Karena membantu seorang wanita yang memintanya untuk menyerahkan sebuah amplop kepada temannya, membuat Shelia mendadak menjadi pengantin tuan Sherkan sang pengusaha yang mempunyai wajah buruk rupa. Kehidupan Shelia menjadi jungkir balik saat dia menjadi istri Sherkan. Bukan hanya wajahnya yang buruk, sifatnya pun begitu kejam, Shelia harus menghadapi sifat buruk suaminya setiap hari. Mampukah Shelia bertahan dalam pernikahannya bersama Sherkan Smit?
View More"Nona, bisa bantu saya sebentar?" Sheila menoleh menatap perempuan cantik yang berada disamping-nya.
"Tentu, nona. Apa yang bisa saya bantu?"Wanita cantik itu tersenyum sumringah, dia mengeluarkan satu amplop berwarna coklat dari dalam tasnya. Wanita itu menyerahkan amplop coklat itu pada shelia, "Tolong berikan ini pada teman saya, sebentar lagi dia akan datang. Saya tidak bisa menunggu lebih lama lagi, ayah saya masuk rumah sakit jadi saya harus segera datang kesana."Shelia menatap amplop coklat itu, "Tapi saya tidak tahu teman nona yang mana," Kata shelia."Tenang saja, kamu pakai ini biar teman saya mengenali mu." Wanita itu memakaikan topi warna merah dengan logo SM, pada Shelia."Saya sudah kirim pesan padanya, dia akan segera sampai. Jika dia sampai serahkan amplop coklat ini padanya," Lanjutnya dengan menyerahkan amplop berwarna coklat pada shelia.Shelia menerima amplop coklat itu, "Baiklah nona, nanti saya akan serahkan amplop ini pada teman anda.""Terimakasih." Wanita itu tersenyum lalu pamit untuk pergi.Shelia menatap punggung wanita itu hingga menghilang dari pandangannya, dia menatap amplop coklat yang ada ditangan-nya, juga memegang topi yang ia pakai, "Semoga teman nona itu segera datang, sebelum majikan ku datang menjemput." Sudah hampir tiga puluh menit ia menunggu namun baik teman wanita itu atupun majikan barunya belum juga datang menjemput dirinya. Untuk mengusir rasa bosan, Shelia membaca novel, dia sangat gemar membaca novel dengan berbagai genre. Dari yang romantis, fantasi, mafia hingga novel horor pun dia suka."Nona," Sapa seorang pria yang berdiri didepan Shelia.Shelia menutup buku novelnya lalu mendongak, "Ya," Jawab Shelia, dia menatap pria berpakaian rapi yang berdiri di depannya dari atas sampai bawah, 'Mungkin ini teman wanita tadi,' Batin Shelia dalam hati."Nona, sheli-""Shelia," Sela Shelia, gadis cantik berhidung mancung itu pun berdiri, lalu menyerahkan amplop coklat pada pria itu.Pria itu menerima amplop coklat dari tangan Shelia lalu membukanya, dia tersenyum lalu berkata, "Mari nona, tuan sudah menunggu."'Eh!' Shelia terperanjat ketika dua orang pria berbadan kekar mengapit dirinya dari sisi kanan dan kiri, dia menoleh kebelakang dibelakang juga ada empat orang pria berbadan kekar dengan wajah yang lebih sangar.Shelia bergidik melihat wajah-wajah pria itu, dalam hati dia bertanya, 'Mau dibawa kemana aku?'"Eumm, tuan." Panggil Shelia pada pria yang berjalan di depannya."Ya, nona.""Sebenarnya kita mau kemana?" Tanya Shelia pada pria itu."Tentu saja kerumah tuan nona.""Kerumah tuan mu? Tapi saya menunggu jemputan dari majikan saya."Pria itu menghentikan langkahnya, begitu juga Shelia dan ke enam pria yang mengawal mereka.Pria berwajah datar itu berbalik menatap Shelia dengan tatapan dingin nya, "Siapa nama anda, nona?""S..Shelia," Jawab Shelia