Home / Romansa / Mengejar Cinta Suami Dinginku / Gara-Gara Rambut Basah

Share

Gara-Gara Rambut Basah

last update Last Updated: 2025-07-04 20:07:55

"Kamu gak akan paham, Qia!"

Gadis itu menatap suaminya dengan ekspresi kebingungan. "Apa yang gak aku paham, kak? Soal kenapa kita gak boleh sentuhan pas tidur? Ck— sentuhan aja gak akan bikin hamil. Lagian kakak kan cowok, masa segitu paniknya sih sentuhan ama istri sendiri," balas Qiana setengah sadar. Efek masih ngantuk jadi ucapannya sedikit tak di filter.

Zayn menarik napas panjang. Lalu mengusap pelipisnya dengan satu tangan sambil menatap Qiana datar. “Terserah apa katamu. Yang penting kejadian seperti ini jangan sampai terulang lagi."

“Ha?!” Qiana melongo. "Baru juga pelukan kak, bukan di perkosa."

"Cukup Qia! Aku mau mandi!" Usai berkata demikian, Zayn langsung mengambil handuk dan beranjak ke kamar mandi. Tak mau menanggapi ucapan Qiana, khawatir perempuan itu makin berbicara hal-hal yang ngelantur.

Begitu pintu kamar mandi tertutup dan suara shower mulai terdengar, Qiana langsung mendengus.

“Gitu amat sih ngomongnya! Orang abis peluk istri sendiri ini!” rutuknya kesal sambi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rina Damayanti
semangat tengilnya qiara........
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Kehilangan Pt 2

    “Papa… jangan tinggalin aku…”Hampir 10 menit Qiana di sana. Qiana terdiam di pelukan jasad ayahnya. Tubuhnya melemah sepenuhnya. Wajahnya masih terbenam di dada Pak Wijaya yang dingin, air matanya membasahi kain baju sang Papa. Napasnya berat, dadanya sesak, seolah tak ada lagi alasan baginya untuk bertahan di dunia ini.Namun tiba-tiba, kesadarannya terguncang.Satu ingatan menamparnya keras.‘Mama…’Kepalanya perlahan terangkat. Mata sembabnya membelalak.‘Papa tadi semobil sama Mama…’Detik itu juga, tubuh Qiana terpental mundur. “Mama…! Mama di mana?! Suster! MAMA AKU DI MANA?!” jeritnya panik, suaranya pecah.Seorang suster yang masih berjaga di sudut ruangan langsung menghampiri. “Mba, tenang dulu… tenang…”“GAK! MANA MAMA SAYA?! TADI MAMA SAYA JUGA DI MOBIL ITU KAN?!” Qiana mencengkeram keras lengan suster itu, wajahnya hancur oleh tangis dan panik.Suster itu akhirnya menarik napas dalam-dalam, lalu menunjuk sebuah bilik perawatan tak jauh dari tempat Pak Wijaya terbujur kaku

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Kehilangan Pt 01

    Qiana membeku di ambang pintu UGD. Pandangannya langsung menangkap sosok yang tergeletak di atas ranjang—tubuh seorang pria paruh baya, penuh darah, dengan perban terbuka di kepala dan alat oksigen menutupi sebagian wajahnya. Beberapa dokter dan suster bergerak cepat di sekelilingnya, suara alat medis berdengung keras di udara.'I-itu...'Qiana refleks ingin berlari. “PAPA!!” jeritnya, histeris. Tapi belum sempat ia mendekat, seorang suster langsung menghadangnya. Tubuh mungil Qiana tertahan kuat di pelukan perawat itu, membuatnya semakin panik.“PAPA! Papa!""Mba! Tolong tenang!""Tapi itu Papa saya, Suster. Saya mau ke sana! Aku mau lihat kondisi Papa!" Suaranya pecah, teriakan yang nyaris seperti rintihan kesakitan. Air matanya langsung mengalir deras tanpa bisa ditahan."Mba, tolong tenang dulu! Doktet sedang menangani pasien!” Suster itu mati-matian menahan Qiana, yang terus memberontak seperti orang kehilangan akal.“Saya anaknya, Sus! Saya mau liat kondisi Papa! Saya mohon!” Su

