Share

Mantan

Author: Asayake
last update Last Updated: 2025-05-17 22:33:43

Killian menutup pintu dengan hati-hati, matanya bergerak menyapukan pandangannya pada pemandangan aneh di depannya, wajah acak-acakan Eleanor dengan make up luntur, rambut panjangnya yang kusut, gaun berantakan hingga bagian dada gaun pengantinnya bergeser ke bawah lengan.

Killian tidak terbiasa, perempuan yang selalu rapi dalam keadaan apapun, tampil seperti mannequin yang dipajangkan di balik kaca butik, tiba-tiba saja berantakan seperti boneka yang sudah dilempar ke beberapa tong sampah.

Killian berdeham memecah keheningan, tidak nyaman ditatap sinis oleh Eleanor.

Shanie mendengus menahan makian. Shanie tidak pernah menyangka, mantan terburuk dalam hidupnya, lelaki yang sangat dia benci kini berstatus sebagai suami Eleanor Roven, pemilik tubuh yang sedang Shanie rasuki!

Masih bisa Shanie ingat prilaku buruk yang dulu pernah Killian lakukan dalam hidupnya, pria itu menjadikan Shanie sebagai bahan taruhan. Betapa polosnya Shanie waktu itu, dia sama sekali tidak sadar jika Killian berpacarannya dengannya hanya demi memenangkan taruhan sejumlah uang.

Semua orang menertawakan Shanie, mereka mengejeknya dengan begitu kejam didepan ratusan orang. Menganggap Shanie murahan dan terlalu berharap bisa dicintai oleh pria yang tidak akan pernah selevel dengannya.

Betapa menyakitkannya kejadian itu sampai membuat Shanie akhirnya berhenti kuliah di semester pertama, dan akhirnya kejadian itulah yang membuat Shanie memutuskan pindah ke sekolah militer menghabiskan waktunya untuk mengabdikan diri pada negara.

Tidak Shanie sangka, setelah tujuh tahun berlalu, mereka dipertemukan dengan cara seperti ini.

Shanie sangat membencinya!

Sialnya, setidak suka apapun Shanie pada Killian Morgan, dia tidak boleh menghancurkan pernikahan Eleanor Roven dengan suaminya.

“Kenapa terus memelototiku seperti itu? Harusnya aku sekarang aku yang marah padamu,” protes Killian terdengar ketus.

“Aku butuh bantuanmu,” jawab shanie bertubuh Eleanor.

“Bantuan?”

“Bantu lepaskan pengait gaun dibelakang punggungku, sangat pengap,” jawab Eleanor, tanpa ragu wanita itu langsung membalikan badan dan meminta Killian membantu melepaskan gaun pengantinnya.

Killian sempat mengerjapkan matanya beberapa kali, memastikan diri bahwa dia tidak salah dengar.

“Kau tidak salah kan?” tanya Killian tidak dapat menutupi rasa herannya.

“Apa salah meminta bantuan pada suamiku sendiri?” Shanie balik bertanya.

Killian kembali mengerjap, seluruh permukaan kulitnya merinding hebat mendengar seorang Eleanor Roven dengan wajah datarnya menyebut Killian 'suamiku'.

Sangat sulit untuk dipercaya, bisa-bisanya Eleanor mendadak berubah. Apa mungkin Eleanor hanya sedang berakting pura-pura baik agar tidak dituntut meminta maaf karena telah menghajar suaminya sendiri?

Killian mengenyahkan pikirannya yang berkeliaran kemana-mana, terburu-buru ia segera melepas pengait gaun, menarik turun resleting dipunggung Eleanor, meloloskan gaun putih cantik itu jatuh ke lantai menyisakan corset dan celana dalam yang mengait pada stocking.

Killian menelan salivanya dengan kesulitan, pandangan matanya tidak dapat dia alihkan pada setiap lekuk tubuh Eleanor yang tengah berdiri dihadapannya.

Ini untuk pertama kalinya Killian melihat Eleanor dalam kondisi nyaris telanjang setelah beberapa tahun mengenalnya.

Tidak Killian sangka, dinginnya wajah Eleanor bertolak belakang dengan fisiknya yang panas terpahat dengan sempurna dari segala sisi.

Menyadari tengah diperhatikan oleh suaminya Eleanor, dengan santainya Shanie berceletuk, “Jangan menuntut jatah malam pertama, aku tidak bisa.”

“Siapa juga yang mau melakukan malam pertama denganmu! Kau percaya diri sekali,” jawab Killian merenggut kesal.

“Tapi matamu menatapku dengan lapar.”

