Share

Awal perubahan (2)

Penulis: Tiarariy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-29 23:13:25

Sebelas tiga puluh malam, Bayu mondar mandir dengan gelisah di ruang tamu rumahnya. Masih menunggu istrinya kembali kerumah, karena ia tahu Diana memang tak pernah bekerja hingga selarut ini.

Makan malam yang ia siapkan pun, mungkin rasanya sudah berbeda sebab sudah tak lagi hangat. Ia coba kembali menghubungi Diana, namun panggilan nya di tolak.

Selelah ini ternyata rasanya menunggu Istri pulang di larut malam. Tak bisa ia bayangkan bagaimana lelahnya Diana yang menunggunya setiap malam. Bahkan tak jarang Bayu menemukan Diana tertidur di sofa sebab terlalu lelah menunggu nya.

'Di, maafin aku. setelah hari ini aku janji gak akan buat kamu kelelahan menunggu aku pulang lagi. Pulang lah, Di. Aku mau bicara sama kamu. Aku mau kita selesaikan masalah ini. Aku gak tenang, Di.' Gumam nya dalam hati.

Spontan ia melihat ke arah pintu, begitu ia dengar suara gemuruh mesin mobil di depan rumah nya. Lega rasa hatinya, akhirnya yang ia tunggu sejak siang tadi kini sudah kembali.

"Assalamualaikum" Ucap Diana, dengan langkah lelah nya ia masuk ke dalam rumah.

"Waalaikumussalam, Di, kok baru pulang ? Malem banget, dari mana ?" Tanya Bayu. Begitu bersemangat ia menyambut kedatangan sang istri, namun Diana hanya melirik dengan wajah datarnya dan mulai menaiki anak tangga.

'Gak salah lagi, dia pasti denger semuanya. Gak biasanya dia begini.' Terka Bayu dalam hati.

"Di, aku tanya loh. Kok diem aja sih ?"

"Tanya apa ? Aku dari mana gitu ? Ya kerja lah. Emang kamu kira aku dari mana ?"

"Maksud ku kamu gak biasanya pulang jam segini, wajar kan aku mau tahu kamu dari mana ? Kok kamu gitu ?"

"Ada angin apa kamu mau tahu soal aku ? Setiap hari aku juga nunggu kamu sampe ketiduran, biasa aja kok." Diana mengangkat bahu, kemudian meninggalkan Bayu dan berlalu menuju kamarnya.

Menghela nafas, Bayu tak lagi menjawab. ia merasa apapun yang dikatakan nya saat ini tak akan memperbaiki suasana hati Diana. Wanita itu pasti masih kesal dengan nya. Kemudian ia ikuti saja Diana yang masuk ke dalam kamar.

"Kamu udah makan ? Aku udah siapin makanan tapi kayaknya udah dingin. Kalo mau makan, aku suruh Mbak Asih buat panasin lagi, mau ?"

"Makasih, aku udah makan." Diana berbohong. Pikiran nya yang sedang kacau begini tentu tak mendatangkan selera makan sedikit pun. Ia ingat terakhir kali ia makan adalah tadi pagi.

Sebab makan siang nya pun batal karena hal tak terduga sudah terjadi. Dan untuk makan malam ? Ia terlalu malas.

"Beneran udah makan ? Padahal niatnya aku mau gantiin makan siang kita yang batal. Kenapa kamu langsung pergi tadi siang ? Katanya mau makan sama aku ?"

'Bilang kalo kamu dengar sesuatu, aku akan jelasin semuanya dan kita selesaikan masalah ini.' Ujar Bayu dalam hati.

"Kamu kenapa sih ? Tumben banyak banget kata-katanya. Biasanya juga sampe rumah langsung tidur. Banyak banget yang ditanya. Aku pusing, mau istirahat" Jawab nya.

Diana sudah muak dengan sikap Bayu. Mengingat bagaimana lelaki itu dengan sadar mengatakan terpaksa menikahi nya hanya karena sebuah keharusan, dan bukan karena cinta.

