Share

MD3. Terjebak

Penulis: Cheezyweeze
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-17 19:44:03

Yola's POV

Menjalani profesiku yang sekarang memang tidaklah mudah dan sangatlah beresiko. Namun lewat profesiku inilah, aku tidak sengaja bertemu dengan pemuda itu. Bukan keinginanku untuk menjalani kehidupan seperti ini tapi keadaan lah yang memaksaku untuk menjalani profesi ini.

***

Pagi itu seorang gadis sedang berjalan di pasar tradisional sambil melihat-lihat keadaan sekelilingnya. Hari itu tampaknya dia sedang mencari mangsa.

"Gadis manis, kemari lah," panggil seorang kakek. Gadis itu pun menoleh dan mendekati kakek itu.

"Iya Kek, ada apa?" tanya gadis itu.

"Kakek minta kau berhentilah, profesi mu itu sangat beresiko." Kakek Rud menasehati.

"Aku sebenarnya ingin berhenti Kek, tapi————" ucapannya menggantung.

"Tapi apa, Nak?" Kakek Rud memandang gadis itu.

"Aku tidak mungkin bisa lepas dari mereka, Kek!" gadis itu tampak sedih.

"Semua pasti ada jalan keluarnya," kata Kakek Rud.

"Ketahuan kabur saja pasti akan dikejar dan kalau tertangkap akan dihajar, Kek!" tegas gadis itu tapi dengan mimik muka yang sedih.

"Kau itu masih muda, masa depanmu masih panjang. Jika diberi kesempatan untuk kabur, larilah sejauh mungkin. Kau berhak mendapatkan kebahagiaan, Nak." Kakek Rud membelai surai hitam gadis itu.

"Aku juga menginginkan itu, Kek. Aku juga ingin hidup bahagia, aku ingin melakukan hal yang bermanfaat." Gadis itu menunduk.

"Kau pasti bisa, Nak. Kakek percaya itu. Kau ini sebenarnya gadis yang baik. Kenapa kau bisa terjerumus masuk ke dalam komplotan mereka?" Kakek Rud duduk di samping gadis itu.

"Aku yang salah langkah Kek, mungkin aku yang bodoh. Aku sudah semakin jauh Kek, mau keluar pun mungkin sudah tidak bisa. Aku pun sudah lelah dengan semua ini." Gadis itu semakin merasa bersalah.

Kakek Rud menyadari itu, dia berusaha untuk memberi semangat pada seorang gadis yang duduk di sampingnya itu. Seorang gadis yang selalu membantunya ketika sedang jualan.

"Kalau kau ingin menangis ... menangislah di dalam. Luapkan semua beban mu, Nak. Jujur setiap kau di sini kakek merasa terhibur, karena sejatinya kau itu adalah anak yang baik, hanya saja kau yang salah bergaul." Kakek Rud menepuk-nepuk pundak gadis itu. Tak terasa butiran bening jatuh di pipi gadis itu.

"Aku harus pergi, Kek," katanya sambil mengusap air matanya.

"Kau mau ke mana?" tanya kakek Rud.

"Aku tidak ingin kalau mereka sampai tahu jika aku sering berada di warung Kakek ini, mereka pasti tidak akan tinggal diam," jawab gadis manis itu.

"Apa kau mau mencopet lagi?" tanya Kakek Rud.

Gadis itu hanya terdiam. Di satu sisi dia ingin berhenti mencopet tapi di sisi lain jika dia tidak mendapatkan setoran dia akan dihajar.

"Ehm ... aku akan berusaha mencari cara, Kek. Aku akan mencari cara agar bisa kabur dan terlepas dari komplotan pencuri-pencuri itu." Gadis manis itu tersenyum. Kakek Rud yang mendengar kalimat itu ikut tersenyum juga.

"Kakek yakin kau pasti bisa, Nak. Tatalah masa depanmu." Kakek Rud terus memberi semangat pada gadis manis itu. "Tunggu dulu, Nak," kata Kakek Rud. Tak lupa seperti biasa, Kakek Rud selalu menyempatkan untuk membungkus sarapan dan memberikannya pada gadis itu, tapi setiap kali gadis itu memberikan uang pada Kakek Rud, sang kakek selalu menolaknya secara halus.