“Kau jangan salah paham ya, aku melihatmu karena kebetulan saja kau dihadapanku," elak Killian gelagapan tidak dapat menutupi rasa malunya karena telah kedapatan memperhatikan wanita yang selama ini sering di ejeknya.

***

Shanie melepaskan semua pakaian yang tersisa ditubuh Eleanor Roven, berdiri dibawah shower dan membiarkan dinginnya air membasahi tubuh, menyegarkan pikirkannya yang masih sumrawut.

Sampai detik ini, rasanya masih seperti mimpi setiap kali melihat bayangan wajah perempuan asing muncul di depan cermin.

Tidak hanya itu saja, Shanie juga masih tidak mengerti mengapa dari sekian banyak kenangan dalam hidup, hanya tentang Javier, Killian dan Melody yang dia ingat. Selebihnya, Shanie tidak dapat mengingat apapun selain kenangan-kenangan singkat singkatnya yang samar-samar.

“Bagaimana jika selamanya aku berada dalam tubuh Eleanor?” pikir Shanie mempertanyakan kebingungannya.

Tidak mau berlaru-larut dalam kebingungan yang tidak terjawab, Shanie mengambil beberapa tetes sabun dan membasuh tubuhnya. Setelah mandi nanti, Shanie harus pergi mencari Javier dan meminta bantuan darinya.

Shanie yakin, kekasihnya pasti bisa membantu meski dia tidak tahu bahwa jiwa yang ada dalam tubuh Eleanor Roven saat ini adalah Shanie.

Shanie tidak menginginkan apapun, dia hanya ingin tahu kabar tentang dirinya di Burkina Faso. Jika Shanie masih selamat, kemungkinan untuk bisa kembali kedalam tubuhnya masih ada.

Shanie menghela napasnya dengan berat, mengusap dinding didepannya dan melihat wajah Eleanor yang samar-samar terlihat. “Maafkan aku Eleanor. Aku tidak pernah bermaksud mengambil alih kehidupanmu, namun dimanapun jiwamu berada sekarang, aku berharap kau baik-baik saja. Aku berjanji padamu Eleanor, aku akan menjaga tubuhmu, ayahmu, dan suamimu sampai nanti kau kembali mendapatkan kembali tubuhmu,” ucap Shanie bersungguh-sungguh.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mendadak di Pelaminan dengan Mantan   Pertemuan

    Begitu kesadarannya kembali, Shanie langsung mendorong dada Killian agar menjauh."Sekarang sudah sempurna," ucap Killian dengan senyuman puasnya melihat hasil pekerjaannya sendiri.Hati Shanie berteriak memaki, namun mulutnya terkatup rapat menahan diri.***“Brengsek!” maki Shanie bercermin di dinding lift, dengan kasar dia mengusap jejak merah yang telah Killian tinggalkan dipermukaan kulitnya yang terbuka. Shanie bersungut-sungut marah karena harus menutupinya dengan mengenakan kardigan agar bekas tanda tidak senonoh yang ditinggal Killian tidak terlihat berlebihan. Shanie sangat kesal setengah mati, harusnya dia meninju perut pria itu sampai muntah sebelum meninggalkannya di kamar. Sifatnya buruknya yang suka bertindak seenaknya sangat menyebalkan, Shanie berharap sifat buruknya yang lain telah hilang termakan usia, Shanie akan sangat kesulian untuk untuk mengendalikannya karena suasana hati pria itu sangat mudah berubah bersamaan dengan jalan pikiran yang sulit ditebak.

  • Mendadak di Pelaminan dengan Mantan   Eleanor Baru

    Shanie melongo kaget mendengar jawaban narsis Killian, sifatnya tidak pernah berubah sejak dulu, masih saja menyebalkan dan bermulut kotor. Gigi Shanie saling mengetat menahan kejengkelan, dia enggan mengalah dengan meringkuk tidur di kursi kecil sementara Killian tidur nyaman diranjang besar yang empuk. Berhari-hari Shanie berada di medan perang dan tidur diatas tanah, tidak akan biarkan dia kembali tidur diatas tempat yang keras. tanpa pikir panjang Shanie langsung membaringkan diri di samping Killian dan melentangkan kedua kakinya untuk mengambil sisa wilayah yang tersisa di ranjang. Apapun yang dilakukan Killian di sampingnya nanti, pria itu sudah tidak membawa pengaruh apapun lagi padanya. Shanie akan menganggap jika saat ini dia sedang tidur dengan seekor anjing. Alis Killian terangkat perlahan, keputusan Eleanor yang membaringkan diri disampingnya dan langsung tertidur cukup mengejutkan. Perempuan membosankan yang sangat irit bicara, minim ekspresi dan selalu menjaga

