“Apa yang sebenarnya telah terjadi pada Eleanor? Kenapa mendadak dia lupa siapa dirinya dan lupa dengan hari pernikahannya?” tanya Hardy pada dokter yang kembali dia panggil untuk memeriksa keadaan putrinya.
Dokter itu menggeleng dengan senyuman. “Kondisi nona Eleanor baik-baik saja, Pak. Beliau hanya kelelahan dan sedikit tekanan setres, saya tidak menemukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Mungkin karena sekarang cuacanya panas, nona Eleanor mengalami dehidrasi berat.” “Apa maksudnya?” tanya Hardy tidak puas. “Penyebab seseorang jatuh pingsan atau linglung sesaat bisa terjadi karena dehidrasi berat. Jika tubuh kekurangan cairan, otak tidak akan berfungsi dengan optimal, menyebabkan kehilangan konsentrasi dan penurunan daya ingat. Namun jika Anda masih khawatir, sebaiknya nona Eleanor dibawa ke rumah sakit untuk menemukan hasil yang lebih akurat." Hardy menghembuskan napasnya dengan berat, raut kesedihan terlihat diwajahnya memikirkan Eleanor yang bisa terjatuh pingsan berkali-kali dihari pernikahannya. Jika Dokter mengatakan Eleanor baik-baik saja, lantas apa yang telah membebani pikirannya sampai berkali-kali? Mustahil jika itu terjadi hanya karena dehidrasi. Hardy mulai berpikir, apa seberat ini menikah dengan Killian Morgan? Apakah keputusan Hardy yang memaksa menikahkan Eleanor dan Killan adalah keputusan yang tepat? Hardy memilki alasan yang begitu kuat mengapa dia kukuh menikahkan Eleanor dan Killian. Empat tahun yang lalu, Hardy terkena sarcoma jantung premier, sebuah tumor ganas yang sangat jarang terjadi. Berbagai cara pengobatan berusaha Hardy lakukan untuk kesembuhannya, termasuk operasi pengangkatan tumor. Setelah empat tahun berlalu, Hardy pikir penyakit itu sudah sepenuhnya hilang dan akhirnya dia bisa melanjutkan kehidupannya dengan tenang. Tanpa terduga, ternyata tumor itu kembali muncul lebih ganas dari sebelumnya, dan dokter menyatakan bahwa kali ini penyakitnya sudah tidak bisa disembuhkan. Hardy sangat ingin, sebelum kematiannya dia melihat Eleanor menikah dan berada ditangan yang tepat untuk terus mendapatkan bimbingan dan perlindungan. Edward dan Jenifer Morgan adalah sahabatnya, Hardy ingin mempercayakan putrinya pada mereka dengan menikahkan Eleanor pada salah satu putra sahabatnya. Hardy tidak dapat mempercayakan Eleanor pada isteri mudanya, Sonya. Sejak tahu Hardy tidak dapat disembuhkan lagi, justru Sonya begitu bersemangat ingin Fantasia Ballet Company diberikan kepada Thomas anaknya, meskipun Thomas bukanlah anak kandungnya Hardy. Hardy tahu, separuh jiwa Eleanor ada pada ballet, mimpinya adalah menjadi bintang ballerina. Dengan menjadi menantu keluarga Morgan, kedudukan Eleanor sebagai pewaris tunggal Fantasia Ballet Company akan semakin kuat, Sonya pun pasti akan berpikir dua kali andai nanti ingin merebut kedudukan Eleanor. *** Saat malam tiba, Shanie yang kini terjebak dalam tubuh Eleanor Roven masih mengurung diri di dalam kamar hotel. Mengabiskan waktunya untuk merenung, masih bertanya-tanya apakah dia harus mensyukuri situasi ini atau justru khawatir. Shanie boleh saja senang karena lolos dari kematian, tapi bagaimana dengan jiwa Eleanor? Kemana jiwa itu pergi sekarang? Sungguh malang nasibnya karena kehidupannya diambil alih begitu saja oleh Shanie. Bagaimana jika jiwa Eleanor Roven berada di Burkina Faso dan terjebak dalam tubuh Shanie? Melalui telepon yang tersedia di kamar hotelnya, Shanie mencoba menghubungi pangkalan militer hingga petinggi militer untuk bisa mengetahui kabar dan situasi di Burkina Faso. Sayangnya, usaha Shanie tidak membuahkan hasil karena tidak