Share

Babang 4

*Happy reading*

Gara-gara batal ikut Bos ke Gemawang, cuti Alvaro pun dibatalkan secara sepihak. 

Pak Kairo menyuruhnya untuk mengawasi kantor, sementara beliau melakukan bulan madu bersama istrinya. 

Semua ini gara-gara Bianca!

Dasar memang wanita pembawa sial! Awas saja, kalau ketemu Alvaro kutuk tuh cewek jadi ....

Nah, panjang umur! Baru saja hendak dikutuk, eh cewek itu sudah nongol dengan gaya lenjehnya seperti biasa. 

Sok ngartis! 

Benar-benar memuakkan!

Alvaro hanya diam ketika melihat wajah terkejut Bianca ketika mendapati dirinya ada di dalam lift.

"Selamat pagi, Pak. Terima kasih untuk bantuannya kemarin," tutur Bianca dengan riang dan sopan ketika melangkah masuk ke dalam lift.

Cih, sok sopan!

"Nggak usah sok bilang berterima kasih sama saya!" balas Alvaro ketus. "Saya tau kamu pasti sebenarnya marah juga, kan? Karena cuti kamu dibatalkan secara mendadak?"

Lah, kok dia ngegas. Lagi jualan elpiji apa pegimana nih laki sebiji, ya? Batin Bianca mengoceh.

"Kamu pikir saya tidak kesal? Saya lebih kesal! Dan Ini semua gara-gara kamu. Dasar udik! Udah tau gak bisa naik pesawat. Sok-sokan naik. Tukang mabok aja belagu! Sebenarnya apa sih, yang sedang kamu rencanakan, hah? Mau pendekatan sama saya biar kerjaanmu mulus? Jangan harap itu akan terjadi!" 

Oke fix! Sepertinya asisten bosnya kurang orgasme semalam. Buktinya, pagi-pagi udah ngomel aja. Kek ibu kosan, yang kontrakannya baru aja Bianca tunggak sampai tiga bulan.

Ck,ck, kasian!

"Status kamu di perusahaan itu sama dengan yang lain. Jangan mentang-mentang kamu dandan menor dan berpakaian seksi, terus saja bisa ditaklukan semudah itu! Saya bukan tipe cowok yang tergiur dengan cewek otak matre seperti kamu."

Woah! Itu mulut apa petasan banting! Bunyinya ribut banget kek kaleng rombeng!

Bener-bener ya nih asisten si Boss! Belum pernah Bianca kasih kecup mesra, sih. Makanya ngomongnya pedes banget.

Lihat aja, sekali kena, takluk kamu, Mas!

Baru saja Bianca menarik napas panjang, untuk mengeluarkan unek-unek, pintu lift sudah terbuka dengan cepat. Membuat Alvaro menggerakkan dagu menunjuk ke arah luar lift.

Cih! Laki kok kelakuannya kek gini amat, ya? Untung ganteng!

"Buruan keluar!" desis Alvaro kesal, yang  tega mendorong punggung Bianca akhirnya, karena gadis matre ini tak segera beranjak dari sampingnya. 

Kampret emang nih asisten Bos! Kelakuannya kek gak punya hati. Masa cewek secantik Bianca di jorokin kek gitu? 

Emang Bianca apakah?

Pintu menutup di depan Bianca yang masih mendelik garang pada Alvaro, akibat kelakuan pria satu itu. Dia menoleh ke sekitar, dan merasa lega karena tidak ada yang melihat perlakuan Alvaro barusan.

"Huh, dasar manusia bon cabe! Mulut tuh cowok benar-benar pedes banget kek sambel geprek di kantin. Heran gue, masih ada aja yang tertipu dan ngefans sama dia. Hih! Kalau gue sih ogah! Ogah nolak maksudnya. Ck, kampret emang! Tuh manusia Bon cabe ngapa cakep banget sih? Kan, bikin gue pengen selingkuh!" gerutu Bianca sepanjang perjalanan menuju biliknya.

"Ngapa lo, Bi? Pagi-pagi udah ngomel aja, lu! Kurang jatah semalem?" Goda Felly, sambil cekikikan bersama kawannya.

"Kepo lo pada! Urusin tuh laporan. Di semprot Mbak Detty aja lu baru nyaho!" semprot Bianca kesal. Sekaligus mencari pelampiasan.

"Huh! Mentang-mentang punya sobat Bos, ya, sekarang. Gaya lu tinggi banget, Bi. Bae-bae jatoh, ngeri jatoh gue lihat lo," tukas Felly kesal.

"Iri? Bilang Bos!" balas Bianca sambil mengibaskan rambut pajangnya dengan dramatis. Membuat Felly Cs langsung misuh-misuh dibuatnya.

