Share

Pergi

"Dokter Sera!" 

 Sera yang baru keluar dari ruangan Senjani itu mengernyit bingung melihat kehadiran pria yang dia ketahui sebagai kekasih dari Senjani itu.

"Iya, kenapa, Gibran? Mau cari Senja ya?" tebaknya yang langsung diangguki oleh pria itu dengan tersenyum malu.

"Iya dokter, Senjanya ada? Aku mau ketemu buat ngebicarain sesuatu sama dia." ujar Gibran lagi dia mengambil kesempatan karena sepertinya dokter Sera ini tidak tahu tentang keadaan hubungannya dengan Senjani yang tengah renggang hingga dia masih bersikap baik pada Gibran.

Sera menghela napas, "Yah sayang banget Senjani lagi nanganin pasien khusus, dan kayanya butuh waktu lama. Mau aku sampaikan saja pesan kamu pada Senjani?"

Senyum Gibran luntur seketika saat mendengar itu, "Eh tidak perlu dokter. Aku akan menunggu di sini saja kalau begitu."

Sera memilih mengangguk saja, sudah biasa dengan hal itu karena saat Senjani sedang bertugas pun Gibran selalu menunggu gadis itu.

"Baiklah kalau begitu tapi maaf Gibran aku tidak bisa menemani kamu menunggu di sini. Tidak papa kan?"

Gibran hanya mengangguk saja, Lelaki itu kemudian menunggu seorang diri di depan ruangan dokter milik kekasihnya. Dia tidak berani masuk ke dalam setelah kejadian sebelumnya itu.

Di sisi lain Senjani yang baru saja selesai menangani pasiennya itu terkejut begitu melihat seseorang yang sangat familiar di matanya.

"G-gibran? Mau apa kamu ke sini?!"

pertanyaan dengan nada membentak itu membuat Gibran yang tadinya tengah menunduk seketika mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang berbicara. Senyum pemuda itu langsung terbit begitu melihat gadis yang dia tunggu berada di depannya.

"Senjani! Aku sangat merindukan kamu, aku benar benar menyesal telah melakukan itu pada kamu Senja. Aku mohon maafkan aku," ujar Gibran yang secara tiba tiba langsung memeluk tubuh Senjani.

Secara refleks Senjani langsung mendorong tubuh lelaki itu darinya. Tatapan tajam dan merendahkan, gadis itu berikan pada Gibran.

Senjani tidak sudi jika tubuhnya dipeluk oleh Gibran yang telah menyentuh gadis lain. Bayangan dimana mantan pacarnya itu mencumbu gadis lain dihadapannya terputar jelas di memori ingatan nya.

Gibran terkejut saat mendapat penolakan dari gadisnya itu, "Senjani ... Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu mendorongku?"

Mendengar itu Senjani mendecih, "Kau dan pertanyaan bodohmu itu. Apakah aku tetap harus menjawabnya? Dengar ini baik baik Gibran, tidak ada alasan untukku tetap menerima pelukan kamu itu setelah apa yang telah kamu lakukan padaku. Kamu pikir setelah kamu berselingkuh dariku maka kamu bisa kembali padaku sesuka hatimu itu huh? Tentu saja tidak! Aku bahkan tidak sudi memunggut kamu kembali setelah tangan wanita jalang itu menyentuhmu."

"S-Senjani aku .."

"Pergilah, aku tidak mau lagi melihat wajahmu itu. Karena itu hanya akan membuatku teringat pada pengkhianat kamu dengan sahabatku." Dengan tajam Senjani berkata dan langsung masuk ke dalam ruangannya, mengunci ruangan itu dari dalam dan juga mengabaikan panggilan dari Gibran yang terus memanggil namanya.

***

"Bagaimana? Apa yang dia lakukan setelah keluar dari ruangan ini?" Travis bertanya pada bawahannya itu.

Setelah tugas dadakan yang Travis berikan pada Senjani tadi, gadis itu memutuskan untuk kembali ke ruangan kerjanya namun karena Travis yang masih tidak rela membiarkan Senjani pergi maka lelaki itu mengutus seseorang untuk mengikuti Senjani sampai ke ruangannya. Setelah sembuh sepenuhnya Travis akan bisa mampir ke ruangan dokter itu nanti jika dia tahu dimana letaknya.

"Nona Senja kembali ke ruangan kerjanya tuan tapi," Dion menggantung kalimatnya.

"Tapi apa? Katakan, jangan buat aku penasaran." titah Travis.

"Ada seorang lelaki yang menghadang jalan nona Senja. Mereka terlihat seperti orang yang sempat dekat karena nona Senja memanggil nama lelaki itu." Lapor Dion membuat rahang Travis seketika mengeras.

"Siapa?"

Dion sempat merinding melihat bagaimana Travis langsung menatapnya tajam dengan rahang yang mengeras setelah dia berkata jika Senjani didatangi seorang pria.

"Gibran, dari yang aku dengar dia bernama Gibran tuan."

Travis mengernyit, tatapan matanya memperlihatkan ketidak sukaan pada Dion meskipun Dion ini hanya sebagai perantara untuk menyampaikan info yang dia dapatkan.

"Siapa dia? Apakah dia memiliki hubungan dengan Senjani?" tanya Travis dengan beruntun.

Tatapannya begitu tajam.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status