ada satupun yang bersedia berbicara dengannya, justru orang-orang yang Shanie coba hubungi menganggap dirinya adalah orang iseng. Kemana lagi kini Shanie harus mencari informasi? Setitik kesadaran menyadarkan Shanie yang tengah kebingungan. Shanie perlu bertanya kepada keluarganya! “Keluarga?” tanya Shanie dengan mata bergerak kebingungan, pasalnya tidak mengingat apapun yang berhubungan dengan keluarganya, kecuali Melody adik tirinya. Shanie mulai meremas kuat rambutnya, semakin dia berusaha mengingat, semakin Shanie lupa, sampai-sampai tidak ingat tanggal berapa dia dilahirkan, nama lengkapnya, nama orang tuanya, dimana selama ini dia tinggal. “Ada apa dengan ingatanku? Kenapa menjadi seperti ini?” tanya Shanie mengerang frustasi. Shanie mengatur napasnya berkali-kali, berusaha untuk mendapatkan ketenangannya kembali agar bisa berpikiran jernih dan menemukan jalan. “Bukankah tadi Javier dan Melody tadi ada di tempat ini?” tanya Shanie lagi begitu menyadari sesuatu. Jika memang benar Javier ada ditempat ini, itu artinya Shanie bisa menemuinya dan bertanya secara langsung! Klik! Pintu kamar terbuka. Killian yang seharian ini tidak mengunjungi isterinya akhirnya datang ke kamar pengantinnya.Suara desahan halus terdengar bersahutan, Eleanor berpegangan pada belakang kursi ditengah guncangan tubuhnya yang berada dalam pelukan dan saling menyatu. “Cukup.. Killian...” rintih Eleanor putus asa tidak diberi jeda sedikitpun untuk beristirahat.Tempat sempit itu semakin menguarkan panas dari pergumulan yang terus berlanjut.Dibawah kegelapan, wajah Killian memerah masih berselimut gairah, dia meraih wajah Eleanor dan menggigit tengkuknya, sementara tangan satunya lagi memberikan stimulasi pada daging kecil milik Eleanor yang kini telah basah.Kaki Eleanor bereaksi mengejang, suara rengekan halusnya ikut terdengar kala menerima cubitan halus dari jari Killian."Kau yakin ingin berhenti?" tanya Killian menggesek milik Eleanor ditengah hentakannya yang keluar masuk dengan kuat, pria itu menggigit daun telinga Eleanor dan mengulumnya.Eleanor mengerang pelan, tubuhnya menegang dibawah godaan yang membuat seluruh syarafnya menari dalam gelombang hasrat.Tatapan Killian membara, sema
“Lantas, apa hubungannya perempuan itu denganku sekarang?” tanya Eleanor, menguji akan sampai sejauh mana Killian berani bicara jujur tentang Shanie, perempuan yang Killian ceritakan tanpa ia sebutkan namnya.Dan, tanpa Killian tahu, perempuan itu kini berada di hadapannya…Killian menelan salivanya dengan kesulitan, pria itu bergerak tidak nyaman, tampak ragu untuk berbicara lebih jauh karena kemungkinan akan menimbulkan boomerang dalam hubungan mereka.Disisi lain, Killian tersadar bahwa dia sudah terlanjur bercerita tentang masa lalunya, rasanya sudah tidak perlu lagi untuk berbohong.Killian tidak ingin terjatuh ditempat yang sama, lebih baik dia berbicara jujur dan menerima sakitnya sekarang dibandingkan hancur diakhir.Killian menarik napasnya dalam-dalam, sampai akhirnya dia pun berkata, “Aku melihat, ada dirinya didalam dirimu Eleanor. Aku tidak bermaksud menganggapmu seperti mantan kekasihku, semuanya terjadi diluar rencanaku karena sebelumnya aku tidak melihatmu dengan car