Untuk apa kini Bayu bersikap baik padanya ? Pikir Diana. Jika memang tak mencintainya, mengapa tak menceraikan nya saja ? Bukan kah itu lebih baik ?

Berbagai pertanyaan kini memenuhi kepala Diana, hingga ia rasa berdenyut kencang urat-urat kepalanya. Ia pun duduk di tepi ranjang lantas berbaring setelah menyelimuti dirinya.

Sedangkan Bayu kini memilih diam sebab Diana tak membahas masalah itu. Ia terlalu malu untuk mengakui kesalahan nya lebih dulu. Merasa tak tahu diri sudah bicara yang bukan-bukan di belakang sang istri. Padahal ia diperlakukan dengan baik. Dicintai dan dihormati dengan tulus oleh wanita itu.

"Di, mau langsung tidur ? gak bersih-bersih dulu ?" Bayu kembali membuka suara. Tak mendapat jawaban, Bayu lantas menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Diana dan menyisipkan nya ke belakang telinga nya.

"Diana ?"

"Hm."

"Aku tanya loh, kok dicuekin ?"

"Tanya apa ?"

"Kamu mau langsung tidur ? Gak bersih-bersih dulu ?"

"Aku udah capek, Mas. Mau tidur." Jawab Diana.

"Minimal ganti baju, biar lebih enak tidurnya. Mau aku ambilin bajunya ?"

"Gak usah, makasih. Nanti aja aku udah ngantuk." Jawab Diana. Nada bicara nya sudah melembut, sebab disela amarahnya ia masih punya rasa tak enak hati jika terus berkata ketus pada suaminya yang kini terdengar sedang mempedulikan dirinya.

Dan lagi, ia tak ingin Bayu menyadari bahwa ia sudah mendengar apa yang ia katakan tadi siang. Cukup ia rasa untuk menyimpan nya sendiri di dalam hati, sambil memikirkan apa yang sebaiknya ia lakukan setelah ini agar dapat mewujudkan keinginan nya untuk bercerai.

Diana pun kini berbaring memunggungi Bayu. Berusaha memejamkan matanya setelah ia matikan lampu tidur yang berada dinatas nakas, dan menarik selimut untuk menyelimuti dirinya. Ia rasakan Bayu bergerak-gerak di belakang nya seakan sedang gelisah. Namun enggan menanyakan sebabnya Diana pun memilih menenangkan dirinya sendiri dulu tanpa mempedulikan Bayu.

Namun setelah beberapa saat, nafas nya tertahan tanpa ia sadari. Sebab tiba-tiba ia rasakan tangan Bayu yang kekar kini melingkar memeluk nya dari belakang.

Memejamkan matanya kuat-kuat, Diana pun tak kuasa menahan air matanya yang kembali menetes. Mengapa harus ia rasakan hangat sikap Bayu seperti ini justru ketika ia sudah mengetahui bagaimana perasaan Bayu yang sebenarnya.

Bagaimana pula lelaki ini bisa bersikap seperti ini, padahal tahu ia tidak mencintainya ? Sungguh ia merasa tak membutuhkan sikap penuh kepura-puraan seperti ini, pikir Diana.

Namun dibalik semua itu, sialnya ia malah merasakan kenyamanan. Di sisi lain ia memang begitu merindukan pelukan dari suaminya.

Dimana hanya ia dapatkan ketika malam pertama pernikahan mereka. Setelah itu Bayu tak pernah lagi melakukan nya.

Sementara Bayu, masih merasa tak tenang meski Diana sudah berada dalam pelukan nya.

'Pernikahan kita mungkin gak ada artinya untuk kamu, tapi enggak buat aku. Semarah apapun aku, aku masih bisa merasa bahagia hanya dengan pelukan mu yang seperti ini, Mas. Aku benci, Aku benci diriku yang begitu mencintai kamu. Sedangkan kamu mungkin merasa sedang mengorbankan perasaan dengan menikah dengan aku.' Diana mencurahkan isi hatinya di dalam hati.

