Share

Bab 2

last update Last Updated: 2025-03-06 08:52:04

Dengan tatapan ketakutan Kiara bertanya, "Si.. Si.. Siapa kau?"

Laki - laki di depannya memiliki aura kekuasaan yang sulit untuk diartikan.

Dia tampan, dan memiliki aura ketegasan di sorot matanya yang tajam.

Laki - laki yang memandangnya tajam, bukan hanya tidak menjawab pertanyaan Kiara, bahkan tiba - tiba berteriak. 

"Leo....!!!"

Dia berteriak begitu kencang. 

Sesaat kemudian seseorang masuk dengan berlari sambil menunduk. 

"Hamba disini Kaisar, ada yang bisa hamba bantu?"

"Siapa dia?"

"Darimana asalnya wanita yang ada di kolamku?"

Dengan tegas dan cuek sang laki - laki itu berkata pada laki - laki satunya. 

Laki - laki yang bernama Leo itupun mendongak, memahami apa maksud kata - kata majikannya. 

Saat melihat Kiara, matanya membulat besar. 

"Kau...kau...dari mana datangmu?"

"Bagaimana kau bisa disini?"

Leo bertanya dengan nada marah. 

Kiara bingung, dia memandang kedua laki - laki itu dengan mengerutkan kening. 

'Laki - laki yang aneh, baju yang aneh dan tempat apa ini, seperti jaman kuno.'

Dia berbicara dalam hatinya. 

"Pengawal...!! Pengawal...!!"

Leo memanggil pengawal dengan tidak sabar. 

Kemudian beberapa pengawal masuk dengan membawa tombak dan pedang. 

"Keluarkan dia dari sini dan masukkan ke penjara."

"Selidiki dan interogasi dengan jelas, kalau dia mengelak, siksa dengan keras."

Leo mengeluarkan perintah. 

Kiara ketakutan dengan tombak dan pedang. Ditengah kesadaran yang semakin baik, Kiara mulai berfikir. 

"Tunggu."

Kiara mulai berkata. 

"Tempat apa ini?"

"Bukankah ini kota Metropolis?"

"Kenapa bisa ada dekorasi seperti ini?"

"Kalian sedang syuting film?"

Berbagai pertanyaan yang ada dibenaknya dikeluarkan semua oleh Kiara. 

"Dasar wanita gila..!!!"

"Kau sekarang berada di kerajaan Samsara."

"Di hadapanmu ini adalah Kaisar Yufen, Kaisar yang berkuasa saat ini, sungguh tidak sopan."

"Penjaga cepat bawa dia pergi," perintah Leo dengan tegas.

Para pengawalpun memaksa Kiara keluar dari kolam dan menyeretnya keluar. 

"Tunggu....tunggu...."

Kiara meronta. 

"Aku tidak mengerti tempat ini."

"Sungguh."

"Aku rasa aku tidak berasal dari dunia ini."

"Aku berasal dari dunia lain."

Kiara terus meronta berharap bisa melepaskan diri. 

Laki - laki bernama Leo itu berkata dengan marah. 

"Sepertinya otakmu sudah tidak waras."

"Mana mungkin kau itu dari dunia lain."

"Bisa saja kau itu mata - mata dari negara lain yang ingin mencelakai Kaisar."

Dia mencibir. 

"Cepat bawa dia pergi."

"Baik kasim Leo."

Para pengawal menjawab serempak. 

"Tidak.... tidak....."

"Aku benar - benar tidak berasal dari dunia ini."

Kiara terus berteriak. 

Tapi para pengawal itu tidak memperdulikannya dan terus menyeretnya. 

"Tunggu!!!"

Kiara menoleh, yang berbicara itu adalah orang yang mempunyai tatapan yang tajam. 

"Lepaskan dia dan bawa ke hadapanku!" perintahnya. 

"Kaisar, anda tidak boleh membiarkannya, bisa saja dia nanti akan mencelakai anda," Leo berkata dengan cemas.

"Kau tenang aja."

"Tubuhnya bahkan lemah dan dia tidak bisa bela diri, kau tenang saja."

