Share

Chapter 11

Penulis: Razi Maulidi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-07 17:52:14

Pengakuan bermakna

Tak butuh waktu lama, Tina pun selesai di rias. Tina keluar dengan penampilan dan dres yang anggun dan mempesona. Mata yang tadinya tajam kini berubah menjadi mata yang dingin, Nathan menatap Tina tanpa berkedip sedikit pun. Begitu cantik. Begitu anggun. Namun, mulutnya merasa kaki untuk mengatakan nya.

Setelah duduk sebentar, akhirnya azan magrib berkumandang. Begitu waktu magrib sudah berlalu, Nathan segera bangkit dan menuju tempat parkiran mobil nya. Tanpa aba-aba. Tina hanya bisa mengikuti langkah nya dari belakang.

"Tuan, tunggu. Kok jalannya cepat banget sih." Gerutu Tina yang sedikit berlari mengejar langkah Nathan.

Namun, pria itu tidak merespon. Dia tetap pada kesombongannya. Dia berjalan lebih cepat menuju mobilnya.

"Masuklah." Ucapnya datar.

***

Dua puluh menit kemudian, mereka tiba di restoran ternama di kota itu. Tampak di sana sudah duduk Nyonya Marissa yang menunggu mereka. Begitu mereka mendekat, mulut Marissa t
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Mengandung Benih Majikan Arogan   Chapter 14.

    Bisa di bedakan ya... Ibu Salma terperanjat kaget mendengar ucapan Nathan yang begitu tegas. Namun, hanya sesaat. Ibu Salma masih mencari muka. Mencari alasan dan juga mencari kesempatan dalam memanfaatkan kata-katanya. Namun, semua itu sia-sia. Nathan juga Nyonya Marissa tidak mau mendengarkan dirinya lagi. Nyonya Marissa bangkit dan melangkah keluar, di ikuti Nathan yang kemudian menggenggam erat tangan Tina juga dia tarik keluar. "Sudah. Tidak perlu ditekuk begitu. Bukan salahmu. Hanya sikapnya yang buruk. Ayo, kita temui pamanmu." Ucap Marissa berusaha menenangkan Tina. Tina hanya mengangguk pelan. Kemudian mereka melangkah kerumah pamannya. "Assalamu'alaikum, paman." Sapa Tina memberi salam. "Waalaikumsalam. Ehh kamu nak. Kemana saja kamu nak? Kamu tinggal dimana selama ini?" Tanya sang paman yang segera keluar menghampiri keponakan nya juga memeluknya erat. "Aku baik baik saja kok paman. Aku tinggal di kota bersama mereka." Paman segera menoleh

  • Mengandung Benih Majikan Arogan   Chapter 13.

    keterkejutan " Akhirnya kamu pulang juga, kamu tau juragan itu masih menunggu mu, walupun dia banyak istri sepertinya dia menyukai mu." Ucap ibu Salma begitu melihat putrinya pulang. Ibu Salma menjadi antusias dan segera menekan nomor untuk panggilan di ponselnya. "Aku kesini bukan sendiri dan juga bukan untuk juragan itu." Ucap Tina sebelum panggilan telepon itu tersambung. Ibu Salma membelalak sesaat dan kemudian dia tertawa sinis. "Benarkah ? Bersama siapa kau kesini? Kamu sudah dijodohkan dengan juragan itu, jadi jangan macam-macam." " Aku kesini bersama mereka." Tina menunjukkan jarinya ke arah Nathan dan juga ibunya yang berdiri di belakang nya. Melihat orang-orang di belakang Tina, ibu Salma tiba-tiba tersenyum ramah. Dirinya memeriksa orang itu dari ujung rambut hingga ujung kaki. Matanya menalisik penampilan mereka dengan seksama. "Kalian pasti tamu Herlina. Kenapa berdiri saja, ayo, silahkan masuk." "Kamu ini.

