Share

Awal perubahan

Author: Tiarariy
last update Last Updated: 2024-06-29 16:06:23

"Ibu dimana mbak ?" Tanya Bayu pada asisten rumah tangga nya begitu ia sampai dirumah.

"Belum pulang pak." Jawab Mbak Asih yang masih sibuk dengan pekerjaan nya di dapur.

"Dari pagi ?"

"Iya pak, Bukan nya biasanya pulang malam ?"

"Biasa nya ibu pulang jam berapa ?"

"Kadang jam enam, paling telat biasanya jam delapan udah dirumah kok pak. Emang ibu gak bisa dihubungin pak ?"

Mbak Asih balik bertanya. Ia pun bingung dengan pertanyaan majikan nya yang seolah tak pernah tahu jam kerja istrinya.

"Yaudah Mbak, makasih. kamu lanjut kerja aja." Jawab Bayu kemudian ia naik ke lantai dua rumahnya untuk masuk ke dalam kamar.

Ia raih kembali ponsel nya, Diana masih tak menjawab telepon nya.

Padahal Bayu sudah mendatangi kantor Diana dalam perjalanan pulang tadi, namun teman-teman nya mengatakan Diana sempat pamit ingin ke kantor suaminya saat jam istirahat makan siang, namun belum kembali sampai saat ini.

Kini segala macam pikiran dan kemungkinan berkecamuk di dalam kepala Bayu. Padahal sebelumnya ia tak pernah peduli dengan perasaan Diana. Namun membuat wanita itu mendengar langsung pembicaraan nya dengan Abi, entah mengapa membuatnya merasa...bersalah.

Panik tak karuan, pikiran nya sedikit kacau. Apalagi hari sudah menjelang sore, dan Diana masih belum bisa dihubungi. Semakin kuat firasat nya bahwa memang benar sang istri mendengar semua perkataan nya.

Ia kembali mengusap layar ponsel nya dan dibuka nya ruang chat dirinya dengan Diana.

'Di, kamu dimana ?'

'Di, kita udah janji mau makan siang kan ? Kok kamu gak nemuin aku ? Kamu dimana ?'

'Diana, tolong angkat telepon sebentar.'

'Diana..'

'Di, angkat.'

'Aku pulang sekarang, kamu dimana ? aku ke kantor kamu, kamu gak ada.'

Entah sudah berapa kali Bayu mengirimkan pesan singkat, dan entah sudah berapa puluh kali ia coba menghubungi Diana. Namun tak satupun pesan dan panggilan nya dijawab oleh wanita itu.

'Di, aku udah dirumah. Pulang sekarang ya, aku tunggu.' Bayu kembali mencoba mengirimi pesan singkat itu, sungguh berharap setidaknya Diana memberi tahu keberadaan nya.

Drrt..drrtt.. getar tanda pesan masuk. Tergesa-gesa Bayu memeriksa pesan masuk di ponsel nya. Matanya berbinar penuh harap ketika ia lihat nama Diana yang tertera disana.

'Masih banyak kerjaan, aku pulang malam.' Dari sekian banyak pesan singkat yang ia kirimkan, hanya itu jawaban yang diberikan Diana.

Seketika Bayu merasa ada yang hilang. Entah karena rasa bersalahnya, atau karena Diana yang tak jujur mengenai alasan nya tak menemui Bayu siang itu.

Ia bahkan tak meminta maaf atau menjelaskan mengapa ia tak menjawab telepon suaminya, seperti yang biasanya ia lakukan. Dan yang lebih terasa mengganjal dan membuat Bayu tidak tenang, adalah Diana yang tak memanggilnya dengan panggilan sayang, seperti yang biasa ia katakan atau ia ketikan kapan pun ia bicara pada Bayu.

Biasanya wanita itu selalu menyatakam cinta setiap kali hendak menutup telepon, mengakhiri obrolan pesan singkat atau pergi dari rumah. Namun kali ini sama sekali tak dilakukan nya.

'Malam jam berapa ? aku jemput ya ?' Penawaran bodoh, tentu saja Diana pasti menolak sebab ia selalu membawa sendiri mobil nya. Tapi lagi-lagi Diana tak membalas.

'Yaudah, ketemu dirumah kalo emang kamu sibuk. Kita makan malem dirumah aja ya.' Tak berputus asa, Bayu terus mengirimi nya pesan.

