Share

Enam Puluh Tujuh

Abas menggeleng lalu ia menarik kepala Anisa dan mencium pucuk rambutnya. Ia percaya kalau Anisa tidak akan berpikir untuk kembali pada Wisnu.

“Hm, Nis.”

Wisnu sudah berada di ambang pintu menunggu keduanya yang sedang bermesraan. Api cemburu sedikit membakar hati Wisnu, apalagi saat pria itu mencium pucuk rambut mantan istrinya itu.

“Aku ke luar saja dulu,” pamit Abas.”

Anisa mengangguk lalu melihat Abas yang sudah ke luar dari ruangan. Sementara, Wisnu memenangkan diri dari rasa cemburu.

“Kabar kamu Bagaimana?” tanya Wisnu.

“Bisa kamu lihat sendiri aku sudah bisa kembi bekerja.” Anisa menjawab santai.

“Maaf untuk semuan yang telah aku lakukan. Aku berharap kamu bisa memaafkan aku walau memang itu sangat sulit. Banyak hal yang aku alami dan aku yakin itu semua buah dari apa yang aku tanam,” ujar Wisnu.

Anisa tak bisa berkata-kata mendengar semua pengakuan dari mantan suaminya. Tidak ingin seperti kemarin, Anisa bersikap dingin dan enggan terlalu memberikan rasa iba padanya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status