gugup, setalah melihat tatapan intimidasi dari pria berwajah datar itu."Ya, nama anda Shelia, itu artinya anda lah orang yang kami jemput." Kata pria itu dengan suara dingin.GlekShelia menelan ludah dengan kasar. Apa dia tidak salah dengar? Dia orang yang mereka jemput?Tidak!Ini pasti hanya salah paham, dia hanya diminta untuk menyerahkan amplop itu pada teman wanita tadi, "T--tapi, sa...""Nona, sebaiknya anda tidak usah banyak bertanya dan bicara, cukup diam dan ikuti saja. Tuan tidak suka menunggu terlalu lama, atau nyawa anda akan melayang!"Glek!Lagi, Shelia menelan ludah dengan susah payah. Tenggorokan nya tercekat mendengar kata nyawanya akan melayang."Tapi tuan, bagaimana jika majikan baru saya datang menjemput saya? Lalu mereka tidak menemukan saya disini? Saya pasti akan dianggap kabur dan harus membayar denda yang sangat besar." Ujar Shelia mencoba membuat pria itu mengerti jika ini hanya salah paham, dan dia bukan lah orang yang mereka cari.Shelia yakin jika wanita tadi lah yang mereka cari. Bodohnya dirinya yang terlalu baik hati, hingga tanpa curiga dia tulus ingin membantu wanita tadi."Anda tidak pernah mempunyai majikan. Karena anda lah majikannya, karena anda adalah calon istri tuan.""APA! Ca--calon i--istri?" Kaget Shelia hingga matanya melotot menatap pria yang berdiri di depannya dengan ekspresi datar itu."Ta--tapi, ini hanya salah paham, tuan. Sa...""Tidak ada salah paham disini nona. Anda memang Shelia calon istri tuan Sherkan. Sebaiknya kita segera pergi, jika anda masih sayang dengan nyawa anda!" Pria datar itu berbalik dan berjalan meninggalkan Shelia yang masih sangat terkejut dengan apa yang pria itu katakan.'Tidak! Aku harus kabur, ini tidak benar. Ini hanya salah paham, aku hanya menolong wanita tadi. Aku bukan calon istri tuan Sherkan itu.' Gumam Shelia dalam hati."Sebaiknya anda jangan mempunyai pikiran untuk kabur nona. Karena nyawa anda taruhannya, meskipun anda sembunyi di lubang semut pun, tuan akan menemukan anda!" Suara berat pria yang berdiri disamping nya membuat bulu kuduk Shelia berdiri."Mari nona." Lanjutnya.Dengan perasaan bingung serta takut, Shelia mengikuti para pengawal itu, hingga mereka masuk mobil mewah yang sudah menunggu mereka sejak tadi.Sedari mobil melaju duduk Shelia tidak bisa tenang, dia sangat gugup, takut ,juga cemas. Kedua tangan Shelia saling meremas satu sama lain. Shelia masih berpikir jika ini tidak benar, seharusnya dia tidak ada disini, seharusnya dia tidak terlibat dengan orang-orang ini.Tiga puluh menit kemudian mobil pun berhenti didepan bangunan mewah yang mirip seperti istana. Dengan gugup Shelia turun dari dalam mobil, dan betapa terkejutnya Shelia saat banyak pelayan wanita serta pria yang berdiri menunduk menyambut kedatangan nya.Langkah kakinya gemetar saat memasuki mansion mewah itu, apalagi saat dia menatap punggung tegap seorang pria yang tengah duduk membelakanginya."Tuan, nona Shelia sudah datang." Pria tadi menunduk ketika berbicara pada pria yang tengah duduk itu.Pria itu mengangguk, "Apa semua persiapan pernikahan sudah siap?" Tanya pria yang Shelia tahu bernama tuan Sherkan itu."Sudah tuan. Semua sudah siap, keamanan juga sudah diperketat." Ucap pria yang menjemput Shelia tadi.Shelia yang awalnya diam saja pun ikut bersuara, "Tuan, anda salah paham. Saya