'Maaf, Di. Maafin aku. Kasih aku kesempatan, izinkan aku untuk memperbaiki semuanya. Aku janji aku gak akan mengecewakan kamu. Aku janji aku gak akan mengabaikan kamu lagi. Aku akan berusaha yang terbaik untuk kita berdua.' Bayu pun mengutarakan niatnya di dalam hati.

Melihat Diana yang bahkan tak merespon pelukan nya pun sudah membuat hatinya bertanya-tanya. Diana hanya diam, tak menolak, namun juga tak menyambunya.

Dalam hati Bayu semakin yakin, Diana tidak baik-baik saja. Sikap diamnya semakin menunjukan Diana tak seperti biasanya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mengejar Cinta Istriku   Kemesraan yang terlambat

    "Aku di depan, sayang." Bayu berkata pada Diana melalui sambungan telepon, saat ia sudah ada di depan lobby untuk menjemput istrinya. Toktok! Diana pun tak menjawab, namun langsung mengetuk kaca pintu mobil Bayu. Bergegas pria itu pun membuka kunci pintu mobil nya agar Diana bisa masuk ke dalam mobil. "Lama ya ? Maaf macet banget tadi." Ucap Bayu begitu istrinya masuk dan duduk di samping nya. "Gak apa-apa, belum lama juga aku nunggu." Diana tersenyum sambil mengulurkan tangan nya. Bayu pun menyambutnya kemudian Diana mencium punggung tangan suaminya. Bayu mencondongkan tubuh nya untuk memasangkan sabuk pengaman untuk Diana, Namun wanita itu malah memejamkan mata membuat Bayu tersenyum melihatnya. "Kenapa tutup mata ?" Tanya Bayu sambil menahan senyum nya. "Huh ? Enggak.. Gak apa-apa." Diana menggaruk pelipisnya jadi salah tingkah sendiri karena sempat mengira Bayu akan mencium nya. Pipinya pun bersemu merah membuat Bayu semakin gemas melihat nya. "Gemes banget." Uc

  • Mengejar Cinta Istriku   Intervensi

    "Aku anter." Ucap Bayu sambil menahan Diana yang hendak masuk ke dalam mobil nya. "Gak usah, nanti kamu telat. Aku sendiri aja ya mas." Jawab Diana. "Gak masalah, aku anter aja." Bayu bersikeras meski ia pun tahu ia akan terlambat sampai di kantor. Namun mulai hari ini ia berjanji akan lebih memperhatikan Diana dan tak akan membiarkan nya menjadi wanita yang terlalu mandiri hingga tak membutuhkan nya lagi. Ia ingin Diana bergantung padanya dalam segala hal yang akan ia lakukan. Melajukan mobil nya perlahan, Bayu sama sekali tak terlihat gelisah meski ia tahu sudah terlambat. Ia malah menggenggam tangan Diana dan menyematkan jari-jari mereka, sesekali ia kecup punggung tangan nya. Diana pun hanya bersandar, pertama kali nya ia merasa lebih santai berangkat bekerja sebab suami nya kini mengantar nya. Ia menatap Bayu yang terlihat sedang berusaha begitu memanjakan nya. Ia biarkan saja pria itu melakukan apa yang diinginkan nya sebab Diana juga ingin melihat seberapa jauh Bayu

  • Mengejar Cinta Istriku   Jawaban dari pertanyaan

    Bayu mengambil handuk yang sedang dipegang oleh Diana. Kemudian ia menuntun Diana duduk di depan meja rias nya. "Mau ngapain ?" Tanya Diana mencoba menolak, namun Bayu sedikit memaksa nya. "Sebentar aja, aku keringin rambut kamu." Jawab Bayu. "Aku bisa sendiri." "Aku mau bantu, kenapa sih ? Gak boleh ?" Tanya Bayu dengan lembut nya. "Kalo bisa sendiri kenapa harus dibantu ?" Diana balik bertanya dengan nada ketus nya, tentu saja. Kemudian ia berdiri dan berusaha menjauh dari Bayu, namun pria itu malah memeluknya dengan erat dari belakang. Merasa tak tahan lagi dengan sikap Diana yang ia rasa semakin menjauh dari nya. "Aku minta maaf." Ucap nya tiba-tiba membuat Diana terdiam di tempatnya. "Aku tahu kenapa sikap kamu jadi begini. Karena pembicaraan aku sama abi yang kamu dengar di kantor aku. Iya kan ?" Tak menjawab, Diana menunggu Bayu melanjutkan bicaranya. Pria itu pun membalik tubuhnya hingga mereka kembali berhadapan. "Maaf, kalo kamu jadi merasa aku bohongin at