"Tapi Kaisar...," suara Leo terhenti mendapat isyarat dari tangan Yufen.

Dia pun menghela nafas.

"Baiklah.."

"Bawa wanita itu di hadapan Kaisar!"

Dia memerintah para pengawal.

Kiara terduduk sujud di hadapan Kaisar Yufen.

Pikirannya masih berputar bingung.

Bagaimana dia bisa berada di dunia antah berantah seperti ini?

Padahal sebelumnya dia hanya minum di bar dan akan masuk ke mobilnya karena hujan.

Tunggu...

Apakah karena harapannya yang ingin menghilang dari dunia?

Bukankah saat itu ada kilat yang menyambar?

Sementara Kiara tenggelam dalam pikirannya.

Kaisar Yufen terus memandanginya.

Dia menelisik penampilan Kiara.

Model pakaian yang aneh, rambut yang aneh, juga riasan yang aneh.

Tidak ada model seperti itu di Samsara atau dunia ini.

Jika perkataan wanita itu benar, dia berasal dari dunia lain, maka dia tidak bisa dilepaskan begitu saja. 

"Jelaskan siapa dirimu!" Yufen memberi perintah.

Kiara mendongak menatap laki - laki yang ada di hadapannya. 

Tatapan mereka bertemu. 

Ada sedikit rasa nyaman dalam hati Yufen saat melihat mata sayu milik Kiara. 

"Namaku Kiara, Kiara Grace, nona muda keluarga Grace..."

Lalu Kiara menceritakan semua tentang dirinya, juga tentang penghianatan kekasih dan sahabatnya. 

Tentang hujan dan juga kilat aneh yang menyambar dan membawanya ke dunia ini. 

Yufen mendengarkan dengan seksama. 

Mesti semua tampak mustahil, tapi dilihat dari cara dia berbicara dan seluruh penampilannya yang termasuk aneh untuk dunia ini, Yufen berpikir mungkin saja benar jika wanita itu tidak berasal dari dunia ini. 

"Jadi menurutmu, karena kilat saat hujan itu yang membuatmu terlempar ke dunia ini?" Yufen bertanya. 

Kiara mengangguk. 

Meski dia sendiri tidak begitu yakin, tapi hanya itu alasan yang dia pikirkan. 

Setelah berfikir agak lama, Yufen memberi perintah. 

"Bawa dia ke paviliun Merpati, dan jaga dia dengan ketat!!"

"Juga beri dia baju kering yang layak, baju yang dia pakai sangat tidak pantas disini."

"Baju aneh dengan belahan dada yang pendek, belum lagi bawahan pendek yang memperlihatkan kakinya, sungguh benar - benar buruk."

Kiara memandangi dirinya sendiri. 

'Dia bilang baju aneh?'

'Baju ini adalah keluaran terbaru desain musim semi, belum lagi ini adalah baju dengan trend saat ini dan limited edition, dia bilang bajuku buruk.'

'Sepertinya matanya yang bermasalah.'

Kiara mengumpat dalam hatinya.

Kemudian para pengawal membawa Kiara keluar untuk menuju ke paviliun Merpati. 

Setelah Kiara pergi, kasim Leo tidak tahan untuk bertanya. 

"Kaisar, kenapa anda tidak menghukumnya?"

"Kau tidak lihat penampilannya?"

"Penampilannya jelas bukan tampilan orang - orang dunia ini."

"Juga cara dia berbicara dan bahasa - bahasa aneh yang dia ucapkan memperjelas kalau dia bahkan bukan berasal dari sini."

"Jika dia benar - benar dari dunia lain, kita bisa manfaatkan dia, bisa jadi dia akan sangat berguna."

"Dan sembunyikan dia dengan baik, jangan sampai banyak orang tau siapa dia."

"Jika banyak orang tau, mungkin saja dia akan jadi incaran kerajaan lain."

Yufen berbicara sambil terus memandang ke arah perginya Kiara. 

Dia tertarik dengan wanita itu. 

Wanita yang tidak takut dengan tatapannya dan bahkan menatapnya balik. 

