Setelah kepergian Alex, Ceicillia kembali ke kamarmya. Untuk berganti piyama dan duduk di meja rias, guna melakukan daily skin care routine.
'Tawaran Alex terdengar sangat menggiurkan. Aku bisa menggunakan sahamnya unutk kepentinganku. Tapi kenapa dia memilih aku?' 'Lalu apakah kami bisa berpura-pura dalam sebuah hubungan pernikahan?' DING-DONG! Permainan pikiran Ceicil terhenti karena suara bel pintu apartemenya. Membuat gadis itu merasa penasaran dengan siapa gerangan yang bertamu semalam itu. 'Apa Alex ketinggalan sesuatu?' Mengira bahwa Alex yang datang, Ceicillia membuka pintu flatnya sambil tersenyum. Namun hatinya mencelos saat melihat bukan Alex yang berdiri di balik pintu, melainkan Augusto Vitale. Pria itu sumringah sambil membawa sebuah buket bunga mawar merah di tangannya. "Maafkan aku karena datang ter"Lalu yang kedua apa?" Ceicillia penasaran dengan apa lagi yang dapat dibaca Alex dari pengaturan tempat tinggalnya. "Yang kedua aku tahu bahwa aku akan betah dan suka tinggal di sini. Karena dimana-mana tercium baumu." "Whaaat?" "Hehe, rasanya aku bisa berguling-guling di seluruh ruangan flatmu. Untuk menciumi dan menikmati wangi aroma tubuhmu yang menempel di setiap perabotannya." "Kamu seperti anjing saja!" "Yup, Siberian Husky yang manis dan layak untuk mendapatkan belaian." Alex dengan lihai membalikkan sindiran menjadi kalimat yang menguntungkan dirinya. "Asal jangan kamu kotori flatku dengan air liurmu saja." Ceicillia merasa kecewa karena sempat menganggap serius ucapan Alex karena poin pertamanya tadi. 'Memang si Alex ini sulit diteba
Ding-dong! Suara bel berbunyi malam itu di apartemen Ceicillia. Dengan bergegas dia membukakan pintu untuk menyambut kedatangan sang tamu yang sudah membuat janji sebelumnya. "Selamat malam." Alex tersenyum lebar saat daun pintu terbuka. Pria itu terlihat segar dalam balutan tshirt dan celana jeans yang kasual. Wangi sabun juga menguar kuat dari tubuhnya, seperti baru selesai mandi. "Selamat malam, ayo masuk." Ceicillia mempersilahkan masuk dan kembali menutup pintu. "Jadi apa alasanmu tiba-tiba meminta untuk datang kali ini?" "Datang mengunjungi tunanganku yang cantik untuk berkencan, apa tidak boleh?" "No, can't ... Kamu harus mengingat aturannya, no intimacy." Alex menghela napas sambil memikirkan alasan yang kira-kira dapat diterima gadis keras kepala di hadapannya itu. "Padahal kamu benar-benar cantik sekalo dengan tshirt kasual dan cel
"Tentu saja kami berdua saling mencintai. Tetapi untuk melangkah ke jenjang pernikahan tidak mungkin dilakukan dengan tiba-tiba." Ceicillia memberikan jawaban dengan tenang. "Kami berdua sudah saling mengenal dan berhubungan cukup lama. Mungkin anda sekalian tidak tahu bahwa kami adalah teman satu kampus waktu kuliah strata satu dulu. Dan saya rasa hubungan kami setelah itu bukanlah urusan anda untuk saya jelaskan." "Well no. Memang bukan urusan kami." Sanders tidak bisa membantah ucapan Ceicillia. "Saya hanya ingin mengucapkan selamat kepada anda berdua atas rencana pernikahan kalian." "Hanya saja saya penasaran kenapa William Goldman tidak hadir di rapat hari ini." Mungkin Sanders mengira bahwa pernikahan Alex dan Ceicillia akan dilakukan tanpa persetujuan dari kedua orang tua mereka. "Mohon maaf. Saat ini ayah saya sedang menghadiri rapat dewan direksi lain
Ceicillia mengedarkan pandangan saat memasuki ruang rapat, di sana sudah hadir hampir seluruh anggota dewan direksi mengelilingi meja besar. Para pria muda dan kebanyakan kebanyakan pria yang sudah berumur lebih dari setengah abad. Gadis berbusana kerja itu pun melangkah dengan mantap ke bagian dalam ruangan. Di bagian paling dalam ruangan, Ceicillia dapat melihat Alex yang telah hadir seperti janjinya kemarin malam. Pria itu mengenakan setelan jas hitam lengkap dengan dasi di leher. Mau tak mau Ceicillia harus mengakui bahwa tunangannya itu sangat tampan. 'Mungkin tidak terlalu buruk juga Alex menjadi tunangan bahkan suami palsuku.' 'Dari segi penampilan, latar belakang bahkan kekayaan, Alex seorang pria yang berkualitas.' Ceicillia menghampiri Victor dan Alex yang sedang mengobrol santai. Dia memberikan sapaan kepada keduanya sekaligus. "Selamat pagi."
Untuk mengatasi blunder memalukan yang telah dia lakukan, Ceicillia pun segera mengirimkan pesan untik klarifikasi kepada Alex. Ceicillia : Aku bermaksud mengirimkan pesan kepada Renata, desainerku di Indonesia. Alex : Apa kamu yakin? Ceicillia : Seratus persen yakin. Mungkin karena namamu berada di recent call, jadi aku tidak sengaja mengekliknya Alex : Atau mungkin jauh di dalam lubuk hati, kamu ingin mengirimkan gambar itu kepadaku. Ceicillia : Kenapa aku ingin melakukannya? Alex : Entahlah, mungkin untuk merayuku? Ceicillia : Kamu tidak layak mendapatkannya. Alex : Oh tentu layak. SANGAT LAYAK. Alex : Segala kebaikanku s
Alex menggerakkan sebelah jemarinya yang tidak memegang gelas ke wajah Ceicillia. Meraba lembut dari pipi, rahang, dagu dan berakhir di bibir berwarna orange yang terlihat segar dan menggoda. Untuk sesaat Ceicillia tertegun dan membeku karena tindakan Alex yang tiba-tiba. Kemudia akal sehat mengambil alih pikirannya dan memerintahkan tubuhnya untuk melakukan penolakan. Jika tidak, mungkin Alex akan mencium dirinya sekali lagi bahkan bisa lebih. "Sorry Alex, we can't ..." Ceicillia memalingkan wajahnya dan mendorong tubuh tunangan palsunya dengan sebelah tangan. Mundur dari posisinya dan mengambil jarak yang kira-kira aman. Ceicillia buru-buru mengambil map di meja dan mengeluarkan surat kontrak. Tanpa membacanya lagi, dia pun membubuhkan tanda tangan di sana. "Kamu harus ingat, di dalam kontrak ada pasal tentang no s3x dan no intimacy. Jadi tolong jaga sikapmu kepadaku." Alex tidak memberikan jawaban, h