Home / Romansa / Mendadak jadi istri kakak tiriku / Bab 73. Tolong lepaskan dia

Share

Bab 73. Tolong lepaskan dia

Author: Ralonya
last update Last Updated: 2025-08-06 22:19:43

Sekitar pukul dua dini hari, Jonathan memarkirkan mobilnya di depan sebuah rumah berlantai dua yang terletak di tengah hutan. Keadaan di sekitar rumah itu sunyi, hanya diterangi cahaya remang-remang dari lampu taman yang makin redup sebagian. Hutan yang gelap menyelimuti sisi rumah tua itu, menciptakan suasana yang mencekam.

Sesuai dengan perkiraannya, Marcell pasti akan ke sini. Rumah itu adalah peninggalan ayah mereka–rumah yang sudah belasan tahun tidak terpakai.

Dengan langkah hati-hati, Jonathan mendekati rumah itu, matanya meneliti setiap gerakan di sekitar. Ia melangkah perlahan menuju pintu yang tertutup rapat, menajamkan pendengaran, berusaha menangkap apakah ada pergerakan di dalam.

Di dalam, Marcell mendengar suara mobil Jonathan yang berhenti di luar. Ia tahu bahwa Jonathan telah menemukannya. Dengan cepat, ia berlari menaiki tangga menuju lantai dua, mendekati Amel yang masih terlelap di ranjang.

Marcell menatap Amel sejenak, kemudian menepuk pelan bahunya, membangunk
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Mendadak jadi istri kakak tiriku    Bab 93. Demi Amel dan calon anaknya

    Jonathan menatap Amel yang masih pucat, lalu meraih kantong plastik di atas meja. Dari dalamnya ia mengeluarkan sebungkus buah segar. Dengan hati-hati, ia mengambil pisau kecil dari laci meja, lalu mulai mengupas dan memotong buah di piring kecil. Amel hanya memperhatikan dengan pandangan sayu. Ada bagian dalam dirinya yang ingin menolak, ingin berkata aku bisa sendiri, tapi tubuhnya terlalu lemah. Jadi ia biarkan saja Jonathan yang melakukannya. Jonathan mendekat, menusuk potongan Apel dengan garpu kecil. Ia tersenyum tipis. “Coba makan sedikit,” ujarnya. Amel menggeleng pelan. “Aku sudah kenyang,” tukasnya. “Aku baru saja menghabiskan sepiring makanan, jadi tidak mau makan lagi,” tambahnya lagi. Jonathan tentu tidak menyerah. Ia mengangkat garpu itu lebih dekat ke bibir Amel. “Makanlah beberapa potong. Demi anak kita,” ucapnya. Tatapan Amel goyah. Ada perih yang kembali hadir, meski ada sedikit rasa hangat karena perhatian Jonathan. Ia akhirnya membuka mukut, menerima suapan i

  • Mendadak jadi istri kakak tiriku    Bab 92. Jangan ke mana-mana

    Waktu terasa berjalan lambat. Jonathan mondar-mandir di depan ruang pemeriksaan, langkahnya tak pernah berhenti. Sesekali ia berhenti, meremas tengkuknya, lalu kembali berjalan dengan wajah tegang. Akhirnya pintu terbuka. Seorang dokter keluar, Jonathan langsung menghampiri. “Dokter, bagaimana keadaan istri saya dan keadaan janinnya?” tanyanya terburu-buru, cemas. “Kondisi janin masih stabil untuk saat ini. Tapi ada tekanan emosional yang berat pada pasien. Kalau terus berlanjut, bisa membahayakan. Jadi biarkan pasien beristirahat dan jangan terlalu memberinya beban pikiran.” Jonathan tertegun, tubuhnya seolah kehilangan tenaga. “Tekanan emosional?” gumamnya lirih. Dokter mengangguk. “Ibu Amel perlu ketenangan. Jangan sampai ada hal yang membuatnya stres. Kalau tidak, risikonya besar.” Jonathan menunduk, kepalanya terasa berat. Batinnya berteriak menyalahkan dirinya. “Ini semua salahku, luka yang aku buat hampir mengancam nyawa bayi kami. Aku kembali menyakiti mereka berdua

