共有

BAB 3: Suami

作者: Duvessa
last update 最終更新日: 2025-01-10 17:29:00

Zara membelalakkan mata. “Hah?! Chef, tapi–”

Kael justru menatapnya dengan dingin, membuat Zara tidak bisa melanjutkan kata-katanya.

Ini benar-benar di luar dugaan Zara. Dalam satu hari ini terlalu banyak masalah berat yang Zara alami. Setelah masalah dengan keluarga omnya, lalu pertengkaran bos dan tunangannya hingga menariknya ke dalam masalah mereka, dan sekarang berakhir dengan dia yang menikah dengan bosnya sendiri.

Setelah beberapa saat, mereka benar-benar tiba di kantor catatan sipil. Seseorang langsung memberikan sebuah amplop kepada Kael dan memandu mereka untuk memasuki kantor catatan sipil.

Zara hanya bisa mengekor dengan pasrah, seolah semua jalan hidupnya hari ini telah ditentukan dengan sangat rinci. Namun, perasaan bingung dan khawatir tentu saja masih memenuhi kepalanya.

Kini, mereka berdua duduk di hadapan seorang petugas kantor catatan sipil yang sepertinya adalah orang yang bertugas untuk menikahkan pasangan. Pria paruh baya itu memberikan akta pernikahan kepada Zara dan Kael untuk diberikan tanda tangan.

Sejenak Zara merasa ragu dengan pilihannya ini, tapi mengingat bagaimana om dan tantenya bertengkar karena keberadaannya di rumah, dia akhirnya kembali yakin dan langsung memberi tanda tangan di akta itu.

Zara masih menatap akta pernikahan itu dengan kebingungan dan tidak percaya. Sertifikat pernikahan itu menjelaskan bahwa dirinya dan bosnya telah menjadi pasangan suami-isteri. Zara telah resmi menjadi menantu dari keluarga konglomerat.

Zara mendesah kecil. Semoga keputusannya ini tepat.

Setelah keluar dari kantor catatan sipil, Kael kembali melajukan mobil mewahnya. 

“Di mana rumahmu?” tanya Kael tiba-tiba, memecahkan keheningan.

Zara sontak menoleh dan menyebutkan alamat rumah omnya. “Chef mau ngapain?”

“Kita ambil semua barangmu, mulai sekarang kamu tinggal di rumahku,” jawab Kael tanpa menoleh sedikitpun.

Zara tertegun, tidak tahu harus merespon apa. Namun, yang jelas ini kesempatan emas untuknya agar bisa keluar dari rumah omnya.

Setelah beberapa saat, akhirnya mereka di rumah keluarga Zara. Zara mendapati bahwa omnya tidak bekerja. Pasalnya, Zara langsung melihat omnya sedang duduk di teras.

Raut wajah Riki langsung berubah begitu melihat Zara datang bersama seorang pria yang jelas orang asing baginya.

“Zara? Kok kamu balik lagi? Kamu gak kerja?” Riki langsung memberi rentetan pertanyaan pada keponakannya, sesekali matanya melirik Kael dengan curiga. “Siapa laki-laki ini?” 

Zara menelan ludah, bingung harus mulai dari mana dia menjelaskan. “Om, ini–”

“Saya suami Zara,” potong Kael dengan mantab, membuat Riki langsung membelalakkan mata.

Suami?!

“Apa maksudmu?” tanya Riki dengan suara sedikit tinggi, benar-benar masih tidak percaya dengan ucapan itu. Dia menatap Kael cukup intens.

“Om, ini Che— ah maksudku ini Kael … sekarang aku sudah menikah dengan Kael,” lanjut Zara pelan, sambil mengeluarkan akta pernikahan mereka dari tasnya.

Wajah Riki langsung berubah saat melihat akta pernikahan itu.

“Ka–kamu gak bercanda, ‘kan? Kenapa mendadak seperti ini?” tanyanya, suaranya sedikit terbata, pandangannya bergantian menatap Kael dan Zara. 