  • Mendadak di Pelaminan dengan Mantan   Sepakat

    “Kemana perginya dia? Apa mungkin dia kabur?” pikir Killian tidak menemukan keberadaan Eleanor. Killin sudah pergi menemui ayahnya, dia sudah mandi, namun Eleanor masih tidak kunjung terlihat. Killian membaringkan dirinya di ranjang dalam keadaan bertelanjang dada, melepas lelah dan menyingkirkan pikiran beratnya dari pernikahan yang semakin membebaninya. Killian sudah mengenal Hardy sejak dia masih kecil, lelaki itu memiliki kesan yang baik dalam hidupnya sehingga Killian segan untuk membuatnya tesinggung apalagi menyakiti hatinya. Sementara itu, pertemuan Killian dan Eleanor hanya berlangsung satu tahun terakhir saat dia baru kembali dari luar negeri, tidak ada satu kesanpun yang Killian miliki untuk menggambarkan sosok Eleanor Roven selain dengan kata 'dingin'. Mendengar Hardy kini tengah sakit parah, rasanya tidak tega jika Killian membuatnya hati sahabat ayahnya itu terluka. Mungkin lebih baik jika Killian bersandiwara sejenak dihadapan Hardy agar Hardy bisa tenang da

  • Mendadak di Pelaminan dengan Mantan   Kebenaran

    Duduk bersembunyi di tangga darurat, Shanie membuka tas yang telah Hardy bawakan untuk Elenaor Roven. Shanie harus memeriksanya terlebih dahulu sebelum kembali ke kamar, mungkin saja dari dalam tas itu dia akan menemukan sebuah jawaban penting mengapa jiwanya bisa terjebak dalam tubuh Eleanor. Dari dalam tas itu, Shanie hanya menemukan dompet yang berisi identitas dan kartu lainnya, alat make up dan dan sebuah handpone. Cukup dengan sidik jari, handpone yang sempat terkunci akhirnya terbuka, mempermudah Shanie untuk menemukan banyak informasi didalamnya. Melalui gallery handpone, Shanie menemukan ratusan photo milik Eleanor sejak dia masih kecil hingga dewasa. Menariknya, semua photo didalam gallery itu, Eleanor tengah mengenakana pakaian ballet dengan beberapa potong cuplikan video pertunjukan gemilangnya di atas panggung. Tampaknya, Eleanor sangat mencintai ballet. Pantas saja Hardy sempat membicarakan sebuah pertunjukan pada Shanie, ternyata inilah jawabannya. Tidak menemukan

  • Mendadak di Pelaminan dengan Mantan   Penenang

    Shanie melangkah gontai dengan suara isak tangisnya yang tidak dapat hentikan, Shanie butuh udara segar agar bisa terlepas dari sakit dan kegilaan yang tengah terjadi dalam hidupnya saat ini. Tapi, kemana kini Shanie harus melangkah? Dia malu pergi keluar hotel dan bertemu banyak orang dalam keadaan berantakan seperti ini. “Eleanor,” panggil Hardy yang tidak sengaja berpapasan dengannya. Melihat putrinya yang kedapatan sedang menangis, Hardy mendekat dengan langkah tergesa dan mengusap wajahnya yang basah oleh air mata. “Ada apa Nak? Apa Killian sudah berbuat buruk padamu?” tanya Hardy penuh kekhawatiran. Shanie yang kini terjebak dalam tubuh Eleanor hanya bisa menggeleng tidak membenarkan, dia segera memeluk Hardy untuk mencari sebuah sandaran dari sosok orang tua yang begitu Shanie butuhkan agar bisa tetap kuat menghadapi cobaan yang sedang terjadi dalam hidupnya. “Nak, kenapa kau menangis? Tolong beritahu ayah, siapa yang telah menyakitimu?” bisik Hardy mengusap lembut bahu p

  • Mendadak di Pelaminan dengan Mantan   Dua Pengkhianat!

