Share

Bab 9

Author: Skyy
last update Last Updated: 2021-12-03 23:34:43

       Pria paruh baya itu tersenyum, tangannya memegang pinggang wanita seksi itu, “Baiklah, aku akan membelinya untukmu, Sayangku,” ucap pria itu.

       “Siapa itu, ke sini sebentar,” ucap pria paruh baya memanggil karyawan yang bersama Sans.

       Karyawan itu menengok dan segera berjalan menghampirinya sambil tersenyum, “Halo, Tuan, apa ada yang bisa saya bantu?” ucap karyawan tersebut.

       “Aku ingin mencoba mobil ini,” kata pria paruh baya itu sambil melihat Sans dengan sekilas, “Dan suruh kedua orang sampah ini pergi, manusia kampungan seperti mereka tidak pantas berada disini,” lanjutnya.

       Wanita yang bersama pria itu menganggukkan kepala, dan berkata dengan merengek, “Ya, benar sekali. Kenapa manusia kampungan seperti mereka bisa masuk kesini?”

       Wajah karyawan itu tampak malu, lalu berbalik dan berkata kepada Sans dan Maria dengan lembut, “Kalian berdua, bisakah kalian pergi? Kalian hanya merusak pemandangan, dan mengganggu para pengunjung.”

       Sans mengalihkan pandangannya dari Steve, dan berbalik melihat ke arah pria paruh baya dan wanita itu, dengan tatapan mata yang sedikit menyipit, “Kenapa harus kita yang pergi? Kita sampai lebih dulu dari mereka. Biarkan mereka menunggu giliran kita selesai,” ucap Sans dengan santai.

       Wanita itu melihat Sans dengan tidak senang, dan ia berkata dengan suara genit dan manja kepada om-om itu, “Sayang, lihatlah. Dia terlihat galak.”

       Om-om itu terbawa emosi, karena hanya mendengar suara wanita itu saja bisa memancingnya, “Apa yang kau ucapkan bajingan? Cepat, minta maaf kepada kekasihku, Berengsek!” ucap om-om itu.

       Maria yang dari tadi bersama Sans sudah tidak dapat menahan emosinya lagi, ia menunjuk wajah wanita itu dan berkata, “Minta maaf apanya? Kau, pelacur murahan! Untuk apa minta maaf padamu!” Sans tercengang, karena ini pertama kalinya bagi Sans yang melihat Maria begitu marah.

       Wanita itu tersenyum sinis, “Apa kau sehat? Berbicara di depan umum seperti itu? Kau tak punya etika? Atau kau tak punya malu sepertinya,” ucap wanita itu.

       “Kamu!” Maria sudah benar-benar marah, ia kemudian mengangkat tangannya dan bersiap menampar wajar genit wanita itu. Namun Sans menghentikannya.

       “Tidak usah marah, biar aku saja yang menyelesaikannya,” ucap Sans.

       Sans melihat sekilas kedua orang itu, “Paman, apakah kau bisa mendidik putrimu lebih baik lagi? Jika terus seperti itu, hidupmu tidak akan tenang,” ucap Sans dengan santai.

       “Apa kamu bilang?” om-om itu sedikit kaget, “Siapa yang putrinya?” lanjutnya.

       Sans berpura-pura tidak tahu dan dengan wajah polosnya berkata, “Oohh, kalian bukan ayah dan anak ya? Aku perhatikan kalian berdua sangat mirip.” melihat pria paruh baya itu dia sudah langsung tahu kalau usia pria itu kira-kira sudah bisa menjadi ayah dari wanita itu.

       “Berengsek kau!” ucap om-om tersebut.

       Ekspresi wajah om-om dan wanita itu langsung serius, mereka sering bercinta, bergemulai bersama. Apakah mereka terlihat seperti ayah dan anak? Setelah Maria mendengar ucapan Sans, ia tertawa terbahak-bahak. Ternyata Sans hebat dalam hal bercanda.

       Sans tidak mempedulikan mereka, dan ia berbalik berkata kepada karyawan, “Aku tidak ingin mencoba mobil itu lagi, aku ingin langsung membelinya,” ucap Sans.

       Hah? Orang-orang pun tercengang mendengar ucapan Sans. Karyawannya pun kahet, sorotan matanya penuh dengan tidak percaya, “Tuan, harga mobil ini Satu Milyar, apa kau yakin ingin membelinya?” tanya karyawan itu. Namun pada kenyataannya, tertulis 500 juta.

