Share

Mendadak Terjatuh ke dalam Kolam sang Kaisar
Mendadak Terjatuh ke dalam Kolam sang Kaisar
Penulis: Lerina Michaell

Bab 1

Penulis: Lerina Michaell
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-06 08:51:48

"Ah...lebih cepat sayang," rancau wanita itu. 

Desahan - desahan itu lolos dari sepasang pria dan wanita di kamar itu.

Dari celah pintu, Kiara Grace menutup mulutnya rapat agar tidak keluar suara tangisnya. 

Kue di tangannya bahkan terjatuh bergitu saja di lantai. 

Harusnya hari ini adalah hari peringatan ulang tahun ke-2 masa pacaran Kiara dengan Joshua.

 

Tapi apa yang dia dapatkan?

Bukan sebuah kado, tapi penghianatan dari kekasih dan sahabatnya!

Di apaetemen yang dia berikan pula!

Awalnya Kiara meminjamkan apartemennya karena dia kasihan pada Joshua yang harus berangkat dan pulang terlalu memakan waktu dikarenakan jauhnya rumah Joshua yang diluar kota. 

Sebagai putri pewaris dari Grace Jewelry sekaligus nona muda  keluarga Grace yang memiliki banyak aset, ia jelas tak mungkin membiarkan kekasihnya kesulitan.

Tidak disangka, malah mereka melakukan hal bejat si apartemennya sendiri. 

Kiara tersenyum sinis, merenungi nasibnya yang sial dan dengan segara berbalik pergi dengan tak lupa membanting pintu dengan sangat keras. 

BAM...!!!

Kedua pasangan yang saling berbagi peluh itupun terkejut. 

Dengan tergesa Rossa menutupi tubuh polosnya dengan selimut, sedangkan Joshua dengan cepat kilat memakai celana dan kaosnya. 

Dia segera keluar dari kamar dan mendapati sebuah kue ulang tahun sudah jatuh berantakan di depan pintu kamarnya. 

"Kiara..." gumamnya. 

Dia berlari ke depan, membuka pintu apartemen tetapi dia tidak melihat siapapun di lorong. 

Sayangnya, Kiara sudah pergi!

****

Langit malam kota seakan meredup. 

Gedung - gedung pencakar langit yang menciptakan pesona tak mampu menembus kegelapan yang menyelimuti hati Kiara. 

Di dalam mobil yang dikendarainya, air matanya tak henti mengalir keluar. 

Hatinya sangat sakit dan hancur melihat penghianatan kekasih dan sahabatnya. 

Mimpi - mimpi indah yang sudah dia susunpun sekarang sudah hancur berantakan. 

Dia ingin menghilang, menghilang dari dunia dan dari kesedihan yang dia alami. 

Mobil yang dia tumpangi membelah jalanan ibukota yang ramai dengan pelan. 

Bahkan keramaian itu tidak dapat meramaikan suasana hatinya yang telah sunyi. 

Akhirnya dia membelokkan mobilnya ke sebuah bar. 

Dengan segera dia keluar dari mobilnya dan berjalan masuk ke dalam bar tersebut. 

Sebuah tempat di pojokan menjadi pilihannya untuk duduk. 

"Pelayan, aku pesan 7 botol minuman," Kiara berteriak pada pelayan bar. 

"Baik nona, mohon tunggu sebentar," pelayan itu menjawab. 

Malam ini dia ingin melupakan segalanya dengan minuman. 

Setidaknya, untuk saat ini dia tidak ingin memikirkan apapun.

Segelas demi segelas dia habiskan minuman itu hingga tak tersisa. 

Rasa pahit dari minuman tidak terasa di lidahnya, karena rasa pahit terhadap penghianatan kekasihnya jauh lebih besar. 

Dia terus minum dengan sambil melamun. 

Kenangan pahit itu masih begitu jelas terpatri dibenaknya. 

Dia memandang tampilan dirinya di cermin dinding bar.  Make up nya yang berantakan, ditambah lagi sisa air mata yang telah mengering, meninggalkan jejak yang jelas diwajah cantiknya. 

"Ha..ha..ha.." tawanya, "Sudah berapa lama aku tertipu oleh mereka?"

"Aku terlalu bodoh untuk melihat segalanya."

"Kupikir mereka dekat karena mereka adalah orang yang ada di sampingku, ternyata mereka selama ini menipuku." Kiara merancau meratapi nasibnya. 

Cukup lama Kiara berada di bar. 

Hingga minuman yang dia pesan hanya menyisakan setengah botol. 

"Maaf nona, bar sebentar lagi akan segera tutup," suara pelayan membuyarkan Kiara dari lamunannya. 

Kiara melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. 

Ternyata dia telah menghabiskan waktu berjam - jam dengan minuman. 

"Iya..., sebentar."

"Aku akan menghabiskan minuman terakhirku," Kiara berujar. 

Setelah menghabiskan botol terakhir, Kiara pun bangkit. 

Dia berniat memanggil taksi online, karena dia tidak bisa menyetir sendiri karena mabuk. 

