Share

Kesempatan Kedua

Author: Asayake
last update Last Updated: 2025-05-17 22:32:07

Killian sendiri menengadahkan kepalanya dengan mulut terbuka, dia kesulitan bernapas karena hidungnya yang berdarah harus tersumpal tishu. Berkali-kali pria itu berkaca pada cermin untuk memastkan jika struktur hidungnya yang sempurna tidak mengalami perubahan akibat tonjokan yang sangat kuat dari tangan Eleanor yang sekeras batu.

Beruntung saja, upacara pernikahan sudah selesai sehingga dia bisa melepas setelan putihnya yang telah ternodai darah dari hidung.

Sial betul nasib Killian hari ini, selain harus kehilangan kebebasan hidupnya kerena menikahi perempuan kolot dan membosankan, tanpa terduga dia juga dihajar didepan umum saat sesi photo.

Entah jenis setan apa yang sudah merasuki Eleanor Roven hari ini, perempuan selemah lembaran tishu itu tiba-tiba memiliki kekuatan sampai berhasil membuatnya terjungkal.

Killian mendengus geli, pikirannya menduga-duga bahwa alasan Eleanor menghajarnya karena Killian sempat mengejeknya ketika mereka masih berdiri di altar.

“Nanti adalah malam pertama kita, karena kau membosankan, apa aku harus memanggil wanita lain untuk mengajarimu dan kita melakukan threesome?” bisikan itu Killian ucapkan tepat setelah mengucap janji dan bertukar cincin.

Masih Killian ingat wajah merah padam Eleanor, matanya penuh kilatan kemarahan yang terhina karena mendengar kata-kata kotor setelah beberapa detik mereka mengikrarkan janji suci pernikahan.

Sepertinya, Eleanor dendam karena perkataan itu.

Tidak terbayangkan jika Eleanor menghajarnya saat tadi mereka masih di altar, mungkin itu akan jauh lebih seru dan Killian memiliki alasan untuk langsung menceraikannya.

“Berhenti senyum-senyum sendiri, lihatlah isterimu yang sedang sakit!” tegur Jennifer Morgan, ibunya Killian.

“Nanti saja, Ibu tidak lihat aku juga sedang sakit?” elak Killian menolak bertemu dengan isterinya.

“Eleanor sangat membutuhkan dukunganmu Killian,” tekan Jenifer memperingatkan.

“Anak Ibu itu sebenarnya siapa? Kenapa Ibu lebih sayang Eleanor dibandingkan denganku? Ibu tidak lihat tadi Eleanor menghajarku? Sekarang aku ini korban kekerasan dalam rumah tangga,” protes Killian tersulut kemarahan.

Sebelum mendengarkan omelan ibunya lagi, Killian terburu-buru beranjak dan memilih pergi menemui teman-temannya yang tengah beristirahat dibandingkan menemui isterinya yang membosankan itu.

Lagipula, tidak ada gunanya menemui Eleanor, mereka berdua tidak pernah terlibat percakapan normal karena wanita itu lebih suka diam membisu seperti pajangan rumah.

Sementara itu...

Setelah terjatuh pingsan, Shanie sempat berlari kabur meninggalkan kamar, lalu berteriak histeris seperti orang gila saat tidak sengaja melihat wajah yang tidak dikenalinya muncul di dinding lift, Shanie akhirnya kembali jatuh pingsan, lagi dan lagi.

Untuk memastikan bahwa dia tidak sedang berhalusinasi usai dibrondong peluru di medan perang, Shanie sampai melukai punggung tangannya hingga berdarah hanya untuk bisa merasakan sakit yang lebih nyata memastikan jika dia tidak gila.

Saat Shanie berencana mengatakan siapa dirinya pada dokter, dia justru kehilangan suara dan lidahnya terkunci seakan ada sesuatu yang menahannya agar tidak buka suara.

Sudah ada dua dokter yang datang dan memeriksanya, namun kedua dokter itu kesulitan mendiagnosa apa yang sebenarnya telah terjadi pada Eleanor Roven karena kondisi tubuhnya baik-baik saja.

Kini, Shanie hanya bisa terbaring di ranjang karena kelelahan.

Lebih dari dua jam, Shanie diam bengong seperti patung, masih shock tidak mempercayai keadaannya sekarang yang telah terperangkap dalam tubuh perempuan asing.