Riki tiba-tiba teringat percakapannya pagi tadi dengan Sarah, saat Sarah meminta Zara untuk pergi dari rumah. Apakah Zara mendengar percakapan mereka?

Riki melihat tatapan Zara kepadanya yang tampak seperti sedang memiliki banyak beban, membuat hati kecilnya merasa sedikit bersalah.

“Aku gak bercanda, Om. Aku memang sudah menikah dengan Kael tadi.” Zara mencoba menjelaskan, berharap Riki bisa menerima kenyataan ini tanpa terlalu banyak pertanyaan.

Namun, sebelum Zara sempat melanjutkan penjelasannya, suara langkah terdengar dari pintu kamar. Sarah muncul dengan senyum manis yang terasa lebih dingin dari biasanya. Dia menatap Zara dan Kael dengan tatapan penuh curiga.

“Wah, Zara! Kok kamu gak bilang kalau mau menikah sebelumnya?” Sarah melangkah mendekat dengan percaya diri, matanya menilai Kael dari atas ke bawah.

Zara merasa sedikit terpojok. Sarah memang selalu tahu bagaimana membuatnya merasa tidak nyaman.

“Tante cuma mau mastiin semuanya baik-baik aja, Zara. Jangan sampai nanti kamu ada masalah. Ingat, kamu itu keluarga kami,” kata Sarah dengan nada yang terdengar seperti memberi nasihat, tetapi tetap ada tekanan halus di balik kata-katanya.

Kael yang diam sejak tadi, akhirnya berbicara. “Saya akan menjaga Zara dengan baik. Dan mulai hari ini saya akan membawa Zara untuk tinggal di rumah saya.”

“Di mana? Sebagai satu-satunya keluarga Zara, tentu saya harus tahu keponakan saya akan tinggal di mana,” kata Riki.

“Majestic Residences,” jawab Kael singkat.

Mendengar itu, Riki mengangguk pelan, meski wajahnya masih menunjukkan ketidakpuasan. Selain itu, dari apa yang sudah Kael katakan, dan melihat bagaimana penampilan Kael dan lokasi rumah Kael, membuat Riki berpikir jauh ke depan. Mungkin Kael memang sudah mapan untuk bisa menghidupi Zara.

Sementara itu, Sarah justru tampak terkejut ketika mengetahui lokasi rumah Kael. Dia tentu tahu bahwa lokasi itu adalah salah satu komplek perumahan paling mewah di kota. Jika rumah pribadi Kael ada di kawasan itu, bukankah ini berarti Kael adalah orang kaya?

Sarah mengerutkan dahinya, sedikit merasa aneh. Rasanya agak tidak mungkin kalau Zara bisa menikah dengan keluarga kaya raya. Namun, dia buru-buru membuang pikiran itu. Ini justru hal yang bagus untuknya, sebab kalau memang suami Zara kaya raya, itu artinya dia bisa mengambil keuntungan.

“Ya sudah, mau gimana lagi, semua sudah terjadi,” kata Riki pasrah.

Akhirnya, Zara berlalu untuk mengemasi beberapa barangnya. Begitu kembali dengan satu tas penuh, Kael yang tengah duduk di ruang tamu bersama Riki, langsung berdiri.

“Om, aku pamit, terima kasih untuk semuanya. Maaf kalau selama ini aku membebani, Om,” kata Zara dengan penuh kehati-hatian.

“Gak Zara, kamu sama sekali gak membebani om. Om harap, setelah ini kamu masih berkunjung ke sini meskipun hanya sesekali. Bagaimanapun juga, om adalah keluargamu satu-satunya,” kata Riki dengan tatapan yang sangat dalam, seolah benar-benar tidak ingin kehilangan Zara yang memang sudah dia anggap sebagai anaknya sendiri.

Zara hanya membalasnya dengan anggukan pelan sambil tersenyum.

Pandangan Riki beralih kepada Kael. “Kael, sekarang Zara sudah menjadi istrimu, itu artinya dia adalah tanggung jawabmu. Saya benar-benar berharap kamu bisa merawat Zara dengan baik. Saya tidak ingin ada hal buruk terjadi padanya. Dia sudah saya anggap seperti anak saya sendiri. Tolong, kamu jaga Zara sebaik mungkin.”

