Mendadak Nikah : Tawanan Hati Berondong Tajir

Mendadak Nikah : Tawanan Hati Berondong Tajir

last updateLast Updated : 2025-06-03
By:  Linda MalikUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
6Chapters
29views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

“Ayo kita menikah!” “Jika bukan denganmu, aku tidak akan menikah. Aku akan melajang selamanya!” Mendapatkan pengkhianatan dari sang kekasih yang tega berselingkuh dengan adik tirinya sendiri, hanya karena prinsip hidup Clay yang tak ingin melakukan hubungan badan sebelum adanya ikatan pernikahan. Elodie Clay Margaux terpaksa menerima ajakan menikah dari Kazuya, pemuda yang sudah berulang kali menyatakan perasaan cinta padanya. Hanya agar bisa membalas pengkhianatan sang mantan kekasih. Perbedaan usia tak menjadi masalah. Bagi Kazuya, mendapatkan cinta sang Asisten Dosen adalah impian dan tujuan hidupnya. Terjebak oleh sandiwara yang Clay buat, membuatnya harus berurusan dengan Kazuya Ivander Martin seumur hidup. "Mengapa kita tidak melakukannya sekarang? Bukankah kita sudah resmi menjadi pasangan suami istri?" Akankah Clay menuruti permintaan Kazuya? Bisakah Clay membalas cinta lelaki yang usianya lima tahun lebih muda darinya?

View More

Chapter 1

Bab 1

“Jika bukan denganmu, aku tidak akan menikah! Aku akan melajang selamanya!” tegas Kazuya dengan raut wajah serius.

Sorot matanya memancarkan ketulusan cinta yang mendalam, pada wanita berusia dua puluh empat tahun yang menjadi asisten dosen di perguruan tinggi tempat Kazuya mengenyam pendidikan.

“Tidak! Apakah kau tak pernah diajarkan sopan santun?” Clay menatap tajam penuh peringatan pada pemuda berwajah oriental itu.

Tak hanya sekali Clay menolak pernyataan cinta dari mahasiswa semester satu itu. Bahkan kali ini pemuda berusia sembilan belas tahun itu, berani melamarnya.

Bukan hanya karena Clay sudah memiliki kekasih, namun perbedaan usia menjadi salah satu alasan wanita itu menolak.

Mendengar penolakan tak membuat semangat Kazuya patah, justru dia semakin tertantang untuk bisa menaklukan hati sang pujaan hati.

Rasa kagumnya justru bertambah, melihat raut wajah Clay yang tampak semakin cantik meski sedang dalam keadaan marah.

“Kenapa kamu senyum-senyum sendiri? Apa ada yang lucu?” tanya Clay masih dengan nada ketus.

“Memangnya ada ya, peraturan yang melarang mahasiswa untuk tersenyum pada Asdos? Lagian kita kan lagi di rumahku. Jadi aku bisa bebas melakukan apapun,” balas Kazuya sembari melangkah semakin dekat ke arah wanita yang ditugaskan untuk membimbing Kazuya belajar.

“Hei, mau ngapain kamu? Aku bisa teriak sekarang kalau kamu ngelakuin yang aneh-aneh!” Raut panik terlihat jelas di wajah Clay. Segera dia menggeser tas pundaknya hingga di depan dada, seraya melangkah mundur.

Pemuda itu bukannya menurut, justru semakin melangkah maju dengan senyum yang terlihat aneh di pandangan Clay.

Langkah Clay berhenti, kala punggungnya sudah membentur tembok.

“A-aku bilang berhenti Kazuya! Aku akan teriak sekarang!” ancam Clay ketika Kazuya semakin memupus jarak.

Tangan wanita itu terulur ke depan, menahan dada Kazuya agar tetap di posisinya.

“Ngapain kita gak pacaran aja sih? Kamu single, aku juga gak punya pacar,” ucap Kazuya sembari mengungkung tubuh kecil Clay dengan meletakkan kedua tangannya di sisi wanita itu. Pandangannya menelusuri kecantikan Clay yang sudah beberapa bulan ini mengisi pikirannya.

Wajah Clay mendongak, membalas tatapan lembut pemuda kurang ajar itu dengan tatapan tajam penuh peringatan.

“Enak saja kamu ngomong! Aku sudah punya calon suami! Dan sebentar lagi kami akan menikah! Jadi aku mohon mulai sekarang berhentilah melakukan hal yang sia-sia, karena aku tidak akan pernah menerimanya!” tegas Clay berusaha mendorong tubuh jangkung itu menjauh, namun usahanya sia-sia. Kekuatannya tak sebanding dengan kekuatan pemuda berbadan atletis itu.

“Oh, really? Serius? Kamu sudah punya pacar?” Kazuya merendahkan wajahnya hingga sejajar dengan wajah sang wanita. Sorot mata tajam menelisik, namun menyimpan rasa tak percaya akan perkataan wanita itu. Justru dia mengira jika Clay sengaja membuat alasan yang mengada-ada, hanya untuk menolak cintanya.

“Aku serius, Kazuya! Calon suamiku akan marah jika melihat kamu memperlakukan calon istrinya seperti ini!”