bukan calon pengantin anda, ini hanya salah paham." Ujar Shelia mencoba menjelaskan jika mereka telah salah orang, bukan dia calon pengantin pria itu, tapi wanita yang menitipkan amplop padanya saat di Bandara lah calon pengantin pria itu.Sherkan beranjak dari duduknya ketika mendengar suara gadis yang akan menjadi istrinya itu, dia memutar tubuhnya dan menatap tajam pada Shelia.Tubuh Shelia bergeming menatap wajah pria yang bernama tuan Sherkan itu, matanya tak berkedip juga tubuhnya yang terasa bergetar karena ketakutan.'Wajah pria itu?'Shelia membulatkan matanya, saat bibir tebal Sherkan menempel sempurna pada bibirnya.Jantung gadis itu sudah berdebar dengan kencang, saat dia kembali merasakan lumatan kecil pada bibirnya."Karena aku sedang berbaik hati pada mu, jadi aku kasih kamu bonus, " Ucap Sherkan saat dia sudah melepaskan pagutannya pada bibir Shelia. Sherkan mengusap bibir basah Shelia dengan jarinya, dia tersenyum melihat wajah Shelia yang terlihat bersemu merah."Apa kau menginginkannya lagi?" Sherkan mengigit kecil cuping telinga Shelia, membuat tubuh Shelia meremang."S--saya..." Shelia merasa sangat gugup juga malu. Kedua matanya tidak berani untuk sekedar melihat Sherkan."Jika aku sedang bicara, tatap mata ku! Aku tidak suka diabaikan." Sherkan memegang dagu Shelia lalu mengarahkan wajah gadis itu untuk menatapnya."Saya malu, tuan." Cicit Shelia dengan suara pelan."Kenapa malu? Bukankah tadi malam kau memeluk ku sangat erat? Apa kau begitu menginginkan tubuh ku?" Sherkan tersenyum miring menatap ke
Setelah Sherkan mengangkat tubuh Shelia dari dalam bathtub dan mengganti baju Shelia, kini Sherkan tengah menunggu Shelia diperiksa oleh dokter keluarga Smith."Bagaimana keadaan-nya?" Tanya Sherkan setelah dokter selesai memeriksa Shelia yang masih tak sadarkan diri."Nona tengah demam tuan. Saya sudah resep kan obat untuk nona." Dokter itu menyerahkan resep obat pada bibi Jane.Bibi Jane segera menerima resep obat itu dan segera pamit keluar untuk membeli obat yang sudah di resep kan.Setelah dokter pamit pergi, Sherkan duduk disisi Shelia yang masih belum sadarkan diri. Dia menempelkan punggung tangan-nya pada kening Shelia. Sherkan dapat merasakan tubuh Shelia yang terasa panas.Menunggu beberapa saat, akhirnya bibi Jane datang membawa obat untuk nona mudanya. Setelah menyerahkan obat pada sang tuan, bibi Jane pun pamit untuk keluar kamar."Shelia.. bangun, minum dulu obat mu! Jangan buat aku mengeluarkan uang lebih lagi untuk pengobatan mu!" Suara Sherkan masih saja terdengar ketu
Sherkan tergelak saat lagi-lagi Shelia terpeleset karena selimut yang membalut tubuhnya hingga lantai harus terinjak kaki Shelia sendiri.Setelah puas melihat tingkah konyol Shelia. Sherkan menutup iPad-nya lalu kembali melanjutkan pekerjaan-nya.Hari ini dia akan pulang sampai larut malam, karena banyaknya pekerjaan yang harus ia selesaikan hari ini juga.Sherkan Smith pria berusia tiga puluh enam tahun itu adalah penggila kerja, sebagian waktunya hanya dihabiskan untuk bekerja dan bekerja. Dia adalah generasi ke empat dari keluarga Smith. Keluarga konglomerat terkaya nomer satu di negara itu. Perusahaan keluarga Smith adalah perusahaan raksasa yang berjalan di bidang manufaktur, distribusi juga pemasaran sebuah produk yang terdiri dari makanan cepat saji, kebutuhan rumah tangga, serta kosmetik.Sherkan juga mendirikan perusahaan yang berjalan di bidang real estate dan itu sudah berjalan empat tahun. Dan perusahaan itu juga menjadi perusahaan terbesar.Meskipun memiliki wajah yang te