Shanie terus bertanya-tanya, jika dia terperangkap dalam tubuh Eleanor Roven, lalu kemana perginya jiwa Eleanor sekarang?

“Tanggal berapa sekarang?” tanya Shanie mulai bangkit dan melihat pintu kamar hotelnya yang setengah terbuka.

Dibalik pintu itu, terdapat ayah dan assistant Eleanor Roven yang tengah mengintip dengan wajah penuh kekhwatiran karena sikap aneh Eleanor Roven seperti orang yang sudah kehilangan kewarasannya.

“Oi!” panggil Shanie dengan kaki bersila, masih menggunakan gaun pengantinnya dan keadaan rambut yang acak-acakan.

“Anda memanggil saya, Nona?” tanya Yanjing dengan senyuman kaku.

“Ya, siapa saja,” jawab Shanie.

Hardy yang terlampau khawatir langsung mendorong Yanjing untuk masuk ke dalam.

“Ada yang bisa saya bantu Nona?” tanya Yanjing begitu berdiri di hadapan Shanie yang terperangkap dalam tubuh Eleanor.

“Coba perlihatkan kalender di handponemu,” pinta Shanie.

Yanjing terburu-buru mengeluarkan handponenya dan memperlihatkan tanggal di kalender yang menunjukan tanggal 25 Mei 2025. Hari ini, adalah hari dan tanggal yang sama dengan Shanie yang seharusnya berada di Burkina Faso tengah berperang.

Dilihatlah lagi Yanjing dengan serius. “Coba kau sebutkan, aku ini siapa dan kenapa aku ada disini?”

“Tuan Hardy! Nona Eleanor hilang ingatan!” teriak Yanjing berlari keluar tanpa memberikan jawaban yang diinginkan Shanie.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mendadak di Pelaminan dengan Mantan   Pertemuan

    Begitu kesadarannya kembali, Shanie langsung mendorong dada Killian agar menjauh."Sekarang sudah sempurna," ucap Killian dengan senyuman puasnya melihat hasil pekerjaannya sendiri.Hati Shanie berteriak memaki, namun mulutnya terkatup rapat menahan diri.***“Brengsek!” maki Shanie bercermin di dinding lift, dengan kasar dia mengusap jejak merah yang telah Killian tinggalkan dipermukaan kulitnya yang terbuka. Shanie bersungut-sungut marah karena harus menutupinya dengan mengenakan kardigan agar bekas tanda tidak senonoh yang ditinggal Killian tidak terlihat berlebihan. Shanie sangat kesal setengah mati, harusnya dia meninju perut pria itu sampai muntah sebelum meninggalkannya di kamar. Sifatnya buruknya yang suka bertindak seenaknya sangat menyebalkan, Shanie berharap sifat buruknya yang lain telah hilang termakan usia, Shanie akan sangat kesulian untuk untuk mengendalikannya karena suasana hati pria itu sangat mudah berubah bersamaan dengan jalan pikiran yang sulit ditebak.

  • Mendadak di Pelaminan dengan Mantan   Eleanor Baru

    Shanie melongo kaget mendengar jawaban narsis Killian, sifatnya tidak pernah berubah sejak dulu, masih saja menyebalkan dan bermulut kotor. Gigi Shanie saling mengetat menahan kejengkelan, dia enggan mengalah dengan meringkuk tidur di kursi kecil sementara Killian tidur nyaman diranjang besar yang empuk. Berhari-hari Shanie berada di medan perang dan tidur diatas tanah, tidak akan biarkan dia kembali tidur diatas tempat yang keras. tanpa pikir panjang Shanie langsung membaringkan diri di samping Killian dan melentangkan kedua kakinya untuk mengambil sisa wilayah yang tersisa di ranjang. Apapun yang dilakukan Killian di sampingnya nanti, pria itu sudah tidak membawa pengaruh apapun lagi padanya. Shanie akan menganggap jika saat ini dia sedang tidur dengan seekor anjing. Alis Killian terangkat perlahan, keputusan Eleanor yang membaringkan diri disampingnya dan langsung tertidur cukup mengejutkan. Perempuan membosankan yang sangat irit bicara, minim ekspresi dan selalu menjaga