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Aku Yang Mengalah

    “Kalau emang dia masih cinta sama Diandra— okey... biar aku yang ngalah." Ia mengusap air mata di pipinya dengan gerakan kasar. “Mungkin hubungan kami hanya sampai di sini." Dia ingin kembali ke rumah orangtuanya. Setidaknya, di sana… ia masih bisa jadi Qiana. Anak gadis sederhana yang dicintai orangtuanya tanpa syarat. Bukan perempuan yang terus memohon perhatian dari suami yang tak pernah benar-benar memandangnya. “Gak ada gunanya aku bertahan. Toh dia gak akan pernah ngeliat aku." Bertahan hanya akan membuat luka di hatinya bertambah parah. Setelah entah berapa lama terisak, tubuh Qiana mulai melemah. Air matanya masih jatuh, tapi sudah tak sekeras sebelumnya. Yang tersisa hanya sesak… dan hampa. Ia menatap kosong ke arah langit-langit ruangan, napasnya tak beraturan, matanya sembab dan bengkak. Perlahan, ia meraih ponselnya di meja samping ranjang. Rasanya berat sekali. Tapi... ini adalah jalan terbaik baginya dan mungkin juga untuk Zayn. Qiana membuka kontak dengan nama

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Oke, Aku Nyerah

    Qiana menarik napas dalam-dalam. Tapi paru-parunya terasa berat. Matanya menatap kosong langit-langit ruangan, bibirnya bergetar, air matanya mulai jatuh lagi… tanpa suara.Tangan yang tadi menggenggam erat sisi ranjang kini perlahan melemah, jatuh di atas selimut. Tubuhnya seperti kehilangan tenaga.Teringat kembali kejadian semalam.Bagaimana Zayn berdiri di depan Diandra. Bagaimana tatapannya berubah lembut, bagaimana suaranya terdengar begitu pelan dan sabar saat bersama Diandra.Dan puncaknya… bagaimana ciuman itu terjadi.Ciuman yang tampak dalam dan penuh kasih. Penuh rasa saling memiliki.Tidak seperti cara Zayn memperlakukannya selama ini.“Jadi… memang bisa ya… dia hangat kayak gitu.” Suara Qiana lirih, getir. Air matanya tak tertahan lagi. “Ternyata dia bisa peluk seseorang dengan lembut dan penuh. Cuma… bukan aku orangnya.”Air matanya jatuh satu-satu. Tanpa isakan. Hanya diam… tapi menghancurkan.Qiana teringat semua detik saat Zayn bersikap dingin padanya. Cara Zayn bica

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Alergi

    [Flashback]Pagi di apartemen Qiana dan Zayn terasa sedikit hangat dengan pemandangan dua pasutri yang sibuk menyantap sarapan mereka.Qiana duduk di meja makan, berusaha mencairkan suasana dengan senyum kecil, meski suasana dingin di antara mereka semakin sulit diabaikan. Di seberangnya, Zayn duduk dengan sikap acuh. Tatapannya tampak acuh, seolah kehadiran Qiana tak berarti apa-apa.Qiana memainkan sendok di piringnya, otaknya bekerja keras— berusaha mencari topik apa pun agar percakapan bisa dimulai.“Besok kamu ada jadwal jaga gak Kak?” tanyanya hati-hati.Zayn hanya mengangguk singkat, tanpa melihat ke arahnya.Qiana memberanikan diri tersenyum tipis. “Mau aku bawakan bekal apa?”Zayn mendongak sekilas, tatapannya datar. “Enggak usah.”Qiana mengerutkan alis. “Kenapa?”“Aku tidak mau kamu repot-repot."Perkataan Zayn begitu tajam dan menusuk. Tapi Qiana tetap berusaha bersikap positif. Ia mencoba tertawa kecil. “Kan aku libur besok. Aku bisa masak, kok. Gak apa-apa. Lagian mau si

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Pengorbanan Yang Sia-Sia

    “Semua ini percuma…” bisik Qiana, suaranya parau. Tangannya meremas sisi ranjang, seolah mencari pegangan di tengah kehancurannya sendiri.Perlahan ia menggeleng, matanya bengkak. "Apa yang aku lakukan sia-sia…”Segala perjuangannya. Usahanya memberikan perhatian dan cinta yang tulus untuk sang suami sama sekali tak membuahkan hasil.Zayn tetap memilih kembali ke pelukan masa lalunya.Qiana terdiam lama.Matanya kosong. Sorotnya seperti orang menyerah sepenuhnya.“Harusnya aku nyerah dari awal...” gumamnya lirih. “Harusnya aku gak berharap apapun ke dia.”Rasanya tak ada gunanya lagi bertahan. Tak ada gunanya lagi mencoba.Qiana akhirnya menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya perlahan. Seolah mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini memang akhir perjuangannya. Bahwa menyerah… mungkin adalah satu-satunya pilihan yang tersisa.“Zayn memang gak pernah bisa aku miliki.”Air matanya jatuh lagi.Kali ini… tanpa suara.***Keesokan harinya, sinar matahari pagi menyelinap masuk l

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status