    Shanie duduk dalam ketegangan, mata dan telinganya telah dia siapkan setajam mungkin menanti apa yang sebenarnya akan dibicarakan Melody dan Javier ditempat ini. “Bagaimana kesan pertemuan pertamamu dengan ibuku?” tanya Javier. Suara helaan napas terdengar dari mulut Melody. “Ibumu orang yang sangat sulit Javier, aku telah berusaha untuk mengakrabkan diri dengannya, tapi dia menciptakan tembok tinggi yang membatasiku,” keluh Melody. Javier tidak bereaksi, pria itu justru sibuk memandang keluar jendela seperti sedang memikirkan sesuatu. “Javier, kau tidak dengar ucapanku?” tegur Melody menaikan nada suaranya. “Aku mendengarnya Melody,” jawab Javier mulai menatap Melody. “Bujuklah ibumu Javier. Hari ini adikmu telah menikah, sebagai seorang kakak harusnya kau juga mudah mendapatkan persetujuan menikah seperti Killian,” pinta Melody dengan serius. Shanie menarik napasnya dengan kesulitan, dari percakapan itu Shanie bisa mengambil kesimpulan jika ternyata Javier adalah kakak Killi

  • Mendadak di Pelaminan dengan Mantan   Memberitahu Killian

    “Ayah memanggilku?” tanya Killian menghampiri Edward yang tengah duduk sendirian. Edward tersenyum lembut dengan satu anggukan, dia menepuk kursi kosong di sisinya, mengisyaratkan agar Killian duduk disana, dengan patuh Killian-pun duduk. “Ada yang perlu kita bicarakan, ini tentang Eleanor,” ucap Edward dengan serius. Killian mengambil gelas minuman yang telah disediakan untuknya, meneguknya untuk melepas dahaga. Killian sudah bersiap diri meninggalkan percakapan jika ayahnya kembali membicarakan sesuatu yang membuatnya tidak suka. Baru beberapa jam dia sah menikah dengan Eleanor, rasanya ada beban begitu besar yang sudah siap menyiksanya dimasa depan. Bukan tanpa alasan, orang tua Killian sangat menyayangi perempuan membosankan itu dibandingkan Killian sebagai anak kandungnya sendiri. Killia sudah bisa membayangkan, jika terjadi sesuatu pada Eleanor, maka Killian orang pertama yang akan disalahkan. Pernikahan yang didasari untuk kelangsungan kepentingan bisnis keluarga sud

  • Mendadak di Pelaminan dengan Mantan   Mantan

    Killian menutup pintu dengan hati-hati, matanya bergerak menyapukan pandangannya pada pemandangan aneh di depannya, wajah acak-acakan Eleanor dengan make up luntur, rambut panjangnya yang kusut, gaun berantakan hingga bagian dada gaun pengantinnya bergeser ke bawah lengan. Killian tidak terbiasa, perempuan yang selalu rapi dalam keadaan apapun, tampil seperti mannequin yang dipajangkan di balik kaca butik, tiba-tiba saja berantakan seperti boneka yang sudah dilempar ke beberapa tong sampah. Killian berdeham memecah keheningan, tidak nyaman ditatap sinis oleh Eleanor. Shanie mendengus menahan makian. Shanie tidak pernah menyangka, mantan terburuk dalam hidupnya, lelaki yang sangat dia benci kini berstatus sebagai suami Eleanor Roven, pemilik tubuh yang sedang Shanie rasuki! Masih bisa Shanie ingat prilaku buruk yang dulu pernah Killian lakukan dalam hidupnya, pria itu menjadikan Shanie sebagai bahan taruhan. Betapa polosnya Shanie waktu itu, dia sama sekali tidak sadar jika Killi

  • Mendadak di Pelaminan dengan Mantan   Alasan Pernikahan

    “Apa yang sebenarnya telah terjadi pada Eleanor? Kenapa mendadak dia lupa siapa dirinya dan lupa dengan hari pernikahannya?” tanya Hardy pada dokter yang kembali dia panggil untuk memeriksa keadaan putrinya. Dokter itu menggeleng dengan senyuman. “Kondisi nona Eleanor baik-baik saja, Pak. Beliau hanya kelelahan dan sedikit tekanan setres, saya tidak menemukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Mungkin karena sekarang cuacanya panas, nona Eleanor mengalami dehidrasi berat.” “Apa maksudnya?” tanya Hardy tidak puas. “Penyebab seseorang jatuh pingsan atau linglung sesaat bisa terjadi karena dehidrasi berat. Jika tubuh kekurangan cairan, otak tidak akan berfungsi dengan optimal, menyebabkan kehilangan konsentrasi dan penurunan daya ingat. Namun jika Anda masih khawatir, sebaiknya nona Eleanor dibawa ke rumah sakit untuk menemukan hasil yang lebih akurat." Hardy menghembuskan napasnya dengan berat, raut kesedihan terlihat diwajahnya memikirkan Eleanor yang bisa terjatuh pingsan berka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status