"Kenapa kakek selalu menolak jika aku akan membayar nasi bungkus ini?" katanya.

"Kakek tidak mau menerima uang itu. Kakek akan menerima uang darimu jika kau sudah mendapatkan pekerjaan halal," jawab Kakek Rud dan memegang pipi gadis itu.

Seolah tahu kode keras dari Kakek Rud, gadis itu selalu berusaha mencari cara agar bisa kabur.

"Sekali lagi terimakasih, Kek. Aku selalu merepotkan Kakek. Aku sudah banyak berhutang budi pada Kakek. Kakek sendiri tahu profesiku, tapi Kakek malah menganggap ku seperti cucu Kakek sendiri." Gadis itu akhirnya tak kuasa menahan tangis.

Sudah ... sudah ... makin jelek kalau kau menangis. Hapus dulu air matamu itu," hibur Kakek Rud.

"Aku pergi dulu kek, jika ada waktu aku akan mampir lagi ke sini," ujarnya melangkah meninggalkan sang kakek.

💘💘💘

Hari sudah semakin siang, matahari berada tepat di atas kepala dan sinarnya sangat terik. Gadis itu masih setia duduk nongkrong di pasar. Dia duduk di bawah sebuah pohon sambil memikirkan kata-kata dari Kakek Rud. Sembari berpikir dia pun mengamati suasana pasar, pandanganya terfokus pada anak-anak yang pulang sekolah. Mereka bercanda bersama, ketawa ketiwi tanpa beban pikiran.

"Mereka sungguh sangat bahagia. Mungkin jika aku tidak salah langkah, aku pun bisa merasakan hal yang sama seperti mereka tanpa beban pikiran. Bebanku saat ini adalah mendapat target dan bisa menyetor. Kalau tidak aku bakal remuk lagi dihajar mereka." Pikirannya sudah melayang-layang memikirkan apa yang akan terjadi jika dia tidak memberi uang setoran.

'Aaarrgghh! Sepertinya memang aku harus mencari cara untuk kabur,' 'beonya dalam hati.

"Kalau tidak, bisa-bisa aku mati muda karena sering dihajar mereka," imbuhnya.

"Kenapa mendadak aku jadi merinding tidak jelas seperti ini." Gadis itu mengusap-usap lengannya sendiri. "Ah ... atau jangan-jangan pohon ini ada penghuninya?" imbuhnya. "Haaiiisss ... kenapa aku jadi parno seperti ini?" Gadis itu memang merasa ada mata yang terus mengawasinya. "Ah ... tidak jelas sekali tempat ini, lebih baik aku pergi dari sini saja," katanya meninggalkan tempat itu.

"Bagaimana bos?" kata seorang lelaki.

"Terus saja awasi dia!" kata sang bos bermuka sangar dan berbrewok.

Yola menapaki jalan di pasar tradisional, sesekali dia berhenti di stand aksesoris.

"Wah ... ini sangat cantik sekali." Yola terlihat sangat takjub.

Dia melanjutkan langkahnya menyusuri setapak jalanan pasar tradisional sampai dia lupa akan tujuan utamanya untuk mencopet.

"Hei ... Yola!" teriak seorang pemuda yang membuatnya menoleh ke belakang.

"Ada apa?" tanya Yola.

"Bagaimana hari ini? Apa kau dapat banyak?" tanya seorang pemuda yang bernama Tegar.

"Tidak. Aku bahkan belum melancarkan aksiku," jawab Yola.

"Kenapa? Kau tidak takut pada Brewok?" tanya Tegar.

Yola menghentikan langkahnya, terdiam sesaat dan menatap Tegar.

"Ada apa?" tanya Tegar.

"Ah ... tidak ada apa-apa," jawab Yola berjalan mendahului Tegar.

"Aku akan membantumu lagi," ucap Tegar berlari menghampiri Yola.