Namun, Bianca tak peduli. Dia malah melenggang riang ke arah pantry, untuk menyeduh kopinya pagi ini.

Biar gak oleng!

***

Menjelang siang, Bianca sudah genap sebelas kali menengok pesan singkat. 

Namun tak kunjung mendapatkan balasan, dari si gesrek Aika.

Mau telepon, Bianca nggak berani. Takut ganggu si gesrek yang pasti lagi bikin anak sama Pak Bos. 

Duh! Bianca jadi ngiler. Nanti pulker minta ah, sama si ayang!

"Bi, tumben nggak ngebolang ke kantin?"

Lagi, walaupun sering di bikin kesal sama Bianca. Felly dengan baiknya menegur Bianca saat istirahat siang.

"Emang gue bocah petualang? Ke kantin itu makan siang, bege! Bukan berpetualang, gak sekolah lu?" protes Bianca dengan sinis.

Beginilah emang resiko ngomong sama Bianca, harus di sabar-sabarin. Soalnya emang anaknya pinter bikin orang naik darah.

Walaupun begitu, pada akhirnya Bianca pun mengangkat pantatnya yang semok dari kursi. Kemudian melenggang ke arah kantin mengikuti Felly. 

Kali ini, bagi Bianca kantin terasa sepi, tanpa kehadiran penyokong dana terbesar dalam hidupnya.

Mengingat hal itu, Bianca pun auto kesal pada dirinya sendiri.

"Ck, Kenapa juga gue lemah banget, ya? Pakai mabok segala lagi, naek pesawat. Kan, Jadinya nggak bisa ikut liburan, deh," dengkus Bianca.

"Tepat sekali! Kenapa juga kamu pakai mabok udara. Saya jadi batal cuti gini."

Setan! Kaget gue njir!

Hampir aja Bianca berteriak heboh. Gara-gara mendengar bisikan Alvaro yang lirih dan tajam, tepat di telinga Bianca.

Kampret nih, cowok! Bener-bener keturunan setan! Demen banget bikin orang merinding.

Eh, salah ding, kali ini bukan merinding, tapi jantungan. Eh, tapi merinding juga, sih apalagi kalau ingat napas hangat Alvaro di tengkuknya. Otak Bianca auto traveling.

Mana barusan abis ngomongin bikin dedek lagi, ya kan? Otak Bianca jadi memikirkan hal lain gegara tuh napas anget sialan. 

Dalam hati Bianca meruntuki dirinya, yang selalu jatuh dalam pesona cowok kejam.

Tak ingin berdebat lebih lanjut dengan Alvaro mode bon cabe. 

Bianca pun buru-buru menggabungkan diri dengan segerombolan cewek, yang asik bergosip di salah satu meja. 

Kampretnya, Salah satu dari mereka malah menarik kursi Bianca dengan iseng. Hingga Bianca jatuh terduduk mengenaskan. Beruntung makanan yang ada di atas nampan sudah dia taruh di atas meja. Jadi selamat, sehat wal afiat! 

"Kampret lo, pada ya?" Maki Bianca kesal.

"Sorry, Bi. Becanda doang, elah!" bela gadis itu sambil cekikikan. Benar-benar tak merasa berdosa sama sekali.

Bianca pun hanya mendengkus kesal, sebelum berusaha bangkit dari lantai seorang diri.

Kan, bener-bener teman gak ada akhlak mereka, mah. Bukannya nolongin malah ngetawain.

Awas aja, gue santet online baru nyaho, kalian!

Bret!

Baru saja Bianca hendak berdiri, Rok bagian belakangnya tiba-tiba robek.memanjang, membuat Bianca langsung gelagapan menutupi pantatnya yang terekspos.

Sialan! Kenapa nih rok juga ikut konspirasi bikin Bianca malu, sih? Mana Bianca lupa pake celana stret lagi. Otomatis celana dalamnya pasti banyak yang lihat saat ini.

Bianca hampir menangis, saat teman-temannya bukannya menolong, malah ikut menertawakan nasib sial Bianca hari itu. Para lelaki bahkan sudah terang-terangan bersiul nakal padanya. 

Baru saja Bianca mau menyalak kesal. Sebelum akhirnya sebuah tangan tiba-tiba melingkar di perutnya, sambil membuat simpul di sana. Membuat tubuhnya menegang seketika.

"Makanya jangan suka pake rok! Merepotkan saja!" Bisikan pedas terdengar di telinga Bianca, membuat Bianca langsung menoleh cepat ke arah suara berat itu.

Alvaro si manusia Bon cabe!

Ih! Ternyata dia bisa sweet juga!

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status