“Besok-besok kalau asisten papa datang, kamu harus bilang sama aku!” ucap Kazuya saat mereka tengah berada di dalam lift.Setelah mendatangi ruang kerja Martin, Kazuya tak banyak berbicara. Tanpa menunggu jawaban dari papanya, Kazuya bergegas menarik tangan Clay untuk meninggalkan ruangan itu.Clay terdiam, tak menjawab. Pikirannya masih tertuju pada ucapan Martin yang terakhir.Dari cerita singkat yang dia dengar, Clay bisa menarik kesimpulan jika papa Kazuya jelas-jelas membencinya karena kesalahan mendiang ibunya. Memiliki kisah cinta yang belum terselesaikan, dan justru menikahi pria lain yang menjadi ayah kandungnya.Tentu sangat menyakitkan dan sakit hati itu akan muncul jika Clay masih berada di tengah keluarga Martin. Perasaan bersalahnya kembali muncul karena telah menjadikan Kazuya sebagai alat untuk membalaskan dendam atas pengkhianatan Rafael.“Lebih baik kita bercerai sekarang, Kaz!” ucap Clay mendadak, membuat Kazuya terkejut hingga mata sipitnya melebar sempurna.“Apa k
“Tuan Martin mengirim saya kemari untuk menjemput nona Clay.”Kedua alis Clay saling bertaut, bingung. Apa gerangan yang membuat papa mertuanya itu mendadak mengirimkan asisten untuk menjemputnya?“Ada hal apa, pak? Maksudku, ini terlalu mendadak dan..” Clay kini tampak bingung mencari alasan yang tepat.“Tuan Martin hanya ingin bertemu dengan anda. Untuk itu saya ditugaskan kemari menjemput anda,” ujar pria berusia empat puluh tahun itu dengan santun.Clay menoleh sekilas ke arah Marisa yang sedari tadi berada di sampingnya. Terlihat jelas jika sahabatnya itu turut bingung akan kedatangan mobil mewah juga seorang pria berjas yang sangat rapi dan berkelas. Jika dilihat sekilas, Marisa mengira pria itu tak lain adalah seorang pengusaha kaya. Namun setelah mendengar penuturannya, bisa ditarik kesimpulan jika pria itu hanya suruhan Martin.“Clay, jangan bilang elu jadi simpanan om-om kaya?” bisik Marisa seraya mendekatkan bibirnya di dekat daun telinga Clay.Bola mata Clay melebar, “apa
“M-mas Rafael?” Clay segera menepis tangan itu dari tubuhnya. Seketika rasa jijik menyelimuti hati Clay. Rafael Jester, dulu menjadi sosok pria sempurna yang begitu dicintai dan sangat Clay kagumi, namun kini justru sosok pemuda itu terlihat sangat mengganggu. Tangan yang dulunya menjadi tempat ternyaman untuk Clay genggam, kini terlihat sangat menjijikkan. “Apa kabar, Clay? Sendirian?” Rafael mengedarkan pandangan ke seluruh sudut bus. Mencari keberadaan pemuda yang telah dinikahi oleh mantan kekasihnya ini. Meskipun Rafael hanya mengingat samar wajah dari pemuda itu, namun dia hanya ingin memastikan keberadaannya. Clay sengaja tak menjawab, melangkah maju untuk memberi jarak. “Apa setelah menikah, suamimu itu tak bisa memberikan kehidupan yang layak?” sindir Rafael yang masih merasa ingin tahu dengan kehidupan mantan kekasihnya itu. “Dia tidak seperti apa yang kamu pikirkan!” jawab Clay dengan nada ketus. “Oh, ya? Lalu apa yang sebenarnya, katakan! Aku hanya ingin membantu, ji
‘Plaaakkk!!’ Tangan kanan Clay mendarat di pipi Kazuya. Membuat pipi kiri pemuda itu memerah. Rasa perih akibat tamparan yang cukup keras, tak membuat Kazuya terpancing amarah. Justru mengulas senyum tipis dan mengabaikan rasa sakit itu. “Kita memang sudah menikah. Tapi bukan berarti kamu bisa seenaknya melakukan hal di luar dari keinginanku!” elak Clay seraya mengusap permukaan bibir dengan punggung tangannya lalu membuang pandangannya ke samping. Suasana mendadak hening. Tak ada jawaban yang keluar dari bibir Kazuya. Bahkan pemuda itu tak juga berpindah posisi. Mengungkung sang istri dengan meletakkan kedua tangan di sisi tubuh Clay. Dalam posisi sedekat ini, Clay bisa merasakan hembusan nafas Kazuya dengan aroma alkohol yang begitu kental. Sontak kembali mengalihkan tatapannya ke arah pemuda itu. “Apa kau minum alkohol?” Pertanyaan yang tak memerlukan jawaban, namun Clay hanya ingin memastikan. Kazuya tak menjawab, justru semakin intens memandang wajah cantik sang istri denga
Didesak oleh pertanyaan-pertanyaan dari Meghan juga Rafael, pada akhirnya Clay memilih menikahi Kazuya. Pemuda yang sudah membantunya terlepas dari keluarga toxic. Pernikahan dilangsungkan di catatan sipil setelah melangsungkan pemberkatan nikah di sebuah gereja kecil. Itu semua sesuai dengan permintaan Clay yang tak menginginkan resepsi besar-besaran. Pernikahan rahasia yang harus dilakukan serapat mungkin, agar pihak kampus maupun rekannya yang lain tidak mengetahui jika dirinya telah menikah dengan berondong. Awalnya Martin bersikeras menolak keinginan putranya, namun terpaksa dia menyetujuinya hanya agar Kazuya bisa lebih bersemangat dalam belajar. Karena nantinya Kazuya yang akan menggantikan posisi Martin sekarang. Putranya itu harus dididik secara intensif, sebelum nantinya menjadi pemimpin Mrtz Corporation yang kompeten. Dan Martin yakin jika Clay adalah orang yang tepat untuk dimanfaatkan. Meskipun awalnya ragu karena melihat perbedaan usia yang dimiliki putra dan me
Belum sempat hilang rasa terkejutnya setelah mendengar permintaan tulus dari pemuda yang sudah berulang kali mengungkapkan perasaannya itu, terdengar bunyi pintu terbuka. Dua wanita berbeda usia, berdiri di ambang pintu dengan tatapan yang tak kalah terkejutnya. “Ternyata benar yang Pevi bilang, apa kalian akan menikah?” ucap Meghan dengan raut penasaran. Bahkan baru kali ini dia melihat seorang laki-laki berada di kamar anak tirinya. “Apa anda mamanya Clay?” Kazuya yang pertama kali menyahut ucapan Meghan. Hanya sekali melihat pun dia paham akan sosok wanita paruh baya di hadapannya. Apalagi wanita muda tak tahu malu yang Kazuya ingat tak lain adalah adik dari Clay. Kedua wanita itu memiliki wajah yang hampir sama, hanya berbeda usia saja. Bisa dipastikan jika watak mereka pun sama. “Apa kamu lelaki yang akan menikahi, Clay? Siapa kamu? Dari mana asalmu?” ucap Meghan dengan tatapan menelisik. Wajah tampan dengan kulit putih bersih, namun penampilan Kazuya terlihat sedikit