Kael tersenyum hangat sambil mengangguk pelan. “Om tenang saja, saya pasti akan menjaga Zara dengan sepenuh hati. Saya juga minta maaf karena ini semua terlalu mendadak, tapi saya berjanji tidak akan membuat Zara tersakiti.”

Riki menepuk pelan bahu sambil tersenyum puas mendengar jawaban Kael.

Sementara Zara justru merasa aneh dengan jawaban Kael. Sebelumnya, Kael selalu berkata dengan sangat dingin dan penuh otoritas, tapi kenapa sekarang justru terdengar seperti pria yang memang menikahinya dengan tulus?

“Kalau begitu, biar aku antar ke depan,” sahut Sarah yang langsung meraih tas Zara untuk dia bawa. Zara tentu tidak bisa menolaknya. “Mas, tolong jaga Zio sebentar ya.”

Akhirnya, Zara berjalan bersama Sarah, sedangkan Kael telah berjalan lebih dulu di depan.

“Zara, Tante harap setelah ini kamu gak akan lupa untuk balas budi atas semua bantuan keluarga Tante untuk kamu selama ini,” kata Sarah terus terang ketika mereka telah sampai di ujung gang.

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   Hai, buat kamu yang udah baca sampai akhir,

    Makasih banget karena udah setia nemenin cerita Kael dan Zara sampai sejauh ini. Rasanya campur aduk banget pas nulis bagian terakhir.Maaf ya kalau selama perjalanan cerita ini banyak kekurangan. Entah itu bagian yang bikin bingung, alur yang kadang muter-muter, atau tokohnya bikin gemas sendiri. Tapi semoga, di balik semua itu, ada bagian dari cerita ini yang bisa tinggal lebih lama di hati kamu.Makasih karena udah jadi bagian dari perjalanan ini. Dukungan dan komentarmu berarti banget.Jangan lupa mampir ke cerita baru aku, ya ♡

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 193: Akhir Cerita

    “Perjodohan?” gumam Kael pelan.Lalu pria itu tersenyum tipis, tapi bukan karena setuju. Senyum itu lebih menyerupai kilas balik—mengingatkannya pada masa ketika dirinya dijodohkan oleh keluarganya, hanya untuk akhirnya mengguncang semuanya dengan pernyataan bahwa dia telah menghamili Zara.“Jangan harap, ya,” ucap Kael akhirnya, datar tapi tegas, dengan satu alis terangkat seperti memberi peringatan bahwa topik ini tidak untuk dibahas lebih jauh.Gala tertawa kecil, tapi tidak merasa tersinggung. “Kenapa? Coba kamu bayangkan, Kylar itu cucu pertama keluarga Ashwara, Zelena cucu pertama keluarga Wijaya. Kalau mereka menikah, kekuatan bisnis kita di masa depan—”“Kak Gala ngomong apa sih?” potong Zara, nadanya terdengar tidak senang, meski masih berusaha sopan. “Kylar dan Zelena itu masih anak-anak.”“Benar,” sambung Ceva, kali ini lebih tegas. “Mereka bahkan belum masuk SD. Masa depan bukan cuma tentang bisnis, Kak.”Gala mengangkat tangan, menyerah, lalu tersenyum kecil. “Oke, oke. Ak

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 192: Ulang Tahun

    “Huwaaaa!” Tangis Kylar pecah saat pipinya dicubit gemas oleh Zelena. Bocah perempuan itu terkekeh geli, tidak menyadari bahwa tangan mungilnya terlalu semangat bermain. “Lena, pelan-pelan, ya … Itu pipi Kylar, bukan squishy,” ujar Ceva sambil tersenyum geli, lalu menarik tangan putrinya pelan. Zelena memang selalu usil pada Kylar. Padahal usia Zelena lebih tua empat tahun, tapi kalau sedang bersama, mereka selalu saja bertengkar. Zara berjongkok di hadapan Kylar, mengelus pipi anaknya yang masih memerah dan cemberut. “Sudah, Sayang. Mami tahu sakit, ya? Tapi Kak Lena nggak sengaja. Yuk, kita bilang ke Kakak supaya cubitnya pelan-pelan lain kali,” ucap Zara lembut. Kylar mengangguk kecil, matanya masih berkaca-kaca, tapi bibirnya mulai membentuk senyum tipis. Senyum langka yang selalu berhasil mencuri perhatian siapa pun yang melihatnya. Wajahnya langsung bersinar ketika melihat Kael berjalan mendekat, membawa kue besar berhiaskan dinosaurus hijau toska di atas cokelat favoritny

