Share

Memberitahu Killian

Author: Asayake
last update Last Updated: 2025-05-18 01:12:22

“Ayah memanggilku?” tanya Killian menghampiri Edward yang tengah duduk sendirian.

Edward tersenyum lembut dengan satu anggukan, dia menepuk kursi kosong di sisinya, mengisyaratkan agar Killian duduk disana, dengan patuh Killian-pun duduk.

“Ada yang perlu kita bicarakan, ini tentang Eleanor,” ucap Edward dengan serius.

Killian mengambil gelas minuman yang telah disediakan untuknya, meneguknya untuk melepas dahaga.

Killian sudah bersiap diri meninggalkan percakapan jika ayahnya kembali membicarakan sesuatu yang membuatnya tidak suka.

Baru beberapa jam dia sah menikah dengan Eleanor, rasanya ada beban begitu besar yang sudah siap menyiksanya dimasa depan.

Bukan tanpa alasan, orang tua Killian sangat menyayangi perempuan membosankan itu dibandingkan Killian sebagai anak kandungnya sendiri.

Killia sudah bisa membayangkan, jika terjadi sesuatu pada Eleanor, maka Killian orang pertama yang akan disalahkan.

Pernikahan yang didasari untuk kelangsungan kepentingan bisnis keluarga sudah menjadi suatu yang biasa terjadi di kalangan kelas atas, tapi kenapa dari sekian banyak kandidat perempuan, mengapa harus Eleanor Roven yang dipilih?

Dari sisi aspek manapun Killian dan Eleanor itu sangat berbeda.

Killian tidak rela, kebebasannya yang menyenangkan harus terkekang karena pernikahan, setiap hari dia harus menghabiskan waktunya dengan perempuan yang tidak dia suka, dan jika Killian tidak dapat mempertahankan rumah tangganya sesuai dengan apa yang diharapkan kedua orang tuanya, bisa dipastikan persahabatan antara ayahnya dan ayah Eleanor yang sudah berlangsung lebih dari empat puluh tahun itu akan hancur.

“Killian, kau perlu tahu alasan mengapa Eleanor setuju menikah denganmu meski dia tahu, kau membencinya,” kata Edward berhati-hati.

“Apa alasannya?”

“Ini semua demi Hardy. Empat tahun lalu, Hardy pernah terkena pernah sarkoma jantung premier, dia sempat dinyatakan sembuh usai melakukan operasi. Kini, kanker itu kembali muncul lebih ganas dan hidup Hardy tidak akan lama lagi, karena itulah Eleanor setuju menikah denganmu. Eleanor hanya ingin Hardy pergi dengan tenang karena dia sudah berada ditangan yang tepat.”

Killian terpaku tanpa kata, pria itu tampak terkejut mendengar sebuah kabar yang tidak pernah dia duga dari seorang Hardy Roven yang selalu penuh semangat dan bugar itu ternyata tengah sakit parah.

“Killian, ayah tahu kau tidak menyukai Eleanor. Tapi ayah mohon padamu, tolong perlakukanlah Eleanor dengan baik, terutama ketika saat berada didepan Hardy, ayah sangat ingin melihat Hardy bahagia menjelang saat-saat terakhirnya."

"Kenapa Ayah begitu peduli pada kebahagiaan mereka, tapi tidak peduli dengan kebahagiaanku?" protes Killian tidak terima harus bertanggung jawab atas kebahagiaan orang lain.

Edward tersenyum sedih. "Hardy bukan hanya sekadar sahabat masa kecil Ayah, Kilian. Dia sudah seperti keluarga."

"Aku akan berusaha sebisaku karena aku menghormati paman Hardy, namun aku tidak akan berjanji apakah aku mampu mempertahankan pernikahanku dengan Eleanor atau tidak," jawab Killian segera beranjak pergi.

***

Tidak melihat keberadaan Killian di kamar, Shanie terburu-buru berpakaian dan pergi keluar kamar hotel itu.

Shanie berlari melewati satu persatu kamar lainnya dengan kewaspadaa penuh layaknya tentara yang sedang menyusup masuk ke dalam markas musuh.

Setiap kali ada orang yang tidak dikenalinya muncul, Shanie langsung bersembunyi dengan berbagai cara dan posisi agar tidak terlibat percakapan apapun. Siapa tahu saja kan jika itu orang terdekat Eleanor Roven?

Tujuannya saat ini adalah pergi ke resepsionis hotel untuk menanyakan keberadaan kekasihnya.

Setelah perjuangannya melewati enam belas lantai, akhirnya Shanie sampai lobby hotel.

Shanie yang terjebak dalam tubuh Eleanor, menghampiri meja resepsionis dengan waspada, bertolak belakang dengan para staf hotel yang tersenyum penuh keramahan karena sudah tahu siapa dirinya.