  • Mengejar Cinta Istriku   Bimbang

    Kruuukk... Diana mengerejapkan mata perlahan sebab perut nya tiba-tiba berbunyi karena rasa lapar nya. ia ingat memang belum makan apapun setelah pulang dari rumah ibu mertua nya. Bergerak perlahan, ia berusaha memfokuskan penglihatan nya. Ia sadari kemudian Bayu yang juga berbaring di sebelah nya, masih terlelap dengan sebelah tangan nya melingkar diatas perut Diana. Ia pun baru menyadari posisi nya, dan tentu saja apa yang mereka lakukan tadi malam. Masih begitu terngiang di telinga nya, bagaimana Bayu mendesahkan namanya sambil menikmati permainan mereka tadi malam. Tertegun Diana beberapa saat. Kembali menatap wajah Bayu yang masih terlelap. Entah bagaimana mereka akhiri permainan, sampai mereka terbangun dan tak mengenakan apa-apa. hanya tertutupi dengan selimut tebal mereka. Perlahan ia singkirkan tangan Bayu berniat untuk turun ke bawah dan menyantap

  • Mengejar Cinta Istriku   Malam pertama ?

    Bayu berjalan dengan langkah yang lemah, masuk ke dalam rumah nya diikuti oleh Diana di belakang nya. Kepala nya terasa berat, sebab terlalu banyak menangis selama beberapa hari sejak kepergian ibu nya. sudah hari ketiga, sejak ibunya meninggal, mereka baru kembali ke rumah mereka. "Kamu mandi dulu aja, aku siapin makan." Ucap Diana sambil berlalu mendahului Bayu menuju ke dapur. Namun baru saja melangkah, pria itu menahan Diana dengan memeluknya dari belakang. menenggelamkan wajahnya pada bahu seolah sedang meminta ketenangan dari nya. "Terima kasih ya, kamu udah sayang sama mama. Kamu banyak nemenin mama sebelum mama meninggal." Bayu mengeratkan pelukan nya sementara Diana hanya diam. "Gak perlu berterima kasih, aku sayang sama mama kayak mama ku sendiri. Yaudah mandi sana, aku siapin makan." Ucap Diana. Bayu pun menuruti saja perkataan Diana, kemudian ia naik ke lantai dan masuk ke dalam kamarnya. Sementara Diana kini dudul di salah satu kursi yang mengitari meja maka

  • Mengejar Cinta Istriku   Pembicaraan yang tertunda

    Bayu keluar dari kamar mandi di kamar nya, mengeringkan rambut nya dengan handuk setelah berpakaian. Ia lihat Diana sedang berbaring memunggungi televisi yang ia biarkan menyala. Namun tak langsung menghampirinya, Bayu menyembulkan kepala nya keluar kamar, lalu ia lihat ibu nya sudah tak ada di ruang tengah. Ia tutup kembali pintu kamarnya, lalu ia hampiri Diana setelah meletakkan handuk nya di kursi "Di, udah tidur ?" Tanya nya. Ia perhatikan Diana, dan ia pun tahu wanita itu belum terlelap, sebab begitu Bayu menyentuh lengan nya, Diana terlihat menggenggam ujung selimut nya dengan erat. Bayu coba mengusap rambutnya dan menyisipkan rambut Diana di belakang telinga nya. Kemudian ia usap dengan lembut pipi Diana dengan punggung tangan nya. "Aku tahu kamu belum tidur, Di." Ucap Bayu. "Bener nih, mau cuekin aku ?" Ucap nya lagi. Bayu lantas menyadari mungkin ia harus membangun hubungan mereka dari awal lagi. Ia tak ingin memaksakan Diana untuk melayani nya malam ini ju

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status