  • Mendadak di Pelaminan dengan Mantan   Sepakat

    “Kemana perginya dia? Apa mungkin dia kabur?” pikir Killian tidak menemukan keberadaan Eleanor. Killin sudah pergi menemui ayahnya, dia sudah mandi, namun Eleanor masih tidak kunjung terlihat. Killian membaringkan dirinya di ranjang dalam keadaan bertelanjang dada, melepas lelah dan menyingkirkan pikiran beratnya dari pernikahan yang semakin membebaninya. Killian sudah mengenal Hardy sejak dia masih kecil, lelaki itu memiliki kesan yang baik dalam hidupnya sehingga Killian segan untuk membuatnya tesinggung apalagi menyakiti hatinya. Sementara itu, pertemuan Killian dan Eleanor hanya berlangsung satu tahun terakhir saat dia baru kembali dari luar negeri, tidak ada satu kesanpun yang Killian miliki untuk menggambarkan sosok Eleanor Roven selain dengan kata 'dingin'. Mendengar Hardy kini tengah sakit parah, rasanya tidak tega jika Killian membuatnya hati sahabat ayahnya itu terluka. Mungkin lebih baik jika Killian bersandiwara sejenak dihadapan Hardy agar Hardy bisa tenang da

  • Mendadak di Pelaminan dengan Mantan   Kebenaran

    Duduk bersembunyi di tangga darurat, Shanie membuka tas yang telah Hardy bawakan untuk Elenaor Roven. Shanie harus memeriksanya terlebih dahulu sebelum kembali ke kamar, mungkin saja dari dalam tas itu dia akan menemukan sebuah jawaban penting mengapa jiwanya bisa terjebak dalam tubuh Eleanor. Dari dalam tas itu, Shanie hanya menemukan dompet yang berisi identitas dan kartu lainnya, alat make up dan dan sebuah handpone. Cukup dengan sidik jari, handpone yang sempat terkunci akhirnya terbuka, mempermudah Shanie untuk menemukan banyak informasi didalamnya. Melalui gallery handpone, Shanie menemukan ratusan photo milik Eleanor sejak dia masih kecil hingga dewasa. Menariknya, semua photo didalam gallery itu, Eleanor tengah mengenakana pakaian ballet dengan beberapa potong cuplikan video pertunjukan gemilangnya di atas panggung. Tampaknya, Eleanor sangat mencintai ballet. Pantas saja Hardy sempat membicarakan sebuah pertunjukan pada Shanie, ternyata inilah jawabannya. Tidak menemukan

  • Mendadak di Pelaminan dengan Mantan   Penenang

    Shanie melangkah gontai dengan suara isak tangisnya yang tidak dapat hentikan, Shanie butuh udara segar agar bisa terlepas dari sakit dan kegilaan yang tengah terjadi dalam hidupnya saat ini. Tapi, kemana kini Shanie harus melangkah? Dia malu pergi keluar hotel dan bertemu banyak orang dalam keadaan berantakan seperti ini. “Eleanor,” panggil Hardy yang tidak sengaja berpapasan dengannya. Melihat putrinya yang kedapatan sedang menangis, Hardy mendekat dengan langkah tergesa dan mengusap wajahnya yang basah oleh air mata. “Ada apa Nak? Apa Killian sudah berbuat buruk padamu?” tanya Hardy penuh kekhawatiran. Shanie yang kini terjebak dalam tubuh Eleanor hanya bisa menggeleng tidak membenarkan, dia segera memeluk Hardy untuk mencari sebuah sandaran dari sosok orang tua yang begitu Shanie butuhkan agar bisa tetap kuat menghadapi cobaan yang sedang terjadi dalam hidupnya. “Nak, kenapa kau menangis? Tolong beritahu ayah, siapa yang telah menyakitimu?” bisik Hardy mengusap lembut bahu p

  • Mendadak di Pelaminan dengan Mantan   Dua Pengkhianat!