Selesai itu, ia letakan ponsel nya di atas nakas. Menarik nafas panjang sambil memejamkan mata, kemudian kembali menghembuskan nya. Ia coba menenangkan diri dan memikirkan cara untuk menebus kesalahan dan membuat Diana merasa lebih baik.

Ia edarkan pandangan ke seluruh ruang tidur itu dan meresapi udara nya. Wangi yang khas parfum milik Diana seolah selalu melekat pada ruangan ini. Ia lihat pula ranjang mereka yang selalu rapi, namun terkesan dingin.

Disadarinya kemudian, selama pernikahan mereka Bayu belum pernah sekalipun menyentuh istrinya. Semula ia jadikan alasan Diana yang sedang datang bulan pada hari pernikahan mereka, selanjutnya selalu ia hindari hal itu dengan berbagai macam alasan untuk pulang kerumah ketika Diana sudah tertidur.

Bayu duduk di tepi ranjang, helaan nafas berat kini kembali terdengar. merasa berdosa, sudah pasti. Ia memang tak seharusnya memperlakukan sang istri dengan tidak adil begini.

Hanya karena terpaku pada satu kalimat bahwa 'Cinta nya sudah habis di orang lama', Ia jadi melalaikan kewajiban untuk memberikan apa yang menjadi hak Diana. Wanita baik hati yang ia jadikan istri.

Bayu tahu, Diana tulus mencintai nya. Bayu juga tahu, Diana menganggap dirinya lebih penting dari pada hidup wanita itu sendiri. Semua anggota keluarga nya bahkan sangat menyayangi Diana karena kebaikan hati dan lembut tutur katanya.

'Maaf, Aku yang bodoh, aku tahu itu. Kamu pasti kecewa dengan apa yang kamu dengar tadi. Aku janji akan perbaiki semuanya. Izinin aku untuk mulai dari awal. Aku akan berusaha buat gak mengecewakan kamu lagi.' Bayu menyuarakan kebodohan nya sendiri di dalam hati.

Beberapa saat ia terdiam, hingga akhirnya memutuskan untuk beranjak dan menemui ART nya di lantai bawah.

"Mbak, tolong bersihin kamar ya." Ucap Bayu pada Mbak Asih.

"Tadi udah dibersihkan pak. Masih kotor ya ?"

"Bersihin lagi, kamar mandi nya juga. Gorden udah berdebu tuh kamu cuci aja, terus ganti sama yang bersih. Cepet ya Mbak, saya mau udah rapi sebelum ibu pulang."

"Baik pak." Jawab Mbak Asih, lalu wanita muda itu langsung melaksanakan apa yang diperintahkan majikan nya.

Sambil menunggu, Bayu pergi ke restoran langganan nya yang berada tak jauh dari rumah. Ia putuskan untuk menyiapkan makan malam romantis untuk dirinya dan Diana, demi mengganti makan siang mereka yang batal.

Sementara disini lah Diana, masih di tempat yang sama. tak beranjak satu jengkal pun dari posisi nya. Entah sudah berapa jam ia menangisi nasib nya. kini ia menurunkan sandaran kursi mobil, setengah berbaring sambil sibuk dengan pikiran nya.

Memang tak ia hiraukan panggilan dan pesan dari Bayu, sebab masih enggan bicara dengan pria itu. Diana merasa ditipu dan dipermainkan meski seharusnya ia sadari sejak awal Bayu tak pernah mencintai nya.

Tak pernah ia dapatkan perhatian Bayu atau sekedar kepedulian nya tentang apa yang Diana lakukan, bagaimana kabarnya, atau sekedar bertanya apa saja yang sudah dilalui nya setiap hari.

Lelaki itu selalu sibuk dengan apa yang dilakukan nya seolah hanya hidup untuk dirinya sendiri dan tak lagi membutuhkan orang lain.

Seharusnya ia juga menyadari, selama ini hanya dirinya sendiri yang sibuk mencari-cari Bayu jika pria itu tak memberinya kabar seharian. Ia yang selalu berusaha mencari perhatian. Bahkan sering kali berpura-pura sakit hanya karena ingin Bayu mengajaknya bicara.