Dia keluar dari bar dengan langkah gontai. 

Sialnya lagi, di luar sedang turun hujan yang sangat deras. 

Dan sekarang ponselnya pun mati kehabisan baterai. 

Kiara tersenyum kecut dengan keadaannya yang mengenaskan. 

Karena frustasi, dia menendang dinding luar bar untuk melampiaskan kekesalannya. 

Dia seperti mendapat mimpi buruk yang tiada akhir. 

"Sial," dia mengumpat. 

Akhirnya dengan terpaksa dia berlari menuju mobilnya berharap bisa berteduh. 

Dia merasa seperti badut. 

Riasannya yang cantik sudah terlihat tidak berbentuk lagi. 

Ditambah lagi dengan sisa - sisa air mata di pipinya. 

Saat dibawah guyuran hujan, dia berhenti sejenak. 

Dia menengadahkan wajahnya ke atas. 

Membiarkan hujan membasahi wajahnya, hingga sisa riasan dan juga bekas air matanya menghilang. 

Dia menutup matanya erat - erat. 

Tanpa dia sadari, tiba - tiba sebuah kilatan petir menyambar. 

Kiara merasakan sensasi aneh, kepalanya berputar - putar. 

Tubuhnya terasa ringan. 

Kemudian sebuah kegelapan menelan dirinya. 

Dia merasa dia terjatuh. 

Dia berfikir jika ini adalah efek dari mabuknya. 

Tapi ditengah kesadarannya, dia menyadari ada yang tidak beres. 

Dia benar - benar merasa terjatuh. 

Dan "Arghhhh" Kiara berteriak. 

"Byurr....."

Dia mendarat didalam air?

Bagaimana bisa?

Dialihkannya pandangan dan benar saja dia ada di sebuah kolam.

Lalu .... pandangannya lurus ke depan, memandang seseorang yang juga memandangnya dengan tajam. 

"Si...siapa kau....?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Liazta
sangat menarik, lanjut author.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Mendadak Terjatuh ke dalam Kolam sang Kaisar   Bab 31

    "Hachi.....," dia mengusap hidungnya yang gatal. "Siapa yang membicarakanku?" keluhnya. "Pangeran..., anda tidak apa - apa?" tanya seorang kasim."Sebaiknya anda segera masuk, udara di luar sedang tidak bagus.""Anda bisa terkena flu."Sean melirik kasim disampingnya."Memangnya aku bisa kenapa?" ucapnya dengan nada sinis.Sejak Sean dipaksa pulang ke Kerajaan Albama dia hidup dibawah tekanan ayahnya lagi.Dulu Sean sering kabur karena tidak mau mewarisi tahta Kerajaan Albama dan menjadi penguasa.Jiwa Sean lebih suka hidup bebas, dan bisa pergi kemanapun yang dia sukai."Ah... aku jadi merindukannya....," ucap Sean sambil menghela napas. "Kau...!!, panggilkan Sabo ke sini!!!" perintahnya pada kasim. "Baik Pangeran," kasim itu segera pergi mencari orang yang bernama Sabo. "Kiara...""Seandainya kau disini, mungkin aku akan tetap tinggal."Dia benar - benar merindukannya. ......Kekacauan di perbatasan timur akhirnya terdengar juga di telinga Kaisar Yufen. Saat rapat pagi dia

  • Mendadak Terjatuh ke dalam Kolam sang Kaisar   Bab 30

    "Bagaimana keadaanmu hari ini?" tanya Pangeran Huanzhe pada Kiara. "Lumayan lancar, lagi pula ini semua karenamu," ucap Kiara. "Terima kasih Pangeran Huanzhe. Pangeran Huanzhe tersenyum kemudian duduk di meja bersama Kiara yang sibuk dengan pekerjaan barunya. "Kau bersemangat sekali, aku bahkan jadi iri dengan perhiasan yang kau buat, karena mendapat perhatian khusus darimu." "Ha... ha... ha...," Pangeran Huanzhe tertawa. Kiara menoleh. Memandang aneh ke arah Pangeran Huanzhe. "Kenapa anda berkata begitu?" tanya Kiara memandang bingung Pangeran Huanzhe. Pangeran Huanzhe yang dipandang oleh Kiara menjadi salah tingkah. Dia memalingkan wajahnya ke sisi lain. "Tidak apa -apa, kau lanjutkan saja apa yang kau kerjakan," ucap Pangeran Huanzhe terbata. Kiara belum mengetahui bahwa Pangeran Huanzhe menyukai dirinya.Dengan cekatan Kiara membelah mengasah beberapa baru warna warni dengan bentuk bentuk yang sesuai seleranya. Dia membuat gelang, kalung, bros dan hiasan kepala. Un