Tanpa sadar Yufen mengangkat sudut bibirnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mendadak Terjatuh ke dalam Kolam sang Kaisar   Bab 31

    "Hachi.....," dia mengusap hidungnya yang gatal. "Siapa yang membicarakanku?" keluhnya. "Pangeran..., anda tidak apa - apa?" tanya seorang kasim."Sebaiknya anda segera masuk, udara di luar sedang tidak bagus.""Anda bisa terkena flu."Sean melirik kasim disampingnya."Memangnya aku bisa kenapa?" ucapnya dengan nada sinis.Sejak Sean dipaksa pulang ke Kerajaan Albama dia hidup dibawah tekanan ayahnya lagi.Dulu Sean sering kabur karena tidak mau mewarisi tahta Kerajaan Albama dan menjadi penguasa.Jiwa Sean lebih suka hidup bebas, dan bisa pergi kemanapun yang dia sukai."Ah... aku jadi merindukannya....," ucap Sean sambil menghela napas. "Kau...!!, panggilkan Sabo ke sini!!!" perintahnya pada kasim. "Baik Pangeran," kasim itu segera pergi mencari orang yang bernama Sabo. "Kiara...""Seandainya kau disini, mungkin aku akan tetap tinggal."Dia benar - benar merindukannya. ......Kekacauan di perbatasan timur akhirnya terdengar juga di telinga Kaisar Yufen. Saat rapat pagi dia

  • Mendadak Terjatuh ke dalam Kolam sang Kaisar   Bab 30

    "Bagaimana keadaanmu hari ini?" tanya Pangeran Huanzhe pada Kiara. "Lumayan lancar, lagi pula ini semua karenamu," ucap Kiara. "Terima kasih Pangeran Huanzhe. Pangeran Huanzhe tersenyum kemudian duduk di meja bersama Kiara yang sibuk dengan pekerjaan barunya. "Kau bersemangat sekali, aku bahkan jadi iri dengan perhiasan yang kau buat, karena mendapat perhatian khusus darimu." "Ha... ha... ha...," Pangeran Huanzhe tertawa. Kiara menoleh. Memandang aneh ke arah Pangeran Huanzhe. "Kenapa anda berkata begitu?" tanya Kiara memandang bingung Pangeran Huanzhe. Pangeran Huanzhe yang dipandang oleh Kiara menjadi salah tingkah. Dia memalingkan wajahnya ke sisi lain. "Tidak apa -apa, kau lanjutkan saja apa yang kau kerjakan," ucap Pangeran Huanzhe terbata. Kiara belum mengetahui bahwa Pangeran Huanzhe menyukai dirinya.Dengan cekatan Kiara membelah mengasah beberapa baru warna warni dengan bentuk bentuk yang sesuai seleranya. Dia membuat gelang, kalung, bros dan hiasan kepala. Un

  • Mendadak Terjatuh ke dalam Kolam sang Kaisar   Bab 29

    Bab29"Tuan.....""Ah... tuan...."Nada - nada manja terdengar dari mulut para wanita penghibur. Seorang pria, lumayan tampan sedang minum di bar itu. Dia bahkan tidak memesan wanita penghibur. Tapi para wanita penghibur itu datang padanya dengan sukarela. "Tuan.... tidakkah kau mau minum bersamaku?""Aku tidak akan memberimu harga," tawar salah seorang wanita itu. Dengan isyarat tangan pria itu menolak. Tapi para wanita lain tidak berhenti begitu saja. Mereka tetap memaksa pria itu dengan berujung penolakan semua. Bahkan sikap manja dan menggoda mereka tidak dilirik satupun oleh pria tampan itu. Para wanita penghibur itu menjadi penasaran dengan identitas pria tampan itu. "Siapa pria tampan itu?" tanya salah seorang wanita penghibur pada temannya. "Aku juga tidak tau, sepertinya dia baru pertama kali datang ke sini.""Karena aku baru melihatnya," jawab temannya. "Kurasa benar...., aku juga baru pertama kali melihatnya.""Dia tampan sekali....," timpal yang lainnya. Para