Eleanor Roven, menantu Edward Morgan, sang pemilik hotel.

Shanie mengetuk-ngetuk permukaan meja, “Selamat malam.”

“Selamat malam, Nyonya Eleanor.”

“Saya ingin tahu, apa orang atas nama Javier menginap disini?” tanya Shanie.

Resepsionis yang bernama Maria itu langsung mengangguk dengan senyuman ramahnya, menyembunyikan kebingungannya atas pertanyaan tidak biasa Eleonor Roven. “Tentu saja Nyonya, Pak Javier ada di suite room lantai lima belas kamar xxx.”

Shanie terperangah, jauh-jauh dia pergi ternyata Javier ada berbeda satu lantai dengannya.

“Terima kasih,” ucap Shanie sebelum berlari pergi hendak kembali ke lift.

Langkah Shanie tertahan begitu penciumannya menyadari ada aroma farpume yang sangat familiar dalam ingatan, seiring dengan suara ketukan kaki heels yang mendekat, aroma itu semakin kuat dan menarik Shanie untuk melihat siapa pemiliknya.

“Melody,” panggil Shanie dalam bisikan yang nyaris tidak terdengar.

Tidak memperhatikan apapun yang ada disekitarnya, Melody terburu-buru masuk ke dalam lift.

“Apa yang Melody lakukan ditengah malam seperti ini?” tanya Shanie penasaran.

Shanie akhirnya mengurungkan niatnya untuk menemui Javier, dia mulai berpikir bahwa Melody adik tirinya adalah orang yang paling tepat untuk Shanie ajak bicara dan mungkin bisa membantunya untuk mencari tahu kabar dirinya di Burkina Faso.

Melody adalah adik Shanie, bagian dari keluarganya, tidak mustahil bukan jika Melody bisa membantu meski Shanie tidak bisa berkata jujur bahwa saat ini jiwanya terperangkap dalam tubuh Eleanor?

Tanpa membuang waktu, Shanie melihat lantai yang dituju Melody, dan menyusul dengan lift lain.

Sesampai di lantai delapan, dapat Shanie lihat adiknya berjalan tergesa memasuki area bar.

Shanie berlari, bibirnya yang terbuka hendak memanggil Melody, mendadak kelu begitu dia tahu bahwa orang yang Melody temui adalah Javier, calon suami Shanie.

Belum sempat keterkejutan itu mereda, rasa sakit langsung menghunus kedalam dada, menyaksikan Melody saling berpelukan dan saling kecup mesra seperti pasangan, mereka melakukannya dengan begitu alami seakan itu sudah dari kebiasaan.

Shanie tidak salah lihat kan? Apa pantas Melody diperlakukan semesra ini oleh calon kakak iparnya sendiri?

Tangan Shanie terkepal kuat, menggenggam sakit yang semakin kuat menyaksikan betapa mesranya Javier merangkul pinggang Melody, membawanya pergi ke salah satu kursi.

Terlanjur sudah mengikuti, terlanjur hatinya sakit, Shanie nekat untuk duduk di kursi sebrang yang hanya terhalang tanaman.

Shanie perlu tahu, apa sebenarnya hubungan mereka dan apa tujuan mereka saat ini melakukan pertemuan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mendadak di Pelaminan dengan Mantan   Pertemuan

    Begitu kesadarannya kembali, Shanie langsung mendorong dada Killian agar menjauh."Sekarang sudah sempurna," ucap Killian dengan senyuman puasnya melihat hasil pekerjaannya sendiri.Hati Shanie berteriak memaki, namun mulutnya terkatup rapat menahan diri.***“Brengsek!” maki Shanie bercermin di dinding lift, dengan kasar dia mengusap jejak merah yang telah Killian tinggalkan dipermukaan kulitnya yang terbuka. Shanie bersungut-sungut marah karena harus menutupinya dengan mengenakan kardigan agar bekas tanda tidak senonoh yang ditinggal Killian tidak terlihat berlebihan. Shanie sangat kesal setengah mati, harusnya dia meninju perut pria itu sampai muntah sebelum meninggalkannya di kamar. Sifatnya buruknya yang suka bertindak seenaknya sangat menyebalkan, Shanie berharap sifat buruknya yang lain telah hilang termakan usia, Shanie akan sangat kesulian untuk untuk mengendalikannya karena suasana hati pria itu sangat mudah berubah bersamaan dengan jalan pikiran yang sulit ditebak.