  • Mendadak Terjatuh ke dalam Kolam sang Kaisar   Bab 29

    Bab29"Tuan.....""Ah... tuan...."Nada - nada manja terdengar dari mulut para wanita penghibur. Seorang pria, lumayan tampan sedang minum di bar itu. Dia bahkan tidak memesan wanita penghibur. Tapi para wanita penghibur itu datang padanya dengan sukarela. "Tuan.... tidakkah kau mau minum bersamaku?""Aku tidak akan memberimu harga," tawar salah seorang wanita itu. Dengan isyarat tangan pria itu menolak. Tapi para wanita lain tidak berhenti begitu saja. Mereka tetap memaksa pria itu dengan berujung penolakan semua. Bahkan sikap manja dan menggoda mereka tidak dilirik satupun oleh pria tampan itu. Para wanita penghibur itu menjadi penasaran dengan identitas pria tampan itu. "Siapa pria tampan itu?" tanya salah seorang wanita penghibur pada temannya. "Aku juga tidak tau, sepertinya dia baru pertama kali datang ke sini.""Karena aku baru melihatnya," jawab temannya. "Kurasa benar...., aku juga baru pertama kali melihatnya.""Dia tampan sekali....," timpal yang lainnya. Para

  • Mendadak Terjatuh ke dalam Kolam sang Kaisar   Bab 28

    Tuan...!!!" Dengan terburu - buru seorang pelayan laki - laki berlari menuju kediaman besar. Itu adalah kediaman keluarga Mirza. "Ada apa?!!!""Ini rumah bukan hutan, seenaknya saja kau berlarian!!" ucap tuan Mirza. "Maafkan saya tuan, tapi ini.... ada surat mendesak dari wilayah timur," dengan cepat pelayan itu mengeluarkan surat dari dalam bajunya. Tuan Mirza mengambilnya dan membukanya dengan cepat. Dia membaca apa isi surat itu dan sesekali mengerutkan alisnya. "KETERLALUAN...!!!" dia menggebrak meja dengan keras. "Apa - apaan ini, mereka pikir sedang berurusan dengan siapa!!""Panggilkan Jordan!!! CEPAT!!!""Ba.. baik," pelayan itu dengan tergesa keluar dan mencari keberadaan Jordan. Setelah mencari beberapa lama, Jordan sedang duduk di depan dapur. "Kak Jordan... kak Jordan..., tuan memanggilmu.""Ini penting dan kau disuruh segera kesana," dengan napas yang masih memburu, pelayan itu menyampaikan pesan pada orang yang bernama Jordan. Jordan segera berdiri dan melang

  • Mendadak Terjatuh ke dalam Kolam sang Kaisar   Bab 27

    Yufen duduk di samping tempat tidurnya sambil termenung. .Dia mengingat apa kata - kata yang Kiara katakan. Hatinya sakit. Dan bahkan dia tidak rela saat meningalkan paviliun Merpati untuk kembali ke Istana Naga karena malam sudah larut. "Kaisar...""Sudah larut, anda harus istirahat," kasim Leo mengingatkan."Panggil Daffa untuk menghadapku sekarang," Yufen memerintahkan kasim Leo. "Kaisar...." kasim Leo mengingatkan. "Kau tidak dengar apa kataku!?" Yufen berkata dengan marah. "Baik Kaisar," kasim Leo hanya bisa pergi dengan helaan napas. Setelah Daffa datang, hanya ada Kaisar Yufen dan Daffa yang berada di dalam ruangan. "Katakan segalanya!" perintah Yufen.Daffa memberi hormat lalu berkata."Nona Kiara akhir - akhir ini mendapat beberapa barang dan hadiah dari beberapa pelayan dan dayang.""Ditambah lagi, beberapa utusan bangsawan yang juga menitipkan beberapa herbal untuk nona Kiara dengan dalih kesehatan Nona Kiara.""Tapi seperti yang saya amati, nona Kiara tidak nyaman

  • Mendadak Terjatuh ke dalam Kolam sang Kaisar   Bab 26

    Malamnya.... Sebelum jam makan malam, Yufen yang lelah sehabis memeriksa berkas di ruang kerja langsung menuju ke paviliun Merpati. Dia ingin memeriksa kondisi Kiara dan sekaligus makan malam disana. "Silahkan Kaisar," Leo segera memberikan jalan pada Kaisar Yufen.Semua dayang dan pelayan di paviliun Merpati memberi hormat saat Kaisar Yufen datang. Tak terkecuali dengan Kiara yang ada di bagian ujung. "Kami memberi hormat pada Kaisar...""Bangunlah!!!" Yufen berjalan kearah meja makan dan duduk di kursinya. "Duduklah Kiara!"Kiara duduk disamping Kaisar Yufen. "Bagaimana keadaanmu hari ini?" "Aku dengar dari tabib, anemiamu sudah hampir sembuh."Sambil menunggu hidangan disiapkan Yufen ingin sedikit mengobrol dengan Kiara. "Hamba bersyukur, atas perhatian Kaisar dan juga tabib, hamba menjadi semakin baik," ucap Kiara. Kiara sadar siapa dirinya di dunia ini dan apa statusnya. "Kaisar...." "Bisakan hamba berbicara dengan anda?" tanya Kiara hati - hati. "Kau bisa bic

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status