dan langsung mencobanya, “Aku mau ini, sangat bagus,” ucap Maria. Sans mengangguk dan mengeluarkan kartu VIP miliknya, “Bayar,” ucapnya kepada karyawan itu. Tatapan karyawan itu sedikit tidak percaya terhadap kartu yang diberikan Sans. Maria tersenyum dan berkata, “Terima kasih, Sans.” “Ya, sama-sama,” ucap Sans tersenyum menatap Maria. Sosok tubuh Maria sangat indah, kakinya yang mulus, badannya yang ramping menunjukkan lekuk tubuhnya yang indah. Ditambah dengan kalung ini, siapapun tidak akan bisa memalingkan pandangannya. Bahkan Sans, tapi ia tetap memikirkan istrinya. Ketika karyawan tersebut kembali, senyumannya berubah menjadi leb
Kakek Lindsay memilih untuk mengabaikan Wans dan Soraya. Ia masih tertawa dan mengobrol dengan orang lain. Itu menandakan dirinya diam-diam setuju atas sindiran Wans terhadap Soraya. Soraya merasa sedih, semuanya merupakan cucu dari kakek, namun mengapa dia mendapat perlakuan yang berbeda? Saat ini, Carla Lindsay yang berada di sebelahnya tiba-tiba tersenyum kepada Soraya, “Soraya, sudahlah. Ayo makan yang banyak.” Soraya tersenyum senang merasa ada yang berbeda dari oragn lain dan berkata, “Terima kasih, Carla.” Tapi perkataan Carla selanjutnya membuat Soraya kembali sedih, “Biasanya kamu tidak mampu makan makanan mahal seperti ini, sekarang kamu harus makan lebih banyak,” ucapnya. “Hahaha ... Benar sekali, makanan kali ini bisa menghemat uangmu,” ucap Wans tersenyum kemenangan, dan