Berbagai cara dan usaha selalu ia coba lakukan untuk mencairkan sikap Bayu yang begitu dingin. Kini ia sadari, semua usaha itu tidak akan pernah membuahkan hasil. Bukan karena dirinya yang tak pantas, melainkan bukan ia yang diinginkan.

Bukan ia wanita yang dirindukan suaminya. Bukan ia pula yang dipilih. Entah siapa yang sebenarnya dicintai oleh Bayu. Diana tak ingin menambah kepedihan hatinya dengan mencari tahu tentang hal itu. Kini ia bahkan tak tahu bagaimana harus bersikap di hadapan Bayu. Ia bingung bagaimana harus menghadapi suaminya jika mereka bertemu lagi di rumah.

Yang jelas hanya satu jalan yang dipikirkan nya saat ini, untuk menyelamatkan hati yang terlanjur sakit juga sisa harga dirinya.

'Aku mau cerai.'

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mengejar Cinta Istriku   Kemesraan yang terlambat

    "Aku di depan, sayang." Bayu berkata pada Diana melalui sambungan telepon, saat ia sudah ada di depan lobby untuk menjemput istrinya. Toktok! Diana pun tak menjawab, namun langsung mengetuk kaca pintu mobil Bayu. Bergegas pria itu pun membuka kunci pintu mobil nya agar Diana bisa masuk ke dalam mobil. "Lama ya ? Maaf macet banget tadi." Ucap Bayu begitu istrinya masuk dan duduk di samping nya. "Gak apa-apa, belum lama juga aku nunggu." Diana tersenyum sambil mengulurkan tangan nya. Bayu pun menyambutnya kemudian Diana mencium punggung tangan suaminya. Bayu mencondongkan tubuh nya untuk memasangkan sabuk pengaman untuk Diana, Namun wanita itu malah memejamkan mata membuat Bayu tersenyum melihatnya. "Kenapa tutup mata ?" Tanya Bayu sambil menahan senyum nya. "Huh ? Enggak.. Gak apa-apa." Diana menggaruk pelipisnya jadi salah tingkah sendiri karena sempat mengira Bayu akan mencium nya. Pipinya pun bersemu merah membuat Bayu semakin gemas melihat nya. "Gemes banget." Uc

  • Mengejar Cinta Istriku   Intervensi

    "Aku anter." Ucap Bayu sambil menahan Diana yang hendak masuk ke dalam mobil nya. "Gak usah, nanti kamu telat. Aku sendiri aja ya mas." Jawab Diana. "Gak masalah, aku anter aja." Bayu bersikeras meski ia pun tahu ia akan terlambat sampai di kantor. Namun mulai hari ini ia berjanji akan lebih memperhatikan Diana dan tak akan membiarkan nya menjadi wanita yang terlalu mandiri hingga tak membutuhkan nya lagi. Ia ingin Diana bergantung padanya dalam segala hal yang akan ia lakukan. Melajukan mobil nya perlahan, Bayu sama sekali tak terlihat gelisah meski ia tahu sudah terlambat. Ia malah menggenggam tangan Diana dan menyematkan jari-jari mereka, sesekali ia kecup punggung tangan nya. Diana pun hanya bersandar, pertama kali nya ia merasa lebih santai berangkat bekerja sebab suami nya kini mengantar nya. Ia menatap Bayu yang terlihat sedang berusaha begitu memanjakan nya. Ia biarkan saja pria itu melakukan apa yang diinginkan nya sebab Diana juga ingin melihat seberapa jauh Bayu

  • Mengejar Cinta Istriku   Jawaban dari pertanyaan

    Bayu mengambil handuk yang sedang dipegang oleh Diana. Kemudian ia menuntun Diana duduk di depan meja rias nya. "Mau ngapain ?" Tanya Diana mencoba menolak, namun Bayu sedikit memaksa nya. "Sebentar aja, aku keringin rambut kamu." Jawab Bayu. "Aku bisa sendiri." "Aku mau bantu, kenapa sih ? Gak boleh ?" Tanya Bayu dengan lembut nya. "Kalo bisa sendiri kenapa harus dibantu ?" Diana balik bertanya dengan nada ketus nya, tentu saja. Kemudian ia berdiri dan berusaha menjauh dari Bayu, namun pria itu malah memeluknya dengan erat dari belakang. Merasa tak tahan lagi dengan sikap Diana yang ia rasa semakin menjauh dari nya. "Aku minta maaf." Ucap nya tiba-tiba membuat Diana terdiam di tempatnya. "Aku tahu kenapa sikap kamu jadi begini. Karena pembicaraan aku sama abi yang kamu dengar di kantor aku. Iya kan ?" Tak menjawab, Diana menunggu Bayu melanjutkan bicaranya. Pria itu pun membalik tubuhnya hingga mereka kembali berhadapan. "Maaf, kalo kamu jadi merasa aku bohongin at

