“Jangan pura-pura tidur lagi, bangunlah,” teguran halus Killian didekat telinga membuat Eleanor merinding sebadan-badan dan jantungnya berdebar kencang menahan malu seperti telah tertangkap basah telah melakukan suatu kecurangan.Eleanor sedikit membuka mata, diam-diam mengintip Killian yang menatap tenang seolah telah tahu segalanya. Apa ini hanya perasaan Eleanor saja?Mengetahui jikda dirinya tengah diperhatikan, Killian semakin mendekat, tanpa terduga pria itu mencubit hidung Eleanor untuk menahan pernapasannya, memaksa Eleanor untuk berhenti berakting. Dan begitu Eleanor membuka mata juga mulutnya karena kehilangan napas, Killian menggigit pipinya tanpa bisa Eleanor gerakan kepalanya secara sembarangan untuk menghindar karena terpasang gips.“Kau sangat menyebalkanl Eleanor,” geram Killian menggigit lebih kuat pipi Elenor.“Hentikan!” Eleanor mendorong dada Killian untuk menjauh, tidak nyaman dengan sikapnya yang bertindak seolah tidak terjadi apapun, padahal siapapun tahu jika
“Nona Eleanor!” teriak Agustine memanggil begitu melihat Eleanor tergeletak tidak sadarkan diri di lantai. Agustine datang karena telah mendengar suara keributan dan bunyi sesuatu yang jatuh, Agustine sempat berpikir jika Eleanor melempar barang-barang Sonya ke lantai satu, namun yang tidak dia sangka justru Eleanor lah yang jatuh dari tanga.“Nona Eleanor!” panggil Agustine sambil mencengkram kepalanya, menangis kebingungan, sejenak tidak dapat berpikir jernih harus mengambil keputusan apa.Agustine tidak berani menyentuh apalagi mencoba membangunkan. Eleanor Roven adalah seorang atlit sekaligus seniman, tubuhnya adalah asset utamanya, jika Agustine menggerakan tubuhnya dan memicu pertambahan cedera, maka Agustine ikut serta melukai Eleanor.“Apa yang sudah kau lakukan? Kenapa kau sangat gegabah?” bisik Sonya dengan kepanikannya menyaksikan Eleanor yang tidak sadarkan diri setelah tergelinding jatuh dengan keras.“Aku tidak melakukan apapun,” jawab Thomas dengan tatapan mata yang ko
Killian memegang erat kemudinya melihat Eleanor yang memasuki rumah. Sesungguhnya, dengan cara mengejar dan mengikuti Eleanor sampai sejauh ini telah membuat harga diri Killian sangat terinjak-injak dan tidak lagi bernilai.Ini bukan lagi tentang masalah scandal yang sedang Eleanor hadapi, namun cara Eleanor yang tidak memberikan penjelasan apapun pada Killian dan cara dia yang tidak ingin melibatkan masalahnya sendiri dengan Killian, membuat Killian seperti sebatas suami untuk status.Eleanor bersikap seolah Killian tidak bisa diandalkan dan tidak bisa dipercaya. Apa ucapan Killian selama ini masih kurang meyakinkan dirinya, bahwa Killian bisa menjadi suami yang diandalkan?Killian telah berjanji akan berada disisinya dan menjadi pelindungnya meski dia cemburu setengah mati pada hubungannya dengan Thomas. Killian bukanlah seorang pendusta yang suka mengingkari janjinya sendiri.Pada akhirnya, kini Killian mengikuti Eleanor dan menawarkan diri meski tidak diminta, melibatkan diri m
Eleanor melajukan mobilnya dengan cepat melintasi jalanan, melewati satu persatu kendaraannya yang ada di depannya. Eleanor harus segera sampai ke kediaman Hardy jauh sebelum polisi datang.Sonya dan Thomas boleh saja tenang ketika Eleanor tidak meminta visum pada jasad Hardy, namun bukan berarti masalah telah selesai.Apapun yang terjadi, mereka harus disingkirkan dengan masuk ke dalam sel penjara berapapun itu lamanya.Ditengah laju kencang kendaraan, satu tangan Elenor merongoh handpone untuk menghubungi Thomas.Deringan telephone terdengar beberapa kali sampai akhirnya Thomas menerima panggilan itu. “Eleanor, ada apa?” tanya Thomas dengan suara yang terdengar serak juga canggung, menyiratkan suatu perasaan yang sulit dijelaskan.“Kau ada dimana?” tanya Eleanor dengan tenang tidak menunjukan kemarahannya secara langsung dipermukaan. Untuk mencengkram lawan, Eleanor perlu tenang untuk memperhitungkan agar sasarannya tepat.“Aku ada di villa tempat biasa kita bersama.”Rahang Eleano
Killian berdiri di persimpangan jalan, melihat satu persatu pelayat yang pergi dengan sikap kikuk saat dia mengantar kepulangan mereka. Prilaku mereka agak aneh..“Tuan, kita memiliki masalah besar,” bisik Niki berdiri dibelakang Killian.Killian menghela napasnya dengan berat, melepas sedikit lelah yang menumpuk dipikiran. Dia harus segera menemui Eleanor kembali dan menemaninya yang tengah sendirian.Saat ini, Killian sedang ingin menghibur Eleanor dan menguatkannya yang tengah berduka.“Masalah apa?” tanya Killian sambil menoleh ke arah Niki. “Cepatlah, aku tidak punya banyak waktu,” desaknya dengan nada tidak sabar.Niki tertunduk. “Ini mengenai nona Eleanor,” jawabnya penuh kehati-hatian.“Kenapa dengan Eleanor?”Niki melihat keberadaan Eleanor yang jauh dari posisinya, ia memutuskan untuk mengajak Killian pergi ke bawah pohon agar saat nanti bossnya mengamuk, dia tidak akan membuat keributan yang mengganggu orang lain.Setidaknya, ada pohon yang bisa Killian rubuhkan untuk dija
Upacara pemakaman akhirnya berlangsung lebih cepat, kerumunan orang berdiri dibawah payung hitam menyaksikan peti peristirahatan Hardy sedikit demi sedikit diturunkan.Elenor berdiri tegak, menyaksikan detik-detik Hardy yang akhirnya dikuburkan, sama sepertinya raga Shanie Spancer yang beberapa minggu.Tangan Eleanor terkepal kuat, menggenggam kesedihan yang kembali datang kala dia sadar bahwa mulai sekarang dia tidak akan pernah bisa melihat Hardy untuk selama-lamanya, dan Eleanor sudah tidak memiliki tempat berlindung dimanapun lagi.Andai, pernikahannya dengan Killian berakhir suatu hari nanti, Eleanor akan benar-benar sebatang kara dalam keadaan yang masih teromabang-ambing mencari banyak kebenaran yang belum terbuka, berjuang menopang banyak tanggung jawab yang kini bertumpuk dipundaknya.Termasuk, penyebab kematian Hardy..Eleanor sangat yakin, kematian ayahnya bukan hanya sebatas karena sakit. Ada hal lain yang menyebabkannya.Eleanor akan membongkar semuanya!Disaat proses pe