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 191: Episode Akhir

    "Apa maksudnya, ada yang salah?" tanya Kael cepat, nada suaranya meninggi, panik mulai merayap dari dalam dada.Suasana di ruang bersalin seketika berubah. Detak monitor terdengar semakin cepat, disusul suara langkah para perawat yang mulai bergerak panik. Salah satu dari mereka segera menyerahkan perlengkapan tambahan ke Gala, yang kini telah mengenakan masker dan sarung tangan lengkap."Denyut jantung bayinya menurun. Kita harus bertindak cepat sebelum oksigennya turun lebih jauh," jawab Gala cepat namun tetap tenang. "Aku akan lakukan tindakan darurat. Kael, kamu tetap di sini, jangan lepas tangannya."Kael menunduk, menggenggam tangan Zara lebih erat lagi, seakan ingin memindahkan semua kekuatannya pada wanita itu."Zara, dengar aku," bisik Kael di dekat telinga istrinya, suaranya bergetar. "Kamu harus kuat. Kamu dan bayi kita … kalian harus baik-baik saja. Kumohon ..."Zara membuka mata dengan susah payah, tatapannya sudah buram oleh rasa sakit yang menumpuk. Namun, dia melihat Ka

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 190: Lahir ke Dunia

    "Mas, perut aku sakit!"Suara Zara terdengar serak dan cemas saat dia berusaha membangunkan suaminya yang tengah terlelap. Napasnya berat, pelipisnya basah oleh keringat dingin.Kael terbangun dengan tergesa-gesa, matanya masih buram, dan napasnya terengah-engah saat tubuhnya bergerak cepat. Perasaan bingung langsung menguasainya, sementara jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya."Kamu ... kamu kenapa?" tanya Kael, suara serak penuh kepanikan, masih setengah sadar akan apa yang sedang terjadi.Di hadapannya, Zara meringis menahan rasa sakit. Wajahnya pucat, kedua tangannya mencengkeram perutnya yang sudah membuncit besar. Tatapannya bergetar, seolah menahan terjangan rasa sakit yang tak tertahankan.Perut itu, tempat di mana kehidupan kecil mereka tumbuh, kini tampak begitu tegang. Dan Kael baru tersadar, usia kandungan Zara memang sudah masuk minggu ke-37. Gala bahkan sudah bilang, kapan saja bayi mereka bisa lahir.Ini ... ini bukan sekadar sakit biasa. Ini saatnya.Kael seger

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 189: Kembali Pulang

    "Bu Anjana, saya mau bawa Zara pulang ke rumah," ucap Kael tegas, suaranya rendah namun mantap.Pria itu kini tengah duduk di ruang tamu keluarga Wijaya, tubuhnya tegak, kedua tangan saling bertaut di depan tubuhnya, rahangnya mengeras. Kakinya bergerak kecil—menandakan kegelisahan yang berusaha dia tekan.Di hadapannya, Anjana duduk dengan sikap kaku. Wajah wanita paruh baya itu tampak dingin dan keras, sorot matanya menatap Kael tajam, penuh kewaspadaan. Sementara itu, Harun hanya mengamati dalam diam, sesekali melirik ke arah Kael dan cucunya tanpa banyak bicara.Keheningan menegang di antara mereka. Hanya suara detik jam dinding yang terdengar, menggema samar di ruangan luas itu."Pulang? Kamu pikir ini solusi terbaik? Zara baru saja mengalami kejadian berbahaya," seru Anjana akhirnya, nada suaranya penuh tekanan. "Aku hanya mau menjaga putriku!"Kael mengangguk perlahan, tetap menjaga sikap sopan meski hatinya bergejolak."Saya tahu, Bu. Saya tahu Ibu khawatir," sahut Kael, suaran