  • Mendadak di Pelaminan dengan Mantan   Eleanor Baru

    Shanie melongo kaget mendengar jawaban narsis Killian, sifatnya tidak pernah berubah sejak dulu, masih saja menyebalkan dan bermulut kotor. Gigi Shanie saling mengetat menahan kejengkelan, dia enggan mengalah dengan meringkuk tidur di kursi kecil sementara Killian tidur nyaman diranjang besar yang empuk. Berhari-hari Shanie berada di medan perang dan tidur diatas tanah, tidak akan biarkan dia kembali tidur diatas tempat yang keras. tanpa pikir panjang Shanie langsung membaringkan diri di samping Killian dan melentangkan kedua kakinya untuk mengambil sisa wilayah yang tersisa di ranjang. Apapun yang dilakukan Killian di sampingnya nanti, pria itu sudah tidak membawa pengaruh apapun lagi padanya. Shanie akan menganggap jika saat ini dia sedang tidur dengan seekor anjing. Alis Killian terangkat perlahan, keputusan Eleanor yang membaringkan diri disampingnya dan langsung tertidur cukup mengejutkan. Perempuan membosankan yang sangat irit bicara, minim ekspresi dan selalu menjaga

  • Mendadak di Pelaminan dengan Mantan   Sepakat

    “Kemana perginya dia? Apa mungkin dia kabur?” pikir Killian tidak menemukan keberadaan Eleanor. Killin sudah pergi menemui ayahnya, dia sudah mandi, namun Eleanor masih tidak kunjung terlihat. Killian membaringkan dirinya di ranjang dalam keadaan bertelanjang dada, melepas lelah dan menyingkirkan pikiran beratnya dari pernikahan yang semakin membebaninya. Killian sudah mengenal Hardy sejak dia masih kecil, lelaki itu memiliki kesan yang baik dalam hidupnya sehingga Killian segan untuk membuatnya tesinggung apalagi menyakiti hatinya. Sementara itu, pertemuan Killian dan Eleanor hanya berlangsung satu tahun terakhir saat dia baru kembali dari luar negeri, tidak ada satu kesanpun yang Killian miliki untuk menggambarkan sosok Eleanor Roven selain dengan kata 'dingin'. Mendengar Hardy kini tengah sakit parah, rasanya tidak tega jika Killian membuatnya hati sahabat ayahnya itu terluka. Mungkin lebih baik jika Killian bersandiwara sejenak dihadapan Hardy agar Hardy bisa tenang da

  • Mendadak di Pelaminan dengan Mantan   Kebenaran

    Duduk bersembunyi di tangga darurat, Shanie membuka tas yang telah Hardy bawakan untuk Elenaor Roven. Shanie harus memeriksanya terlebih dahulu sebelum kembali ke kamar, mungkin saja dari dalam tas itu dia akan menemukan sebuah jawaban penting mengapa jiwanya bisa terjebak dalam tubuh Eleanor. Dari dalam tas itu, Shanie hanya menemukan dompet yang berisi identitas dan kartu lainnya, alat make up dan dan sebuah handpone. Cukup dengan sidik jari, handpone yang sempat terkunci akhirnya terbuka, mempermudah Shanie untuk menemukan banyak informasi didalamnya. Melalui gallery handpone, Shanie menemukan ratusan photo milik Eleanor sejak dia masih kecil hingga dewasa. Menariknya, semua photo didalam gallery itu, Eleanor tengah mengenakana pakaian ballet dengan beberapa potong cuplikan video pertunjukan gemilangnya di atas panggung. Tampaknya, Eleanor sangat mencintai ballet. Pantas saja Hardy sempat membicarakan sebuah pertunjukan pada Shanie, ternyata inilah jawabannya. Tidak menemukan

  • Mendadak di Pelaminan dengan Mantan   Penenang

    Shanie melangkah gontai dengan suara isak tangisnya yang tidak dapat hentikan, Shanie butuh udara segar agar bisa terlepas dari sakit dan kegilaan yang tengah terjadi dalam hidupnya saat ini. Tapi, kemana kini Shanie harus melangkah? Dia malu pergi keluar hotel dan bertemu banyak orang dalam keadaan berantakan seperti ini. “Eleanor,” panggil Hardy yang tidak sengaja berpapasan dengannya. Melihat putrinya yang kedapatan sedang menangis, Hardy mendekat dengan langkah tergesa dan mengusap wajahnya yang basah oleh air mata. “Ada apa Nak? Apa Killian sudah berbuat buruk padamu?” tanya Hardy penuh kekhawatiran. Shanie yang kini terjebak dalam tubuh Eleanor hanya bisa menggeleng tidak membenarkan, dia segera memeluk Hardy untuk mencari sebuah sandaran dari sosok orang tua yang begitu Shanie butuhkan agar bisa tetap kuat menghadapi cobaan yang sedang terjadi dalam hidupnya. “Nak, kenapa kau menangis? Tolong beritahu ayah, siapa yang telah menyakitimu?” bisik Hardy mengusap lembut bahu p

  • Mendadak di Pelaminan dengan Mantan   Dua Pengkhianat!