  • Mengandung Benih Majikan Arogan   Chapter 12

    Target salah sasaran Saat ini, Tina masih di antarkan ke villa bersama bik Misna. "Bik, badanku kok pegel ya." Keluh Tina. "Non baik atau ada sakit? Apa non masuk angin?" "Tidak tau bik. Bangun kok terasa badan begitu pegel." "Mungkin efek bangun tidur kali non." Tina mengangguk pelan kemudian beranjak ke taman belakang. Tina duduk di sana menikmati udara segar di pagi hari. Tak lama kemudian, bik Misna pun datang dengan membawakan nampan berisi sarapan pagi untuknya. Tak terasa hari sudah siang saja. Merasa bosan dirumah tanpa melakukan apapun, Tina minta izin untuk keluar sebentar. "Ternyata di sini kamu. Semua ini gara-gara kamu." "Bukan kok. Semua ini karena keserakahan kamu. Sok Sokan." "Berani ya kamu bicara begitu denganku. Awas saja kamu!" Herlina pun segera memanggil orang-orang yang selama ini mencarinya. Yaitu juragan yang mau di jodohkan dengannya. Tina begitu syok dan kaget. Tina mundur perlahan, mau berbalik badan dan melarikan diri namun, suruhan

  • Mengandung Benih Majikan Arogan   Chapter 11

    Pengakuan bermakna Tak butuh waktu lama, Tina pun selesai di rias. Tina keluar dengan penampilan dan dres yang anggun dan mempesona. Mata yang tadinya tajam kini berubah menjadi mata yang dingin, Nathan menatap Tina tanpa berkedip sedikit pun. Begitu cantik. Begitu anggun. Namun, mulutnya merasa kaki untuk mengatakan nya. Setelah duduk sebentar, akhirnya azan magrib berkumandang. Begitu waktu magrib sudah berlalu, Nathan segera bangkit dan menuju tempat parkiran mobil nya. Tanpa aba-aba. Tina hanya bisa mengikuti langkah nya dari belakang. "Tuan, tunggu. Kok jalannya cepat banget sih." Gerutu Tina yang sedikit berlari mengejar langkah Nathan. Namun, pria itu tidak merespon. Dia tetap pada kesombongannya. Dia berjalan lebih cepat menuju mobilnya. "Masuklah." Ucapnya datar. *** Dua puluh menit kemudian, mereka tiba di restoran ternama di kota itu. Tampak di sana sudah duduk Nyonya Marissa yang menunggu mereka. Begitu mereka mendekat, mulut Marissa t

  • Mengandung Benih Majikan Arogan   Chapter 10

    Akhirnya malu sendiri "Sombong sekali kau. Baru mengenal Tuan Nathan saja sudah ngaku-ngaku." Timpal bik Misna. Namun, Herlina tidak mendengarkan ucapan itu. Dia tetap duduk dengan angkuh di sana. Sang manajer mall itu langsung memberikan kursi untuk Herlina duduk. Manajer itu juga menawarkan makanan juga minuman untuknya. Tapi Herlina menolak dengan cara angkuh. Merasa muak dengan semua itu, Tina melangkah untuk pergi dari sana. Namun, lagi lagi Herlina menghentikannya. "Sudah aku bilang, kamu itu cocoknya sama juragan itu. Masih ingin saja tetap tinggal dengan Nathan dan jadi babu lagi. Tidak masalah sih, artinya kamu siap jadi babu ku." Tina tidak menjawab, matanya memicing pelan ke arah kakaknya itu. *** "Ada apa ini ribut-ribut?" Mendengar suara itu semua orang termasuk juga manajer nya menoleh ke arah sumber suara. "Maaf, Tuan. Mereka berdua membuat keributan disini dengan calon Anda." Nathan berhenti sejenak lalu melangkah kembali.

  • Mengandung Benih Majikan Arogan   Chapter 9

    Herlina yang licik Hari itu, Tina duduk bersandar di dinding balkon. Matanya menatap kosong ke arah perkebunan kecil miliknya. Matanya mulai berkaca-kaca, seolah hatinya sedang meratapi kehidupan pahit yang dia alami. Dirinya hamil tanpa adanya pernikahan. Pria yang menodainya malah mengucilkan nya tanpa mau menikahinya. Cukup besar sudah penderitaan yang dia alami. "Lihat apa, Non? Cicipilah bibi ada bawakan cemilan dan susu hangat untukmu." "Terimakasih bik," Bik Misna pun ikut duduk bersamanya di sana. Tidak ada perbincangan, hanya ada suara angin yang mengangguk pelan. *** Empat bulan kemudian, tampak perut Tina kini sudah membuncit. Kondisi dan tenaganya telah mengalahkannya. Tina terlihat begitu pucat. Kandungan ini tidak bisa di gugurkan, jika nekat untuk menggugurkan kandungan ini maka Nyonya tidak akan bisa untuk hamil lagi. Kondisi kandungan nya sangat lemas, sulit dalam kondisi seperti ini untuk mempertahankan kehamilan. Maka dari itu kandungan in

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status