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 188: Kembali

    Gerakan mereka makin dalam, ritmenya semakin padat, menyatu dalam tempo yang memabukkan. Napas Zara tersendat, tubuhnya gemetar hebat setiap kali Kael menyentuh titik sensitifnya.Pria tahu kapan harus memperlambat, kapan harus menekan lebih dalam, kapan harus menatap mata Zara dan mencium air mata kecil yang turun begitu saja di pelipisnya.“Mas … aku… aku…” Zara nyaris tak bisa bicara. Tubuhnya menegang, dan Kael tahu wanitanya akan mencapai puncak.“Jangan ditahan …” bisik Kael di telinganya, mencium kulit di sana sambil tetap bergerak dalam irama yang konsisten. “Aku jaga kamu.”Zara menjerit pelan, tubuhnya melengkung dalam pelukan Kael, meledak dalam gelombang kenikmatan yang membuat seluruh dunianya runtuh hanya untuk dibangun kembali oleh pria itu. Dia menggigil, menangis dalam diam—bukan karena sakit, tapi karena rasa yang tak tertampung.Kael menyusul tak lama kemudian, satu desahan panjang keluar dari bibirnya. Pria itu menggigit pelan bahu Zara sambil menahan tubuhnya agar

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 187: Menemukan Arah

    Kael berdiri sebentar, menatap Zara seolah meminta izin sekali lagi, lalu membuka jasnya perlahan dan meletakkannya di kursi di samping ranjang.Zara menoleh, matanya mengikuti setiap gerakannya. Begitu Kael kembali mendekat, tangan wanita itu terulur, menariknya perlahan agar duduk lebih dekat lagi.Kael menyentuh rahang Zara dengan jari-jari yang hangat, membelai lembut seolah ingin mengingatkan dirinya tentang kelembutan itu.Lalu, bibir pria itu menyentuh bibir Zara, dengan ciuman yang penuh rasa—lembut, namun sarat dengan hasrat yang tak tertahankan. Ketika dia menarik diri sejenak, suaranya serak, penuh perhatian.“Jangan pergi lagi, ya ...” Kael menatap wajah wanitanya dengan sorot mata yang tak pernah dia tunjukkan pada siapa pun. Ada bara yang menyala pelan, tapi juga kelembutan yang membuat jantung Zara berdebar tak karuan.Zara menarik napas pelan, seakan menenangkan dirinya sendiri. Lalu, dia mengangguk. Tanpa kata, dia meraih kerah kemeja Kael dan menariknya turun dengan g

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 186: Akhirnya Bertemu

    Kael menatap tangan Zara yang menggenggam ujung jasnya. Tangan mungil itu gemetar sedikit, entah karena gugup, atau karena masih menahan sakit.“Aku cuma butuh kamu di sini sebentar aja,” ucap Zara pelan, nyaris seperti bisikan. “Biar aku nggak ngerasa sendirian.”Kael tak menjawab. Dia hanya menatap wajah istrinya beberapa detik, lalu mengangguk sekali. Tanpa banyak kata, dia meraih gagang pintu dan membukanya.Ruangan itu sunyi. Hanya lampu tidur di sudut yang menyala redup, memantulkan bayangan hangat ke seluruh penjuru kamar.Zara berjalan lebih dulu, pelan-pelan sambil sesekali menarik napas karena rasa ngilu di kakinya. Kael berjalan tak jauh di belakang. Begitu Zara duduk di sisi ranjang, Kael ikut duduk di kursi seberangnya, seperti menjaga jarak."Duduknya jangan jauh-jauh, Mas," ucap Zara pelan, mencoba mencairkan suasana dengan senyum tipis.Kael menarik napas panjang sebelum akhirnya berpindah ke samping Zara. Bahu mereka bersentuhan. Keheningan kembali turun, tapi kali ini

無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status