Shelia mengatur dada-nya yang bergemuruh, perkataan Alicia tadi sangat melukai harga dirinya. Mana ada dia melempar tubuhnya pada Sherkan yang ada dia yang di paksa menikah dengan pria itu."Dasar nenek lampir!" Gerutu Shelia yang masih saja merasa kesal.Dia mengambil baju ganti lalu memakainya. Dia sudah mandi tadi di kamar bawah, hanya belum mengganti baju saja.Sherkan tidak memberikan waktu untuknya berganti baju, pria itu langsung memintanya untuk ikut sarapan.Setelah berganti baju dan sedikit memakai makeup, karena kebetulan di sana sudah disediakan berbagai makeup untuknya."Ah.. lagi-lagi aku ingin pamer sama si Ratna. Coba kalau ponsel ku ada." Shelia memutar tubuhnya ke kiri serta ke kanan. Bibirnya tersenyum saat melihat pantulan dirinya di depan cermin, gaun berwarna biru langit dibawah lutut dengan lengan sabrina, rambut-nya di gerai dengan ujung dibuat bergelombang, jangan lupakan jepit rambut berbentuk hati disisi kanan rambutnya membuat penampilan Shelia semakin mani
Karena lelah berjalan kesan kemari tapi belum juga menemukan jalan kembali ke kamar suaminya, akhirnya Shelia memilih untuk istirahat di salah satu kamar yang ia temui, untung saja kamar itu tidak di kunci. Meskipun dalam hati dia sedikit takut, tapi Shelia tidak punya pilihan. Dari tadi dia juga tidak bertemu dengan pelayan. Padahal dia juga sudah melambai pada cctv yang terpasang di setiap sudut ruangan, tapi entah mengapa tidak ada satu orang pun yang datang padanya.Tapi Shelia masih berpikir positif, mungkin saja semua pelayan sudah beristirahat karena ini juga sudah hampir jam sembilan malam."Lihatlah Jack, gadis itu kebingungan mencari jalan di rumah ini." Sherkan berbicara pada Jack yang berdiri di samping sang tuan."Apa tidak sebaiknya kita menyuruh seorang pelayan untuk menghampiri nona, tuan?" Ucap Jack."Tidak perlu. Ini hukuman untuk gadis bodoh sepertinya!" Jawab Sherkan dengan senyum seringai yang menghiasi wajahnya."Baik, tuan." Jack mengangguk lalu kembali duduk di
Shelia menunduk saat dia melihat Sherkan keluar dari dalam kamar mandi, hanya menggunakan handuk yang melilit pada pinggangnya.Sherkan berlalu begitu saja masuk kedalam walk in closed tanpa memanggil Shelia untuk melayaninya berganti baju.Shelia yang melihat itu merasa heran, "Apa dia marah karena kejadian tadi?" Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya dia melihat Sherkan keluar dari dalam walk in closed, pria itu sudah memakai piyama lengkap.Meskipun wajahnya terlihat buruk, tapi Shelia akui tubuh Sherkan sangat menggoda. Andai saja wajah pria itu tidak rusak seperti itu, sepertinya dia akan menjadi pria yang sangat tampan. Tapi sayang wajah pria itu harus rusak seperti itu.Muncul rasa iba pada hati Shelia saat melihat Sherkan yang berjalan melewatinya begitu saja dan langsung merebahkan tubuhnya diatas ranjang kiz size miliknya.Shelia yang merasa kalau Sherkan sedang marah padanya pun memberanikan diri untuk menghampiri pria itu dan bertanya."Tuan, apa anda marah pada saya?"
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments