Share

Bab Sembilan Belas

"Mas Amar," gumamku. Begitu melihat sosok yang yang 3 tahun lamanya tidak pernah memedulikan aku dan anaknya.

Mas Amar berdiri menatap ke arah kami. Tangannya menggenggam ponsel, seperti tengah membidikkan kameranya.

Tanpa pikir pajang, kulangkahkan kaki menuju padanya. Secepat ekspres kurampas ponsel dari genggamannya. Kemudian lekas menghapus semua gambar yang baru saja ia ambil. Sekilas pandangan, gambar Arla mendominasi dari seluruh yang berhasil kuhapus.

"Bahkan sebatas gambar pun kau tidak punya hak," ucapku, penuh penekanan sambil melempar ponsel tersebut dengan kasar.

Lekas kutarik tubuh kecil Arla ke dalam gendongan, kemudian bergegas pergi dari lokasi wisata tersebut. Mengabaikan siapapun yang berada di sana. Termasuk Om Ilham dan Kirana.

Tak pula kuhiraukan rengekan Arla yang menolak untuk pergi dari tempat tersebut. Ia yang tidak mengerti dengan situasi tersebut, terus menangi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status