       Belum sempat Sans menjawabnya, wanita itu berkata dengan mengejek lagi, “Orang sepertimu, mau membeli mobil ini? Apa kamu tahu harganya berapa? Satu Milyar! Apa kau sehat? Kalau kamu bisa mengeluarkan uang sebanyak itu aku akan ganti margaku menjadi margamu!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Ivan Nurhakim
mata uang yg di pake mata uang negara mana Thor??? US ..mojambique ..Peru ..apa Somalia..? masa 1 unit mobil harga 1 m..
goodnovel comment avatar
Fandy Hadianto
makin seru nih
goodnovel comment avatar
Nur Tarimakase
benar2 mirip cerita lain yg pernah saya baca. hanya ganti nama tokohnya saja. menjiplak
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Mendadak Kaya Raya   Bab 776

    Fajar tidak bisa berkata apa-apa lagi. Sansan mengucapkan terima kasih dan menutup telepon.Hyorin mendengarkan seluruh percakapan mereka, wajahnya juga menjadi serius. "Apa yang harus kita lakukan?"Sansan berkata dengan tak berekspresi. "Pergi ke RS Kyoto dulu dan buat strategi," Sansan menatap Hyorin dengan sedikit ragu. "Tapi, sebelum itu kamu pergi dan bawa Soraya pulang!"Soraya adalah kelemahannya. Jika orang-orang itu ingin menyerangnya dan membiarkannya tertangkap, mereka pasti akan menyerang Soraya terlebih dulu. Jadi, melindungi Soraya adalah hal yang paling penting.Hyorin mengangguk. "Aku akan pergi!""Biarkan Busby pergi, kamu ikut aku ke RS Kyoto," ujar Sansan sambil berjalan.Hyorin tidak keberatan, Sansan menelepon Matt Busby, berbicara singkat tentang situasinya dan pergi ke RS Kyoto.***RS Kyoto.Sansan memanggil Ramdan dan Leona. "Hari-hari indah akan segera berakhir."Mereka tidak mengerti. Ketika Sansan memberi tahu berita tentang Henda dibunuh oleh Zoran, semua

  • Mendadak Kaya Raya   Bab 775

    "Brengsek!"Sansan benar-benar menganggap Hiden sebagai teman dekatnya. Jika tidak, dia tidak akan pergi mencari Hiden setelah menerima Grup Hour, apalagi memberikan Hiden banyak sumber daya untuk membuatnya berkembang.Alhasil, Hiden bekali-kali menyerobot sumber daya yang layak didapatkan Grup Hour secara diam-diam! Bahkan, dia melakukan tindakan kecil di belakang punggungnya dan sekarang bahkan mencari pembunuh untuk membunuhnya!Perasaan dikhianati oleh teman dekat ini membuat Sansan merasa tercekik. Jelas sekali mereka adalah teman dekat. Wardani bisa mati untuknya, tetapi Hiden malah ingin membunuhnya!"Ahh …" Sansan tinggal di gang gelap itu untuk waktu yang lama sebelum perlahan keluar dari gang, tetapi aura permusuhan di tubuhnya menjadi lebih berat dari sebelumnya.Ponsel Sansan terjatuh ketika dia dan Downey melompat keluar jendela. Saat itu, dia tidak ada waktu untuk mencari ponsel lagi. Setelah melompat keluar jendela, dia berusaha keras berlari.Mereka berada di depan Hy

  • Mendadak Kaya Raya   Bab 774

    "Tentu!" Sansan mengangguk tanpa terkejut, dan menghabiskan seteguk anggur terakhir. "Waktu untuk duel akan diatur secara terpisah. Sekarang bukan waktu yang tepat."Downey tidak keberatan.Pada saat ini, Sansan hendak bangun dan Downey tiba-tiba menahannya. Sansan bingung. "Kenapa? Apakah kamu ingin melakukannya sekarang?"Downey menatap dingin ke belakang Sansan, seolah sedang mengamati sesuatu. Sansan melihat ada yang tidak beres, berpaling untuk melihat dan dia melihat beberapa orang berpakaian rapi duduk di pojok sambil minum alkohol. Ketika Sansan menoleh untuk melihat, mereka dengan cepat menarik kembali pandangan mereka.Meskipun orang-orang ini tampil sebagai gangster kecil, tetapi niat membunuh di dalamnya belum sepenuhnya disimpan dan bisa dirasakan hanya dengan satu tatapan.Sansan mengerti dalam sekejap, berbalik dan berkata kepada Downe.y "Sepertinya ada yang datang untuk membunuhku lagi.""Mungkin masih orang yang sama?" Downey sepertinya tidak khawatir sama sekali, tap