  • Mengejar Cinta Istriku   Bimbang

    Kruuukk... Diana mengerejapkan mata perlahan sebab perut nya tiba-tiba berbunyi karena rasa lapar nya. ia ingat memang belum makan apapun setelah pulang dari rumah ibu mertua nya. Bergerak perlahan, ia berusaha memfokuskan penglihatan nya. Ia sadari kemudian Bayu yang juga berbaring di sebelah nya, masih terlelap dengan sebelah tangan nya melingkar diatas perut Diana. Ia pun baru menyadari posisi nya, dan tentu saja apa yang mereka lakukan tadi malam. Masih begitu terngiang di telinga nya, bagaimana Bayu mendesahkan namanya sambil menikmati permainan mereka tadi malam. Tertegun Diana beberapa saat. Kembali menatap wajah Bayu yang masih terlelap. Entah bagaimana mereka akhiri permainan, sampai mereka terbangun dan tak mengenakan apa-apa. hanya tertutupi dengan selimut tebal mereka. Perlahan ia singkirkan tangan Bayu berniat untuk turun ke bawah dan menyantap

  • Mengejar Cinta Istriku   Malam pertama ?

    Bayu berjalan dengan langkah yang lemah, masuk ke dalam rumah nya diikuti oleh Diana di belakang nya. Kepala nya terasa berat, sebab terlalu banyak menangis selama beberapa hari sejak kepergian ibu nya. sudah hari ketiga, sejak ibunya meninggal, mereka baru kembali ke rumah mereka. "Kamu mandi dulu aja, aku siapin makan." Ucap Diana sambil berlalu mendahului Bayu menuju ke dapur. Namun baru saja melangkah, pria itu menahan Diana dengan memeluknya dari belakang. menenggelamkan wajahnya pada bahu seolah sedang meminta ketenangan dari nya. "Terima kasih ya, kamu udah sayang sama mama. Kamu banyak nemenin mama sebelum mama meninggal." Bayu mengeratkan pelukan nya sementara Diana hanya diam. "Gak perlu berterima kasih, aku sayang sama mama kayak mama ku sendiri. Yaudah mandi sana, aku siapin makan." Ucap Diana. Bayu pun menuruti saja perkataan Diana, kemudian ia naik ke lantai dan masuk ke dalam kamarnya. Sementara Diana kini dudul di salah satu kursi yang mengitari meja maka

  • Mengejar Cinta Istriku   Pembicaraan yang tertunda

    Bayu keluar dari kamar mandi di kamar nya, mengeringkan rambut nya dengan handuk setelah berpakaian. Ia lihat Diana sedang berbaring memunggungi televisi yang ia biarkan menyala. Namun tak langsung menghampirinya, Bayu menyembulkan kepala nya keluar kamar, lalu ia lihat ibu nya sudah tak ada di ruang tengah. Ia tutup kembali pintu kamarnya, lalu ia hampiri Diana setelah meletakkan handuk nya di kursi "Di, udah tidur ?" Tanya nya. Ia perhatikan Diana, dan ia pun tahu wanita itu belum terlelap, sebab begitu Bayu menyentuh lengan nya, Diana terlihat menggenggam ujung selimut nya dengan erat. Bayu coba mengusap rambutnya dan menyisipkan rambut Diana di belakang telinga nya. Kemudian ia usap dengan lembut pipi Diana dengan punggung tangan nya. "Aku tahu kamu belum tidur, Di." Ucap Bayu. "Bener nih, mau cuekin aku ?" Ucap nya lagi. Bayu lantas menyadari mungkin ia harus membangun hubungan mereka dari awal lagi. Ia tak ingin memaksakan Diana untuk melayani nya malam ini ju

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status