  • Mendadak Terjatuh ke dalam Kolam sang Kaisar   Bab 28

    Tuan...!!!" Dengan terburu - buru seorang pelayan laki - laki berlari menuju kediaman besar. Itu adalah kediaman keluarga Mirza. "Ada apa?!!!""Ini rumah bukan hutan, seenaknya saja kau berlarian!!" ucap tuan Mirza. "Maafkan saya tuan, tapi ini.... ada surat mendesak dari wilayah timur," dengan cepat pelayan itu mengeluarkan surat dari dalam bajunya. Tuan Mirza mengambilnya dan membukanya dengan cepat. Dia membaca apa isi surat itu dan sesekali mengerutkan alisnya. "KETERLALUAN...!!!" dia menggebrak meja dengan keras. "Apa - apaan ini, mereka pikir sedang berurusan dengan siapa!!""Panggilkan Jordan!!! CEPAT!!!""Ba.. baik," pelayan itu dengan tergesa keluar dan mencari keberadaan Jordan. Setelah mencari beberapa lama, Jordan sedang duduk di depan dapur. "Kak Jordan... kak Jordan..., tuan memanggilmu.""Ini penting dan kau disuruh segera kesana," dengan napas yang masih memburu, pelayan itu menyampaikan pesan pada orang yang bernama Jordan. Jordan segera berdiri dan melang

  • Mendadak Terjatuh ke dalam Kolam sang Kaisar   Bab 27

    Yufen duduk di samping tempat tidurnya sambil termenung. .Dia mengingat apa kata - kata yang Kiara katakan. Hatinya sakit. Dan bahkan dia tidak rela saat meningalkan paviliun Merpati untuk kembali ke Istana Naga karena malam sudah larut. "Kaisar...""Sudah larut, anda harus istirahat," kasim Leo mengingatkan."Panggil Daffa untuk menghadapku sekarang," Yufen memerintahkan kasim Leo. "Kaisar...." kasim Leo mengingatkan. "Kau tidak dengar apa kataku!?" Yufen berkata dengan marah. "Baik Kaisar," kasim Leo hanya bisa pergi dengan helaan napas. Setelah Daffa datang, hanya ada Kaisar Yufen dan Daffa yang berada di dalam ruangan. "Katakan segalanya!" perintah Yufen.Daffa memberi hormat lalu berkata."Nona Kiara akhir - akhir ini mendapat beberapa barang dan hadiah dari beberapa pelayan dan dayang.""Ditambah lagi, beberapa utusan bangsawan yang juga menitipkan beberapa herbal untuk nona Kiara dengan dalih kesehatan Nona Kiara.""Tapi seperti yang saya amati, nona Kiara tidak nyaman

  • Mendadak Terjatuh ke dalam Kolam sang Kaisar   Bab 26

    Malamnya.... Sebelum jam makan malam, Yufen yang lelah sehabis memeriksa berkas di ruang kerja langsung menuju ke paviliun Merpati. Dia ingin memeriksa kondisi Kiara dan sekaligus makan malam disana. "Silahkan Kaisar," Leo segera memberikan jalan pada Kaisar Yufen.Semua dayang dan pelayan di paviliun Merpati memberi hormat saat Kaisar Yufen datang. Tak terkecuali dengan Kiara yang ada di bagian ujung. "Kami memberi hormat pada Kaisar...""Bangunlah!!!" Yufen berjalan kearah meja makan dan duduk di kursinya. "Duduklah Kiara!"Kiara duduk disamping Kaisar Yufen. "Bagaimana keadaanmu hari ini?" "Aku dengar dari tabib, anemiamu sudah hampir sembuh."Sambil menunggu hidangan disiapkan Yufen ingin sedikit mengobrol dengan Kiara. "Hamba bersyukur, atas perhatian Kaisar dan juga tabib, hamba menjadi semakin baik," ucap Kiara. Kiara sadar siapa dirinya di dunia ini dan apa statusnya. "Kaisar...." "Bisakan hamba berbicara dengan anda?" tanya Kiara hati - hati. "Kau bisa bic

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status