Hujan turun kian deras, angin kencang menggerakan pepohonan. Musim panas telah berakhir menuju musim gugur.Diruangan yang sempit itu Eleanor dan Killian terjebak tidak memiliki tempat untuk bergerak kemanapun, hanya ada suara hujan yang berjatuhan ditemeni cahaya lampu dari handpone yang menerangi kegelapan pekat.Hembusan angin kencang dari luar menggigilkan tubuh Killin yang kini bertelanjang dada. Killian berdeham memecah keheningan, diam-diam melirik Eleanor, pria itu masih sempat-sempatnya tersenyum malu dan jantungnya berdebar menikmati kekacauan yang tiba-tiba terjadi.Rencananya untuk pergi berlayar harus berakhir terjebak ditengah kebun.Anehnya, Killian merasa jika moment ini cukup menyenangkan untuknya.Disisi lain, Eleanor yang telah diuji kesabarannya berkali-kali merutuki dirinya sendiri, menyesal telah berucap janji, tidak akan bercerai dengan Killian Morgan.Sia-sia Eleanor berjanji dan menanggapi kekonyolan Killian jika pada akhirnya dia akan tetap terjebak ditengah
Eleanor menggeram kesal, batinnya memaki frustasi. Sekian lama dia berpisah dengan Killian, sifatnya yang kekanakan dan suka merajuk sampai keinginannya terpenuhi ternyata tidak pernah mati termakan usia.Di bawah langit yang semakin gelap itu, intensitas ketegangan semakin bertambah menjadi saksi perdebatan dari pasangan yang memiliki keinginan saling bertolak belakang.Killian jelas tidak ingin ada perpisahan apapun suatu hari nanti setelah dia menyadari bahwa dia telah mencintai Eleanor.Killian tidak sanggup lagi kehilangan seseorang yang diam-diam telah mengisi kekosongan jiwanya. Belasan tahun ia mencari dan kini, dia tak rela kehilangannya untuk kedua kalinya.Sementara Eleanor, dia menganggap pernikahan mereka tidak semudah yang terlihat. Jiwa Shanie yang ada didalamnya masih terluka, benci, marah dan kecewa pada sosok Killian yang telah menorehkan luka begitu besar dalam kehidupan dia sebelumnya.Shanie ragu, sulit untuknya berdamai, terlebih Killian dan Javier adalah kakak b
Suara burung hantu terdengar malam yang mulai larut, semerbak harum aroma mawar kian terasa dibawah langit yang semakin gelap gulita bersama hembusan angin kencang.Sudah lebih dari lima belas menit Eleanor duduk menunggu, namun Killian masih betah berdiam diri ditempatnya tidak menunjukan tanda-tanda dia akan segera kembali.Posisi mereka saat ini berada ditengah-tengah kebun dan dikelilingi hutan, jauh kemanapun.Eleanor melihat kepenjuru arah yang hanya menyuguhkan kegelapan bersama beberapa buah lampu menerangi jalan disetiap jarak seratus meter.Tampaknya perjalanan untuk pergi ke tempat berlayar masih sangat jauh menuju dermaga kapal yang akan membawa mereka pergi berlayar.Eleanor menarik napasnya dalam-dalam, merasakan detak jantung yang berdebar kencang.Jiwa Shanie tidak takut dengan kegelapan yang sunyi, namun terkhusus malam ini, entah mengapa hatinya sangat gelisah dan lebih sensitif.Dengan tidak sabaran dan tidak mau menungu lebih lama lagi, Eleanor akhirnya menurunkan
“Ayah memanggilku?” tanya Thomas berdiri diambang pintu.“Duduklah Thomas,” perintah Hardy.Thomas akhirnya masuk ke dalam ruangan dan menutup rapat pintu untuk menghalangi usaha ibunya yang tengah berdiri dibalik dinding berusaha untuk mendengarkan pembicaraan.“Ayah ingin berbicara apa?” tanya Thomas setelah duduk.“Bagaimana pekerjaanmu?” tanya Hardy masih berdiri di depan jendela dan membelakangi Thomas.Thomas terdiam sejenak, mencoba memahami situasi yang saat ini sedang terjadi. “Semuanya berjalan baik, Yanjing pasti sudah memberitahu Ayah jika ada beberapa aturan yang aku ubah untuk penerimaan mahasiswa baru.”Hardy perlahan membalikan badannya dan melihat Thomas dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. Thomas menarik napasnya dalam-dalam merasakan ada sesuatu yang tidak beres dengan sikap Hardy.Beberapa tahun setelah Hardy menjadi ayah tirinya, Thomas sudah cukup mengenal baik buruknya sifat Hardy Roven, meski cukup keras kepala, harus Thomas akui Hardy adalah sosok ayah