    Shanie duduk dalam ketegangan, mata dan telinganya telah dia siapkan setajam mungkin menanti apa yang sebenarnya akan dibicarakan Melody dan Javier ditempat ini. “Bagaimana kesan pertemuan pertamamu dengan ibuku?” tanya Javier. Suara helaan napas terdengar dari mulut Melody. “Ibumu orang yang sangat sulit Javier, aku telah berusaha untuk mengakrabkan diri dengannya, tapi dia menciptakan tembok tinggi yang membatasiku,” keluh Melody. Javier tidak bereaksi, pria itu justru sibuk memandang keluar jendela seperti sedang memikirkan sesuatu. “Javier, kau tidak dengar ucapanku?” tegur Melody menaikan nada suaranya. “Aku mendengarnya Melody,” jawab Javier mulai menatap Melody. “Bujuklah ibumu Javier. Hari ini adikmu telah menikah, sebagai seorang kakak harusnya kau juga mudah mendapatkan persetujuan menikah seperti Killian,” pinta Melody dengan serius. Shanie menarik napasnya dengan kesulitan, dari percakapan itu Shanie bisa mengambil kesimpulan jika ternyata Javier adalah kakak Killi

  • Mendadak di Pelaminan dengan Mantan   Memberitahu Killian

    “Ayah memanggilku?” tanya Killian menghampiri Edward yang tengah duduk sendirian. Edward tersenyum lembut dengan satu anggukan, dia menepuk kursi kosong di sisinya, mengisyaratkan agar Killian duduk disana, dengan patuh Killian-pun duduk. “Ada yang perlu kita bicarakan, ini tentang Eleanor,” ucap Edward dengan serius. Killian mengambil gelas minuman yang telah disediakan untuknya, meneguknya untuk melepas dahaga. Killian sudah bersiap diri meninggalkan percakapan jika ayahnya kembali membicarakan sesuatu yang membuatnya tidak suka. Baru beberapa jam dia sah menikah dengan Eleanor, rasanya ada beban begitu besar yang sudah siap menyiksanya dimasa depan. Bukan tanpa alasan, orang tua Killian sangat menyayangi perempuan membosankan itu dibandingkan Killian sebagai anak kandungnya sendiri. Killia sudah bisa membayangkan, jika terjadi sesuatu pada Eleanor, maka Killian orang pertama yang akan disalahkan. Pernikahan yang didasari untuk kelangsungan kepentingan bisnis keluarga sud

  • Mendadak di Pelaminan dengan Mantan   Mantan

    Killian menutup pintu dengan hati-hati, matanya bergerak menyapukan pandangannya pada pemandangan aneh di depannya, wajah acak-acakan Eleanor dengan make up luntur, rambut panjangnya yang kusut, gaun berantakan hingga bagian dada gaun pengantinnya bergeser ke bawah lengan. Killian tidak terbiasa, perempuan yang selalu rapi dalam keadaan apapun, tampil seperti mannequin yang dipajangkan di balik kaca butik, tiba-tiba saja berantakan seperti boneka yang sudah dilempar ke beberapa tong sampah. Killian berdeham memecah keheningan, tidak nyaman ditatap sinis oleh Eleanor. Shanie mendengus menahan makian. Shanie tidak pernah menyangka, mantan terburuk dalam hidupnya, lelaki yang sangat dia benci kini berstatus sebagai suami Eleanor Roven, pemilik tubuh yang sedang Shanie rasuki! Masih bisa Shanie ingat prilaku buruk yang dulu pernah Killian lakukan dalam hidupnya, pria itu menjadikan Shanie sebagai bahan taruhan. Betapa polosnya Shanie waktu itu, dia sama sekali tidak sadar jika Killi

  • Mendadak di Pelaminan dengan Mantan   Alasan Pernikahan

    “Apa yang sebenarnya telah terjadi pada Eleanor? Kenapa mendadak dia lupa siapa dirinya dan lupa dengan hari pernikahannya?” tanya Hardy pada dokter yang kembali dia panggil untuk memeriksa keadaan putrinya. Dokter itu menggeleng dengan senyuman. “Kondisi nona Eleanor baik-baik saja, Pak. Beliau hanya kelelahan dan sedikit tekanan setres, saya tidak menemukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Mungkin karena sekarang cuacanya panas, nona Eleanor mengalami dehidrasi berat.” “Apa maksudnya?” tanya Hardy tidak puas. “Penyebab seseorang jatuh pingsan atau linglung sesaat bisa terjadi karena dehidrasi berat. Jika tubuh kekurangan cairan, otak tidak akan berfungsi dengan optimal, menyebabkan kehilangan konsentrasi dan penurunan daya ingat. Namun jika Anda masih khawatir, sebaiknya nona Eleanor dibawa ke rumah sakit untuk menemukan hasil yang lebih akurat." Hardy menghembuskan napasnya dengan berat, raut kesedihan terlihat diwajahnya memikirkan Eleanor yang bisa terjatuh pingsan berka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status