  • Mendadak Kaya Raya   Bab 773

    Di dalam kamar. Setelah memastikan bahwa mereka telah pergi, ekspresi semua orang kembali normal dan seorang wanita pergi mengetuk pintu kamar mandi. Setelah beberapa saat, pintu kamar mandi terbuka dan Lou Zheng berjalan keluar.Ketika pria itu sedang berbicara di telepon, Lou Zheng kebetulan pergi ke kamar mandi. Ketika dia akan keluar, dia mendengar jeritan di dalam kamar dan tahu ada yang tidak beres, jadi dia tetap di dalam kamar mandi dan tidak keluar.Saat itu, Sansan mematikan suara lagu karena dia ingin bertanya, sehingga Lou Zheng bisa mendengar suara Sansan dengan jelas.'Sansan belum mati?! Dia bahkan datang sampai kesini.' Lou Zheng sangat gugup pada saat itu.Untungnya, orang-orangnya tahu apa yang harus dikatakan dan apa yang tidak boleh dikatakan. Jadi mereka tidak mengungkapkan identitasnya.Lou Zheng memandang semua orang dengan puas. "Bagus sekali! Setelah beberapa hari lagi, kalian akan menjadi eksekutif Grup Hour yang baru.""Baik, bos." Lou Zheng tersenyum.Sansa

  • Mendadak Kaya Raya   Bab 772

    Melihat Sansan yang menatapnya, ekspresi Downey berubah drastis, dia berusaha menahan dan akhirnya dia mengutuk. "Sialan, jangan omong kosong kamu!""Uhm …" Sansan terbatuk geli menatap mata Downey. "Hahaha …" Sansan tidak bisa menahan tawanya saat melihat alis Downey yang terangkat.Karena tatapan serius Downey, ditambah dengan kesan bahwa Sansan yang berperilaku baik, sangat lucu jika dia tiba-tiba mengutuk kalimat seperti itu.Raut wajah Downey semakin buruk. Bagaimanapun, dia telah mengutuk, jadi tidak ada bedanya jika dia mengutuk sekali lagi. "Sialan, apa yang kamu tertawakan?"Sansan tercengang, dan kemudian berkata dengan cukup serius. "Aku hanya tertawa saja!"Tatapan mata Downey langsung memuram dalam sekejap.Yang lain tampak berbeda ketika mereka melihatnya dan mata mereka diam-diam mengkomunikasikan sesuatu.Karena keremangan kamar, Sansan dan Downey tidak menyadari ada yang janggal dengan mata mereka. Sansan berhenti terawa dan menatap pria itu dengan tajam. "Satu kesemp

  • Mendadak Kaya Raya   Bab 771

    "Bodoh!" Pria itu berteriak dengan kesal. "Tentu saja si br*ngsek Sansan!""Tunggu?!" Usai bicara, pria itu merasa ada yang janggal, jadi dia segera berbalik. Ketika dia melihat Sansan yang baru saja dia sebut berdiri di depannya, dia langsung melebarkan matanya, "K-Kamu—"Dia sangat ketakutan hingga ponselnya jatuh ke lantai. Pria itu menggigil dan menunjuk ke arah Sansan.BRUK!Tiba-tiba Sansan yang sedang menatap sosok pria itu dengan tajam, dengan cepat menarik lengan pria itu dan membantingnya ke lantai.Saat ini, Downey yang berdiri di belakang Sansan berjalan keluar perlahan dan berkata dengan ringan. "Hei, tempramenmu tidak terlalu bagus.""Tidak juga," jawab Sansan dengan datar.Mereka juga mendengarnya tadi. Pria itu berkata bahwa Downey juga akan dibunuh bersama.Downey yang memikirkan itu mendengus pelan. "Aku terlibat karena kamu."Sansan hanya terdiam mendengar ucapan Downey, tanpa banyak basa basi lagi dia berjalan menuju sebuah ruangan lain.BRAK!Sansan menendang pint

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status