Share

Mendadak Menjadi Istri Sang Penguasa
Mendadak Menjadi Istri Sang Penguasa
Author: Mimimi

Bab 1

"Nona, bisa bantu saya sebentar?" Sheila menoleh menatap perempuan cantik yang berada disamping-nya.

"Tentu, nona. Apa yang bisa saya bantu?"

Wanita cantik itu tersenyum sumringah, dia mengeluarkan satu amplop berwarna coklat dari dalam tasnya. Wanita itu menyerahkan amplop coklat itu pada shelia, "Tolong berikan ini pada teman saya, sebentar lagi dia akan datang. Saya tidak bisa menunggu lebih lama lagi, ayah saya masuk rumah sakit jadi saya harus segera datang kesana."

Shelia menatap amplop coklat itu, "Tapi saya tidak tahu teman nona yang mana," Kata shelia.

"Tenang saja, kamu pakai ini biar teman saya mengenali mu." Wanita itu memakaikan topi warna merah dengan logo SM, pada Shelia.

"Saya sudah kirim pesan padanya, dia akan segera sampai. Jika dia sampai serahkan amplop coklat ini padanya," Lanjutnya dengan menyerahkan amplop berwarna coklat pada shelia.

Shelia menerima amplop coklat itu, "Baiklah nona, nanti saya akan serahkan amplop ini pada teman anda."

"Terimakasih." Wanita itu tersenyum lalu pamit untuk pergi.

Shelia menatap punggung wanita itu hingga menghilang dari pandangannya, dia menatap amplop coklat yang ada ditangan-nya, juga memegang topi yang ia pakai, "Semoga teman nona itu segera datang, sebelum majikan ku datang menjemput."

 Sudah hampir tiga puluh menit ia menunggu namun baik teman wanita itu atupun majikan barunya belum juga datang menjemput dirinya. Untuk mengusir rasa bosan, Shelia membaca novel, dia sangat gemar membaca novel dengan berbagai genre. Dari yang romantis, fantasi, mafia hingga novel horor pun dia suka.

"Nona," Sapa seorang pria yang berdiri didepan Shelia.

Shelia menutup buku novelnya lalu mendongak, "Ya," Jawab Shelia, dia menatap pria berpakaian rapi yang berdiri di depannya dari atas sampai bawah, 'Mungkin ini teman wanita tadi,' Batin Shelia dalam hati.

"Nona, sheli-"

"Shelia," Sela Shelia, gadis cantik berhidung mancung itu pun berdiri, lalu menyerahkan amplop coklat pada pria itu.

Pria itu menerima amplop coklat dari tangan Shelia lalu membukanya, dia tersenyum lalu berkata, "Mari nona, tuan sudah menunggu."

'Eh!' Shelia terperanjat ketika dua orang pria berbadan kekar mengapit dirinya dari sisi kanan dan kiri, dia menoleh kebelakang dibelakang juga ada empat orang pria berbadan kekar dengan wajah yang lebih sangar.

Shelia bergidik melihat wajah-wajah pria itu, dalam hati dia bertanya, 'Mau dibawa kemana aku?'

"Eumm, tuan." Panggil Shelia pada pria yang berjalan di depannya.

"Ya, nona."

"Sebenarnya kita mau kemana?" Tanya Shelia pada pria itu.

"Tentu saja kerumah tuan nona."

"Kerumah tuan mu? Tapi saya menunggu jemputan dari majikan saya."

Pria itu menghentikan langkahnya, begitu juga Shelia dan ke enam pria yang mengawal mereka.

Pria berwajah datar itu berbalik menatap Shelia dengan tatapan dingin nya, "Siapa nama anda, nona?"

"S..Shelia," Jawab Shelia gugup, setalah melihat tatapan intimidasi dari pria berwajah datar itu.

"Ya, nama anda Shelia, itu artinya anda lah orang yang kami jemput." Kata pria itu dengan suara dingin.

Glek

Shelia menelan ludah dengan kasar. Apa dia tidak salah dengar? Dia orang yang mereka jemput?

Tidak!

Ini pasti hanya salah paham, dia hanya diminta untuk menyerahkan amplop itu pada teman wanita tadi, "T--tapi, sa..."