  • Mendadak jadi istri kakak tiriku    Bab 91. Andai semua semudah itu

    Amel mematung menatap layar lonselnya. Pesan singkat dari Marcell terasa seperti jerat yang mencekik lehernya. Napasnya tercekat, matanya membesar. Jantungnya berdegup begitu keras, seolah hendak meloncat keluar dari dadanya. Pandangannya kabur, bercampur antara takut dan bingung. “Tidak mungkin! Bagaimana bisa dia ada di sini,” bisiknya terbata. Langkahnya terhuyung, Amel mundur beberapa langkah hingga punggungnya menabrak tembok. Ia menutup mulut dengan tangan, berusaha menahan isak panik yang mulai pecah. Matanya melirik pintu kamar yang masih terbuka, Jonathan masih terlelap di sana, ia tak tahu harus berbuat apa. Sekilas muncul keinginan untuk berlari ke arahnya, membangunkannya, meminta perlindungan. Tapi kecewa, sakit hati, dan pengkhianatan itu menahannya. “Apa aku harus bilang ke Jonathan tentang ini?” gumamnya, bimbang dan ragu. “Tidak. Biarkan saja begini. Kak Marcell tidak akan bisa masuk ke sini. Tempat ini aman.” Amel meyakinkan dirinya sendiri, tapi nyeri

  • Mendadak jadi istri kakak tiriku    Bab 90. Semakin sulit dibenci

    Amel mengunci pintu kamar tamu dengan tangan bergetar. Begitu daun pintu tertutup, keheningan langsung menyergap. Ia menjatuhkan diri ke atas ranjang yang dingin, menatap langit-langit kamar dengan pandangan kosong. Setiap kali ia berkedip, wajah Jonathan muncul—senyumnya, ucapannya, semua yang dulu menenangkan, kini berubah jadi gema kebohongan yang memekakkan hati. Air matanya pecah tanpa bisa ia tahan. Ia menggigit bibir hingga perih, mencoba meredam suara isak. “Kenapa harus dia? Kenapa orang yang paling aku cintai yang justru menghancurkanku begini?” batinnya menjerit. Tubuhnya tertekuk, ia merangkul dirinya sendiri, seakan hanya pelukan itu yang bisa mencegahnya benar-benar runtuh. Sementara di luar kamar, Jonathan masih duduk membeku di tempat yang sama. Kedua sikunya bertumpu di lutut, jemarinya mencengkram rambutnya sendiri. Tatapannya kosong menelusuri lantai marmer yang dingin. Perlahan, ia menengadahkan wajah, memejamkan mata rapat-rapat. Napasnya terasa berat, b

  • Mendadak jadi istri kakak tiriku    Bab 89. Tak lagi sama

    Jonathan mendongak perlahan. Matanya menatap lurus, tanpa lagi bersembunyi. “Ya,” katanya tegas. Air mata Amel kembali mengalir. Jemari Jonathan terangkat lagi menghapus jejak air itu. “Jadi benar kalian menutupinya dariku… dengan cara mengadopsiku?” tanyanya parau. Jonathan kembali mengangguk, lebih berat dari sebelumnya. Matanya memerah, tatapannya penuh penyesalan. “Ya, Amel,” bisiknya. Seakan pengakuan itu mematahkan sisa kekuatan Amel. Ia terhuyung, menahan diri agar tidak jatuh, sementara di hadapannya, Jonathan hanya bisa menatap dengan mata perih—mata seorang pria yang tahu dirinya baru saja menghancurkan dunia wanita yang paling ia cintai. Amel menahan isakannya, dadanya naik-turun tak terkendali. Jonathan kembali mengulurkan tangan, berusaha menghapus air matanya, namun sentuhan itu hanya membuat Amel semakin hancur. “Jadi Mama dan Eyang sengaja menutupinya, karena pelakunya itu Kak Marcell?” tanyanya penuh tuduhan. Jonathan terdiam sejenak sebelum akhirnya men

  • Mendadak jadi istri kakak tiriku    Bab 88. Dicintai dalam kebohongan

    Amel duduk kaku di sofa. Napasnya berat, seperti ada batu besar menekan dadanya. Jemarinya menggenggam bantalan sofa, menahan agar tubuhnya tak runtuh. Suara pintu terbuka membuat kepalanya terangkat perlahan. Jonathan masuk dengan langkah berat. Wajahnya kusut, sorot matanya meredup, seperti membawa ratusan penyesalan yang terlambat diucapkan. Amel tidak berkata apa-apa hanya menatapnya dengan dingin. Hening di ruang itu terasa memekakkan. “Amel?” panggilnya lirih. “Apa kamu bertemu Fidya kemarin?” Amel mengangkat tangannya pelan, menyentuh perutnya yang menonjol. Gerakan itu membuatnya tampak rapuh sekaligus berusaha tegar. Ia menarik napas dalam, lalu melepasnya perlahan, sebelum akhirnya bersuara. “Jadi ini alasanmu selama ini?” Tatapannya menusuk, penuh getir. “Kamu tahu siapa yang menabrak kedua orang tuaku, tapi kamu diam.” Kata-kata itu seperti besi tajam, menghantam dada Jonathan. Pria itu menunduk, mengulum bibir bawahnya hingga pucat. Ia melangkah mendekat. “Teta

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status