“Lalu, dimana dia? Jika benar apa yang kamu katakan, kenapa aku gak pernah melihat pria yang kau bilang calon suami itu?” ucap Kazuya terdengar meremehkan. Smirk tipis tersungging di bibirnya.

Clay membuang pandangannya ke samping. Tak kuat lama-lama bertatapan dengan pemuda yang memiliki ketampanan menonjol ini.

Ada sedikit getaran aneh di dadanya, setiap kali berdekatan dengan Kazuya. Wangi maskulin bercampur dengan aroma tembakau, yang begitu menunjukkan sifat kelelakian Kazuya.

“Calon suamiku sedang sibuk bekerja. Untuk itu, jarang sekali kami terlihat bersama,” jelas Clay tanpa berani menatap balik lawan bicaranya. “Tapi bukan berarti dia tak perhatian. Kami saling mencintai dan tak lama lagi kami akan menikah.”

Clay menghela nafas panjang. Apa yang dia katakan, bukanlah seratus persen kebohongan. Meski ada hal yang dia ungkap secara berlebihan.

Namun inilah satu-satunya cara yang mungkin saja bisa membuat pemuda itu berhenti mengejarnya.

“Aku gak akan berhenti mengejarmu sampai..” Kazuya menghentikan ucapannya, meraih salah satu tangan Clay yang masih berada di dadanya. Membuat wanita itu terkesiap, hingga menegakkan pandangan.

“Sampai aku sendiri tahu, jika calon suamimu itu benar-benar ada!”

Deg!

Wajah Clay tampak pias. Pipinya pun memerah. Clay tahu, Rafael memang belum pernah melamarnya. Bahkan sudah beberapa bulan terakhir ini, hubungan Clay dengan sang kekasih terasa sangat hambar. Ada sesuatu hal yang membuat hubungan mereka renggang. Entah apa itu, Clay pun tak tahu.

Clay memejamkan mata sejenak seraya menghirup nafas dalam-dalam. Menghadapi pemuda seperti Kazuya memerlukan kesabaran ekstra. Padahal sudah berbagai cara dilakukan untuk menyadarkan pemuda itu, namun sepertinya Kazuya memiliki pendirian yang teguh.

“Kalau kamu gak percaya, kamu boleh melihatnya sendiri. Aku akan kenalkan kamu dengan calon suamiku!”

Dengan sekuat tenaga, Clay mendorong tubuh jangkung itu menjauh. Secepatnya dia mencari celah untuk bisa terbebas dari Kazuya. Melangkah terburu-buru menuju gerbang rumah keluarga Martin.

Namun langkahnya terhenti kala melihat Mercedes Maybach hitam, memasuki pelataran rumah. Clay menunduk hormat ketika pria bergaya parlente itu keluar dari mobil mewahnya.

Martin Gerald menatap datar pada wanita muda dari balik kacamata hitam yang bertengger di hidungnya.

“Selamat sore tuan Martin,” sapa Clay seraya memaksakan senyumnya yang terlihat kaku, pada pria yang tak lain adalah papa Kazuya.

“Bagaimana perkembangan putraku?” tanya pria pemilik rahang tegas itu dengan raut wajah datarnya.

“Kazuya bisa mengikuti pelajaran yang saya ajarkan, tuan Martin. Anda tak perlu cemas, saya akan membantunya menyelesaikan pendidikan hingga putra anda meraih gelar dan memperoleh indeks prestasi seperti yang anda inginkan,” jelas Clay dengan pandangan menunduk.

Berhadapan dengan pria yang memiliki pengaruh besar di universitas tempat Clay menimba ilmu, tak ayal membuatnya canggung.

Andai saja bukan karena perintah dari Martin sendiri, mungkin saja dia sudah menolak menjadi pembimbing mahasiswa kurang ajar seperti Kazuya.

Martin mengangguk, tanpa menjawab penjelasan dari wanita itu.

“Saya pamit pulang, tuan. Tugas saya hari ini sudah selesai,” ucap Clay yang ingin segera meninggalkan rumah itu.

“Pulanglah! Untuk gajimu, biar nanti asistenku yang mengurus.” Martin berjalan mendahului, hendak memasuki rumah.

Namun mendadak raut wajahnya mengerut, tatkala berpapasan dengan putranya yang sudah bersiap dengan jaket kulit hitam dan helm arai menutup kepalanya.

Kazuya tak berniat menyapa papanya, justru melangkah melewatinya.

“Mau kemana, Kaz?” tanya Martin seraya melepas kacamata hitamnya.

Kazuya menghentikan langkah. Sejenak terdiam, sebelum akhirnya menjawab, “mau anterin calon istriku pulang!”

Mendengar jawaban singkat dari putra tunggalnya, sontak memancing reaksi Martin. Segera dia memutar tubuhnya untuk melihat langsung ke arah putranya. Namun belum sempat dia bertanya, Kazuya sudah berjalan menjauh.

“Calon istri? Apa yang dimaksud adalah wanita yang tadi?” gumam Martin yang segera mencari keberadaan Clay. Namun sayangnya, wanita itu sudah tak terlihat.

***

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
6 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status