"Nona, sebaiknya anda tidak usah banyak bertanya dan bicara, cukup diam dan ikuti saja. Tuan tidak suka menunggu terlalu lama, atau nyawa anda akan melayang!"

Glek!

Lagi, Shelia menelan ludah dengan susah payah. Tenggorokan nya tercekat mendengar kata nyawanya akan melayang.

"Tapi tuan, bagaimana jika majikan baru saya datang menjemput saya? Lalu mereka tidak menemukan saya disini? Saya pasti akan dianggap kabur dan harus membayar denda yang sangat besar." Ujar Shelia mencoba membuat pria itu mengerti jika ini hanya salah paham, dan dia bukan lah orang yang mereka cari.

Shelia yakin jika wanita tadi lah yang mereka cari. Bodohnya dirinya yang terlalu baik hati, hingga tanpa curiga dia tulus ingin membantu wanita tadi.

"Anda tidak pernah mempunyai majikan. Karena anda lah majikannya, karena anda adalah calon istri tuan."

"APA! Ca--calon i--istri?" Kaget Shelia hingga matanya melotot menatap pria yang berdiri di depannya dengan ekspresi datar itu.

"Ta--tapi, ini hanya salah paham, tuan. Sa..."

"Tidak ada salah paham disini nona. Anda memang Shelia calon istri tuan Sherkan. Sebaiknya kita segera pergi, jika anda masih sayang dengan nyawa anda!" Pria datar itu berbalik dan berjalan meninggalkan Shelia yang masih sangat terkejut dengan apa yang pria itu katakan.

'Tidak! Aku harus kabur, ini tidak benar. Ini hanya salah paham, aku hanya menolong wanita tadi. Aku bukan calon istri tuan Sherkan itu.' Gumam Shelia dalam hati.

"Sebaiknya anda jangan mempunyai pikiran untuk kabur nona. Karena nyawa anda taruhannya, meskipun anda sembunyi di lubang semut pun, tuan akan menemukan anda!" Suara berat pria yang berdiri disamping nya membuat bulu kuduk Shelia berdiri.

"Mari nona." Lanjutnya.

Dengan perasaan bingung serta takut, Shelia mengikuti para pengawal itu, hingga mereka masuk mobil mewah yang sudah menunggu mereka sejak tadi.

Sedari mobil melaju duduk Shelia tidak bisa tenang, dia sangat gugup, takut ,juga cemas. Kedua tangan Shelia saling meremas satu sama lain. Shelia masih berpikir jika ini tidak benar, seharusnya dia tidak ada disini, seharusnya dia tidak terlibat dengan orang-orang ini.

Tiga puluh menit kemudian mobil pun berhenti didepan bangunan mewah yang mirip seperti istana. Dengan gugup Shelia turun dari dalam mobil, dan betapa terkejutnya Shelia saat banyak pelayan wanita serta pria yang berdiri menunduk menyambut kedatangan nya.

Langkah kakinya gemetar saat memasuki mansion mewah itu, apalagi saat dia menatap punggung tegap seorang pria yang tengah duduk membelakanginya.

"Tuan, nona Shelia sudah datang." Pria tadi menunduk ketika berbicara pada pria yang tengah duduk itu.

Pria itu mengangguk, "Apa semua persiapan pernikahan sudah siap?" Tanya pria yang Shelia tahu bernama tuan Sherkan itu.

"Sudah tuan. Semua sudah siap, keamanan juga sudah diperketat." Ucap pria yang menjemput Shelia tadi.

Shelia yang awalnya diam saja pun ikut bersuara, "Tuan, anda salah paham. Saya bukan calon pengantin anda, ini hanya salah paham." Ujar Shelia mencoba menjelaskan jika mereka telah salah orang, bukan dia calon pengantin pria itu, tapi wanita yang menitipkan amplop padanya saat di Bandara lah calon pengantin pria itu.

Sherkan beranjak dari duduknya ketika mendengar suara gadis yang akan menjadi istrinya itu, dia memutar tubuhnya dan menatap tajam pada Shelia.

Tubuh Shelia bergeming menatap wajah pria yang bernama tuan Sherkan itu, matanya tak berkedip juga tubuhnya yang terasa bergetar karena ketakutan.

'Wajah pria itu?'

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status