"Eh ... apa?" tanyanya tidak paham.

"Lihat ini, ya." Tegar mulai melancarkan aksinya.

Tak butuh waktu lama, pemuda itu berhasil mengambil sebuah dompet dari tas seorang wanita. Nahasnya aksinya dipergoki seorang penjual sayur dan langsung meneriakinya.

"Maliiiiiiing!" Pengunjung pasar langsung menatap Tegar yang sedang memegang dompet berwarna biru muda dengan motif bunga.

Seketika Tegar kaget dan langsung lari menyambar tangan Yola.

Yola terkejut dan dia pun ikut lari. Di saat sedang lari, dia berpikir apa yang sedang dia lakukan?

'Kenapa aku harus ikut lari? Bukan aku ini yang nyolong,' batin Yola.

Yola berhenti dan menepis genggaman tangan Tegar.

"Hei ... apa yang kau lakukan? Kenapa kau berhenti? Kita bisa babak belur dihajar masa!" Tegar terlihat cemas.

"Kau yang nyolong dompet milih wanita itu bukan aku, kenapa aku harus ikut lari?" tegas Yola.

"Hei ... sekarang bukan saatnya berpikir seperti itu. Apalagi kau ikut lari bersamaku!" Nada suara Tegar meninggi.

"Kau yang menarikku," balas Yola sedikit kesal.

Di saat mereka berdua sibuk berdebat, kerumunan masa sudah semakin mendekati mereka. Karena gugup dan takut Tegar mengambil arah kiri, sedangkan Yola mengambil arah kanan. Dia berpikir massa tidak akan ikut mengejarnya, akan tetapi tebakan Yola salah. Gerombolan massa tetap mengejarnya.

Di tempat lain, seorang pemuda yang memakai kemeja warna pink berlengan pendek dan bercelana putih sedang berdiri memainkan ponselnya. Dia terkejut ketika melihat sekerumunan massa berlari ke arahnya sambil berteriak maliiing ... maliiing!!!

Yola yang melihat itu langsung meraih tangan pemuda yang tidak dia kenal sama sekali untuk berlari bersamanya. Pemuda yang tidak tahu apa-apa itu ikut berlari bersama Yola dan sesekali menengok ke belakang melihat kerumunan massa yang mengejarnya ... ah, tepatnya mengejar mereka berdua.

Kerumunan massa yang ditangan mereka ada yang memegang kayu, ada juga yang memegang wajan teflon bahkan alat-alat penggorengan lainnya.

Yola menggenggam erat tangan pemuda itu dan masih terus berlari menarik tangan sang pemuda. Yola berlari masuk gang dan bersembunyi di sebuah toilet umum bersama dengan pemuda berbaju pink. Keduanya mengatur napas dengan posisi si pemuda tampan berada di belakang Yola.

"Hei ... kau ini siapa? Kenapa asal sekali main tarik tangan orang sembarangan?" tanya pemuda berbaju pink. Namun, pertanyaannya tidak dijawab oleh Yola.

"Ssttt!" Mendadak tangan Yola langsung membekap mulut pemuda itu.

Yola mengintip di sela-sela pintu, sang pemuda pun penasaran dan ikut mengintip. Terdengar suara riuh dari luar, tiba-tiba Yola melangkah mundur dan tubuhnya menabrak tubuh pemuda itu hingga tubuh pemuda berbaju pink tersebut menabrak dinding di belakangnya. Alhasil tubuh sang pemuda terhimpit antara dinding dan tubuh Yola.

Tubuh Yola semakin menempel erat pada tubuh sang pemuda. Mendadak wajah sang pemuda menjadi merah dan merenggangkan kedua tangannya.

Kedua telapak tangannya menempel di tembok dan jari jemarinya mencakar-cakar tembok ketika pusaka keramatnya tergesek-gesek dengan pantatnya Yola.

"Geledah semua tempat!" Sebuah teriakan terdengar dari luar.

Yola semakin mundur ke belakang ketika terdengar teriakan suara dari luar. Pantatnya semakin menekan pusaka keramat sang pemuda. Sang pemuda semakin tidak karuan, dia membekap mulutnya sendiri dengan telapak tangannya. Dan tangan yang satunya masih menempel di dinding dan mencakar-cakarnya. Sang pemuda itu merasakan ngilu yang teramat sangat pada pusaka keramatnya.

Selanjutnya apa yang terjadi pada keduanya? Ada yang bisa nebak?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD47. Uang Tembusan (Extra Part 4)

    Yola mulai kalang kabut. Pikirannya mulai tertuju pada Juna. Yola berpikir jika dia akan berbuat jahat pada Juna putranya. Yola masih merahasiakan hal itu pada Jin, akan tetapi suaminya itu selangkah lebih maju dari Yola.Ternyata Jin sudah menyebarkan orang-orang yang dia percaya untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dia pun menugaskan dua pengawal handalnya untuk mengawasi sang putra.Lantas apakah usaha Jin akan berhasil? Apakah keputusan yang diambil Yola tepat ataukah akan memperkeruh keadaan?Yola menitipkan Jelly pada Bibi Im. Tadinya Bibi Im melarang Yola untuk pergi keluar sendirian. Wanita tua itu menyarankan pada Yola untuk menunggu si empunya rumah pulang, tapi Yola beralasan waktu sudah mepet. Tanpa basi-basi Yola langsung bergegas pergi dari rumah besar itu. Tidak seperti biasanya Jelly hari itu menangis dengan keras sampai Bibi Im kewalahan menenangkan bocah kecil itu. Yola yang mendengarkan putri kecilnya menangis keras dengan terpaksa mengacuhkannya. Perempu

  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD46. Dendam (Extra Part 3)

    Yola terpaksa harus keluar dari dalam mobil untuk menghindari hal yang mungkin akan terjadi. Namun, sebelum Yola turun dari mobil. Terlebih dulu Yola memberitahu pada Juna untuk menjaga Jelly. Yola pun melihat ekspresi putranya yang terlihat takut, begitu juga dengan Jelly. Yola memindahkan Jelly ke kursi belakang dekat dengan Juna. Yola turun dari mobil dan melangkah mendekati Jin. Yola menatap pria yang ada di depan Jin"Kau bisa menanyakan padanya," seru pria itu.Kedua tangan Yola memegang tangan kanan Jin sebagai kode. Beruntung Jin bisa menangkap kode itu."Tapi Yola----""Sudahlah. Tenang saja. Aku bisa mengatasinya," balas Yola menenangkan Jin yang sudah mulai khawatir.Yola melangkah maju mendekati pria itu dan tampak berbincang-bincang dengan serius. Sekilas Yola melihat Tegar di dalam mobil. Wanita itu sempat kaget, akan tetapi pada akhirnya Yola kembali di samping Jin."Kau bicara apa padanya?" Jin tampak penasaran. Yola menarik napas panjang dan mengembuskannya."Aku mem

  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD45. Kejutan Untuk Yola (Extra Part 2)

    Kelanggengan keluarga Adiwangsa semakin hari bertambah harmonis. Walaupun tidak lepas dari percekcokan di setiap harinya. Juna dan Jelly pun tumbuh menjadi pribadi yang aktif dan menyenangkan.Terlepas dari masa lalu Yola. Kini Yola begitu bahagia hidup dengan keluarga Adiwangsa. HerJinot pun sukses menjadi Ci Ai O muda berbakat. Begitu pula dengan Jimmy dan Juki. Mereka berdua lulus dengan predikat murid paling berprestasi."Ayah ...," teriak Juna. Namun, orang yang dipanggil tidak menyahut. Juna kembali berteriak memanggil pria itu."Ayahmu sudah berangkat kerja, sayang. Kenapa?" tanya Yola. Melangkah mendekati putranya dan berjongkok. Wanita itu mengusap lembut surai hitam Juna. Juna menggelengkan kepalanya, "Kalau begitu tidak jadi."Yola mengerutkan kedua alisnya saat mendengar respons putranya. Wanita itu tidak paham dengan apa yang dimaksud oleh Juna. Juna langsung berlalu dari hadapan Yola. Bocah itu duduk di sofa yang ada di ruang tengah. Dia duduk sambil berpangku dagu. Y