    Shanie duduk dalam ketegangan, mata dan telinganya telah dia siapkan setajam mungkin menanti apa yang sebenarnya akan dibicarakan Melody dan Javier ditempat ini. “Bagaimana kesan pertemuan pertamamu dengan ibuku?” tanya Javier. Suara helaan napas terdengar dari mulut Melody. “Ibumu orang yang sangat sulit Javier, aku telah berusaha untuk mengakrabkan diri dengannya, tapi dia menciptakan tembok tinggi yang membatasiku,” keluh Melody. Javier tidak bereaksi, pria itu justru sibuk memandang keluar jendela seperti sedang memikirkan sesuatu. “Javier, kau tidak dengar ucapanku?” tegur Melody menaikan nada suaranya. “Aku mendengarnya Melody,” jawab Javier mulai menatap Melody. “Bujuklah ibumu Javier. Hari ini adikmu telah menikah, sebagai seorang kakak harusnya kau juga mudah mendapatkan persetujuan menikah seperti Killian,” pinta Melody dengan serius. Shanie menarik napasnya dengan kesulitan, dari percakapan itu Shanie bisa mengambil kesimpulan jika ternyata Javier adalah kakak Killi

  • Mendadak di Pelaminan dengan Mantan   Memberitahu Killian

    “Ayah memanggilku?” tanya Killian menghampiri Edward yang tengah duduk sendirian. Edward tersenyum lembut dengan satu anggukan, dia menepuk kursi kosong di sisinya, mengisyaratkan agar Killian duduk disana, dengan patuh Killian-pun duduk. “Ada yang perlu kita bicarakan, ini tentang Eleanor,” ucap Edward dengan serius. Killian mengambil gelas minuman yang telah disediakan untuknya, meneguknya untuk melepas dahaga. Killian sudah bersiap diri meninggalkan percakapan jika ayahnya kembali membicarakan sesuatu yang membuatnya tidak suka. Baru beberapa jam dia sah menikah dengan Eleanor, rasanya ada beban begitu besar yang sudah siap menyiksanya dimasa depan. Bukan tanpa alasan, orang tua Killian sangat menyayangi perempuan membosankan itu dibandingkan Killian sebagai anak kandungnya sendiri. Killia sudah bisa membayangkan, jika terjadi sesuatu pada Eleanor, maka Killian orang pertama yang akan disalahkan. Pernikahan yang didasari untuk kelangsungan kepentingan bisnis keluarga sud

  • Mendadak di Pelaminan dengan Mantan   Mantan

    Killian menutup pintu dengan hati-hati, matanya bergerak menyapukan pandangannya pada pemandangan aneh di depannya, wajah acak-acakan Eleanor dengan make up luntur, rambut panjangnya yang kusut, gaun berantakan hingga bagian dada gaun pengantinnya bergeser ke bawah lengan. Killian tidak terbiasa, perempuan yang selalu rapi dalam keadaan apapun, tampil seperti mannequin yang dipajangkan di balik kaca butik, tiba-tiba saja berantakan seperti boneka yang sudah dilempar ke beberapa tong sampah. Killian berdeham memecah keheningan, tidak nyaman ditatap sinis oleh Eleanor. Shanie mendengus menahan makian. Shanie tidak pernah menyangka, mantan terburuk dalam hidupnya, lelaki yang sangat dia benci kini berstatus sebagai suami Eleanor Roven, pemilik tubuh yang sedang Shanie rasuki! Masih bisa Shanie ingat prilaku buruk yang dulu pernah Killian lakukan dalam hidupnya, pria itu menjadikan Shanie sebagai bahan taruhan. Betapa polosnya Shanie waktu itu, dia sama sekali tidak sadar jika Killi

  • Mendadak di Pelaminan dengan Mantan   Alasan Pernikahan

    “Apa yang sebenarnya telah terjadi pada Eleanor? Kenapa mendadak dia lupa siapa dirinya dan lupa dengan hari pernikahannya?” tanya Hardy pada dokter yang kembali dia panggil untuk memeriksa keadaan putrinya. Dokter itu menggeleng dengan senyuman. “Kondisi nona Eleanor baik-baik saja, Pak. Beliau hanya kelelahan dan sedikit tekanan setres, saya tidak menemukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Mungkin karena sekarang cuacanya panas, nona Eleanor mengalami dehidrasi berat.” “Apa maksudnya?” tanya Hardy tidak puas. “Penyebab seseorang jatuh pingsan atau linglung sesaat bisa terjadi karena dehidrasi berat. Jika tubuh kekurangan cairan, otak tidak akan berfungsi dengan optimal, menyebabkan kehilangan konsentrasi dan penurunan daya ingat. Namun jika Anda masih khawatir, sebaiknya nona Eleanor dibawa ke rumah sakit untuk menemukan hasil yang lebih akurat." Hardy menghembuskan napasnya dengan berat, raut kesedihan terlihat diwajahnya memikirkan Eleanor yang bisa terjatuh pingsan berka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status