  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD44. Quality Time (Extra Part 1)

    Tiga tahun kemudian.Kini keluarga kecil Adiwangsa dan Yola Asmara sudah lengkap. Setelah mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang cerdas, saat ini mereka juga mempunyai seorang anak perempuan.Juna genap berusia delapan tahun dan dia memiliki adik perempuan bernama Jelly Adiwangsa yang baru berusia dua tahun.Hari itu, cuaca begitu sangat cerah. Cuaca yang cocok untuk jalan-jalan. Di sebuah istana pink, rumah yang dominasi dengan warna pink, tampak sangat ramai dengan tangisan Jelly.Balita kecil itu menangis karena tidak ingin dipisahkan dari Ayahnya. Setiap kali balita kecil itu lepas dari tubuh Jin, dia akan langsung menangis."Kenapa dia tidak ingin lepas dariku?" pekik Jin."Gendong saja terus," jawab Yola. Jin beralih menatap istrinya, lalu kembali lagi menatap putri kecilnya yang tak mau lepas dari tubuhnya."Tumben nih bocah manja sekali," celetuk Jin. "Di mana Juna?" tanyanya."Dia ada di kamarnya," jawab Yola singkat sambil jari-jemarinya melipat satu-persatu baju yang

  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD43. Hadiah Ulang Tahun (END)

    Bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Singkat cerita, Juna Adiwangsa telah genap berusia lima tahun. Namun, pada kenyataan Juna masih suka tidur di tengah-tengah Ayah dan Ibunya, walaupun Jin sendiri sudah membuatkan kamar untuk Juna."Sayang, Juna sudah genap lima tahun. Bolehlah jika kita buat adik untuknya?" Jin mendekati Yola. Sang istri hanya memandang suaminya. "Kenapa diam?" tanyanya menatap sang istri. "Jika diam itu tandanya berarti jawabanmu adalah iya," lanjutnya menarik pinggang Yola hingga menabrak tubuhnya."Iya, nanti kita cari waktu yang tepat untuk berduaan," jawabnya menatap Jin."Tidak ada kata penolakan lagi loh," ancam Jin."Iya bawel." Jin makin mengeratkan pelukannya."Hei, ini masih siang," protes Yola."Memangnya kenapa jika masih siang?" tanyanya mendekatkan kepalanya dan menempelkan hidungnya pada hidung Yola."Rumah kosong, hanya ada kita berdua," ucap Jin lirih. "Sudah lama kita tidak berduaan seperti ini."Mendadak Jin menempelkan bibirnya dan b

  • Mendadak Nikah dengan CEO Muda   MD42. Tiga Tahun

    Kang wor wet hensem memberi kode pada sang istri, padahal jam sudah menunjukkan pukul delapan."Mbeb, ini bagaimana?""Apanya yang bagaimana?" "Ini ...." Jin menunjuk pusaka keramatnya."Aku akan ke bawah. Sudah waktunya Juna kecil makan dan kau cepat pakai pakaianmu." Yola sambil menunjuk Jin.Muka Jin terlihat manyun, duduk di sofa sambil menyilangkan kakinya. Yola mendekatinya dan mendudukkan Juna dipangkuannya. Balita tiga tahun itu langsung tersenyum menatap Ayahnya."Kenapa kau berikan dia padaku?" tanyanya."Dari pada kau hanya manyun seperti itu. Pergilah ajak main Juna.""Kau sendiri mau ngapain?" tanya Jin menatap sang istri."Aku mau olahraga," jawab sang istri singkat."Buat apa kau berolahraga?" tanyanya lagi."Aku ingin berat badanku kembali seperti semula." Yola melangkah keluar rumah, tiap hari memang dia menyempatkan diri untuk berolahraga selama lima belas menit. Berat badan Yola sekarang 50 kg."Kau ingin kurus berapa kilo lagi? Tubuhmu itu sudah langsing. Nanti pu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status